Anda di halaman 1dari 5

AUDITING I

“Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif”

OLEH KELOMPOK 9 :
Nama : I Kadek Kurniawan
: Gede Adi Wilagunawan
Npm : 1933122056
: 1933122078
Kelas : F3 Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2021 / 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan …………………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perancangan Pengujian Substantif …………………………………………………….
2.2 Pengengembangan Program audit untuk pengujian substantif ………………………
2.3 Pertimbangan khusus dalam perancangan pengujian substantif……………………...
2.4 Defined Contribution pengujian pengendalian dengan pengujian substantif ……….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam setiap pelaksanaan audit baik keuangan maupun operasional, auditor selalu dihadapkan
dengan banyaknya bukti-bukti transaksi yang harus diaudit dengan waktu audit yang sangat
terbatas. Sesuai dengan tanggung jawab profesionalnya, auditor berkepentingan dengan
keabsahan simpulan dan pendapatnya terhadap keseluruhan isi laporan dan atau kegiatan yang
diauditnya.
Seorang auditor yang merupakan pelaku auditing harus memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal yang memadai untuk merencanakan audit dengan melakasanakan prosedur
untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keungan dan
apakah pengendalian internal tersebut di operasikan. Dalam auditing, khususnya audit laporan
keuangan, konsep pengujian adalah sangat penting, karena audit tidak akan melihat seluruh bukti.
Kegiatan audit memiliki ketergantungan yang sangat besar pada pengendalian internal dalam
siklus penjualan dan penagihan sehingga mengharuskan auditor untuk melakukan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang ekstensif. Dalam situasi lainnya yang
tidak melibatkan audit perusahaan publik, auditor mungkin tidak terlalu bergantung pada
pengendalian inetrnal tetapi, masih harus memahami pengendalian internal terhadap penjualan
dan penerimaan kas. Auditor harus mengetahui kapan mereka harus bergantung pada
pengendalian internal kapan tidak. Dalam makalah ini akan membahas penilaian resiko
pengendalian dan perancangan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi
bagi setiap kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan

1.2 Rumusan Masalah ‘


Apa aitu pengujian substantif

1.3 Tujuan
Cara mengetahui pengujian substantif
2.1 Perancangan Pengujian Substantif
Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan sifat, saat, dan luas pengujian yang
diperlukan untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi. ... Dan bila
risiko deteksi yang diterima tinggi auditor menggunakan prosedur yang kurang efektif yang biasanya
lebih murah.

2.2  Pengengembangan Program audit untuk pengujian substantif

1.Menentukan Risiko
DeteksiRisiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak aka
n menemukan salah saji material yang ada dalam sebuah asersi. Tingkat risiko
deteksiyang direncanakan dapat diterima (planned acceptable level o detection risk)ditent
ukan untuk setiap asersi laporan keuangan yang signi ikan. !elanjutnya" tanpamemperhatikan apakah
auditor memilih untuk menggunakan tingkat
risiko kuantitati a t a u   n o n k u a n t i t a t i "   r i s i k o   d e t e k s i   y a n g   d i r e n c a n a k a n   d i t e n t u k a
n   b e r d a s a r k a n hubungan yang diekspresikan dalam model berikut#
 DR
=
 AR IR xCR
Model tersebut menunjukkan bahwa untuk tingkat risiko audit tertentu (audit risk
$ %R) yang ditentukan oleh auditor" risiko deteksi (detection risk $ DR) dan risikopengendalian (control
risk $
&R).R i s i k o   d e t e k s i   y a n g   d i r e n c a n a k a   m e r u p a k a n   d a s a r t i n g k a t   p e n g u j i a
n substanti yang direncanaka (planned level o substanti  tests). !elanjutnya" risiko deteksi
dapat dijabarkan ke dalam risiko prosedur analitis dan pengujian rincian risiko. %khirnya"
auditor harus merencanakan dan melakukan kombinasi prosedur analitis dan pengujian rincian untuk
membatasi risiko deteksi pada tingkat tepat.
Mengevaluasi Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan
'ada saat mengevaluasi tingkat pengujian substanti yang direncanakanu n t u k   s e t i a
p asersi laporan keuangan yang signiikan" auditor akan
mempertimbangkan bukti yang diperoleh dari

'enilaian risiko bawaan (inherent risk)

'rosedur untuk memahami bisnis dan industry klien dan prosedur analitis yang telah
dilengkapi.

'engujian pengendalian yang meliputi
o
ukti tentang eektiitas pengendalian intern

2.3 Pertimbangan khusus dalam perancangan pengujian substantif


PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM 
P E R A N C A N G A N PENGUJIAN SUBSTANTIF
Rekening-Rekening Laba-
RugiS e c a r a   t r a d i s i o n a l   p e n g u j i a n   d e t i l   s a l d o   r e k e n i n g   l e b i h   d i f o k u s
k a n   p a d a   r e k e n i n g - r e k e n i n g laporan keuangan yang disajikan dalam
neraca (rekening riil) dibandingkan dengan rekening-rekening laba rugi
(rekening nominal).pendekatan ini efisien dan logis karena setiap
rekeninglaba rugi pasti akan terkait dengan satu atau lebih rekening
neraca.1. Prosedur analisis untuk rekening-rekening laba-rugiP r o s e d u r   a n a l i s i s  
bisa menjadi alat auditor dalam mendapatkan bukti tentang saldo-
saldorekening laba-rugi. enis pengujian substantif bias digunakan 
s e c a r a   l a n g s u n g   a t a u   t i d a k   langsung. Pengujian langsungterjadi bila
sebuah rekening pendapatan atau rekening biaya dibandingkan dengan
data yangrele!an untuk menentukan ke"ajaran
saldonya.#. Pengujian detil untuk rekening-rekening laba-rugi$pabila bukti yang
diperoleh dari prosedur analisis dan dari pengujian detil atas rekening neracayang
berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi pada tingkat rendah yang dapat
diterima% makadiperlukan pengujian detil langsung atas asersi-
asersi yang berhubungan dengan rekening-rekening laba-rugi. &al ini terjadi apabila
' Risiko ba"aan tinggi. Risiko pengendalian tinggi. Prosedur analisis menunjukkan
adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi tak diharapkan. Rekening memerlukan
analisis.Rekening-rekening yang biasanya membutuhkan analisis terdiri dari 'iaya
hukum dan honorarium konsultan iaya reparasi dan pemeliharaaniaya perjalanan
dan representasi *aji dan biaya direksi Pajak dan lisensi iaya se"a dan loyalitas

2.4 Defined Contribution pengujian pengendalian dengan pengujian substantif


Ada dua pengujian utama, yakni pengujian pengendalian, dan pengujian substantif.Pengujian
pengendalian merupakan pengujian terhadap struktur pengendalian intern. Pengujiansubstantif
merupakan pengujian terhadap saldo akun dari laporan keuangan.Ada dua pengujian yang dapat
dipilih auditor yaitu :

Anda mungkin juga menyukai