Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TN. S DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI

Untuk Memenuhi Tugas Profesi


Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing :
Paramita Ratna G., S. Kep, Ns, M. Kes

Oleh :

ANANDA GALUH RAKA SIWI, S. Kep

NIM. 40221003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Menurut WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (Harmoko, 2012).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka jidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,
2010).
Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat,
penerima asuhanm kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat
(Harmoko, 2012).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan sekumpulan orang atau
individu ynag terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal
dalam satu rumah.
2. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu sebagai
berikut :
1. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa,
memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi yaitu memfasilitasi sosialisasi primer anak ynag bertujuan
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status pada anggota keluarga.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama
beberapa generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi Ekonomo
Fungsi ekonomu yaitu untuk menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan
alokasi efektifnya.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan untuk meneydiakan kebutuhan fisik, makanan,
pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.
3. Tipe Keluarga
Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami dan
mengetahui berbagai tipe keluarga. (Harmoko, 2012)
1. Nuclear Family. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak yang
tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu
ikatan perawinan, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Extended Family. Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan
sebagainya.
3. Reconstituted Nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembetukan satu rumah
dengan anak-anaknya , baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil
dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
4. Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/
keduanya-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.
5. Dyadic Nuclear. Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/ salah satu bekerja di rumah.
6. Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
7. Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
8. Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
10. Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institutional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
12. Comunal. Satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group Marriage. Satu perumhan terdiri atas orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
14. Unmarried Parent and Child. Ibu dan anak di mana perkawinan tidak di
kehendaki, anaknya di adopsi.
15. Cohibing Cauple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.
Di Indonesia di kenal dua tipe keluarga, yaitu tipe keluarga tradisional dan tipe
keluarga non tradisional.

1. Tipe Keluarga Tradisional


a. Keluarga inti : suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, sitri, dan
anak (kandung/angkat).
b. Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah misal kakak, nenek, paman, bibi.
c. Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
denga anak ( kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
kematian/perceraian.
d. Single Adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
e. Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut usia.
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. Commune Family : kebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c. Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu
rumah tangga. (Harmoko, 2012)
4. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahapan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga menurut
Friedman (2010) adalah :
1) Tahap 1 : Keluarga pemula Perkawinan dari sepasang insan menandai
bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan
perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang
intim. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
2) Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak Tahap kedua dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30 bulan. Biasanya
orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak pertama mereka, tapi agak
takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa
hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba
berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya
kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan
ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
3) Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah Tahap ketiga siklus
kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang, keluarga mungkin terdiri tiga
hingga lima orang, dengan posisi suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki –
saudara, anak perempuan – saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan
berbeda. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
4) Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah Tahap ini dimulai ketika anak
pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir
pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai
jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka
5) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja Ketika anak pertama melewati umur
13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini
berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
6) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda Permulaan
dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama meninggalkan
rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak terakhir
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung
pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
b. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7) Tahap VII : Orang tua pertengahan Tahap ketujuh dari siklus kehidupan
keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian
salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orangtua memasuki
usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya
16-8 tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8) Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia Tahap terakhir siklus
kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
b. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
c. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-
5. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolis lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran
atau lebih. (Susan 2011).
Demikian menurut (Nurarif, 2015) hipertensi adalah, sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya
90mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
2. Anatomi Fisiologi
Menurut (Nurarif, 2015) :
a. Anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler.
1. Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan
kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12
cm, lebar 8-9 cm seta tebal kirakira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau
200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap
harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung
memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter . Sistem
kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh – pembuluh darah, dan
terletak di dalam dada. Organ ini berhubungan dengan :
a. Sebelah atas dengan pembuluh – pembuluh darah besar (aorta asenden,
arteri pulmonal dan vena kava superior).
b. Sebelah bawah dengan diafragma.
c. Pada salah satu sisinya, dengan paru-paru.
d. Sebelah belakang dengan aorta desenden.
Jantung terbungkus oleh kantong yang longgar yang tidak elastis
(pericardium) yang terdiri dari dua lapis : lapisan sebelah dalam
(pericardium viseral) dan lapisan luar (pericardium parietal). Permukaan
diantara dua pericardial pada keadaan normal berisi 10 sampai 20 ml cairan
pericardial yang sedikit dan jernih. Cairan pelumas ini membasahi
permukaan lapisan dan mengurangi gesekan akibat gerakan memompa
jantung.
Terdapat 3 lapisan jaringan jantung yaitu epicardium lapisan luar
dari jantung, struktur sama seperti pericardium, miocardium lapisan tengah
dari jantung, terdiri dari otot – otot berserat, yang bertanggung jawab atas
kontraksi jantung. Endocardium lapisan dalam yang terdiri dari lapisan
jaringan endotel, melapisi sebelah dalam dari bilik – bilik dan katup –
katup jantung.
2. Bilik jantung ada 4 yaitu :
a. Atrium dextra
dextra yang tipis dindingnya ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
darah dan sebagai penyalur darah dari vena – vena sirkulasi sistemik ke
dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru- paru. Darah yang berasal
dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava
superior, inferior dan sinus koronarius.
b. Ventrikel dextra
Pada kontraksi ventrikel, maka tiap ventrikel harus menghasilkan
kekuatan yang cukup besar untuk dapat menampakkan darah yang
diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar ataupun sirkulasi sistemik.
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan
kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan darah ke
dalam arteri pulmonalis.
c. Atrium sinistra
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenasi dari paru-paru
melalui ke empat vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium
kiri tidak ada katup sejati. Karena itu, perubahan tekanan dalam kiri
mudah sekali membalik retrograd ke dalam pembuluh darah paru – paru.
Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan rendah.
d. Ventrikel sinistra
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk
mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah
ke jaringan – jaringan perifer Ventrikel kiri mempunyai otot – otot yang
tebal dan bentuknya yang menyerupai lingkaran, mempermudah
pembentukan tekanan yang tinggi selama ventrikel berkontraksi.
3. Katup – katup jantung
Keempat katup merupakan struktur cuping yang berfungsi untuk
mempertahankan aliran darah dari arus darah melalui bilik – bilik jantung.
Katup-katup membuka dan menutup sebagai respon terhadap tekanan dan
volume dari dalam bilik – bilik jantung. Katup-katup jantung dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis. Katup atrioventrikuler (AV) yang
memisahkan atrium dan ventrikel, katup semilunaris memisahkan arteri
pulmonalis dan aorta.
4. Arteri coronaria
Arteri coronaria keluar mulai dari permulaan aorta sebelah kanan dekat katup
aorta. Fungsi dari sistem arteri coronaria adalah untuk menyuplai darah
kepada miocardium. Terdapat dua arteri coronaria utama yang kiri dan yang
kanan. Arteri coronaria kiri mensuplai belahan jantung kiri yang akan terbagi
dua menjadi cabang left anterior descending (LAD)/cabang anterior yang
menurun, dan the circumflex coronary arteri (RCA)/arteri coronaria kanan
mensuplai darah kepada belahan jantung kanan.
5. Siklus jantung
Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari
permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung
berikutnya. Siklus ini terjadi dalam 2 fase yaitu fase diastole dan sistole.
Relaksasi dan pengisian kedua bilik jantung terjadi pada saat diastole
sedangkan kontriksi dan pengosongan terjadi pada saat sistole.
6. Curah jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu
satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 liter/menit.
Namun sangat bervariasi tergantung kebutuhan metabolisme tubuh. Curah
jantung sebanding dengan volume sekuncup kali frekuensi jantung.
Frekuensi jantung istirahat pada orang dewasa rata – rata 60 sampai 80
denyut/menit dan rata – rata volume sekuncup sekitar 70 ml/denyut.
Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi akibat kontrol refleks yang
dimediasi oleh sistem saraf otonom, meliputi bagian simpatis dan
parasimpatis. Impuls parasimpatis yang berjalan ke jantung melalui nervus
vagus, dapat memperlambat frekuensi jantung sementara impuls simpatis
meningkatkannya.
7. Sirkulasi sistemik
Sifat – sifat struktural dari setiap bagian sistem sirkulasi darah sistemik
menentukan peran fisiologisnya dalam integrasi fungsi kardiovaskuler.
Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 bagian. Lapisan terluar disebut tunika
adventisia, bagian tengah yang berotot disebut tunika media, sedangkan
bagian dalam yaitu lapisan endotelnya disebut tunika intima. Sirkulasi
sistemik dapat dibagi menjadi lima, dipandang dari sudut anatomi dan fungsi
yaitu arteria, arteriola, kapiler, venula dan vena.
8. Sirkulasi pulmonar
Pembuluh pulmonar mempunyai dinding – dinding yang lebih tipis dan
sedikit otot polos, karena itu sirkulasi pulmonar lebih mudah teregang dan
resistensinya terhadap aliran darah lebih kecil. Besarnya tekanan dalam
sirkulasi pulmonar kira – kira seperlima tekanan dalam sirkulasi sistemik.
9. Sirkulasi koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi otot
jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung, membawa
oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang intramiokardia
yang kecil – kecil.
3. Klasifikasi
Menurut American Heart Association, dan Joint National Comitte VIII (AHA &
JNC VIII, 2014) , klasifikasi hipertensi yaitu :

Tekanan Darah Tekanan Darah


Klasifikasi
Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120- 80-
139 89
Stage 1 140- 90-
159 99
Stage 2 ≥ 160 ≥
100
Hipertensi > 180 >
Krisis 110
(Bope & Kellerman, 2017)

4. Manifestasi Klinis
Tahap hipertensi awal hipertensi primer adalah asimtomatik, hanya ditandai dengan
kenaikan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah pada awalnya sementara tetapi
akhirnya menjadi permanen. Ketika gejala muncul, biasanya samar. Sakit kepala di
tengkuk dan leher, dapat muncul saat terbangun, yang berkurang selama siang hari.
Gejala lain terjadi akibat kerusakan organ target dan dapat mencakup nokturia,
bingung mual dan muntah, gangguan penglihatan. Pemeriksaan retina mata dapat
menunjukan penyempitan arteriol, hemoragi, eksudat, dan papilledema
(pembembangkkan saraf optikus). Meskipun hipertensi sering tanpa gejala, namun
tanda ini dapat terjadi :
a. Hasil pengukuran tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali
pengukuran secara berurutan sesudah dilakukan.
b. Perasaan pening dan bingung dan keletihan yang disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokontriksi pembuluh darah.
c. Penglihatan yang kabur akibat kerusakan retina.
d. Nyeri kepala yang bisa semakin parah disaat bangun tidur karena terjadi
peningkatan kranial dan vomitus dapat terjadi.
e. Edema yang disebabkan peningkatan kapiler.
f. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan
filtrasi oleh glomerulus (Nurarif, 2015).
5. Faktor Yang Mempengaruhi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan :
a. Hipertensi Primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopastik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor
resiko : obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan (Nurarif, 2015).
6. Komplikasi
Hipertensi menetap mempengaruhi sistem kardiovaskular, saraf, dan ginjal. Laju
aterosklerosis meningkat, meningkatkan risiko penyakit jantung coroner dan stroke.
Beban kerja ventrikel kiri meningkat, menyebabkan hipertropi ventrikel, yang
kemudian menignkatkan risiko penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal
jantung. Hipertensi juga dapat menyebabkan nefrosklerosis dan insufisiensi ginjal.
Proteinuria dan hematuria mikroskopik berkembang, serta tanda gagal ginjal kronik
(Nurarif, 2015).
7. Patofisiologi
Menurut (Triyanto,2014) Meningkatnya tekanan darah didalam arteri bisa
rerjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga
mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya arteri besar kehilangan
kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Darah di setiap denyutan jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah
menebal dan kaku karena arterioskalierosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah
juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter kecil (arteriola)
untuk sementara waktu untuk mengarut karena perangsangan saraf atau hormon
didalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terhadap kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh
meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas
memompa jantung berkurang arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari
sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor
tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom
(bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal, ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
jika tekanan darah meningkat, ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang akan
menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah
normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan
memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ peting dalam
mengembalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada
ginjal dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan
arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan
hipertensi. Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah (Triyanto 2014). pertimbangan gerontology.
Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung
pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekwensinya , aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume secukupnya), mengakibatkan penurunan curah jantunng dan
meningkatkan tahanan perifer (Prima,2015).
8. WOC

9. Penatalaksanaan
Menurut (junaedi, Sufrida & Gusti, 2013) dalam penatalaksanaan hipertensi
berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
a. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obatobatan
yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan darah
diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku hidup sehat seperti :
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok
6. menghindari stres
7. menghindari obesitas
b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat)
selain cara terapi non-farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang utama.
Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain
obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan penghambat
konfersi enzim angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran garam dan
air. Dengan mengonsumsi diuretik akan terjadi pengurangan jumlah cairan
dalam pembuluh darah dan menurunkan tekanan pada dinding pembuluh
darah.
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan
mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah
sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan
tekanan darah.
4. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan
pembuluh darah.
b. Terapi herbal
banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat
hipertensi sebai berikut :
1. Daun seledri
Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman terna tegakdengan
ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman seledri memiliki bau yang khas,
identik dengan sayur sub. Bentung batangnya bersegi, bercabang, memiliki
ruas, dan tidak berambut.bunganya berwarna putih, kecil, menyerupai payung,
dan majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan berbentuk kerucut.
Daunnya memiliki pertulangan yang menyirip, berwarna hijau, dan
bertangkai. Tangkai daun yang berair dapat dimakan mentah sebagai lalapan
dan daunnya digunakan sebagai penyedap masakan, seperti sayur sop.
Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:
a.) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas air
b.) Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara kasar, rebus
seledri hingga mendidih dan tinggal setengahnya, minum air rebusannya
sehari dua kali setelah makan.
Hubungan dengan hipertensi, seledri berkasiat menurunkan tekanan
darah (hipotensis atau anti hipertensi). Sebuah cobaan perfusi pembuluh
darah menunjukan bahwa apigenin mempunyai efek sebagai vasodilator
perifer yang berhubungan dengan efek hipotensifnya. Percobaan lain
menunjukkan efek hipotensif herbal seledri berhubungan dengan integritas
sistem saraf simpatik (Mun’im dan hanani, 2011).

10. Asuhan Keperawatan Teori


A. Pengkajian
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
nomor regristrasi, status perkawinan, agama, jaminan rumah sakit, tanggal
masuk rumah sakit, riwayat kesehatan dahulu meliputi :
a) Riwayat hipertensi
b) Penyakit jantung coroner
c) Makanan tinggi garam
d) Tinggi lemak
e) Tinggi kolesterol
f) Kebiasaan olahraga
g) Mual
h) Muntah
i) Keluhan pening/ pusing
j) Saat pusing apa yang dilakukan

Riwayat kesehatan keluarga :


a) Hipertensi
b) Penyakit jantung
c) Diabetes
Pemeriksaan Fisik :
1) Berat badan dan tinggi badan
2) Mata : pemeriksaan funduskopi unruk penyimpatan retina arteriol,
perdarahan, eksudat dan papil edema.
3) Leher : JVP, bising karotis dan pembesaran thyroid.
4) Paru : pernapasan (irama, frekuensi, jenis suara napas).
5) Jantung : denyut jantung, suara jantung, bising jantung. Tekanan darah
diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam posisi
berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit.
Pengukuran menggunakan yang sesuai, dan sebaiknya dilakukan pada
kedua sisi lengan, dan jika nilainya berbeda maka nilai yang tertinggi
yang diambil.
6) Abdomen : bising, pembesaran ginjal.
7) Ekstermitas : lemahnya atau hilangnya nadi perifer, edema.
8) Neurologi : tanda thrombosis cerebral dan pemdarahan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan
2. Nyeri akut b.d Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
3. Penurunan curah jantung b.d Ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
4. Ketidakpatuhan b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
5. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
C. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas Setalah dilakukan intervensi Observasi
b.d Ketidakmampuan keperawatan 1x24 jam maka - Identifikasi gangguan fungsi
keluarga dalam toleransi aktivitas meningkat, tubuh yang mengakibatkan
memodifikasi dengan kriteria hasil : kelelahan
lingkungan 1. Frekuensi nadi - Monitor kelelahan fisik
meningkat (5) - Monitor lokasi dan
2. Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas melakukan aktivitas
sehari-hari meningkat (5)
Terapeutik
3. Keluhan lelah menurun
- Sediakan lingkungan nyaman
(5)
dan rendah stimulus
4. Tekanan darah membaik
- Lakukan latihan rentang gerak
(5)
pasif dan/ atau aktif

Edukasi

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2. Nyeri akut b.d Setalah dilakukan intervensi Observasi
Ketidakmampuan keperawatan 1x24 jam maka - Identifikasi lokasi,
keluarga dalam tingkat nyeri menurun, dengan karakteristik, durasi,
merawat anggota kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas
keluarga yang sakit 1. Keluhan nyeri menurun nyeri
(5) - Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun (5) - Identifikasi faktor yang
3. Sikap protektif menurun memperberat dan
(5) memperingan nyeri
4. Gelisah menurun (5)
Terapeutik

- Berikan teknik
nonfaramkologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri

Edukasi

- Jelaskan penyebab, periode,


pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri

3. Penurunan curah Setalah dilakukan intervensi Observasi


jantung b.d keperawatan 1x24 jam maka - Identifikasi tanda/gejala
Ketidakmampuan curah jantung meningkat, primer penurunan curah
keluarga dalam dengan kriteria hasil : jantung
merawat anggota 1. Kekuatan nadi perifer - Identifikasi tanda/gejala
keluarga yang sakit meningkat (5) sekunder penurunan curah
2. Palpitasi meningkat (5) jantung
3. Bradikardia menurun (5) - Monitor tekanan darah
4. Takikardia menurun (5)
Terapeutik

- Posisikan pasien semi-fowler


atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang
sesuai

Edukasi

- Anjurkan beraktivitas fisik


sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu

4. Ketidakpatuhan b.d Setalah dilakukan intervensi Observasi


Ketidakmampuan keperawatan 1x24 jam maka - Identifikasi kepatuhan
keluarga mengenal tingkat kepatuhan meningkat, menjalani program
masalah kesehatan dengan kriteria hasil : pengobatam
1. Verbalisasi kemauan
Terapeutik
mematuhi program
- Buat komitmen menjalani
perawatan atau
program pengobatan dengan
pengobatan meningkat
baik
(5)
- Buat jadwal pendampingan
2. Verbalisasi mengikuti
keluarga untuk bergantian
anjuran meningkat (5)
menemani pasien selama
3. Perilaku mengikuti
menjalani program
program
pengobatan, jika perlu
perawatan/pengobatan
- Diskusikan hal-hal yang
membaik (5)
dapat mendukung atau
4. Perilaku menjalankan
menghambat berjalannya
anjuran membaik (5)
program pengobatan
- Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani

Edukasi

- Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
- Informasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur
menajalani program pengobatan
5. Defisit pengetahuan Setalah dilakukan intervensi Observasi
b.d ketidakmampuan keperawatan 1x24 jam maka - Identifikasi kesiapan dan
keluarga mengenal tingkat pengetahuan meningkat, kemampuan menerima
masalah kesehatan dengan kriteria hasil : informasi
1. Perilaku sesuai anjuran - Identifikasi faktor-faktor
meningkat (5) yang dapat meningkatkan dan
2. Perilaku sesuai dengan menurunkan motivasi
pengetahuan meningkat perilaku hidup bersih dan
(5) sehat
3. Persepsi yang keliru
Teraputik
terhadap masalah
- Sediakan materi dan media
menurun (5)
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya

Edukasi

- Jelaskan faktor risiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, E. Dan Yulianti, S. Dkk. 2013. “Hipertensi Kandas Berkat Herbal”, ed 1. Jakarta:
Fmedia.
Mun’im., Abdul., Hanani., Endang, 2011. Fitoterapi Dasar Vol 1. Jakarta : Dian Rakyat
Press.
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid II. Jogjakarta : MediAction
Smeltzer, Susan C. (2010). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:EGC.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Edisi 1,
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) :
Definisi dan Tindakan Keperawatan . Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
Triyanto E. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014
Format Asuhan Keperawatan Keluarga

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN

BHAKTI WIYATA KEDIRI

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA

a. Identitas Kepala Keluarga :


Nama : Tn. S
Pendidikan : SD
Umur : 49 Th
Pekerjaan : Kuli bangunan / proyek
Agama : Islam
Alamat : Ds. Maron Kec. Banyakam Kab. Kediri
Suku : Jawa
No.Telp 081889135144

b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan

1. Tn. S L 49 Th Suami Kuli SD


bangunan /
proyek
2. Ny. Y P 37 Th Istri IRT SD

4. An. F L 9 Th Anak Pelajar SD

c. Genogram
Keterangan :

: Tn. S
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal 1 rumah

d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga : Type keluarga Tn. S adalah Three Generation karena tiga
generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah terdiri dari nenek-kakek, ibu-ayah,
dan anak.
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Tidak ada.
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan : Tidak ada budaya yang berhubungan dengan
kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Keluarga Tn. S menganut agama
dan kepercayaan islam, Tn. S mengatakan didalam agama tersebut tidak ada yang
mempengaruhi kesehatan
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. S
b) Penghasilan : Rp. 1.500.000 per bulan
c) Upaya lain : Jualan kopi
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Lemari, tempat tidur, kipas angin, meja, kursi, kulkas, TV, motor.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ± Rp. 1.000.000
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Aktivitas Rekrasi keluarga biasanya kalau hari libur pergi ke rumah saudara.
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini merasa sudah terpenuhi, namun keluarga
merasa perlu mempertahankan apa yang sudah ada untuk pengalaman keluarga melangkah
ke proses berikutnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny. Y mengatakan suaminya memiliki penyakit hipertensi tetapi tidak mau rutin minum
obat Tn. S hanya minum obat hipertensi saat kambuh saja, obat hipertensi Tn. S masih
banyak, jarang mengecek tekanan darah, saat ini Tn. S mengeluh nyeri di kepala bagian
belakang terasa nyut- nyutan dan pusing seperti berputar-putar sambil memegang kepala
belakangnya dan memijat, nyeri semakin terasa saat bergerak, nyeri hilang timbul, Tn. S
sering begadang dengan tetangga lain dan terlihat mempunyai kantung mata, Tn. S sering
minum kopi.
b) Riwayat penyakit keturunan : Ada riwayat penyakit hipertensi dari ayah Tn. S
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Imunisasi Tindakan yang


Keadaan (BCG/Polio/DPT Masalah
No Nama Umur BB telah
Kesehatan kesehatan
/HB/Campak) dilakukan

1. Tn. S 49 Th 70 Sehat  Hipertensi, pusing, Minum obat


kurang tidur.

-
2. Ny. Y 37 Th 57 Sehat  -
-
4. An. F 9 Th 25 Sehat  -

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :


Dokter terdekat.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. S mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah : 8 x 8m2
b) Type rumah : Permanen
c) Kepemilikan : Rumah sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 5 ruangan
e) Ventilasi/jendela : Terdapat 2 jendela dan 2 ventilasi di ruang tamu, 2 jendela di kamar
tidur, 1 jendela di dapur
f) Pemanfaatan ruangan : 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1 dapur
g) Septic tank : ada
letak : di belakang rumah, berjarak 11 m dengan sumber air
h) Sumber air minum : PDAM kemudian direbus sendiri
i) Kamar mandi/WC : Ada
j) Sampah : Di depan rumah ada tempat sampah lalu diambil oleh petugas sampah
k) Kebersihan lingkungan : Lingkungan sekitar rumah bersih, rumah selalu dibersihkan
dan rapih
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : Sosialisasi baik, saling berinteraksi antar tetanga
b) Aturan/kesepakatan : Dengan bermusyawarah
d) Budaya : Saling membantu dan gotong royong
c. Mobilitas Geografis Keluarga :
Rumah merupakan daerah pedesaan tidak jauh dari jalan raya, mudah dijangkau oleh
kendaraan roda 4, mau mencari kebutuhan apapun dekat, di dekat rumah juga ada toko.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Setiap seminggu sekali ada gotong royong dan senam bersama.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Saling tolong menolong apabila ada tetangga yang kesulitan
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
Pola komunikasi yang digunakan di kelurga Tn. S adalah komunikasi terbuka. Mereka dapat
mengungkapkan pendapat masing-masing, saling terbuka dalam menghadapi masalah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
Tn. S merupakan kepala keluarga yang dihormati.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
1. Tn. S berperan sebagai kepala rumah tangga, sudah melakukan perannya dengan baik.
2. Ny. Y berperan sebagai ibu rumah tangga, sudah melakukan perannya dengan baik.
3. An. F berperan sebagai anak juga sudah berperan dengan baik didalam keluarga, ia
duduk di bangku SD bisa melaksanakan peran sebagai anak usia sekolah yang baik.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Dalam keluarga Tn. S tidak ada nilai dan norma khusus yang mengikat anggota keluarga,
sistem nilai yang dianut keluarga dipengaruhi status sosial dan agama.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Hubungan dalam keluarga Tn. S terjalin akrab, antara satu dengan yang lain saling
mendukung, menghormati dan membantu.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga : Berjalan dengan baik
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Saling menghormati dan menghargai
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn. S ( kepala
keluarga )
d) Kegiatan keluarga waktu senggang : Berkumpul bersama di rumah, makan bersama
diluar.
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Tn. S partisipasi dalam kegiatan sosial sudah baik.
Ny. Y partisipasi dalam kegiatan sosial sudah baik.
An. F jarang keluar rumah karena masih usia sekolah.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya :
Keluarga Tn. S sudah mampu mengenal penyakit yang di derita Tn. S tetapi baru
mengerti beberapa saja tentang pantangan makanannya.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
Di bawa ke dokter terdekat.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan baik saat dirumah.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Membuang sampah pada tempatnya dan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah
yang sehat.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masysrakat : Membawa Tn. S
ke dokter terdekat.
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : 2 Anak
b) Akseptor : Ya, yang digunakan Kb pil, lamanya 5 Th
c) Keterangan lain : -
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Upaya pemenuhan sandang pangan sudah cukup.
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : Pemanfaatan sumber di masyarakat sudah baik.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek : Bagaimana cara mengatasi Tn. S yang sering mengeluh pusing
b. Stressor jangka panjang : Ny. Y merasa khawatir dengan penyakit seuaminya
c. Respon keluarga terhadap stressor : Saling memberi semangat
d. Strategi koping : Dalam mengahadapi suatu masalah, biasanya Tn. S berunding dengan istri
dan anaknya
e. Strategi adaptasi disfungsional : Tidak ada strategi adaptasi disfungsional, dalam
menghadapi masalah Tn. R berunding dengan keluarganya dan menganggap sebagai cobaan
hidup
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi :
Pemenuhan gizi keluarga Tn. S sudah baik
Upaya lain :
Tidak ada

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Identitas

No Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan

1. Tn. S 49 Tahun L SMA Kuli bangunan /


proyek
2. Ny. Y 37 Tahun P SMA IRT

3. An. G 9 Tahun L SD Pelajar

b. Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini


Ny. Y mengatakan suaminya memiliki penyakit hipertensi tetapi tidak mau rutin minum
obat Tn. S hanya minum obat hipertensi saat kambuh saja, obat hipertensi Tn. S masih
banyak, jarang mengecek tekanan darah, saat ini Tn. S mengeluh nyeri di kepala bagian
belakang terasa nyut- nyutan dan pusing seperti berputar-putar sambil memegang kepala
belakangnya dan memijat, nyeri semakin terasa saat bergerak, nyeri hilang timbul, Tn. S
sering begadang dengan tetangga lain dan terlihat mempunyai kantung mata, Tn. S sering
minum kopi.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Sebelumnya Tn. S mempunyai keluhan pusing.
e. Tanda-tanda vital :
Tn. S :TD 150/100 mmhg, nadi 90x/ menit, RR 22x/ menit, suhu 36 ºc.
Ny. Y : TD 110/80 mmhg, nadi 80x/ menit, RR 20x/ menit, suhu 36 ºc.
An. F: TD 80/70 mmhg, nadi 75x/ menit, RR 20x/menit, suhu 36,4ºc
f. Sistem Cardio Vascular
Tn. S : Normal (TD 150/100 mmhg, nadi 90x/ menit)
Ny. Y : Normal (TD 110/80 mmhg, nadi 80x/ menit)
An. F: Normal (TD 80/70 mmhg, nadi 75x/ menit)
g. Sistem Respirasi
Tn. S : Normal (RR 22x/ menit)
Ny. Y : Normal (RR 20x/ menit)
An. F: Normal (RR 20x/menit)
g. Sistem Gastrointestinal (GI Track)
Tn. S : Normal
Ny. Y : Normal
An. F : Normal
h. Sistem Persyarafan Tn.
S : Compos mentis
Ny. Y : Compos mentis
An. F : Compos mentis
i. Sistem Muskuloskeletal
Tn. R :
55
55
Ny. J :
5 5
5 5
Nn. A :
5 5
5 5
An. G :
5 5
5 5
j. Sistem Genetalia
Tn. S : Normal
Ny. Y : Normal
An. F : Normal
IX. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap Tn. S cepat sembuh dari penyakitnya
dan tidak kambuh lagi
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Keluarga Tn. S berharap petugas kesehatan di lingkungannya dapat membantu mengatasi
masalah kesehatan Tn. S dengan baik hingga sembuh.

Kediri, 10 November 2021

(Ananda Galuh Raka Siwi)


ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1. DS : Nyeri Akut Ketidakmampuan keluarga


- Tn. S mengeluh dalam merawat anggota
nyeri di kepala keluarga yang sakit
bagian belakang
seperti nyut-nyutan
dan pusing seperti
berputar-putar
- Tn. S mengatakan
pusing kadang
hilang kadang
muncul
- Tn. S sering
begadang dengan
tetangga lain dan
sering minum kopi
- P : Nyeri semakin
terasa saat
bergerak
Q : Nyeri cekot-
cekot
R : Nyeri di kepala
bagian belakang
S:5
T : Nyeri hilang
timbul

DO :
- Tn. S memegang
kepala belakangnya
sambil memijat
- Tn. S terlihat
mempunyai
kantung mata
- N : 90x/ menit
- TD : 150/100
2. - RR 22x/ menit Ketidakpatuhan ketidakmampuan keluarga
DS : mengenal masalah kesehatan
- Ny. Y mengatakan
Tn. S tidak mau
rutin minum obat
- Ny. Y mengatakan
Tn. S hanya minum
obat saat kambuh
saja
- Ny. J mengatakan
Tn. S jarang
mengecek tekanan
darah
- Tn. S sering
begadang dengan
tetangga lain dan
sering minum kopi
DO :
- Obat hipertensi Tn.
S masih banyak
- Tn. S memegang
kepala belakangnya
sambil memijat
- N : 90x/ menit
- TD : 150/100
- RR : 22x/ menit

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut pada Tn. S b.d Ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam


merawat anggota keluarga yang sakit d.d nyeri di kepala bagian belakang
2. Ketidakpatuhan pada Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal masalah
kesehatan d.d Tn. S tidak mau rutin minum obat
PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosa Nilai
Kriteria Skor Bobot Pembenaran
Kep. Total

1 Sifat masalah : 3/3x1= Masalah perlu diatasi,

3 1 1 untuk meningkatkan derajat


Skala : Tidak/ kurang sehat
kesehatan
Ancaman kesehatan 2

Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat Masalah mudah diatasi


diubah : dengan meminum obat dan
2
Skala : Mudah 2/2x2= istirahat yang cukup
2
2
Sebagian
1
Tidak dapat
0

Potensial masalah untuk 2/3x1= Masalah bisa dicegah


dicegah : 2/3 dengan menjaga pola
1
Skala : Tinggi makan dan pola tidur Tn. R
3
Cukup
2
Rendah
1

Menonjolnya masalah : 2/2x1= Keluarga merasa ada

Skala : 1 masalah dan harus segera


ditangani agar tidak
Masalah berat, harus segera 2 1
memperparah kesehatannya
ditangani

Ada masalah, tetapi tidak


perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan


0

TOTAL SKOR 4 2/3


PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Diagnosa Nilai
Kriteria Skor Bobot Pembenaran
Kep. Total

2 Sifat masalah : Masalah perlu diatasi, untuk


mencegah adanya masalah
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 2/3x1= kesehatan
Ancaman kesehatan 2 2/3

Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat


Masalah dapat diubah
diubah :
2 2 dengan Tn. R untuk
Skala : Mudah 1/2x2= meminum obat secara rutin
1 1
Sebagian
0
Tidak dapat

Potensial masalah untuk Masalah bisa dicegah dengan


dicegah : keluarga mengingatkan Tn.
3 1
R untuk meminum obat
Skala : Tinggi
2 3/3x1= secara rutin
Cukup 1
1
Rendah

Menonjolnya masalah : Keluarga merasa ada


masalah dan harus segera
Skala :
ditangani untuk mencegah
Masalah berat, harus segera 2 1 adanya masalah kesehatan
ditangani 2/2x1=
1
Ada masalah, tetapi tidak
1
perlu ditangani

Masalah tidak dirasakan


0

TOTAL SKOR 3 2/3


PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1 Nyeri Akut pada Tn. S b.d Ketidakmampuan keluarga Tn. S 4 2/3


dalam merawat anggota keluarga yang sakit d.d nyeri di kepala
bagian belakang

2 Ketidakpatuhan pada Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga Tn. 3 2/3


S mengenal masalah kesehatan d.d Tn. S tidak mau rutin minum
obat

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DX Keperawatan : Nyeri Akut pada Tn. S b.d Ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam
merawat anggota keluarga yang sakit d.d nyeri di kepala bagian belakang
Tujuan Kriteria Hasil/Standart Intervensi
Tujuan Umum : 1. Keluhan nyeri Menurun / Membaik (5) Manajemen Nyeri
Setelah dilakukan 2. Kesulitan tidur Observasi :
kunjungan selama 3. Tekanan darah 1. Identifikasi lokasi,
1x/ minggu 4. Pola tidur karakteristik, durasi,
diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
yang dirasakan intensitas nyeri
Tn. S segera 2. Identifikasi skala nyeri
teratasi 3. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
Tujuan Khusus : memperingan nyeri
Setelah dilakukan Terapeutik :
intervensi 4. Berikan teknik
keperawatan nonfarmakologis untuk
selama 1x30 menit mengurangi rasa nyeri
maka nyeri 5. Kontrol lingkungan
menurun yang memperberat rasa
nyeri
Edukasi :
6. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
7. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
8. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
9. Ajarkan teknik
nonfarmakalogis untuk
mengurangi rasa nyeri

DX Keperawatan : Ketidakpatuhan pada Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal


masalah kesehatan d.d Tn. S tidak mau rutin minum obat

Tujuan Kriteria Hasil/Standart Intervensi


Tujuan Umum : 1. Verbalisasi Meningkat / Dukungan Kepatuhan Program
Setelah dilakukan kemauan Membaik (5) Pengobatan
kunjungan selama mematuhi Observasi :
1x/ minggu program 1. Identifikasi kepatuhan
diharapkan perawatan atau menjalani program

ketidakpatuhan pengobatan
pengobatan
Tn, S segera Terapeutik :
2. Verbalisasi
2. Buat komitmen menjalani
teratasi mengikuti
program pngobatan
anjuran
dengan baik
Tujuan Khusus : 3. Perilaku
3. Diskusikan hal-hal yang
Setelah dilakukan menjalankan dapat mendukung atau
intervensi anjuran menghambat program
keperawatan
pengobatan yang dijalani
selama 1x30 menit 4. Libatkan keluarga untuk
maka tingkat mendukung ptogram
kepatuhan pengobatan yang dijalani
meningkat Edukasi :
5. Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
6. Informasikan manfaat
yang akan diperoleh
jika teratur menjalani
program pengobatan
7. Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika
perlu

IMPLEMENTASI

Dx Keperawatan : Nyeri Akut pada Tn. S b.d Ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam
merawat anggota keluarga yang sakit d.d nyeri di kepala bagian belakang

Hari/
IMPLEMENTASI Paraf
Tanggal/waktu

Rabu, 17 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,


November 2021 durasi, frekuensi, kualitas, intesitas
Jam 17.00 nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri
4. Memberikan teknik relaksasi nafas
dalam
5. Memberikan teknik relaksasi
genggam jari
6. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
7. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
9. Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
10. Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri
11. Mengajarkan teknik relaksasi nafas
genggam jari untuk mengurangi rasa
nyeri
Dx Keperawatan : Ketidakpatuhan pada Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal
masalah kesehatan d.d Tn. S tidak mau rutin minum obat

Hari/
IMPLEMENTASI Paraf
Tanggal/waktu

Rabu, 17 1. Mengidentifikasi kepatuhan menjalani


November 2021 program pengobatan
Jam 17.00 2. Membuat komitmen menjalani program
pengobatan dengan baik
3. Mendiskusikan hal-hal yang dapat
mendukung atau menghambat program
pengobatan yang dijalani
4. Melibatkan keluarga untuk mendukung
program pengobatan yang dijalani
5. Menginformasikan program
pengobatan yang harus dijalani
6. Menginfromasikan manfaat yang
akan diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
7. Menganjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat

EVALUASI

Dx Keperawatan : Nyeri Akut pada Tn. S b.d Ketidakmampuan keluarga Tn. S dalam
merawat anggota keluarga yang sakit d.d nyeri di kepala bagian belakang

Hari/ Tanggal/ EVALUASI


Waktu
(SOAP)

Rabu, 17 November S: Tn. S mengatakan rasa nyeri dikepala belakang sudah


2021 sembuh, dan pusing seperti berputar-putar sudah hilang,
Jam 18.30 sudah mengurangi begadang dan minum kopi
O: Tn. S sudah tidak memegangi dan memijat kepala
belakangnya, kantung mata Tn. S sudah menghilang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Dx Keperawatan : Ketidakpatuhan pada Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga Tn. S mengenal
masalah kesehatan d.d Tn. S tidak mau rutin minum obat

Hari/ Tanggal/ EVALUASI


Waktu
(SOAP)

Rabu, 17 November S : Tn. S sudah mau rutin minum obat hipertensi, sudah
2021 mau rutin mengecek tekanan darah, sudah mengurangi
Jam 18.30 begadang dan minum kopi
O : Obat hipertensi Tn. S sudah berkurang banyak, Tn. S
sudah tidak memegangi dan memijat kepala belakangnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 1
A. Latar Belakang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi,mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik,mental, sosial dan lingkungan. Dalam pengumpulan
data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan atau observasi. Pengkajian
Keluarga merupakan suatu suatu tahapan dimana perawat dimana suatu
perawatmengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk
mengumpulkandata dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga
yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi
vasilitas dan keadaanrumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan
measurement dari data sekunder.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan data pada keluarga Tn. S sehingga dapat dapat dirumuskan
masalah keperawatan pada keluarga Tn. S.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
2) Mengetahui karakteristik lingkungan.
3) Mengetahui struktur keluarga.
4) Mengetahui fungsi keluarga.
5) Mengetahui stress dan koping keluarga.
6) Mengetahui keadaan gizi keluarga.
7) Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga.
8) Mengetahui harapan keluarga.
C. Rancangan kegiatan
1. Metode : wawancara & observasi
2. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik
3. Sasaran : keluarga Tn. S
4. Pelaksana : Ananda Galuh Raka Siwi
5. Waktu : Rabu, 10 November 2021
6. Tempat : rumah Tn. S
7. Strategi Pelaksanaan :
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/Keluarga
5 Menit Orientasi : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam b. Menerima
b. Memperkenalkan diri c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan kunjungan d. Memberikan informasi
d. Memvalidasi keadaan keluarga
Tujuan :
20 Menit Kerja : . a. Memberikan informasi
a. Melakukan pengkajian b. Menerima
b. Melakukan pemeriksaan fisik c. Memperhatikan
c. Mengidentifikasi masalah d. Menerima
kesehatan d. Memberi
reinforcement pada hal-hal positif
yang dilakukan keluarga
5 Menit Terminasi : a. Membuat kesepakatan
a. Membuat kontrak untuk b. Menjawab salam
pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan salam
8. Setting Tempat
Keterangan :
A B
A : Mahasiswa
B : Klien

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat bantu/media disiapkan
c. Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana
2. Kriteria Proses
d. Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
e. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Kriteria Hasil
f. Didapatkan : data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik
pada anggota keluarga.
g. Teridentifikasi masalah kesehatan
h. Kontrak untuk pertemuan selanjutnya
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 2
A. Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolis lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran
atau lebih. (Susan 2011). Demikian menurut (Nurarif, 2015) hipertensi adalah, sebagai
peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg atau tekanan diastolic
sedikitnya 90mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Setelah dilakukan kunjungan pertama pada tanggal 10 November 2021 telah
didapatkan data subjektif dan objektif untuk menegakkan diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah dalam keluarga tersebut kemudian menentukan intervensi
yang sesuai. Pada pertemuan yang akan dilaksanakan hari rabu 17 November 2021,
mahasiswa akan melaksanakan implementasi pada Tn. S. Setelah dilakukan
implementasi, mahasiswa akan melakukan evaluasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan implementasi diharapkan Tn. S mampu mengetahui dan
mengatasi tentang masalah kesehatannya.
2. Tujuan Khusus
1) Pengetahuan tentang masalah kesehatan
2) Pengetahuan tentang perawatan anggota keluarga yang sakit
3) Pengetahuan tentang tindakan yang tepat pada anggota keluarga yang sakit
C. Rancangan kegiatan
1. Metode : wawancara, pemberian tindakan, observasi, pemberian
reinforcement positif
2. Media : Format pengkajian, alat tulis, alat pemeriksaan fisik,
Format Asuhan Keperawatan
3. Sasaran : keluarga Tn. S
4. Pelaksana : Ananda Galuh Raka Siwi
5. Waktu : rabu, 17 November 2021
6. Tempat : rumah Tn. S
7. Strategi Pelaksanaan :
Waktu Kegiatan Penyaji Pasien/Keluarga
5 Menit Orientasi : a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam b. Menerima
b. Memperkenalkan diri c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan kunjungan d. Memberikan informasi
d. Memvalidasi keadaan keluarga
Tujuan :
20 Menit Kerja : . a. Memberikan informasi
a. Mengkaji fungsi perawatan pada b. Menerima
keluarga c. Memperhatikan
b. Memberi reinforcement pada hal- d. Menerima
hal positif yang dilakukan keluarga
5 Menit Terminasi : a. Membuat kesepakatan
a. Membuat kontrak untuk b. Menjawab salam
pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan salam
8. Setting Tempat
Keterangan :
A B
A : Mahasiswa
B : Pasien
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a) Alat bantu/media disiapkan
b) Kontrak dengan keluarga tepat dan sesuai rencana selanjutnya
2. Kriteria Proses
a) Pelaksanaan sesuai waktu strategi pelaksanaan
b) Keluarga aktif dalam kegiatan
c) Situasi mendukung tidak ada gangguan
3. Kriteria Hasil
a) Keluarga kooperatif atas apa yang ditanyakan oleh mahasiswa
b) Kontrak untuk pertemuan
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan penyebab hipertensi
5. Menjelaskan cara mengendalikan hipertensi
6. Menjelaskan pengobatan hipertensi
7. Menjelaskan manfaat patuh minum obat
8. Menjelaskan risiko tidak patuh minum obat
9. Menjelaskan cara meningkatkan kepatuhan minum obat
Sasaran : Keluarga Tn. S
Waktu : 17.00 - 17.30WIB
Hari/tanggal : Rabu, 17 November 2021
Tempat : Rumah Tn. S
Pelaksana : Ananda Galuh Raka Siwi

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan tentang hipertensi, diharapkan Tn. S dapat memahami
tentang hal-hal yang berkaitan dengan hipertensi.
II. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
1. Tn. S mengetahui klasifikasi hipertensi
2. Tn. S mengetahui tanda dan gejala hipertensi
3. Tn. S mengetahui penyebab hipertensi
4. Tn. S mengetahui cara mengendalikan hipertensi
5. Tn. S mengetahui pengobatan hipertensi
6. Tn. S mengetahui manfaat patuh minum obat
7. Tn. S mengetahui risiko tidak patuh minum obat
8. Tn. S mengetahui cara meningkatkan kepatuhan minum ibat
III. MATERI
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan penyebab hipertensi
5. Menjelaskan cara mengendalikan hipertensi
6. Menjelaskan pengobatan hipertensi
7. Menjelaskan manfaat patuh minum obat
8. Menjelaskan risiko tidak patuh minum obat
9. Menjelaskan cara meningkatkan kepatuhan minum obat
IV. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung Jawab : Paramita Ratna G., S. Kep, Ns, M. Kes
b. Moderator : Ananda Galuh Raka Siwi
c. Penyaji : Ananda Galuh Raka Siwi
d. Notulen : Ananda Galuh Raka Siwi
V. MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah, sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140mmHg
atau tekanan diastolic sedikitnya 90mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
B. Klasifikasi Hipertensi
Menurut American Heart Association, dan Joint National Comitte VIII (AHA &
JNC VIII, 2014) , klasifikasi hipertensi yaitu :

