Anda di halaman 1dari 12

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Dhyoba pratama

Dwi septiaryani

Erike husnul khotima

Khairun nisa hakima


Mellinia Febrianti
Isnaini wulanda

Rendy rahmedi

Widia sri wahyuni

PRODI KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa provinsidi bawah
koordinasi dari pemerintahan pusat. Dengan banyaknya provinsitersebut, maka dalam proses
untuk melihat derajat kesehatan dari setiapindividu dalam populasi tersebut perlu sebuah
sistem yang mendukung, yaituSIK  Sistem In!ormasi Kesehatan ". Berdasarkan Permenkes
004/Menkes/SK/I/2003 tentang desentralisasi pelayanan publik dan Permenkes Nomor
932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan in!
ormasi kesehatan kabupaten atau kota. -altersebut mendukung atas keberadaan sistem in!
ormasi kesehatan di Indonesia.

I.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari Sistem Informasi Kesehatan?
2. Apa tujuan dari Sistem Informasi Kesehatan?
3. Jelaskan kebijakan dari Sistem Informasi Kesehatan!
4. Jelaskan kedudukan sistem informasi kesehatan dalam sistem kesehatan nasional.
5. Sebutkan masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan Sistem Informasi
Kesehatan.

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Informasi Kesehatan
2. Untuk mengetahui tujuan Sistem Informasi Kesehatan
3. Untuk mengetahui kebijakan dari sistem informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui kedudukan sistem informasi kesehatan dalam sistem kesehatan
nasional
5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan sistem informasi
kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Sistem informasi kesehatan terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan information. Sistem
adalah kumpulan elemen yang berintargaraksi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan
informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerima
dengan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberiaan umpan balik informasi). Sistem Informasi Kesehatan
adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat,
teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan. (PP 46-2014 Sistem Informasi Kesehatan.pdf).

Menurut UUD 1945, pasal 28 ; setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berat
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yan tersedia. UUD RI no 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, pasal 7 menyebutkan bahwa “setiap ong berhak mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab”.

Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de Velde
dan Degoulet, 2003); (1) perspektif fungsional, (2) perspektif arsitektur teknlogi. Dua
perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja,
tetapi untuk sistem informasi lainnya.

2.2 Tujuan

Secara umum, sistem informasi kesehatan yang dikembangankan bertujuan untuk


(Hannah et al., 2006):

1. mengurangi redundansi data

2. menyediakan data yang berkualitas

3. memelihra integritas data

4. melindungi keamanan data

5. memudahkan antar muka dengan kemajuan teknologi

6. memudahkan akses ke data yang terintegrasi.

Perspektif Fungsional

Secara fungsional sistem informasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga


macam sistem informasi, yaitu sistem informasi rumah sakit, sistem informasi kesehtaan
publik, dan sistem informasi klinik.

A. sistem informasi rumah sakit

Menurut catatan van de delvede dan degoulert (2003), SIK rumah sakit dinegara-negara
maju, terutama amerika, dikembangkan sejak tahun 1990 an. Pad awl kemunculannya, sistem
informasi rumah sakit telah menggabungkan fungsi administratif dan medis. Dalam kontek
ini, sistem informasi rumah sakit biasanya dimulai dengan sistem informasi untuk
mendukung administrasi keuangan rumah sakit untuk menentukan dan merekapitulasi besar
tagihan yang ditanggung oleh pasien.

Di Amerika, pada tahun 1980 an, sistem informasi rumah sakit berkembangan pada tahan
yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitas. Sistem informasi pendukung keuangan
yang sebelumnya didasarkan pada fee-per-service digantikan dengan biaya penggunaan
sumber daya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, sistem informasi yang sebelumnya
cendrung menotomastisasi proses yang sudah ada, menjadi sistem infrmasi yang mendukung
dokter,perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan lainya dalam memberikan layanan
kepada pasien. Tujuan sistem informasi rumah sakit yang dikembangkan adalah untuk
meningkatkan layanan kepada pasien dan kulitas pengmbilan keputusan.

B. sistem informasi kesehata publik

Sistem informasi kesehatan publik menurut yasnoff, overhage,humphreys, dan la venture


(2001; 537) didefinisikan sebagai, “ the systematic application of information and computer
sciences to public health practice, research, and learning” . perkembangan bidang ini dan
diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada profesional kesehatan publik adalah
kunci pembuka potensi sistem informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik.

C. sistem informasi klinis

Tujuan utama pembuatan sisitem informasi klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan
memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas
dalam sehari-hari. Sistem inforasi klinis tidak hanya membantu dokter dalam menangani
masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kulitas layanan kepada
pasien. Sistrm informasi klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan yang
diantaranya membantu dalam diagnosa peyakit dan menentukan medis.

