Anda di halaman 1dari 4

Nama : Farhan Pauzul Iqbal

NIM : 4442200176
Kelas : 3D Agroekoteknologi
TUGAS 1 Dasar-dasar Agronomi (30-08-2021)

Jawaban :
1. Bioteknologi berasal dari kata bios yaitu hidup, teuchos yaitu alat dan logos yaitu ilmu,
sehingga dapat dikatakan bahwa bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari penerapan
prinsip-prinsip biologi. Menurut European Federation of Biotechnology (EFB),
bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang
bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup,
dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan barang dan jasa.
Tujuan pemerintah dalam program ini adalah untuk meningkatkan penelitian di bidang
bioteknologi dan memperluas jaringan bioteknologi di tingkat nasional maupun
internasional (Wahyono, 2001).Bioteknologi adalah suatu teknologi yang menerapkan
proses-proses biologi untuk meningkatkan produksi, yang aman bagi manusia, ramah
lingkungan, dan berkelanjutan. Teknologi ini sebenarnya sudah berlangsung sejak ratusan
tahun yang lalu. Bioteknologi bukan hanya rekayasa genetik, namun mencakup segala yang
memanfaatkan proses-proses biologi seperti kultur jaringan tanaman, memproduksi
metabolit sekunder.
Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi - reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad
hidup sebagai suatu individu atau komponen - komponenya yang dapat berupa organel, sel
atau jaringan atau bahkan molekul - molekul tertentu, misalnya DNA, RNA, protein atau
enzim. Ilmu yang mendasari bioteknologi ialah mikrobiologi, genetika, biokimia, biologi
molekuler, ilmu pangan, rekayasa kimia, rekayasa mekanik, teknologi pangan, elektronik
dan computer (Yuwono, 2012)
Rekayasa Genetik merupakan teknologi yang digunakan untuk mengubah genetik sel hidup
melalui campur tangan manusia sebagai upaya agar sel tersebut mampu menghasilkan
senyawa yang diinginkan atau mengemban fungsi-fungsi yang berbeda dengan sel-sel lain
yang tidak mengalami manipulasi
Memasukkan gen yang megontrol sifat tertentu ke dalam susunan kromosom tanaman agar
diperoleh tanaman yang diinginkan
 Gen yang disisipkan ke dalam kromosom dapat berasal dari bakteri, cendawan,
virus, hewan, tanaman dari spesies atau famili yang bebeda
 Gen dipindahkan dengan bantuan mikroba, fisik, elektrik, kimiawi
 Tanaman hasil rekayasa genetik disebut tanaman transgenik atau disebut juga
Gentically Modified Organism (GMO)
Tujuan utama dari rekayasa genetik abad 21 adalah untuk menghasilkan kultivar baru
dengan paradigma “Harvest Plus” yaitu menghasilkan kultivar baru yang kaya akan zat
besi, Zn, dan provitamin A untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Peluangnhya Memungkinkan pemuliaan tanaman yang tidak dapat dilakukan dengan
teknologi konvensional :
 Meningkatkan plasma nutfah sumber karakter baru yang dapat ditransfer
 Memungkinkan mentransfer gen yang spesifik secara cepat langsung pada kultivar
yang ada tanpa harus melakukan penyilangan beberapa generasi; dan tidak mengubah
fenotipe awal dari kultivar tersebut.
 Memungkinkan mengubah formulasi gen yang akan menghasilkan karakteristik baru
pada tanaman dan menjadikan tanaman sebagai bioreaktor. Misalnya :
-merakit tanaman yang tahan hama dan penyakit tertentu
-merakit tanaman yang dapat mempruduksi vaksin
-merakit tanaman dengan warna dan bentuk tertentu pada tanaman hias
Bioteknologi memiliki banyak manfaat untuk kemajuan dalam bidang pertanian, kesehatan maupun
lingkungan. Namun, bioteknologi di Indonesia belum berkembang pesat dibandingkan dengan
negara Asia yang lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan perkembangan
bioteknologi ini meliputi dana penelitian yang rendah, sumberdaya manusia dan kurangnya
fasilitas. Faktor lain seperti budaya dan agama juga mempengaruhi perkembangan bioteknologi di
Indonesia (Ummi, 2019).

