Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA BIOLOGI

ANDROLOGI DASAR

Dosen Pengampu :
Dr. Padoli, Skp., M.Kes.

Di Susun Oleh :
Adella Anggraini ( P27820721044)
Dhea Santika A (P27820721050)
Maretha Salsabilla Nazhifah (P27820721018)
Mieftakhus Sahru Romadhoni (P27820721065)
Natasya Izah Putri Kusuma Dewi (P27820721069)
Shofia Huwaidah Nafilah Amru (P27820721033)
Yunita Fatmawati (P27820721127)

TINGKAT 1 SEMESTER 1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
serta Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan bentuk
maupun isi yang sangat sederhana, dengan judul “BIOLOGI ANDROLOGI DASAR”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika
Biologi. Harapan kami ialah, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini agar kedepannya dapat menciptakan makalah yang lebih baik.
Penulis menyadari makalah ini belum sempurna. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan
bermanfaat.

Surabaya, 25 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan....................................................................................................................1
1.4. MANFAAT..............................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
2.1. Pengertian Andrologi Dasar..................................................................................................2
2.2. Ruang Lingkup Andrologi.......................................................................................................2
2.3. Spermatozoa..........................................................................................................................4
2.4. Pengertian Spermatogenesis.................................................................................................5
2.5. Hormon-2 yang mempengaruhi Spermatogenesis...............................................................5
2.6. Kelainan pada Sel Sperma atau Spermatozoa........................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................7
3.2. Saran......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu kedokteran termasuk sangat cepat dibandingkan dengan ilmu
pengetahuan lainnya, salah satu penyebabnya adalah tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan dan keilmuan itu sendiri terutama yang menyangkut fungsi fungsi
dalam kehidupan dan hajat hidup orang banyak. Demikian pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan di bidang Andrologi.
Andrologi dipelajari sejak akhir tahun 1960-an. Jurnal yang membahas andrologi
pertama kali adalah jurnal berbahasa Jerman Andrologi ( sekarang Andrologia). Yang
dipublikasikan pertama kali tahun 1969. Kemajuan ilmu kedokteran yang pesat juga
berimbas pada perkembangan ilmu yang mempelajari masalah kesehatan reproduksi pria
ini.Sperma disebut juga spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki. Sel ini mempunyai
ukuran panjang keseluruhan 50-60 mikrometer.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian andrologi dasar ?
2. Terdiri dari apa saja ruang lingkup andrologi ?
3. Bagaimana struktur sel sperma atau spermatozoa ?
4. Bagaimana proses spermatogenesis?
5. Bagaimana kelainan pada sel sperma atau spermatozoa?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan andrologi.
2. Dapat mengetahui terdiri dari apa saja ruangligkup andrologi.
3. Dapat menjelaskan struktur sel sperma.
4. Dapat menjelaskan proses spermatogenesis
.
1.4 MANFAAT
Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang ilmu andrologi dasar. Baik
untuk umum, maupun mahasiswa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Andrologi Dasar


Andrologi (dari bahasa Yunani andros yang berari laki-laki dan logia ) adalah
spesialisasi medis yang berhubungan dengan kesehatan pria, secara khusus kepada
masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan sistem urin pria.
Andrologi merupakan lawan dari ginekologi yang menangani masalah kesehatan wanita.
Andrologi dipelajari sejak akhir 1960-an. Jurnal yang membahas andrologi pertama kali
adalah jurnal berbahasa Jerman Andrologie (sekarang Andrologia), yang dipublikasikan
sejak 1969. Andrologi sebagai cabang ilmu dalam bidang Kedokteran, belum banyak
diketahui orang tentang apa saja yang termasuk dalam keilmuan ini, baik bagi kalangan
sejawat dokter, apalagi bagi kalangan awam. Andrologi dikenal sebagai ilmu yang
menangani permasalahan pria karena berasal dari kata ”Andro” (salah satu hormon
penting bagi pria).

Andrologi adalah ilmu yang khusus mempelajaru tentang struktur dan fungsi system
reproduksi pria. Penelitian andrologi termasuk penyakit alat vital pria, gangguan fungsi
seksual pria, penyakit kelamin serta penyakit yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi pria.

Organ genitalia pria, tidak seperti pada wanita, terhubung dengan organ urinaria,
sehingga lazim disebut sebagai organ atau system genitourinaria. Meskipun jalur yang
ditempuh sel sperma tidak seluruhnya terhubung dengan jalur produksi urin, bahkan
sesungguhnya jalur ini hanya menyatu dibagian uretra.

Kasus-kasus yang di tangani Andrologi (WHO, 1997) dibagi dalam 5 kelompok


besar, yaitu: Infertilitas Pria, Disfungsi Ereksi, Hipogonadotropik – Hipogonadism, KB
Pria dan Male Aging. Pelayanan yang diberikan oleh Dokter spesialis Andrologi,
meliputi: Klinis, Laboratorium Andrologi, Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB).
Dengan demikian Andrologi membutuhkan kemitraan dengan bidang-bidang ilmu lain
yang sudah lebih dahulu berkembang untuk hal tersebut, walaupun tidak fokus dan
spesifik, antara lain Ilmu Kebidanan dan Kandungan, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah
Urologi, Ilmu Psikiatri, Neorologi dll. Dari 5 materi pokok yang disebutkan diatas,
dapat dikembangkan lagi pada masing-masing materi seperti, mikropenis, hiper dan
hipo gonadotrophin, ejakulasi dini, disfungsi ereksi, hipoandrogen,
hipospermatogenesis, imunologi sperma, antibodi antisperma, andropause, dll.
Kesemuanya itu adalah permasalahan pada pria yang wadahnya ada pada Andrologi.

2.2 Ruang Lingkup Andrologi

2
Dalam mempelajari permasalahan kesehatan reproduksi pria, tentu saja perlu
dipahami organ dan mekanisme reproduksi dari laki-laki normal. Ruang lingkup
andrologi mencakupi beberapa hal yakni:

 Laki-laki pada usia balita dan anak-anak.


Perhatian orang tua terhadap anak laki-laki pada awal masa perkembangan
organ reproduksi sangat diperlukan. Kepedulian orang tua terhadap gangguan
perkembangan organ reproduksi dan seksual anaknya akan membantu dokter untuk
mendiagnosis lebih dini setiap kelainan dan tentu akan memberikan terapi dan
solusi lebih tepat pula sebelum fungsi-fungsi organ tersebut diperlukan. Masalah
hipogonadisme saja atau disertai dengan masalah mikropenis, merupakan kelainan
yang dapat dipantau pada usia anak-anak dan dapat mengantisipasi gangguan fungsi
seksual dan reproduksi di kemudian hari. Perhatian terhadap perkembangan gonad
setiap anak laki-laki apakah sudah turun sempurna pada waktu yang tepat dan
apakah ukuran testis sesuai dengan umur, memerlukan konsultasi pada Dokter
spesialis Andrologi untuk mendianosis dan melakukan terapi. Seyogyanya setiap
anak mulai dari balita sampai usia dewasa muda mendapatkan pelayanan dan
kontrol secara rutin terhadap perkembangan gonad dan organ reproduksi oleh
Dokter spesialis Andrologi. Jumlah kelahiran anak laki-laki dari kelahiran pertahun
di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara maju lain. Setiap anak laki-
laki memerlukan pelayanan yang memadai terhadap perkembangan organ seks dan
reproduksinya, sedangkan jumlah Dokter spesialis Andrologii saat ini masih sangat
terbatas.

 Laki-laki pada usia Remaja dan Dewasa muda.


Laki-laki usia remaja atau setelah masuk usia pubertas merupakan usia anak
yang mulai perhatian terhadap diri sendiri dan sering membandingkan apa yang ada
pada dirinya dengan teman-teman sebayanya, alat kemaluannya, rambut alat
kemaluannya, kumis, jenggot, bentuk tubuh dan jalannya apakah seperti pria
umumnya dan cukup untuk dikatakan jantan. Hal-hal seperti ini akan menjadi
pemikiran terus dan keraguan bagi si anak terhadap fungsinya sebagai laki-laki di
kemudian hari. Keadaan ini akan menjadi lebih mudah apabila remaja tersebut lebih
terbuka dan terus terang mengemukakan kekhawatirannya tersebut kepada orang
tuanya, sehingga orang tua akan cepat mencari solusi kepada Dokter spesialis
Andrologi. Setelah usia dewasa muda, anak laki-laki mulai mencari jalan untuk
mengetahui, apakah alat kejantannya termasuk katagori normal atau tidak. Apabila
ada hal yang kurang pada dirinya dan tidak sama dibandingkan temannya dari
tanda-tanda dan sifat-sifat kejantannya, ilmu pengetahuan kedokteran harus dapat
menjelaskan dan memberi solusi yang tepat. Sangat banyak pria remaja dan dewasa
muda yang membutuhkan penjelasan yang tepat tentang kekhawatiran akan dirinya
dimasa depan. Dalam hal ini peran Dokter spesialis Andrologi sangat dibutuhkan.