Perspekrif Arsitektur Teknologi

Pada era tenologi informasi yang semakin dekat dengan arah mobilitas pengguna, tiga
pengembangan terpenting dalam sistem informsi kesehatan adalah pengembangan sistem
informasi berbasis pada kompenen objek, sistem distribusi, dan teknologi mobilie.
A. sistem informasi bebasis kompenen objek

Pengembangan sistem infromasi kesehatan berbasis objek memungkinkan sistem


dikembangnkan secara modular (berbsis pada komponen) yang memungkinkan proses
penambahan fitur dan fungsionlitas secara lebih mudah dimasa depan. Setiap modul akan
memiliki propeti, dan memiliki mehtod yang dipergunakan untuk memanipulasi properti
yang dia miliki untuk memberikan output sesuai dengan yang diinginkan.

B. sistem terdistribusi

Dengan menggunakan sistem terdistribusi, data akan dikirimkan keantar sistem yang
berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan komputer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi
yang berjalan merupakan kumpulan intraksi dari berbagai macam komponen, yakni objek
data, objek aplikasi dan user interface.

C. mobile communiations

Sistem informasi kesehatan dapat diintergrasikan dengan teknologi mobile yang populer
seperti sms,mms, ataupun dapat berupa aplikasi yang diinstal diperangkat seperti handpone
ataupun PDA dengan teknologi seperti java mobile, symbian, atau pocketPC application.
Aplikasi mobile ini dapat diintregrasikan dengan konsep sistem terdistribusi sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya.

2.3 Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan

Untuk mencapai visi sistem informasi kesehatan yang terarah, yang mampu mendukung
proses pembangunan kesehatan menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan,
maka dilakukan kebijakan-kebijakan diantaranya :

 Pengembangan kebijakan dan standar dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sistem


informasi kesehatan yang terintegrasi.
 Pengembangan dan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan dilakukan dengan
melibatkan seluruh pemangku kepentingan termasuk lintas sektor dan masyarakat.
 Pengembangan sistem informasi kesehatan dilakukan melalui kegiatan perencanaan
sistsem, analisis sistem, perancangan sistem, pengembangan perangkat lunak,
penyediaan perangkat keras, uji coba sistem, implementasi sistem, serta pemeliharaan
dan evaluasi sistem. Dan pengembangan sistem informasi kesehatan tersebut
dilakukan berdasarkan hasil pengkajian dan penelitian.

 Penetapan kebijakan dan standar sistem informasi kesehatan dilakukan dalam


kerangka desentralisasi di bidang kesehatan.
 Penataan sumber data dan penguatan manajemen sistem informasi kesehatan pada
semua tingkat sistem kesehatan dititik beratkan pada ketersediaan standar operasional
yang jelas, pengembangan dan penguatan kapasitas SDM dan pemanfaatan TIK, serta
penguatan advokasi bagi pemenuhan anggaran.
 Pengembangan SDM pengelola data dan informasi kesehatan dilaksanakan dengan
menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan lintas sektor terkait serta terpadu
dengan pengembangan SDM kesehatan lainnya.
 Peningkatan penyelenggaraan sistem pengumpulan, penyimpanan, diseminasi dan
pemanfaatan data/informasi dalam kerangka kebijakan manajemen data satu pintu.
 Pengembangan Bank Data Kesehatan harus memenuhi berbagai kebutuhan dari
pemangku-pemangku kepentingan dan dapat diakses dengan mudah, serta
memperhatikan prinsip-prinsip kerahasiaan dan etika yang berlaku di bidang
kesehatan dan kedokteran.
 Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan statistik
vital melalui upaya penyelenggaraan registrasi vital di seluruh wilayah Indonesia dan
upaya inisiatif lainnya.
 Peningkatan inisiatif penerapan eHealth untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dan meningkatkan proses kerja yang efektif dan efisien.
 Peningkatan budaya penggunaan data melalui advokasi terhadap pimpinan di semua
tingkat dan pemanfaatan forum-forum informatika kesehatan yang ada.
 Peningkatan penggunaan solusi-solusi mHealth dan telemedicine untuk mengatasi
masalah infrastruktur, komunikasi dan sumber daya manusia.
2.4 Keamanan Sistem Informasi Kesehatan

Keamanan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sistem. Dalam
perspektif pendekatan keamanan secara teknologi, terdapat dua macam pengamanan sistem,
yakni dengan pendekatan hardware dan dengan pendekatan softwore. Keamanan sistem
berfungsi untuk mengamankan sistem dari kemungkinan-kemungkinan gangguan dan
ancaman dri luar yang akan menganggangu kinerja keseluruhan dari sistem.

Pengaman berbasis pada hardwore akan menangani bagaimana data dialirkan kedalam
sistem. Pengaman dilakukan dengan melakukan filter terhadap data yang lewat dari wilayah
terbatas (restricted area), yakni wilayah diaman harwore yang menjalankan aplikasi kita
berada menuju atau dari luar wilayah. Sistem pengaman ini tidak akan membaca kontek dari
data yang dilewatkan, tetapi hanya melihat, apakah data berhak masuk kedalam sistem atau
tidak berdasarkan pada nomor port yang dimiliki.