2. Akhir-akhir ini dan kedepan masyarakat dunia mulai sadar akan bahaya dan dampak
negative yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintesis dalam bidang
pertanian. Orang semakin arif memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah
lingkungan. Gaya hidup sehat “back to nature” makin menggaung mengurangi dominasi
pola hidup lama yang mengandalkan penggunaan bahan kimia non alami, seperti pupuk
anorganik, pestisida kimia sintesis dan hormone tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan
yang sehat dan bergizi dapat diproduksi dengan cara yang dikenal sebagai pertanian
organik.Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang berorientasi pada
pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis
seperti pupuk, pestisida (kecuali bahan yang diperkenankan). Teknik budidaya lainnya
bertumpu pada peningkatan produksi, pendapatan serta berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan
Pertanian organik (Organic Farming) adalah suatu sistem pertanian yang mendorong
tanaman dan tanah tetap sehat melalui cara pengelolaan tanah dan tanaman yang
disyaratkan dengan pemanfaatan bahan-bahan organik atau alamiah sebagai input, dan
menghindari penggunaan pupuk buatan dan pestisida kecuali untuk bahan-bahan yang
diperkenankan ( IASA, 1990).
Produk organik adalah produk (hasil tanaman/ternak yang diproduksi melalui praktek-
praktek yang secara ekologi, sosial ekonomi berkelanjutan, dan mutunya baik (nilai gizi
dan keamanan terhadap racun terjamin). Oleh karena itu pertanian organik tidak berarti
hanya meninggalkan praktek pemberian bahan non organik, tetapi juga harus
memperhatikan cara-cara budidaya lain, misalnya pengemdalian erosi,
penyiangan pemupukan, pengendalian hama dengan bahan-bahan organik atau non
organik yang diizinkan. Dari segi sosial ekonomi, keuntungan yang diperoleh dan produksi
pertanian organik hendaknya dirasakan secara adil oleh produsen, pedagang dan konsumen
(Pierrot, 1991).
Indonesia khususnya Sulawesi Selatan memiliki potensi dan peluang yang cukup besar
dalam rangka pengembangan pertanian organik. Potensi sumberdaya pertanian antara lain
lahan, tanaman, manusia, teknologi dan lain-lain, cukup tersedia. Sistem pertanian organik
sudah sejak dulu dilakukan oleh petani sebelum program BIMAS (Revolusi hijau). Hingga
saat ini masih dijumpai di beberapa daerah, petani tetap mempertahankan cara pertanian
tersebut. Oleh karena itu teknologi pengembangan pertanian organik tidak akan
menghadapi problem yang berarti dalam penerapannya. Teknologi pertanian organik relatif
tersedia dan mudah dilakukan. Teknologi pembuatan kompos, pupuk-pupuk organik, telah
siap. Jerami, pupuk kandang, sisa (limbah) tanaman, sampah kota, juga tersedia dan
melimpah serta mudah diperoleh di lapang (Tandisau, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

IASA 1990. Planting The Future : A Source Guide to Sustainable Agriculture in The Third
Word. Minneapolis.
Pierrot J.M, 1991. Basic Standart for Organic Coffea and Tea. In First International
Conference on Organic Coffea and Tea. Switzerland, June 2nd to 4th.
Tandisau P, 2009. Potensi Dan Manfaat Sampah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Kota
Makassar Sebagai Sumber Pupuk Organik Untuk Usahatani Sayuran Sekitar Kota.
Prosiding Seminar.
Ummi Wasilah, Siti Rohimah, Mukhamad Su’udi. 2019. Perkembangan Bioteknologi di
Indonesia. Journal of Science and Technology. Rekayasa. 2019; 12(2): 85-90.
Wahyono, P. 2001. Bioteknologi, Sebuah Ilmu Masa Depan yang Menjanjikan.
http://ejournal.umm. ac.id/index.php/bestari/article/view/3167.
Yuwono T. 2012. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press. Cetakan Ketiga. 1 -
284.

Anda mungkin juga menyukai