 Laki-laki pada masa Perkawinan dan Reproduksi


Pasangan suami istri yang baru menikah tentu mengharapkan pernikahannya
dapat dijalankan dengan penuh kebahagiaan dan menghasilkan keturunan sesuai

3
dengan salah satu tujuan pernikahan itu sendiri. Salah satu fungsi utama dan penting
dalam pernikahan adalah kemampuan melakukan hubungan seksual secara benar
dan menyenangkan. Hal ini merupakan kebutuhan setiap pasangan suami istri
dalam menjalani masa pernikahannya. Gangguan pada hubungan seksual, disebut
disfungsi seksual yang dapat dibagi menjadi penurunan libido, ejakulasi dini,
gangguan ereksi, tidak ejakulasi, frekuensi melakukan hubungan seksual sangat
jarang dan lain-lain, adalah masalah yang harus dicari solusinya melalui konsultasi
dan pengobatan oleh Dokter spesialis Andrologi. Selama masa pernikahan, salah
satu harapan pasangan adalah mendapatkan keturunan. Diketahui bahwa 15% dari
pasangan suami istri mempunyai kesulitan untuk mendapatkan keturunan. Sebagai
penyebab dari pasangan infertilitas tersebut adalah 35% dari pihak pria, 40% dari
pihak wanita dan 25% termasuk dalam ”unexplained Infertility”. Dalam hal ini
suatu tuntutan terhadap Dokter spesialis Andrologi untuk menjawab masalah
tersebut, terutama masalah pada pria dan yang termasuk ”unexplained infertility”.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pasangan suami istri akan memerlukan
keahlian Dokter spesialis Andrologi di dalam hidupnya, baik dalam masa
berproduksi maupun diluar masa berproduksi karena berada diruang lingkup
Andrologi.

 Laki-laki pada Usia Tua


Setelah masa bereproduksi, kehidupan dan aktivitas sebagai suami istri harus
dipertahankan sebagaimana mestinya, hubungan seksual harus bisa dinikmati oleh
pasangan, fisik harus dapat dijaga dan dirawat supaya tetap sehat dan segar,
penampilan harus tetap berwibawa, makanan harus dijaga, proses menjadi tua
diperlambat, kontrol kesehatan secara rutin, waktu untuk keluarga harus lebih
banyak, aktivitas seksual tak boleh berhenti selama salah satu pasangan masih
menginginkannya. Kesemuanya itu memerlukan Dokter spesialis Andrologi sebagai
solusi dari permasalahan masing-masing pasangan.

 Keluarga Berencana Pria


Selama ini pengaturan kehamilan, umumnya melalui pihak wanita (istri).
Dengan tingginya kesadaran akan pentingnya Keluarga Berencana bagi keluarga di
Indonesia, pihak pria (suami) perlu berpartisipasi dalam masalah ini. Sekarang ini
sedang dikembangkan KB hormonal dengan target adalah pihak pria (suami),
dengan demikian KB dalam keluarga bisa dilakukan secara bergantian antara suami
dan istri. Setiap pasangan yang menjadi aseptor KB selama ini, tentu ingin
mendapatkan keterangan dan penjelasan yang memadai mengenai KB pria. Disini
peran Dokter spesialis Andrologi harus bisa sebagai solusi bagi masyarakat.

2.3 Spermatozoa
Sperma disebut juga spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki. Sel ini mempunyai
ukuran panjang keseluruhan 50-60 mikrometer,dimana terdiri tiga bagian yaitu bagian
kepala,bagian tengah (leher) dan ekor. Spermatozoa atau sperma dihasilkan oleh testis,
Sedangkan cairan seminal diproduksi oleh kelenjar tambahan disepanjang saluran
reproduksi pria. Ukuran spermatozoanya Yang normal sekitar 20 juta/ml.

4
A. Proses pembentukan Spermatozoa
Dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
1. LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
hormon testosteron
2. FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.

B. Struktur Sel Sperma atau Spermatozoa


Spermatozoa terletak berdekatan dengan memvran basalis tubulus
seminiferus.Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan
ekor. Kepala sperma mengandung nukleus. Bagian ujung kepala ini mengandung
akrosom yang menghasilkan enzim yang berfungsi untuk menembus lapisan–
lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma mengandung
mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energi untuk pergerakan
sperma. Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak.

2.4 Pengertian Spermatogenesis


Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma di dalam tubulus
seminiferus.Dinding tubulus seminiferus dilapisi oleh sel germinal (Spermatogonium).
1. Spermatogenesis terjadi melalui beberapa tahap yaitu:
a. Sperma primer
b. Sperma skunder
c. Spermatid.
d. Sperma
e.
2.5 Hormon-2 yang mempengaruhi Spermatogenesis
Hormon-hormon yang mempengaruhi proses pembentukan sperma (Spermatogenesis)
yaitu:
1. Hormon Gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (dibagian dasar dari otak) yang merangsang
kelenjar hipofisis bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone ICSH dan
LH.

2. ICSH (intestitial cell stimulating hormon)


Berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus seminiferu
dan sel sertoli untuk menghasailkan ABP (Androgen binding protei–protein
pengikat androgen) yang memacu pembentukan sperma.

3. LH ( Luteinizing Hormone)
Berfungsi merangsang sel-sel interstisial (Sel Leyding) yang
mengsekresikan hormone testosterone (androgen).

4. Hormon Testosteron

5
Dihasilkan oleh testis yang berfungsi merangsang perkembangan organ seks
primer pada saat embrio belum lahir,mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
dan cirri kelamin sekunder misalnya jambang, kumis,jakun,suara membesar, serta
memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan mendorong terjadinya spermatogenesis.

2.6 Kelainan pada Sel Sperma atau Spermatozoa


1. Kelainan Bentuk (Morfologi)
Sperma yang normal berbentuk seperti kecebong. Terdiri dari kepala, tubuh,
dan ekor. Kelainan seperti kepala kecil atau tak memiliki ekor akan mempengaruhi
pergerakan sperma.

2. Pergerakan Lemah
Untuk mencapai sel telur, sel sperma harus mampu melakukan perjalanan
panjang. Ini pun menjadi penentu terjadinya pembuahan. Jumlah sel sperma yang
cukup, jika tak dibarengi pergerakan yang normal, membuat sel sperma tak akan
mencapai sel telur. Sebaliknya, kendati jumlahnya sedikit namun pergerakannya
cepat, bisa mencapai sel telur.
Sperma dikatakan normal bila memiliki gerakan normal dengan kategori a
lebih besar atau sama dengan 25% atau kategori b lebih besar atau sama dengan
50%. Spermatozoa yang normal satu sama lain terpisah dan bergerak sesuai arahnya
masing-masing.

3. Cairan Semen Terlalu Kental


Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit bergerak.
Pembuahan pun jadi sulit karena sel sperma tak berhasil mencapai sel telur. Pada
kasus normal, saat diejakulasikan, cairan semen dalam bentuk yang kental akan
mencair (liquifaksi) antara 15-60 menit.

4. Saluran Tersumbat
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis melalui saluran yang
sangat halus. Jika saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tak bisa keluar.
Umumnya hal ini disebabkan trauma pada benturan. Bisa juga karena kurang
menjaga kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan kehidupan virus.

5. Kerusakan Testis
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi, seperti gondongan,
gonorrhea, sifilis, dan sebagainya. Testis merupakan pabrik sperma.Testis ini sangat
sensitif. Mudah sekali dipengaruhi oleh faktor-faktor luar. Jika testis terganggu,
produksi sperma bisa terganggu. Mungkin saat berhubungan, pria tetap
mengeluarkan sperma, hanya saja tanpa sel sperma (azoospermia).

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Andrologi adalah ilmu yang khusus mempelajaru tentang struktur dan fungsi system
reproduksi pria.Spermatozoa adalah sel gamet dari laki-laki.Untuk para pria jagalah organ
reproduksimu agar sperma yang terdapat dalam organ reproduksimu tidak terkontaminasi
bakteri atau virus yang dapat mengganggu funggsi sel sperma yang terdapat dalam organ
reproduksimu.

3.2 Saran
Pembaca diharapkan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Andrologi Dasar.
Berdasarkan pengetahuan Andrologi Dasar yang dijelaskan dalam makalah ini, diharapkan
kepada para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan di Poltekkes Kemenkes Surabaya
agar dapat mengerti, memahami dan dapat menjelaskan tentang Andrologi Dasar dengan baik
mengenai pengertian, Macam-macam, diagnosa dan penangananya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ethel Sloane, Anatomi dan Fisikologi untuk Permula, Alih Bahasa JamesVeldman,
Jakarta: EGC.
Bago Sudjadi dan Siti Laila. 2007. Biologi SMA/MA.
Jakarta: Yudhi Tira.

Anda mungkin juga menyukai