Pengamanan berbasis pada software beroperasi pada lapisan aplikasi dari protokol
jaringan komputer. Karena sistem pengamanan ini berkerja pada lapisan aplikasi, maka
sistem ini dapat melakukan pengencekan terhadap konten dari trafik data yang dilewatkan,
dan dapat melukan berbagai macam tindakan seperti memperbolehkan atau memblokir akses
dari data yang lewat. Sistem pengamanan berbasi softare akan memperbolehkan data lewat
pada port tertentu, tanpa mengetahui apakah data tersebut berbahaya atau tidak, seperti virus,
worm, atau aktvitas ilegal untuk melakukan pencurian data.

2.5 Domain Sistem Informasi Kesehatan

Terbagi menjadi sistem informasi untuk integrasi internal dan eksternal. Yang
pertama diantaranya adalah yang mendukung rekam medis, manajemen dokumen, farmasi,
sampai dengan pengambilan keputusan. Termasuk yang terakhir, sistem informasi kesehatan
publik, internet, intranet, ekstrenet, sampai dengan telemdicine.

2.6 Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan Nasional.

Menurut badan kesehatan dunia (world health organizaton, WHO), sistem informasi
kesehatan merupakan salah satu dari enam “building block” atau komponen utama dalam
sistem kesehatan dalam suatu negara. Keenam komponen (building block) siste kesehatan
tersebut adalah :

1. pelaksaan pelayanan kesehatan ( service delivery )

2. produk medis, vaksin, dan teknologin kesehatan ( medical product, vaccine, and
technologis)

3. tenaga medis ( health worksforce)

4. sistem pembiayaan kesehatan (health system financing)

5. sistem informasi kesehatan (health information system)

6. kepemimpinan dan pemerintah ( leadership and governance)

Sedangkan didalam tatanan sistem kesehatan nasional (SKN), sistem informasi kesehatan
(SIK) merupakan bagian dari subsistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi,
dan regulasi kesehatan. Subsitem manajamen dan informasi kesehatan merupakan subsistem
yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, admisnistrasi kesehatan, informasi
kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjak penyenggalaran upaya
kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyenggaalaran ke 6
subsistem lain didalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun subsistem dalam
sistem kesehatan nasional indonesia, yaitu :

1. upaya kesehatan

2. penelitian dan pengembangan kesehatan

3. pembiayaan kesehatan

4. sumber daya manusia (SDM) kesehatan

5. sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

6. manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan

7. pemerdayaan masyarakat.

Dalam pengembangan sistemn informasi kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit
intrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan
baik dan lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan
sistem informasi berbasis komputer.
2.7 Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan Sistem Informasi Kesehatan

 Dalam pelaksanaan nya sistem informasi kesehatan di Indonesia memiliki permasalahan


yang cukup kompleks ,Permasalahan mendasar Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat
ini antara lain :
1. Faktor Pemerintah
 Standar SIK belum ada sampai saat
 Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam
 Belum ada rencana kerja SIK nasional
 Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam

2. Fragmentasi
 Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten
atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap,
tidak valid dan tidak conect dengan pusat.
 Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
 Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari
300 laporan dan ada 8 macam software  sehingga beban administrasi dan beban
petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.Format
pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar secara nasional.

3. Sumber daya masih minim.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk menunjang pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di
puskesmas atau di rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, bahkan juga informasi
yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

3.2 Saran

Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan oleh Depkes
dengan menyediakan jaringan beserta kelengkapannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diraih dengan adanya fasilitas
tersebut. Komunikasi dan informasi yang makin intensif dan lancar tentunya antara Depkes
Pusat dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kab/Kota, juga antar Dinas Kesehatan di
seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua fasilitas itu dengan harapan akan dapat
meningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di bidang kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adisasmito, Wiku. 2010. Sistem Kesehatan. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO


PERSADA.
2. Kusumadewi, Sri; Fauzijah, Ami; Khoiruddin, Arwan; Wahid , Fathul; Setiawan,
Andri M; Wijayaning Rahayu, Nur; Hidayat, Taufiq; Prayudi, Yudi. 2009.
Informatika Kesehatan. Yogyakarta : PT GRAHA ILMU.

3. PP 46-2014 Sistem Informasi Kesehatan.pdf


DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
I.1 Latar belakang.................................................................................................................................1
I.2 Rumusan masalah............................................................................................................................1
I.3 Tujuan...............................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan....................................................................................2
2.2 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan..............................................................................................2
2.3 Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan...................................................................................3
2.4 Keamanan Sistem Informasi Kesehatan.......................................................................4
2.5 Domain Sistem Informasi Kesehatan............................................................................5

2.6 Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan Nasional.........................................................5

2.7 Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan Sistem Informasi Kesehatan......6

BAB III.......................................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................8

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi Kesehatan” tanpa ada hambatan
apapun dan selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan
pembelajaran dan dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembaca mengenai Sistem Informasi
Kesehatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak terkait.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih belum baik, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk makalah berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai