Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EDUKASI GIZI PADA PEKERJA MELALUI

MEDIA LEAFLET

DISUSUN OLEH :

DIWAH PUTRI

NPM 2126020017

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYRAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. yang sudah melimpahkan rahmat
,taufik dan hidayah-nya sehingga kami bisa menyusun tugas bahasa Indonesia ini
dengan baik serta tepat waktu. Dan tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada
ibu dosen mata kuliah bahasa Indonesia ( NOVITA DESTIANA ,M.PD ). Yang
sudah memberi arahan untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul ( EDUKASI
GIZI PADA PEKERJA MELALUI MEDIA LEAFLET ). Tanpa bantuan ibu dosen
mungkin makalah ini tidak akan tersusun rapi dan benar.

Pada penulisan makalah ini saya sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca, bahkan saya berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini dapat di baca dan membantu gizi parah pekerja media leafleat
agar bisa mengetahui baik buruknya gizi para pekerja.

Dan saya sebagai penyusun makalah ini bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan saya , untuk itu saya sangat
mengharapkan krtik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesmpurnaan makalah yang saya buat ini.

BENGKULU, 18 JANUARI 2022.

DIWAH PUTRI.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ...........................................................4

1.2 PERUMUSAN MASALAH ..................................................5

1.3 TUJUAN MASALAH ...........................................................5

1.4 MANFAAT MAKALAH ......................................................5

BAB 11 PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN EDUKASI GIZI ........................................6

1.1.1 DEVINISI MEDIA LEAFLEAT ...............................................7

1.1.2 KARAKTERISTIK MEDIA LEAFLEAT ................................8

1.1.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA LEAFLEAT..9

2.2 PENGERTIAN ILMU GIZI DASAR ................................9

2.2.1 KOMPOSISI TUBUH ..............................................................9

2.2.2 KESEIMBANGAN ENERGI .................................................10

3.3 PANGAN DAN GIZI .........................................................11

3.3.1 KOMPONEN GIZI PANGAN ................................................11


3.3.2 FUNGSI DAN SIFAT ZAT GIZI ......................................12

3.3.3 PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI

GIZI PANGAN .......................................................................13

4.4 GIZI TERHADAP KESEHATAN MASYRAKAT .......14

4.4.1 ILMU GIZI MASYRAKAT ....................................................14

4.4.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI ..........15

BAB 111 PENUTUP

5.5 KESIMPULAN .................................................................16

5.6 SARAN ..............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Edukasi gizi merupakan pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku


individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau dalam mempertahankan
gizi tetap baik (Notoatmodjo, 2014). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak
tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2002).

Media leafletadalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik leaflet didesain secara cermat dilengkapi
dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah
dipahami media leafletadalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana
(Notoatmodjo,2010).

Media leaflet pada umumnya diletakkan ditempat-tempat umum dan gampang


terlihat. Hal ini disebabkan karakteristik media leaflet yang memang khusus didesain
untuk dibaca secara cepat oleh penerimanya (Notoatmodjo, 2010).

Kelebihan media leaflet sebagai media pembelajaran penyajian media leaflet ocus
dan ringkas. Media leaflet dapat didistribusikan dalam berbagai kesempatan. Desain
yang simple tersebut membuat penerima tidak membutuhkan banyak waktu dalam
membacanya (Notoatmodjo, 2010). Kekurangan media leaflet sebagai media
pembelajaran adalah Informasi yang disajikan sifatnya terbatas dan kurang spesifik.
Desain yang digunakan harus menyoroti ocus-fokus tertentu yang diinginkan.
Sehingga dalam leaflet kita tidak terlalu banyak memainkan tulisan dan hanya
memuat sedikit gambar pendukung (Notoatmojdo, 2010).

Ilmu Gizi merupakan salah satu ilmu terapan yang berkaitan dengan berbagai ilmu
dasar seperti Ilmu Kimia, Biokimia, Biologi, Fisiologi, Pathologi, Ilmu Pangan, dan
lain-lain. Oleh karena itu, untuk menguasai Ilmu Gizi, seseorang harus menguasai
ilmu-ilmu yang relevan dengan kebutuhan Ilmu Gizi.

4
Ilmu Kimia dan Biokimia berkembang melahirkan Ilmu Gizi. Antoine Lavoiser
seorang ahli kimia dari Prancis dijuluki sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern berhasil
meletakkan dasar Ilmu Gizi. berupa fungsi kimia dan biokimia dalam tubuh manusia,
sehingga beliau menyandang predikat sebagai Bapak Ilmu Gizi. Lahirnya Ilmu Gizi
diawali dengan penemuan tentang hal yang berkaitan dengan penggunaan energi
makanan meliputi proses pernapasan, oksidasi dan kalorimetri.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah para pekerja
media leaflet harus mengetahui baik buruknya gizi mereka supaya selalu bekerja
dalam keadaan seehat. dan tidak mudah terserang penyakit dan harus memenuhi
pangan dan gizi selalu di dalam tubuh mereka.

1.3 TUJUAN MASALAH

1.menjelaskan dan memberikan informasi mengenai dasar gizi , ilmu gizi dan gizi

pangan terhadap para pekerja melalui media leaflet.

2.untuk membantu mengetahui gizi baik buruknya para pekerja media leafleat.

3.menjelaskan pengaruh gizi dan peran lebel dalam informasi nilai gizi pangan.

1.4 MANFAAT MAKALAH

1. dapat memberi informasi pengetahuan dan wawasan kepada para pekerja melalui

media leafleat

2. untuk menyebarluaskan pengaruh baik buruknya gizi seseorang pekerja media

leafleat

3. dan parah pekerja media leafleat dapat mengetahui nilai-nilai gizi pangan yang

mereka butuhkan.

5
BAB 11

PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN EDUKASI GIZI

Edukasi Gizi

Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh edukator. Edukasi
gizi merupakan pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku
individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau dalam mempertahankan
gizi tetap baik (Notoatmodjo, 2014). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak
tahu tentang nilai kesehatan menjadi tahu (Suliha, 2002).

Tujuan edukasi gizi diantaranya adalah:

1) Terciptanya sikap positif terhadap gizi,

2) terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber-


sumber pangan,

3) Timbulnya kebiasaan makan yang baik dan adanya motivasi untuk mengetahui
lebih lanjut tentang

hal-hal yang berkaitan dengan gizi (Suhardjo, 2003).

a. Metode dan Media Edukasi

1) Metode Edukasi

Menurut Van deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), pilihan seorang
agen edukasi terhadap suatu metode atau teknik edukasi sangat tergantung kepada
tujuan khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin
dicapai, penggolongan metode edukasi menurut Lucie (2005) ada tiga, yaitu:

6
(1) Metode Berdasarkan Pendekatan Perorangan Edukator berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini
sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan
bimbingan khusus dari edukator.

(2) Metode Berdasarkan Pendekatan Kelompok Edukator berhubungan dengan


sasaran edukasi secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing
dan diarahkan untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar
kerjasama. Pendekatan kelompok ini dapat terjadi pertukaran informasi dan
pertukaran pendapat serta pengalaman antara sasaran edukasi dalam kelompok yang
bersangkutan.

(3) Metode Berdasarkan Pendekatan Massa

Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Dipandang dari segi
penyampaian informasi,metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat
menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan,
tetapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Adapun yang termasuk
dalam metode ini antara lain rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film,
surat kabar, dan sebagainya.

2) Media Edukasi

Edukasi diperlukan adanya alat yang dapat membantu dalam kegiatan seperti
penggunaan media agar terjalinnya kesinambungan antara informasi yang diberikan
oleh pemberi informasi kepada penerima informasi.

(1) Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat


bervariasi antara lain:

(a )Booklet:

adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku,
baik tulisan maupun gambar;

7
(b) Leaflet:

adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran


yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau
kombinasi;

CONTOH GAMBAR MEDIA LEAFLEAT :

1.1.1 DEVINISI MEDIA LEAFLEAT

Media leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik leaflet didesain secara cermat dilengkapi
dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah
dipahami media leafletadalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana
(Notoatmodjo,2010).

1.1.2 KARAKTERISTIK MEDIA LEAFLEAT

Media leaflet pada umumnya diletakkan ditempat-tempat umum dan gampang


terlihat. Hal ini disebabkan karakteristik media leaflet yang memang khusus didesain
untuk dibaca secara cepat oleh penerimanya (Notoatmodjo, 2010).

8
1.1.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MEDIA LEAFLEAT

Kelebihan media leaflet sebagai media pembelajaran penyajian media leaflet simpel
dan ringkas. Media leaflet dapat didistribusikan dalam berbagai kesempatan. Desain
yang simple tersebut membuat penerima tidak membutuhkan banyak waktu dalam
membacanya (Notoatmodjo, 2010). Kekurangan media leaflet sebagai media
pembelajaran adalah Informasi yang disajikan sifatnya terbatas dan kurang spesifik.
Desain yang digunakan harus menyoroti fokus-fokus tertentu yang diinginkan.
Sehingga dalam leaflet kita tidak terlalu banyak memainkan tulisan dan hanya
memuat sedikit gambar pendukung (Notoatmojdo, 2010).

2.2 PENGERTIAN ILMU GIZI DASAR

Istilah gizi atau ilmu gizi dikenal di Indonesia pada tahun 1950-an, sebagai
terjemahan dari kata Inggris "nutrition". Kata gizi sendiri berasal dari kata "ghidza"
dalam bahasa Arab, yang berarti makanan. Kata "ghidza" dalam dialek Mesir dibaca
"gizi". Sementara itu ada juga yang menerjemahkan kata "nutrition" menjadi
"nutrisi".

Definisi Ilmu Gizi yang paling sederhana adalah: ilmu yang menganalisis pengaruh
pangan yang dikonsumsi terhadap organisme hidup. Definisi yang lain menyebutkan
bahwa ilmu gizi mempelajari hubungan antara manusia dan pangan yang
dikonsumsinya, serta pengaruhnya terhadap aspek kejiwaan (psikis) dan kehidupan
sosialnya, yang meliputi juga aspek fisiologis dan biokimiawi.

Ilmu gizi disebut juga sebagai ilmu pangan, zat-zat gizi dan senyawa lain yang
terkandung dalam bahan pangan. Reaksi, interaksi serta keseimbangannya yang
dihubungkan dengan kesehatan dan penyakit. Selain itu meliputi juga proses-proses
pencernaan pangan, serta penyerapan, pengangkutan, pemanfaatan dan ekskresi zat-
zat oleh organisme..

2.2.1 KOMPOSISI TUBUH

Komposisi tubuh pada manusia, sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 telah
diketahui bahwa secara biokimia, lemak netral tidak terikat oleh air atau elektrolit dan
ditetapkan komposisi jaringan dihitung berdasarkan basis lemak bebas.

9
Berdasarkan asumsi bahwa komposisi lean body mass (= LBM, atau basis lemak
bebas) adalah relatif konstan.

Definisi LBM adalah berat tubuh dikurangi Ether ekstrak Fat dan hal ini adalah sama
dengan (sinonim) FFM (Fat-free-mass). Struktur lemak terdapat di dalam struktur
dinding sel dan bagian elemen dari saraf, tetapi komponen lemaknya sangat sedikit
diban dingkan dengan lemak netral. Body cel mass (BCM) terdiri dari komponen sel
otot, jeroan (viscera), darah, dan otak misalnya: kerja, porsi energi metabolisme dari
tubuh manusia yang dihubungkan dengan pendukung kerangka, sedangkan BCM
diperkirakan merupakan perbanyakan jumlah total kalium tubuh oleh nilai reciprocal
dari nilai rata-rata konsentrasi K intraseluler.

2.2.2 KESEIMBANGAN GIZI

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna menunjang proses


pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, dan protein digunakan sebagai sumber energi untuk kegiatan
tersebut. Kebutuhan energi untuk setiap orang berbeda-beda. Energi yang masuk
melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi seseorang. Bila hal
tersebut tidak tercapai, akan terjadi pergeseran keseimbangan ke arah negatif atau
positif. Keadaan Berat Badan (BB) seseorang dapat digunakan sebagai salah satu
petunjuk apakah seseorang dalam keadaan seimbang, kelebihan, atau kekurangan
energi. Ketidakseimbangan masukan energi dengan kebutuhan yang berlangsung
jangka lama akan menimbulkan masalah kesehatan.

-Kelebihan dan Kekurangan Energi

Konsumsi energi yang tidak seimbang akan menyebabkan keseimbangan positif atau
negatif. Kelebihan energi dari energi yang dikeluarkan akan diubah menjadi lemak
tubuh sehingga berat badan berlebih atau kegemukan. Keadaan tersebut tidak hanya
karena kelebihan asupan karbohidrat, dan lemak, tetapi juga dise babkan kurang
bergerak atau kurang aktivitas fisik. Kegemukan berisiko terhadap kejadian penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, kanker, jantung koroner, dan usia
harapan hidup lebih pendek. Sebaliknya, bila asupan lebih energi kurang dari yang
dikeluarkan, terjadi keseimbangan negatif.

10
3.3 PANGAN DAN GIZI

Secara definitif, menurut Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1996, pangan adalah


segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia. Termasuk di dalamnya adalah bahan tambahan pangan (BTP), bahan baku
pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan
atau pembuatan makanan atau minuman. Sedangkan pangan olahan adalah makanan
atau minuman hasil proses dengan cara tertentu atau metode tertentu, dengan atau
tanpa bahan tambahan.

Pangan mengandung berbagai senyawa kimia alami. Senyawa kimia yang telah
dibuktikan mutlak diperlukan oleh tubuh disebut zat gizi. Jika tubuh kekurangan
senyawa tersebut, maka keseimbangan fungsi organ akan terganggu; demikian pula
sistem biologis daan proses biokimiawi di dalam tubuh, yang pada akhirnya berakibat
pada penyakit. Sebagai contoh, asam folat diperlukan dalam pembentukan sel darah
merah. Oleh karena itu, asam folat disebut sebagai zat gizi. Lain halnya dengan air
raksa (Hg), timbal (Pb), dan kobalt (Co) ke-3 unsur kimia ini tidak diperlukan oleh tu
buh. Demikian halnya dengan asam sianida (HCN), senyawa ini senyawa kimia tetapi
tidak dibutuhkan oleh tubuh sehingga tidak disebut sebagai zat gizi, bahkan dapat
disebut zat racun.

Umumnya, zat gizi yang terdapat dalam pangan disebut gizi pangan. Pengertian gizi
pangan tertera secara terperinci dalam Undang-undang RI Nomor 7, yaitu zat atau
senyawa yang terdapat dalam pangan, terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan
kesehatan manusia. Zat gizi tidak hanya berasal dari pangan, karena dapat juga
diproduksi secara buatan atau sin tetis. Vitamin C dapat diproduksi secara sintetis
seperti yang terdapat pada berbagai food supplement yang dijual secara komersial.

3.3.1 KOMPONEN GIZI PANGAN

Zat gizi diklasifikasikan ke dalam enam kelompok besar yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak disebut zat gizi
makro, sedangkan vitamin dan mineral disebut zat gizi mikro.

11
Pengelompokan ini didasarkan pada besarnya jumlah yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi
makro diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar daripada zat gizi mikro.

Komposisi energi dan zat gizi setiap pangan tidak sama. Selain itu, pangan tidak
mengandung semua zat gizi secara lengkap. Beberapa pangan mengandung
karbohidrat dalam jumlah besar sehingga disebut sebagai pangan sumber karbohidrat.
Beberapa pangan yang lain adalah pangan sumber protein, atau pangan sumber
lemak. Pangan seperti beras, kacang, tempe, tahu, dan gula tidak mengandung
vitamin C.

Sebaliknya, bebuahan seperti jambu biji, pepaya, jeruk nipis, nenas, sukun tua, dan
srikaya banyak mengandung vitamin C. Beras, jagung, jenis kacang, bebijian, jenis
umbian, dan berbagai jenis ikan mengandung mineral fosfor lebih banyak daripada
sesayuran dan bebuahan.

3.3.2 FUNGSI DAN SIFAT ZAT GIZI

Fungsi zat gizi dibedakan atas tiga fungsi utama yaitu, 1) sebagai penyedia energi, 2)
dalam proses pertumbuhan dan perbaikan jaringa tubuh, dan 3) dalam pengaturan dan
pemeliharaan proses biokimiawi tubuh. Di dalam tubuh, makanan diproses melalui
jalur pencernaan, penyerapan dan metabolisme. Pada akhirnya zat gizi pangan
tersebut dimanfaatkan oleh tubuh sesuai fungsinya. Fungsi utama zat gizi makro-
karbohidrat sebagai penyedia energi utama yang dibutuhkan untuk kegiatan tubuh.
Namun demikian, protein dan lemak juga dapat dioksidasi untuk menghasilkan energi
yang diperlukan untuk kegiatan tubuh. Adapun fungsi utama protein yaitu dalam
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Vitamin dan mineral berfungsi utama
sebagai pengatur proses fisiologis dan biokimiawi tubuh, dan pemeliharaannya
melalui peran sebagai koenzim dan kofaktor.Selain fungsi utamanya, karbohidrat juga
berperan dalam pengaturan metabolisme lemak, penghematan fungsi protein,
pengaturan peristaltik usus, dan memberi muatan pada sisa makanan. Fungsi penting
protein lain nya, yaitu dalam pengaturan proses biokimiawi (enzim), keseimbangan
air.netralitas tubuh, pertahanan tubuh (imunoglobulin) pembentukan antibodi, dan
penyedia energi setelah karbohidrat dan lemak, pembentukan ikatan esensial tubuh,
dan pengangkutan zat gizi. Fungsi penting lemak lainnya, yaitu sebagai pelarut
vitamin larut lemak, bagian komponen membran sel, sumber asam lemak essensial,
pembentuk struktur tubuh, dan pencegah ke hilangan panas tubuh melalui kulit.

12
Sifat zat gizi makro berbeda dangan sifat zat gizi mikro. Zat gizi ma kro karbohidrat
dan protein umumnya bersifat larut air, sedangkan lemak tidak larut air. Karbohidrat
tidak larut dalam pelarut non polar, dan dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dalam
basa pekat mudah teroksidasi, ter degradasi dan berpolimerisasi. Dalam asam encer
sangat stabil, sedangkan dalam asam kuat dapat terdehidrasi. Monosakarida dapat
membentuk ester. Selain itu, monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan beberapa
disakarida (laktosa dan selobiosa) bersifat reduktif.

3.3.3 PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP GIZI PANGAN

Pengolahan pangan adalah setiap perlakuan yang diterima pangan sejak dipanen
hingga dikonsumsi (from farm to table). Sejak dipanen, pangan hasil pertanian
termasuk peternakan, perikanan, kehutanan, dan perkebunan, melalui serangkaian
tahap pengolahan, yaitu panen, penanganan bahan pangan segar, pengangkutan,
penyimpanan, pengolahan sampai tahap siap dikonsumsi.

Pengolahan pangan (food processing) meliputi pengurangan air (pengeringan,


penguapan), perlakuan panas (blanching, pemasakan. perebusan, pengukusan,
penggorengan, pemanggangan, pengasapan; pasteurisasi, dan sterilisasi), dan
penggunaan suhu rendah (pendinginan dan pembekuan). Proses pengolahan lainnya
yaitu fermentasi, pengasapan, perkecambahan, penggunaan zat kimia tambahan, dan
iradiasi Secara umum, pengolahan berpengaruh menurunkan nilai-gizi pangan.
Namun ada beberapa proses pengolahan yang meningkatkan nilai-gizi pangan, seperti
perkecambahan, fermentasi, pengasapan, dan radiasi Penurunan nilai-gizi pangan,
khusus nya kerusakan zat gizi, dan penurunan mutu gizi pangan dapat dicegah, atau
dikurangi dengan cara penanganan yang tepat mulai saat panen pe ngangkutan dan
penyimpanan hingga siap konsumsi.

Tujuan pengolahan suhu tinggi adalah untuk memperpanjang umur simpan,


meningkatkan ketersediaan zat gizi, meningkatkan citarasa makan an, dan mutu aman
pangan Tujuan blanching atau perlakuan pendahuluan antara lain untuk
menginaktivasi enzim, mengurangi kandungan mikroba, dan memperbaiki sifat
sensoris pangan Namun jika blanching tidak dilaku kan secara tepat maka terjadi
kerusakan zat gizi yang banyak. Kerusakan zat gizi akibat blanching terjadi karena
terlarut dalam air, rusak akibat panas, dan degradasi oksidatil. Tingkat kerusakan
akibat blanching tergantung pada sifat bahan pangan, cara blanching (uap, air panas,
gelombang mikro). lama blanching, dan luas permukaan bahan pangan.

13
4.4 GIZI TERHADAP KESEHATAN MASYRAKAT

Gizi Kesehatan Masyarakat, mengacu pada cabang kesehatan masyarakat yang


berfokus pada populasi yang memantau pola makan, status gizi dan kesehatan,
program pangan dan

gizi, serta memberikan peran kepemimpinan dalam menerapkan prinsip kesehatan


masyarakat pada kegiatan yang mengarah pada promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit melalui pengembangan kebijakan dan perubahan lingkungan.

4.4.1 ILMU GIZI MASYRAKAT

Menurut Gutrie (1983) Prinsip-prinsip Gizi Dasar (Basic Prin ciple Nutrition) adalah
ilmu yang mempelajari makanan, zat gizi, proses pencernaan, metabolisme dan
penyerapan dalam tubuh, fungsi serta akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi bagi
tubuh. Sediaoetama (1987) menyatakan bahwa definisi Ilmu Gizi yang digunakan di
Indonesia adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal makanan yang I dikaitkan dengan
kesehatan tubuh. Dari definisi tersebut ada dua komponen penting, yaitu makanan
dan kesehatan tubuh. Ahli gizi harus mendalami persoalan pangan (makanan) dan
kesehatan tanpa harus menjadi ahli pangan maupun ahli kesehatan (dokter).

Definisi lengkap Ilmu Gizi yang merupakan modifikasi dari National Academy of
Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan dengan gizi pada Seminar
Pengembangan Ilmu Gizi pada tahun 2000, yaitu ilmu yang mempelajari zat-zat dari
pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada pangan sejak
dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya terhadap
pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta faktor yang
memengaruhinya (Hardinsyah dan Victor dalam WKNPG VIII, 2004).

14

4.4.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI


Faktor yang memengaruhi status gizi

Faktor langsung: Asupan berbagai makanan dan Penyakit.

Faktor tidak langsung:

 Ekonomi keluarga

 Produksi pangan

 Budaya

 Kebersihan lingkungan

 Fasilitas pelayanan kesehatan

15

BAB 111
PENUTUP

5.5 KESIMPULAN

1. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam pembuatan pro gram KIE, yaitu
perencanaan (konseptualisasi dan formulasi penetapan tujuan, mendesain pesan,
pemilihan media), imple mentasi (pre-test dan penyebarluasan pesan dengan media),
evaluasi program.

2. Strategi komunikasi yang efektif ditujukan pada seluruh, kelompok sasaran, yaitu
kelompok primer, sekunder, dan tersier. Pendekatan yang digunakan bervariasi pada
tiap kelompok, tergantung pada tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi, Jou
pengetahuan, dan sebagainya.

3. Tujuan (objectives) komunikasi atau intervensi gizi dibuat ber dasarkan di tingkat
mana tujuan itu akan dibuat. Ada beberapa macam tujuan dalam intervensi gizi yaitu
nutritional, educational, dan communication objectives.

4. Pembuatan pesan harus bersifat logis terhadap tujuan dan jenis intervensi, dan
menggunakan bahasa yang bersifat persuasif. Selanjutnya isi pesan akan diujicobakan
melalui pendekatan kualitatif: FGD dan indepth interview.

5. Evaluasi intervensi dilakukan untuk melihat jika tujuan telah tercapai dan untuk
menentukan jika prosedur yang dilakukan telah sesuai dengan harapan. Evaluasi
dilakukan pada saat intervensi sedang berjalan atau setelah intervensi selesai
dilakukan.

5.6 SARAN

Di harapkan kepada para pekerja gizi media lifleat agar tetap menjaga kesimbangan
tubuh dan harus selalu mengonsumsi makanan yang bergizi dan pangan-pangan yang
mengandung nilai-nilai gizi yang banyak.

16

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. Tejasari, M.Sc., menyelesaikan pendidikan sarjana pertanian
bidang keahlian gizi mayarakat di Institut Pertanian Bogor (IPB), pendidikan
magister on Applied Nutrition di bidang Food, Human Nutrition, and Health di
University of Philippinnes at Los Banos (UPLB), dan pendidikan doktor di
bidang gizi masyarakat di IPB. la pernah menjabat sebagai Kepala Pusat
Penelitian Teknologi Pangan dan Gizi Universitas Jember (UNEJ) (2004-2008),
Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) UNEJ dan
Ketua Panitia Sertifikasi Dosen (PSD) UNEJ (2013-207), Aggota dan Sekretaris
Tim Monev Sertifikasi dosen (2017-2018),

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT

Cetakan ke-8, Januari 2013

Cetakan ke-9, Maret 2014

Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Desain cover oleh Stephen Rinaldy

Dicetak di Kharisma Putra Utama Offset.

PROF. DR. IR. DEDDY MUCHTADI, MS.

Lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat tanggal 11 Juli 1946. Setelah menyelesaikan


studi S1 di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FATEMETA-IPB tahun 1974
dan S2 di Program Studi Ilmu Pangan Sekolah Pascasarjana IPB tahun 1978
kemudian dikirim untuk melanjutkan studi S3 di Universite des Sciences e
iniques du Languedoc, Montpellier, Perancis yang diselesaikannya pada tanun
1982.

17

Anda mungkin juga menyukai