Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI BAHASA INGGRIS

DEMOKRASI DI SUATU NEGARA

D
I
S
U
U
N
OLEH:
SHAFIYAH ZAHARA
NIM: 2003110136
KELAS : C1 – PAGI
DOSEN: ELVITA YENNI, S.S.,M.Hum.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

TAHUN 2020
SISTEM DEMOKRASI IRAN

kurang lebih “Perubahan Undang-Undang Pers sebagaimana yang direncanakan oleh


komisi (parlemen) tidak legal dan tidak layak bagi kemaslahatan sistem dan negara.” Pada
pagi hari 6 Augustus 2000, surat itu dibacakan oleh Jurubicara  Parlemen Iran di depan
kurang lebih 270 orang anggotanya. Juru bicara Parlemen, Mehdi Karoubi menyatakan,
bahwa inilah negara bersistem wilayatul faqih yang dulu dibentuk oleh rakyat Iran(tahun
1979).
Rakyat Iran kemudian melakukan demonstrasi besar di berbagai kota untuk
menyatakan dukungan terhadap rahbar dan mengecam anggota parlemen yang menunjukkan
sikap pembangkangan terhadap rahbar. Berita-berita yang beredar di media massa dunia
umumnya bernada sama, yaitu bahwa pelarangan amandemen pers yang dilakukan Ayatullah
Khamenei menggambarkan sistem pemerintah Iran yang antidemokrasi dan mengultuskan
seorang manusia “biasa” (yaitu Ayatullah Khamenei). Bila, misalnya, 50%+1 anggota
parlemen (yang mengklaim diri sebagai pembawa suara rakyat, karena dipilih oleh rakyat
melalui pemilu) bersepakat untuk mencabut pasal UU Pers yang melarang pemakaian
parabola oleh masyarakat umum, bisakah keputusan itu diberlakukan? Pihak luar negeri yang
bersedia memberi dana kepada media massa Iran tentu memiliki misi tertentu, yang bisa
dipastikan akan merongrong pemerintahan Islam Iran.
Dalam pandangan the founding fathers-nya Iran, untuk menghadapi persoalan-
persoalan di atas,  harus ada sistem nilai yang lebih tinggi yang mengatur dan membatasi
demokrasi itu sendiri. Perjuangan melawan rezim yang zalim ini dilakukan oleh ulama-ulama
dengan cara mengajarkan ilmu dan hakekat Islam demi menanamkan pemahaman kepada
masyarakat bahwa kezaliman harus dilawan. Sebelumnya, kegiatan beliau di bidang politik
dilakukan dengan cara belajar, mengajar, dan menulis buku (diantara buku karya beliau
adalah Kashf al-Ashrar yang berisi ajaran Islam tentang perjuangan melawan kezaliman dan
Wilayah Al-Faqih). “Berdiam diri dan tidak melawan terhadap tiran adalah bertentangan
dengan ajaran Islam dan teladan yang ditunjukkan oleh Rasulullah dan para Imam
Ma’shum,” demikian kata Khomeini dalam salah satu suratnya yang ditulis pada tahun 1978.
Menurut UUD RII, wali faqih sepeninggal Imam Khomeini dipilih oleh Dewan Ahli (Majlis-
e Khubregan), yang terdiri dari 72 ulama-ulama yang mendapat kepercayaan rakyat (artinya,
anggota Dewan Ahli ini dipilih oleh rakyat melalui pemilu).
Kriteria seseorang yang berhak dipilih sebagai wali faqih adalah memiliki keilmuan
agama yang dibutuhkan untuk memberi fatwa dalam urusan agama, memiliki integritas dan
kesucian akhlak yang dibutuhkan untuk memimpin umat Islam, dan memiliki visi politik dan
sosial, kebijaksanaan, keberanian, kemampuan adiministrasi, dan kemampuan pemimpin
yang memadai. Apabila ada lebih dari satu orang yang memenuhi kriteria ini, seseorang yang
lebih kuat visinya di bidang fiqih dan masalah-masalah politik harus diprioritaskan (pasal
109, Bab VIII, UUD RII). Apabila rahbar tidak mampu menjalankan tugasnya atau
kehilangan salah satu atau lebih kualifikasi yang seharusnya dimilikinya sebagai seorang
rahbar, atau terbukti bahwa sesungguhnya sejak awal dia tidak memenuhi syarat sebagai
rahbar, dia akan diberhentikan. Kelayakan para calon presiden, selain harus memenuhi syarat
yang telah ditetapkan oleh UUD juga harus dikonfirmasi oleh Dewan Penjaga dan rahbar
sebelum pemilihan.

