Makalah Model-Model Komunikasi - Kelompok 6..
Makalah Model-Model Komunikasi - Kelompok 6..
Disusun oleh :
BK 2.A2.2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Model – Model
Komunikasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
komunikasi empatik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengalaman hidup di dalam berinteraksi membuktikan betapa sulitnya hubungan antar manusia.
Tidak jarang orang mengerahkan sekian banyak tenaga hanya untuk menguraikan persoalan
sepele. Dia menyisihkan sekian banyak waktu untuk menjelaskan maksud baik yang disalah
pahami. Tidak menyapa pada saat bertemu, tidak tersenyum saat teman bergembira, tidak
berkomentar saat teman berpakaian baru, dan sebagainya, yang boleh jadi dinilai sepele oleh satu
pihak akan dapat mengakibatkan rentannya hubungan. Memang, hubungan antar manusia sering
diliputi oleh kabut, yang seringkali memicu lahirnya perselisihan dan aneka problem.
Dengan berinteraksi dan berkomunikasi, maka dapat membentuk rasa saling pengertian,
menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan
melestarikan peradaban. Namun, komunikasi juga dapat menyuburkan perpecahan,
menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat
pemikiran. Tidak jarang konflik sesama manusia terjadi akibat komunikasi yang kurang empatik.
Kualitas hidup dan hubungan sesama manusia dapat di tingkatkan dengan memahami dan
memperbaiki komunikasi yang dilakukan.
Tidak sedikit orang menganggap bahwa komunikasi itu mudah dilakukan, laksana semudah
bernapas. Barulah pada saat seseorang memasuki pengalaman bahwa proses komunikasi yang
biasa ia lakukan rusak atau macet, maka ia akan menyadari bahwa komunikasi itu ternyara tidak
mudah.
Kemampuan manusia dalam berkomunikasi secara empatik, kelihatannya mulai sirna dari
induvidu-individu dalam masyarakat kontemporer. Akhir-akhir ini, kemampuan komunikasi
empatik makin dibutuhkan untuk memperbaiki berbagai kegagalan komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi sosial ataupun komunikasi antar
budaya, yang tak jarang dalam kehidupan sehari-hari telah menyulut kesalah pahaman, sikap
saling menghakimi, saling menyalahkan, bahkan memicu terjadinya konflik.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian komunikasi empatik?
2. Bagaimana prinsip-prinsip komunikasi empatik?
3. Bagaimana perkembangan sikap empatik?
4. Bagaimana aspek-aspek empati ?
5. Bagaimana contoh komunikasi empatik
5
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi empatik bisa dijangkau dari kata empati. Empati adalah kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang dialami orang lain pada saat tertentu, dari sudut
pandang dan perspektif orang lain tersebut. Jadi komunikasi empatik dapat menjadi
sarana untuk menjalin saling pengertian antara dua pihak. Berkaitan dengan audit,
komunikasi empatik dapat dijadikan sarana untuk menghapus salah persepsi audit atas
tujuan audit. Auditan sering mempersepsikan pekerjaan audit sebagai pekerjaan cari-cari
kesalahan. Jika auditor berhasil mengembangkan komunikasi, maka diharapkan auditan
dapat memahami bahwa tujuan utama dari audit adalah agar audit dapat dikembangkan
menjadi lebih efektif.
Agar komunikasi berjalan efektif, para pelaku komunikasi harus memperhatikan dan
menerapkan prinsip-prinsip komunikasi empatik yaitu:
7
Moral dalam arti cobalah terlebih dahulu mencari informasi yang selengkap-
lengkapnya sebelum memberikan komentar. Jika hanya memiliki sepenggal
informasi, maka jangan langsung membentuk opini dan menyatakan pendapat
berdasarkan informasi yang belum lengkap tersebut.
3) Keyakinan, pada dasarnya manusia akan cenderung lebih percaya kepada orang
yang memiliki dan menunjukkan keyakinan diri tinggi.
5) Senyuman, menurut Maxwell, merupakan senjata yang paling ampuh yang dapat
digunakan untuk membuka komunikasi. Senyuman yang tulus dan hangat dapat
mengatasi berbagai hambatan dalam komunikasi (misalnya: ketegangan,
kecurigaan, kemarahan, kecemburuan).
6) Saling menyukai, intinya komunikasi akan efektif, jika orang-orang yang terlibat
dalam komunikasi tersebut saling menyukai.
Pada perkembangannya, empati selalu dikaitkan dengan sikap. Menurut Baston dkk
(1997) dalam jurnalnya yang berjudul Information Function of Empathic Emotion:
Learning That We Value the Other’s Welfare melakukan penelitian untuk mengetahui
efek empati terhadap sikap yang menghasilkan tiga tahapan model yaitu:
8
Asumsi bahwa individu sebagai anggota kelompok membutuhkan pertolongan, maka
penilaian positif di generalisasikan kepada kelompok secara keseluruhan, sehingga
seseorang yang berempati kepada seorang anggota kelompok juga akan berempati pula
kepada kelompok secara keseluruhan.
1) Aspek Kognitif
Empati mengacu pada bagaimana individu mampu melihat situasi yang dialami
orang lain melalui sudut pandang atau segi kognitif orang tersebut.
2) Aspek Afeksi
Selain mampu melihat dari sudut pandang orang lain, empati juga muncul dalam
bentuk perasaan. Empati mampu membuat individu mengerti apa yang di rasakan
orang lain. Gejolak emosi yang sedang dialami oleh orang lain mampu dipahami
oleh individu, walaupun tidak di tunjukkan secara verbal.
3) Aspek Tingkah Laku
Empati juga mengacu pada kemampuan individu untuk menunjukkan perilaku
verbal dan nonverbal yang mengindikasikan perilaku mendengarkan dan peduli
terhadap orang lain. Tatapan mata yang hangat, bahasa tubuh yang menarik, dan
mampu merangkum secara tepat sesuatu yang dibagikan orang lain merupakan
bagian dari aspek tingkah laku
9
b) Melihat keadaan peserta didik dan berpikir tentang kondisi peserta didik itu
sendiri.
c) Melihat segala sesuatu dari sudut pandang dan kebutuhan peserta didik yang
berbeda.
d) Melihat pikiran dan perasaan peserta didik dan memberikan respon terhadap
perasaan dan prilaku mereka.
f) Menggunakan bahasa yang dapat diterima dan difahami oleh peserta didik.
Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam
berempati,diantaranya adalah:
10
i. Menerima peserta didik apa adanya dan memperlakukannya sebagai
orang penting dan berharga.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahwa empati adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri pada kondisi dan perasaan orang
lain. Dalam komunikasi, empati sangat penting agar pesan dapat diterima secara efektif dan
tepat. Agar komunikasi berjalan efektif, para pelaku komunikasi harus memperhatikan dan
menerapkan prinsip-prinsip komunikasi empatik diantaranya prinsip adalah keseluruhan, bukan
sebagian (bukan dipisah-pisah), moral, berusaha mengerti, baru dimengerti, diagnosa sebelum
respon, keyakinan, kontak mata, senyuman dan saling menyukai.
B. SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat
kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang
tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.
12
DAFTAR PUSTAKA
http:www.komunikasipraktis.com201409teknik-dasar-komunikasi- efektif.
http://rosyidah97.blogspot.com/2017/12/makalah-komunikasi-empatik.html?m=1
13