Tekanan Darah Tekanan Darah


Klasifikasi
Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Pre hipertensi 120- 80-
139 89
Stage 1 140- 90-
159 99
Stage 2 ≥ 160 ≥
100
Hipertensi > 180 >
Krisis 110
(Bope & Kellerman, 2017)
.
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
1. Sakit kepala, pusing
2. Jantung berdebar-debar, rasa sakit di dada
3. Gelisah
4. Penglihatan kabur
5. Mudah lelah, dll
D. Penyebab Hipertensi
1. Genetic
2. Lingkungan
3. Obesitas
4. Merokok
5. Alcohol
6. Konsumsi garam berlebih
7. Stres
8. Kurang aktivitas fisik
9. Kebiasaan minum kopi.
E. Mengendalikan Hipertensi
1. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. Tetap diet dengan gizi seimbang
4. Upayakan aktivitas fisik dengan aman
5. Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.
F. Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup,
Anda harus minum obat secara teratur seperti yang dianjurkan oleh Dokter meskipun
tak ada gejala. Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan :
1. Diuretik
2. Beta bloker
3. ACE-inhibitor
4. Ca bloker
G. Manfaat Patuh Minum Obat
Kepatuhan minum obat pada pengobatan hipertensi sangat penting karena dengan
minum obat anti hipertensi secara teratur dapat mengontrol tekanan darah penderita
hipertensi. Sehingga dalam jangka panjang resiko kerusakan organ- organ penting
tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak dapat dikurangi.
H. Risiko Tidak Patuh Minum Obat
Ketidakpatuhan dalam minum obat secara teratur itu bisa meningkatkan risiko
komplikasi dari tekanan darah tinggi, seperti :
1. Penyakit jantung coroner
2. Disritmia,
3. Gagal jantung
4. Gagal ginjal kronik
5. Stroke
I. Cara Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat
1. Mengembangkan tujuan kepatuhan tersebut
2. Perilaku sehat yang baru perlu dipertahankan
3. Mengembangkan perasaan mampu, bisa mengontrol diri dan percaya kepada
diri sendiri
4. Dukungan sosial, baik dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga,
teman
5. Dukungan dari professional kesehatan
VI. Kegiatan Penyuluhan
N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode
o
1. 17.00- 1. Pembukaan: Ceramah
17.05
a. Mengucapkan salam. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
kegiatan penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang Memperhatikan
akan disampaikan
2. 17.05- 2. Pelaksanaan : Ceramah
17.20
a. Menjelaskan pengertian Memperhatikan
demensia
b. Menjelaskan pengertian terapi Memperhatikan
musik
c. Menjelaskan jenis-jenis terapi Memperhatikan
musik
d. Menjelaskan manfaat terapi Memperhatikan
musik
e. Menjelaskan jenis musik yang Memperhatikan
tepat untuk penderita
demensia
f. Menjelaskan cara melakukan Memperhatikan
terapi musik
3. 17.20- Evaluasi : Diskusi
17.25 Menjawab dan Tanya
Melakukan tanya jawab seputar
pertanyaan jawab
materi yang diberikan
4. 17.25- 3. Terminasi : Ceramah
17.30
a. Mengucapkan terimakasih Mendengar dan
atas waktu yang diluangkan, membalas ucapan
perhatian serta peran aktif terima kasih
klien selama mengikuti
kegiatan penyuluhan.
b. Salam penutup. Menjawab salam
VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
VII. EVALUASI
a. Struktur
1. Kelengkapan media-alat : Tersedia dan siap digunakan
2. Pelaksana siap melakukan PENKES
b. Proses
1. Pelaksana dan peserta (Tn. S) mengikuti PENKES sesuai waktu atau sampai
selesai.
2. Peserta aktif dalam PENKES
3. Peserta mampu menjawab pertanyaan
4. Pelaksana menyajikan semua materi secara lengkap
c. Hasil
Setelah diberikan PENKES peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan penyebab hipertensi
5. Menjelaskan cara mengendalikan hipertensi
6. Menjelaskan pengobatan hipertensi
7. Menjelaskan manfaat patuh minum obat
8. Menjelaskan risiko tidak patuh minum obat
9. Menjelaskan cara meningkatkan kepatuhan minum obat
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2014. Heart Disease and Stroke Statistics. AHA Statistical
Update, p. 205.
Aulia. 2017. Pengendalian Hipertensi, Kementerian Kesehatan RI DIREKTORAT
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR.
Depkes. 2019. Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Junaedi, E. Dan Yulianti, S. Dkk. 2013. “Hipertensi Kandas Berkat Herbal” , ed 1. Jakarta:
Fmedia.
Niven, N. 2012. Psikologi Kesehatan - Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan
Lain (2 ed.). Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid II. Jogjakarta : MediAction
Smeltzer, Susan C. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:EGC.
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Alamat : Jl. K.H Wakhid Hasyim No 65 Bandar Lor
Kota Kediri, Jawa Timur, 64114

No. Nama Alamat TTD


1. Tn. S Banyakan 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
HIPERTENSI
OLEH :
ANANDA GALUH RAKA SIWI, S. KEP
40221003

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
ApaDarahTinggi/
Hipertensi itu?
Hipertensi adalah, sebagai peningkatan
tekanan darah sistolik sedikitnya
140mmHg atau tekanan diastolic
sedikitnya 90mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit
lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya.

Klasifikasi Hipertensi?
Bagaimana tanda &gejala
Hipertensi?

Apa penyebab Hipertensi?


Genetic
Lingkungan
Obesitas
Merokok
Alcohol
Konsumsi garam berlebih
Stres
Kurang aktivitas fisik
Kebiasaan minum kopi
Kendalikan Hipertensi
dengan PATUH
P Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti
anjuran dokter

A Atasi penyakit dengan pengobatan yang


tepat dan teratur

T Tetap diet dengan gizi seimbang

U Upayakan aktivitas fisik dengan aman

H Hindari asap rokok, alkohol, dan zat


karsinogenik lainnya

Pengobatan Hipertensi
Pengobatan hipertensi adalah
pengobatan jangka panjang, bahkan
seumur hidup, Anda harus minum obat
secara teratur seperti yang dianjurkan
oleh Dokter meskipun tak ada gejala.
Obat-obatan anti hipertensi yang sering
digunakan dalam pegobatan :
Diuretik
Beta bloker
ACE-inhibitor
Ca bloker
Apamanfaatpatuh
minum Obat?
Kepatuhan minum obat pada pengobatan
hipertensi sangat penting karena dengan
minum obat anti hipertensi secara teratur
dapat mengontrol tekanan darah penderita
hipertensi. Sehingga dalam jangka panjang
resiko kerusakan organ- organ penting tubuh
seperti jantung, ginjal, dan otak dapat
dikurangi.

Risiko tidak patuhminum


Obat Hipertensi
Ketidakpatuhan dalam minum obat secara teratur
itu bisa meningkatkan risiko komplikasi dari
tekanan darah tinggi, seperti :
Penyakit jantung coroner
Disritmia,
Gagal jantung
Gagal ginjal kronik
Stroke
Bagaimana cara meningkatkan
Kepatuhan minum Obat
Hipertensi?

Mengembangkan
Mengembangkan perasaan mampu,
Perilaku sehat
tujuan bisa mengontrol
yang baru perlu
kepatuhan diri dan percaya
dipertahankan kepada diri sendiri
tersebut

Dukungan sosial,
baik dalam bentuk Dukungan dari
dukungan
emosional dari
professional
anggota keluarga, kesehatan
teman
DAFTAR PUSTAKA
1. American Heart Association. 2014. Heart Disease
and Stroke Statistics. AHA Statistical Update, p.
205.
2. Aulia. 2017. Pengendalian Hipertensi, Kementerian
Kesehatan RI DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAKMENULAR.
3. Depkes. 2019. Hipertensi Penyakit Paling Banyak
Diidap Masyarakat, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
4. Junaedi, E. Dan Yulianti, S. Dkk. 2013. “Hipertensi
Kandas Berkat Herbal”, ed 1. Jakarta: Fmedia.
5. Niven, N. 2012. Psikologi Kesehatan - Pengantar
untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain (2
ed.). Jakarta: EGC
6. Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015.
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid II.
Jogjakarta : MediAction
7. Smeltzer, Susan C. 2010. Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 12. Jakarta:EGC.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai