Iaed :
ZNV]G ZNG
GZNLN
74>87.82.28833
XZIJIANLBBI
2827
AE@JGZ XELBEVGDGL
Telah disahkan
pada Hari :
Tanggal :
PROBOLINGGO,
@GDGVNVRG
KEXGAG ZUGLBGL
LEMBAR KONSULTASI
NIM :14901.07.20036
A. MECINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses
ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta
(Sulistyawati, 2013).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. (Sondakh, 2015).
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang
dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan
yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan
(lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti,
2019).
B. ETIOLOBI
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan adalah:
1. Faktor Power (kontraksi atau HIS ibu)
Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong Janis keluar. Kekuatan
tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut,
1. His (kontraksi uterus)
Menurut Asrinah (2010) adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot
polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah
kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi.
1) Pembagian his dan sifat-sifatnya:
a) His pembukaan (kala I): menimbulkan pembukaan serviks,
semakin kuat, teratur dan sakit.
b) His pengeluaran (kala II): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat,
b) Pada ibu: rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim,
terdapat pula kenaikan denyut nadi dan tekanan darah.
c) Pada janin: pertukaran oksigen pada sirkulasi uteroplasenter
kurang, sehingga timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin
melambat dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis.
2. Tenaga Mengejan
Menurut Sujiyatini (2010) tenaga mengejan pada persalinan adalah:
1) Kontraski otot-otot dinding perut
2) Kepala di dasar panggul merangsang mengejan
3) Paling efektif saat kontraksi/his
2. Faktor Passanger (janin, plasenta dan ketuban) (Kuswanti dkk, 2014).
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi
dan besar kepala dapat memengaruhi jalan persalinan. Kepala janin banyak
mengalami cedera pada saat persalinan sehingga dapat membahayakan
kehidupan janin. Pada persalinan, karena tulang-tulang masih dibatasi
fontanel dan sutura yang belum keras,maka pinggir tulang dapat menyisip
antara tulang satu dengan tulang yang lain (molase), sehingga kepala bayi
bertambah kecil. Biasanya jika kepala janin sudah lahir makabagian-bagian
lain janin akan dengan mudah menyusul.
F. MANICESTASI KLINIS
1. Lightening
Merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu bawah panggul,
lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan, lightening
menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan bagian presentasi pada
struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang spesifik berikut yang dialami ibu: ibu
jadi sering berkemih, karena kandug kemih ditekan sehingga ruang yang
tersisa untuk ekspansi berkurang, perasaan tidak nyaman akibat tekanan
panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul
sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan, kram pada tungkai
yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada syaraf yang menjalar
melalui foramen ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai (Icemi Sukarni K &
Wahyu P, 2013).
2. Kontraksi BraxtOn-Hicks.
Pada stadium akhir kehamilan otot uterus bersiap untuk persalinan dan
pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi pada interval tertentu. Kontraksi
BraxtOn-Hicks biasanya tidak nyeri kontraksi tersebut juga disebut persalinan
palsu. Kontraksi persalinan palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen.
Kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan
intensitasnya tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu.
Persalinan palsu dapat mengganggu kontraksi tersebut datang dan pergi, dan
perubahan posisi atau aktivitas dapat meredakan ketidaknyamanan yang
ditimbulkan. Pada persalinan sejati kontraksi uterus yang terjadi secara
involunter berlangsung secara teratur, semakin kuat dari waktu ke waktu, dan
memulai kerja persalinan yang sebenarnya. Kontraksi tersebut terjadi jarak
sekita 20 sampai 30 menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit. Kontraksi
persalinan sejatinya biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan
durasinya meningkat seiring kemajuan persalinan.
3. Kontraksi Uterus
Kontraksi otot uterus pada persalinan akan menyebabkan rasa nyeri yang
hebat ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya nyeri saat kontraksi
seperti hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi, peritoneum yang
berada diatas fundus mengalami peregangan, peregangan serviks pada saat
dilatasi atau pendataran serviks. setiap kontraksi serabut otot uterus
menegang saat kontraksi berakhir dan uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit
lebih pendek dibanding pada awal kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot,
saat proses ini terus berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot yang
memendek menarik titik resistensi terendah menyebabkan penipisan dan
kemudian dilatasi serviks. Penekanan dari kantung ketuban yang menegang
atau bagian presentasi janin membantu mempertahankan dilatasi serviks.
Setiap kontraksi persalinan memiliki tiga fase:
1. Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat menuju
kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi dua fase lain.
2. Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada intensitas
maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan persalinan.
3. Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase
istirahat dicapai (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, Buku Ajar
Keperawatan Dasar Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir, Edisi 10,
2012).
4. Ketuban pecah
pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan persalinan,
disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80% wanita yang mendekati
usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami persalinan
D. KLASIFIKASI
Ada 3 kIasifikasi persaIinan menurut Asrinah dkk (2010) berdasarkan
cara :
1. Persalinan Normal (Spontan)
Adalah proses lahirnya bayi pada Letak Belakang Kepala (LBK) dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
2. Persalinan Buatan
Adalah persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstraksiforceps,
ekstraksivakum dan sectiosesaria.
1. Persalinan dengan vakum (ekstrasi vakum)
Proses persalinan dengan alat bantu vakum adalah dengan meletakan alat
di kepala janin dan dimungkinkan untuk dilakukan penarikan, tentu dengan
sangat hati-hati. Persalinan ini juga disarankan untuk ibu hamil yang
mengalami hipertensi. Persalinan vakum bisa dilakukan apabila panggul
ibu cukup lebar, ukuran janin tidak terlalu besar, pembukaan sudah
sempurna, dan kepala janin sudah masuk ke dalam dasar panggul.
2. Persalinan Dibantu forsep (ekstrasi forsep)
Persalinan forsep adalah persalinan yang menggunakan alat bangu yang
terbuat dari logam dengan bentuk mirip sendok. Persalinan ini bisa
dilakukan pada ibu yang tidak bisa mengejan karena keracunan
kehamilan, asma, penyakit jantung atau ibu hamil mengalami darah tinggi.
Memang persalinan ini lebih berisiko apabila dibandingkan persalinan
dengan bantuan vakum. Namun bisa menjadi alternatif apabila persalinan
vakum tidak bisa dilakukan, dan anda tidak ingin melakukan persalinan
caesar.
3. Persalinan dengan operasi sectio caesarea
Persalinan sectio caesarea adalah jenis persalinan yang menjadi solusi
akhir, apabila proses persalinan normal dan penggunaan alat bantu sudah
tidak lagi bisa dilakukan untuk mengeluarkan janin dari dalam kandungan.
Persalinan ini adalah dengan cara mengeluarkan janin dengan cara
merobek perut dan rahim, sehingga memungkinkan dilakukan
pengambilan janin dari robekan tersebut.
4. Persalinan di dalam air (water birth)
Melahirkan di dalam air (water birth) nadalah jenis persalinan dengan
menggunakan bantuan air saat proses peralinan. Ketika sudah mengalami
pembukaan sempurna, maka ibu hamil masuk ke dalam bak yang berisi air
dengan suhu 36-37 Celcius. Setelah bayi lahir, maka secara pelan-pelan
diangkat dengan tujuan agar tidak merasakan perubahan suhu yang
ekstrem.
3. Persalinan Anjuran
Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
Macam-macam persaIinan :
1. Partus precipitates
Bila persalinan berlangsung sangat cepat (2 jam sejak tanda persalinan janin
sudah lahir).
2. Partus dengan tindakan
Bila persalinan dilakukan dengan bantuan alat .
3. Painless Labor
Merupakan persalinan dengan mengurangi rasa nyeri pada ibu.
Kontraksi (his)
Diaphoresis
Ketidakseimbangan
eIektroIit, deficit voIume
cairan
KaIa II
Janin keluar
Ibu kelelahan
Plasenta keluar
Pengeluaran Resiko HPP
plasenta secara
manual Hipovolemia Komplit Inkomplit
vaskuler
Kontraksi baik Kontraksi buruk
Resiko deficit
volume cairan
Resiko syok
Perubahan CO
Sirkulasi
terganggu
Gangguan
perfusi jaringan
KaIa III
Proses persalinan plasenta
Kebutuhan
energy Tempat Robekan Kontraksi
meningkat insersi jalan lahir uterus
plasenta kurang
Intake Diskontinuitas Pertahanan
Pelepasan jaringan primer Kontusio
kurang
jaringan inadekuat uteri
Produksi nekrotik Pelepasan
energy mediator Terbukanya HPP
menurun Lochea inflamasi port de entry
kuman Deficit
KeIeIahan Tempat Ambang nyeri vol.cairan
berkembang menurun Resiko
kuman infeksi CO
Nyeri menurun
Gangguan
perfusi
jaringan
perifer
G. PEMERIKSAAN PENUNOANG
1. Rekaman kardiotografi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau
doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin.
Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim serta
kemajuan persalinan.
2. Partograf.
Partograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan
membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam penatalaksanaan
pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi data ibu, janin dan proses
persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan mulut rahim 4 cm (fase aktif).
3. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan Rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
otot otot Rahim makin rentan.
4. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin
I. PENATALAKSANAAN
1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
d. Menganjurkan ibu untuk miring kiri
2. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu
Menurut Wiknjosastro (2012), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
O. MEKANISME PERSALINAN
1. Engagement
a. Diameter biparietal melewati PAP
b. Pada nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan
c. Pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan
3. Fleksi
Dengan majunya kepala maka kepala mendapat tahanan dari cervix, dinding
panggul atau dasar panggul sehingga terjadi fleksi. Keuntungan : ukuran kepala
yang lebih kecil melalui jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9.5)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).
Ukuran — ukuran diameter kepala bayi yang menentukan di antaranya :
a. Suboksipito — bregmatikus (+9,50 cm) : pada persalinan presentasi belakang
kepala.
b. Oksipito — frontalis (+11,75 cm) : pada persalinan presentasi puncak kepala
c. Oksipito — mentalis (+13,50 cm) : pada persalinan presentasi dahi
K. ]GDGP PEZVGANLGL
Tahap persalinan menurut Prawirohardjo (2012) antara lain :
7. Kala N (kala pemjukaan)
Kala I persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap
(10 cm) pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
1. Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga
pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam.
Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama
sekali.
2. Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari
3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian
presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala
dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
1) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
2) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
3) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu
2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
3. Tanda dan Gejala Inpartu:
1) Penipisan dan pembukaan servik.
2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servik (frekuensi
normal pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga
akan meningkatkan tekanan darah.
3) Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob akan meningkat secara berangsur
disebabkan karena kecemasan dan aktifitas otot skeletal. Peningkatan ini
ditandai dengan adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak
output, pernafasan dan cairan yang hilang.
4) Suhu Tubuh
Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit
meningkat selama persalinan. Peningkatan ini jangan melebihi 0.5ºC
a) Nutrisi cukup
b) Mobilisasi atau ubah posisi
c) Upayakan kandung kemih/rectum kosong
d) Rangsang puting susu
e) Lakukan oksitosin drip.
f) Jika semua tindakan telah dilakukan dan tetap tidak ada kemajuan
maka persiapan rujukan
4) Ring bandle
Tanda dan gejala :
a) Nyeri yang hebat pada perut bagian bawah
b) Kontraksi hipotonik
c) Muncul tanda-tanda pre syok
d) Fetal distress
Manajemen :
a) Infus cairan RL
b) Rujuk
5) Deteksi pada kesejahteraan janin.
a) Gawat janin
Tanda dan gejala :
• DJJ <120 kali dalam 1 menit
• DJJ >160 dalam 1 menit
Manajemen :
• Beri oksigen
• Ibu berbaring miring kiri
• Pantau DJJ tip 15 menit
• Bila dalam 1 jam tidak normal, rujuk
6) Deteksi pada kesejahteraan ibu
a) Dehidrasi
Tanda dan gejala :
• Suhu > 38oC
• Nadi >100x/menit
Manajemen :
• Istirahat baring
• Minum banyak
• Kompres untuk menurunkan suhu
b) Infeksi
Tanda dan gejala :
• Suhu > 380C
• Menggigil.
• Nyeri abdomen.
• Cairan ketuban berbau.
Manajemen :
• Baringkan ibu miring kiri.
• Pasang infuse RL.
• Rujuk.
c) Syok
Tanda dan gejala :
• Nadi cepat dan lemah lebih dari 110x/menit.
• TD menurun (sistolik kurang dari 90 mmHg)
• Pucat.
• Berkeringat
• Nafas cepat lebih dari 30x/menit.
• Produksi urine sedikit (kurang dari 30 ml/jam)
Manajemen :
• Baringkan ibu miring ke kiri.
• Jika memungkinkan naikkan kedua kaki ibu untuk meningkatkan
aliran darah ke jantung.
• Pasang infuse RL.
• Rujuk.
2. Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II
yaitu :
a. Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi
c. Asuhan Kala II
1) Persiapan penolong persalinan
a) Sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril harus menjadi
lengkap
2) Menolong kelahiran bayi
a) Posisi ibu saat melahirkan dapat dengan posisi apapun kecuali pada
posisi berbaring terlentang.
b) Pencegahan laserasi.
c) Melahirkan kepala. Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm),
letakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 di bawah
bokong dan disiapkan kain atau handuk bersih di atas perut ibu
untuk mengeringkan bayi. Setelah kepala bayi lahir, memeriksa
belitan tali pusat pada leher.
d) Melahirkan bahu.
e) Melahirkan seluruh tubuh bayi.
3) Pemantauan yang dilakukan selama kala II persalinan
a) Nadi ibu setiap 30 menit.
b) Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit.
c) DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit.
d) Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan
abdomen dan periksa dalam setiap 60 menit atau jika ada indikasi.
e) Warna cairan ketuban bila selaputnya sudah pecah.
f) Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau
terkemuka.
g) Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir.
h) Kehamilan kembar yang belum diketahui sebelum bayi pertama lahir.
i) Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada
catatan perkembangan.
4) Pendampingan pada kala II
a) Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran
bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
b) Membantu ibu untuk berganti posisi.
c) Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
d) Menjadi teman bicara/ pendengar yang baik.
e) Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai
kelahiran bayinya.
f) Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan dengan
cara memberikan bimbingan, menawarkan bantuan kepada ibu,
mengurangi perasaan tegang dan menjawab pertanyaan ibu.
No
Gejala Gejala penyerta Kemungkinana
.
diagnoa
1. • Perdarahan Segera • Pucat Robekan jalan
A. @GVGAGD KEPEZGRG]GN
1. Kala 1
a. Gangguan eliminasi urine
b. Nyeri Akut
c. ansietas
d. Resiko kekurangan volume cairan
2. Kala 2
a. Nyeri Akut
b. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
c. Resiko Infeksi
3. Kala 3
a. Resiko kekurangan volume cairan
b. Resiko Infeksi
4. Kala 4
a. Nyeri akut
b. Gangguan perfusi jaringan perifer
c. Kelelahan perifer
d. Resiko infeksi
GVUDGN KEPEZGRG]GN ]EIZI IN]ZGNG]GA FGZE
G. Pengkajian
1. Pengumpulan data.
a) Biodata
Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku atau budaya, agama, tingkat
pendidikan, dll.
b) Keluhan Utama.
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah,
perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-
sedikit.
c) Riwayat penyakit sekarang .
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara
38 —42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada
daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya
show (pengeluaran darah campur lendir), kadang ketuban pecah dengan
sendirinya. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998: 165)
d) Riwayat penyakit dahulu.
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
persalinan.
e) Riwayat penyakit keluarga.
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit
f) Seksual.
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual /
fungsi dari seks yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan
nifas.
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
a) Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar
memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara teratur
2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus
dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BA, pada waktu his
kepala janin tampak di vulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak,
intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung
kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45— 60
menit , multipara berlangsung 15 — 30 menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan
keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau
rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus).
6) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai,
curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke
plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: Suhu, nadi, dan
pernafasan, pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah dan
jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer
mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu,
perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
4. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada
b. kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan
setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin
selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi
F. Diagnosa Keperawatan
1. Kala 1
a. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan
b. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
4. Kala 4
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
b. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
c. Kelelahan perifer berhubungan dengan
d. Resiko infeksi