Dwi septiaryani
Rendy rahmedi
PRODI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Informasi Kesehatan
2. Untuk mengetahui tujuan Sistem Informasi Kesehatan
3. Untuk mengetahui kebijakan dari sistem informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui kedudukan sistem informasi kesehatan dalam sistem kesehatan
nasional
5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan sistem informasi
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem informasi kesehatan terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan information. Sistem
adalah kumpulan elemen yang berintargaraksi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan
informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerima
dengan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberiaan umpan balik informasi). Sistem Informasi Kesehatan
adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat,
teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan. (PP 46-2014 Sistem Informasi Kesehatan.pdf).
Menurut UUD 1945, pasal 28 ; setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berat
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yan tersedia. UUD RI no 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, pasal 7 menyebutkan bahwa “setiap ong berhak mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab”.
Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif (Van de Velde
dan Degoulet, 2003); (1) perspektif fungsional, (2) perspektif arsitektur teknlogi. Dua
perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja,
tetapi untuk sistem informasi lainnya.
2.2 Tujuan
Perspektif Fungsional
Menurut catatan van de delvede dan degoulert (2003), SIK rumah sakit dinegara-negara
maju, terutama amerika, dikembangkan sejak tahun 1990 an. Pad awl kemunculannya, sistem
informasi rumah sakit telah menggabungkan fungsi administratif dan medis. Dalam kontek
ini, sistem informasi rumah sakit biasanya dimulai dengan sistem informasi untuk
mendukung administrasi keuangan rumah sakit untuk menentukan dan merekapitulasi besar
tagihan yang ditanggung oleh pasien.
Di Amerika, pada tahun 1980 an, sistem informasi rumah sakit berkembangan pada tahan
yang lebih lanjut dengan fokus pada produktivitas. Sistem informasi pendukung keuangan
yang sebelumnya didasarkan pada fee-per-service digantikan dengan biaya penggunaan
sumber daya, seperti obat-obatan. Pada sisi medis, sistem informasi yang sebelumnya
cendrung menotomastisasi proses yang sudah ada, menjadi sistem infrmasi yang mendukung
dokter,perawat, dan lembaga penyedia jasa kesehatan lainya dalam memberikan layanan
kepada pasien. Tujuan sistem informasi rumah sakit yang dikembangkan adalah untuk
meningkatkan layanan kepada pasien dan kulitas pengmbilan keputusan.
Tujuan utama pembuatan sisitem informasi klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan
memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas
dalam sehari-hari. Sistem inforasi klinis tidak hanya membantu dokter dalam menangani
masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kulitas layanan kepada
pasien. Sistrm informasi klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan yang
diantaranya membantu dalam diagnosa peyakit dan menentukan medis.
Pada era tenologi informasi yang semakin dekat dengan arah mobilitas pengguna, tiga
pengembangan terpenting dalam sistem informsi kesehatan adalah pengembangan sistem
informasi berbasis pada kompenen objek, sistem distribusi, dan teknologi mobilie.
A. sistem informasi bebasis kompenen objek
B. sistem terdistribusi
Dengan menggunakan sistem terdistribusi, data akan dikirimkan keantar sistem yang
berbeda, dan dikirimkan melalui jaringan komputer. Dalam lingkungan terdistribusi, aplikasi
yang berjalan merupakan kumpulan intraksi dari berbagai macam komponen, yakni objek
data, objek aplikasi dan user interface.
C. mobile communiations
Sistem informasi kesehatan dapat diintergrasikan dengan teknologi mobile yang populer
seperti sms,mms, ataupun dapat berupa aplikasi yang diinstal diperangkat seperti handpone
ataupun PDA dengan teknologi seperti java mobile, symbian, atau pocketPC application.
Aplikasi mobile ini dapat diintregrasikan dengan konsep sistem terdistribusi sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya.
Untuk mencapai visi sistem informasi kesehatan yang terarah, yang mampu mendukung
proses pembangunan kesehatan menuju masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan,
maka dilakukan kebijakan-kebijakan diantaranya :
Keamanan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sistem. Dalam
perspektif pendekatan keamanan secara teknologi, terdapat dua macam pengamanan sistem,
yakni dengan pendekatan hardware dan dengan pendekatan softwore. Keamanan sistem
berfungsi untuk mengamankan sistem dari kemungkinan-kemungkinan gangguan dan
ancaman dri luar yang akan menganggangu kinerja keseluruhan dari sistem.
Pengaman berbasis pada hardwore akan menangani bagaimana data dialirkan kedalam
sistem. Pengaman dilakukan dengan melakukan filter terhadap data yang lewat dari wilayah
terbatas (restricted area), yakni wilayah diaman harwore yang menjalankan aplikasi kita
berada menuju atau dari luar wilayah. Sistem pengaman ini tidak akan membaca kontek dari
data yang dilewatkan, tetapi hanya melihat, apakah data berhak masuk kedalam sistem atau
tidak berdasarkan pada nomor port yang dimiliki.
Pengamanan berbasis pada software beroperasi pada lapisan aplikasi dari protokol
jaringan komputer. Karena sistem pengamanan ini berkerja pada lapisan aplikasi, maka
sistem ini dapat melakukan pengencekan terhadap konten dari trafik data yang dilewatkan,
dan dapat melukan berbagai macam tindakan seperti memperbolehkan atau memblokir akses
dari data yang lewat. Sistem pengamanan berbasi softare akan memperbolehkan data lewat
pada port tertentu, tanpa mengetahui apakah data tersebut berbahaya atau tidak, seperti virus,
worm, atau aktvitas ilegal untuk melakukan pencurian data.
Terbagi menjadi sistem informasi untuk integrasi internal dan eksternal. Yang
pertama diantaranya adalah yang mendukung rekam medis, manajemen dokumen, farmasi,
sampai dengan pengambilan keputusan. Termasuk yang terakhir, sistem informasi kesehatan
publik, internet, intranet, ekstrenet, sampai dengan telemdicine.
Menurut badan kesehatan dunia (world health organizaton, WHO), sistem informasi
kesehatan merupakan salah satu dari enam “building block” atau komponen utama dalam
sistem kesehatan dalam suatu negara. Keenam komponen (building block) siste kesehatan
tersebut adalah :
2. produk medis, vaksin, dan teknologin kesehatan ( medical product, vaccine, and
technologis)
Sedangkan didalam tatanan sistem kesehatan nasional (SKN), sistem informasi kesehatan
(SIK) merupakan bagian dari subsistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi,
dan regulasi kesehatan. Subsitem manajamen dan informasi kesehatan merupakan subsistem
yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, admisnistrasi kesehatan, informasi
kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjak penyenggalaran upaya
kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyenggaalaran ke 6
subsistem lain didalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun subsistem dalam
sistem kesehatan nasional indonesia, yaitu :
1. upaya kesehatan
3. pembiayaan kesehatan
7. pemerdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan sistemn informasi kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit
intrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan
baik dan lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan
sistem informasi berbasis komputer.
2.7 Masalah-masalah yang terjadi dalam penerapan Sistem Informasi Kesehatan
2. Fragmentasi
Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi (kabupaten
atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data tidak lengkap,
tidak valid dan tidak conect dengan pusat.
Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih dari
300 laporan dan ada 8 macam software sehingga beban administrasi dan beban
petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.Format
pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar secara nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk menunjang pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di
puskesmas atau di rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, bahkan juga informasi
yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
3.2 Saran
Sudah selayaknya dimanfaatkan dengan maksimal apa yang dilakukan oleh Depkes
dengan menyediakan jaringan beserta kelengkapannya kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kab/Kota di seluruh Indonesia. Banyak manfaat yang bisa diraih dengan adanya fasilitas
tersebut. Komunikasi dan informasi yang makin intensif dan lancar tentunya antara Depkes
Pusat dengan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kab/Kota, juga antar Dinas Kesehatan di
seluruh Indonesia. Mari manfaatkan semua fasilitas itu dengan harapan akan dapat
meningkatkan jaringan dan komunikasi data terintegrasi di bidang kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB III.......................................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Informasi Kesehatan” tanpa ada hambatan
apapun dan selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan
pembelajaran dan dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembaca mengenai Sistem Informasi
Kesehatan. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak terkait.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis sadar bahwa
makalah ini masih belum baik, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk makalah berikutnya.