3.1. PROKAIN
Prokain di sintesisdan di perkenalkan tahun 1905 dengan nama dagang novokain. Selama
dari 50 tahun, obat ini merupakan obat terpilih untuk anastetik local suntikan; namun
kegunaannya kemudian terdesak oleh obat anastetik lain, lidokain yang ternyata lebih kuat dan
lebih aman di banding dengan prokain.
Sebagai anastetik local prokain pernah digunakan untuk anestesia infiltrasi, anestesia
blok saraf. (nerve blok anaesthesia), anestesia spinal, anestesia epidural dan anestesia kaudal.
Namun karena potensinya rendah, mula kerja lambat serta masa kerjanya pendek, maka
penggunanya sekarang ini hanya terbatas untuk anestesia infiltrasi dan kadang-kadang untuk
anestesia blok saraf. Di dalam tubuh prokain akan di hidrolisismenjadi PABA, yang dapat
menghambat kerja sulfonamid.
Tentang sifat-sifat farmakologinya yang lebih rinci dapat di baca pada edisi sebelumnya .
3.2. LIDOKAiN
EFEK SAMPING
Efek samping lidokain biasanya berkaitan dengn efeknya terhadap SSP, misalnya
mengantuk, pusingh, parastesia, kedutan otot, gangguan mental, koma, dan bangkitan .
Lidokain dosis belebihan dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel, atau
oleh henti jantung.
3.3 BUPIVAKAIN
Struktur mirip dengan lidokain, kecuali gugus yang mengandung amin adalah butil
piperidin. Merupakan anestetik local yang mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek
blockade terhadap sensorik lebih besar dari pada motoric. Karena efek ini bupivakain lebih
popular di gunakan untuk memperpanjang analgesia selama persalinan dan masa pasca
pembedahan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa bupivakain dapat mengurangi
dosispenggunaan morfin dalam mengontrol nyeri pascapembedahan.
DIBUKAIN. Derivat kuinolin ini, merupakan anestetik local yang paling kuat, dan
memepunyai masa kerja panjang. Dibandingkan dengan prokain, dibukain kira-kira 15 kali lebih
kuat dan toksik dengan masa kerja 3kali lebih panjang.
MEPIVAKAIN HCL. Anestetik local golongan amida ini sifat farmakologinya mirip
lidokain mepivakain di gunakan untuk anestetik infiltras, blockade saraf regional dan anestetik
spinal. Sediaan untuk suntikan berupa larutan 0,5% atau salep 1%
Saat ini tersedia campuran lidokain 2,5% dan prilokain 2,5% dalam bentuk krim
( EMLA) yang memiliki titik cairan lebih rendah dari masing-masing kompenennya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Catterall W, Mackie K, Lokal anasthetick. In: Hardman JG, Limbird LE, eds.
Goodman & Giman’s the pharmacological Basis of Therepeutics 10 th ed. New
York: McGraw-Hill; 2001. p. 368-83
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Clinical Anesthesiology. 3 rd. New york;
McGraw-Hill; 2002: p. 233-52
3. White PF, Katzung BG. Local anesthetics. In: Katzung BG, eds. Basic & Clinical
Pharmacology. 9th ed. Singapore: McGraw-Hill; 2004. p. 418-26
IV. ANESTETIK LOKAL
1.1FARMAKODNAMIK
Selain menghalangi hantaran system saraf tepi, anestetik juga memiliki efek
penting pada SSP, ganglia otonom, sambungan saraf otot dan semua jenis serabut
otot
1. KOKAIN
1.1 ASAL DAN KIMIA
Kokain di dapat dari daun Erythoroxylon coca dan specie Erithroxylon lain. Yaitu
pohon yang tumbuh di peru dan Bolivia di mana selama berabad-abad lamanya daun
tersebut dinkuyah oleh penduduk asli untuk menahan daya tahan tubuh terhadap
kelelahan. Eksogin adalah suatu amino alcohol yang bersifat basa sangan mirip dengan
tropin, amono alcohol dalam atropin. Kokain merupakan ester asam benzoat dengan
metilekgikon
1.2 FARMAKODINAMIK
Efek kokain yang paling penting yaitu menghambat hantaran saraf, bila
dikenakan secara local. Efek sistemik nya paling mencolok yaitu rangsangn SSP.
RANGKUMAN PEMEDIAL
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
NPM : 16310074
KELOMPOK :6
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI