Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vira Ameliasandy

Nim : 4442200147

Kelas : 3 D Agroekoteknologi

TUGAS 1 Dasar-dasar Agronomi (30-8-2021)

Soal!

1. Setelah anda membaca materi Dasar-dasar Agronomi, tuliskanlah pendapat anda mengenai
revolusi bioteknologi, kaitkan dengan bidang pertanian dan kondisi terkini. Sertakan
sumber referensi terbaru, minimal 3 (tiga) referensi.
2. Tuliskan pendapat anda mengenai pertanian organik, bagaimana pelaksanaannya saat ini?
Sertakan sumber referensi minimal 2 (dua).

JAWABAN

1. Perkembangan bioteknologi dalam bidang pertanian memiliki potensi yang


menguntungkan. Menurut Sharma et al. (2002), rekayasa genetika membuka peluang yang
luas bagi pemulia untuk mengakses gen dan trait baru dari sumber yang eksotik dan
beragam untuk dimasukkan ke dalam varietas/hibrida unggul. Tujuan utama dari perakitan
produk rekayasa genetika adalah untuk mengatasi berbagai permasalahan pangan yang
dihadapi di berbagai belahan dunia karena pertumbuhan penduduk yang semakin pesat,
termasuk Indonesia (Azadi dan Peter, 2010). Produk rekayasa genetika bermanfaat untuk
mengurangi penggunaan pestisida kimia, menghasilkan makanan yang lebih bergizi serta
obat-obatan.
Perkembangan bioteknologi di Indonesia masih tergolong dalam kategori tertinggal jika
dibandingkan dengan negara lain. Minimnya dana penelitian menjadi fakor penyebab
ketertinggalan Indonesia dalam mengembangkan bioteknologi. Hal ini diperkuat oleh Lipi,
(2016) yakni Anggaran riset Indonesia merupakan anggaran terendah di Asia tenggara
yaitu 0.2% atau 17 triliun, sedangkan Singapura dan Thailand telah menganggarkan dana
riset sebesar 2.5%, sementara Malaysia menganggarkan 1.8%.
2. Pertanian organik menurut saya adalah suatu sistem atau strategi produksi pertanian, yang
strategi pertanian organik nya memindahkan hara secepatnya dari sisa tanaman,
kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yang selanjutnya setelah
mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam tanah. Dengan kata lain, unsur
hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan bentuk senyawa organik sebelum
diserap tanaman. Terdapat filosofi yang melandasi pertanian organik adalah
mengembangkan prinsip memberi makanan pada tanah yang selanjutnya tanah
menyediakan makanan untuk tanaman (feeding the soil that feed the plants), dan bukan
memberi mkanan langsung pada tanaman. Von Uexkull (1984) dalam Sutanto, (2002)
memberikan istilah membangun kesuburan tanah.
Pelaksanaan teknik budidaya pertanian organik ini paling banyak dilakukan di daerah
Jawa Barat, hal ini diperkuat oleh BPS (2016), bahwasanya Jawa Barat merupakan salah
satu daerah yang rata-rata para petaninya menggunakan teknik budidaya pertanian organik
dan memproduksi hortikultura organik tertinggi di Indonesia sebanyak 25.784.137 ton.
LAMPIRAN REFERENSI

Azadi, H. & Peter, H. (2010). Genetically Modified and Organic Crop in Developing Countries:
A Review of Option for Food Security. Biotechnology Advances, 28, 160-168.
BPS. 2015. Statistik Pertanian Organik Jawa Barat. Jakarta: BPS.

LIPI. (2016). Anggaran Riset Indonesia Terendah di Asia Tenggara.


http://Lipi.go.id/Lipimedia/anggaran-riset-indonesia-terendah-di-asia-tenggara/16281
[Diakses 4 September 2021].
Sharma, H. C., Crouch, J. H., Sharma, K. Seetharama, K. N. & Hash, C.T. (2002). Applications of
Biotechnology for Crop Improvement: Prospects and Constraints. Plant Science 163, 381-
395.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik, menuju pertanian alternatif dan
berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yokyakarta.

Anda mungkin juga menyukai