Kaum Kristen Assyrian dan Chaldean berhak memiliki satu wakli (bersama), dan
kaum Kristen Armenia berhak memiliki dua wakil di parlemen (pasal 64, Bab VI UUD RII).
Dewan Penjaga (Syura-e Negahban) adalah dewan yang bertugas menjaga hukum-hukum
Islam an UUD RII, memverifikasi rancangan undang-undang yang disampaikan oleh
parlemen, dan menyelenggarakan pemilu untuk memilih Dewan Ahli, presiden, dan anggota
parlemen. Susunan dari Dewan Penjaga ini adalah: -Enam Fuqaha (ahli hukum Islam) yang
memenuhi kriteria dari segi integritas dan kemampuan dalam memahami kepentingan dan
kebutuhan masyarakat masa kini (kontemporer). Kandidat hakim yang akan duduk di Dewan
Penjaga diajukan oleh Ketua Mahkamah Agung (pasal 91 dan 92, 99 Bab VI UUD RII).
Kesimpulannya, Wali Faqih (Rahbar) dipilih oleh Dewan Ahli yang anggotanya dipilih oleh
rakyat. Rahbar (yang pada hakekatnya ditunjuk oleh rakyat) menunjuk enam orang lainnya
untuk menjadi anggota Dewan Penjaga.
Bila kita mencermati komposisi pembagian kekuasaan dalam sistem waliyatul faqih
yang diaplikasikan di Republik Islam Iran, akan terlihat bahwa rakyat memiliki peran yang
besar dalam negara. Dalam kasus UU Pers Iran, Wali Faqih dengan otoritas keilmuan Islam-
nya, menilai bahwa UU Pers yang ada sudah benar dan tidak bertentangan dengan hukum
Islam; dan rancangan amandemen yang diajukan parlemen amat menyimpang dari hukum
Islam

1. Bahasa inggris

Iran's democratic system

more or less "Amendments to the Press Law as planned by the (parliament)


commission are illegal and unfit for the benefit of the system and the state." On the morning of 6
August 2000, the Speaker of the Iranian Parliament read the letter in front of approximately 270
members. Parliament spokesman Mehdi Karoubi stated that this was a country with a wilayatul
faqih system that was formed by the Iranian people (in 1979).
The Iranian people then staged large demonstrations in various cities to express support for
Rahbar and criticize members of parliament who showed defiance against Rahbar. The news
circulating in the mass media of the world generally has the same tone, namely that the ban on the
press amendment by Ayatullah Khamenei portrays the Iranian government system as anti-
democratic and culturing an "ordinary" human (ie Ayatullah Khamenei). If, for example, 50% + 1
members of parliament (who claim to be the voice bearer of the people, because they were elected
by the people through elections) agree to revoke the article of the Press Law which prohibits the
use of satellite dishes by the general public, can that decision be enforced? Foreign parties who are
willing to provide funds to the Iranian mass media certainly have a specific mission, which will
undoubtedly undermine the Islamic government of Iran.
In the view of the Iranian founding fathers, to deal with the above problems, there must be a
higher value system that regulates and limits democracy itself. The struggle against this tyrannical
regime is carried out by ulama by teaching the science and essence of Islam in order to instill an
understanding in society that injustice must be resisted. Previously, his activities in the political
field were carried out by studying, teaching, and writing books (among his books is Kashf al-
Ashrar which contains Islamic teachings about the struggle against injustice and the Al-Faqih
Region). "Being silent and not fighting against tyrants is against the teachings of Islam and the
example shown by the Prophet and the Imams of Ma'shum," said Khomeini in one of his letters
written in 1978. According to the RII Constitution, wali faqih after Imam Khomeini was elected by
the Council of Experts (Majlis-e Khubregan), which consists of 72 ulama-ulama who have the trust
of the people (that is, members of this Council of Experts are elected by the people through
elections).
The criteria for someone who has the right to be elected as a wali faqih are to have the
religious knowledge needed to give fatwas in religious matters, have the integrity and moral
sanctity needed to lead Muslims, and have a political and social vision, wisdom, courage,
administrative ability, and leadership abilities. adequate. If there is more than one person who
meets this criterion, someone with a stronger vision in the field of fiqh and political matters must
be prioritized (article 109, Chapter VIII, UUD RII). If Rahbar is unable to carry out his duties or
loses one or more of the qualifications he should have as a Rahbar, or it is proven that in fact from
the beginning he did not qualify as a Rahbar, he will be terminated. The eligibility of the
presidential candidates, apart from fulfilling the requirements stipulated by the Constitution, must
also be confirmed by the Guardian Council and Rahbar before the election.
Assyrian and Chaldean Christians are entitled to have one (joint) representative, and
Armenian Christians have the right to have two representatives in parliament (article 64, Chapter
VI of the RII Constitution). The Guardian Council (Syura-e Negahban) is a council that is tasked
with safeguarding Islamic laws and the RII UUD, verifying bills submitted by parliament, and
holding elections to elect the Council of Experts, the president and members of parliament. The
composition of this Guardian Council is: -Enam Fuqaha (Islamic jurist) who meets the criteria in
terms of integrity and the ability to understand the interests and needs of today's (contemporary)
society. Candidates for judges who will sit on the Guardian Council are nominated by the Chief
Justice of the Supreme Court (articles 91 and 92, 99 Chapter VI of the RII Constitution). In
conclusion, Wali Faqih (Rahbar) is elected by a Council of Experts whose members are elected by
the people. Rahbar (who was essentially appointed by the people) appointed six other people to
become members of the Guardian Council.
If we look at the composition of the distribution of power in the waliyatul faqih
system applied in the Islamic Republic of Iran, it will be seen that the people have a big role in the
state. In the case of the Iran Press Law, Wali Faqih, with his Islamic scientific authority,
considered that the existing Press Law was correct and did not contradict Islamic law; and the draft
amendments put forward by parliament deviate considerably from Islamic law

Anda mungkin juga menyukai