Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HORMON ESTROGEN DAN ANTI ESTROGEN

Dosen Pembimbing :

Dra. Kiaonarni O.W, Apt , M.MKes

Disusun Oleh :

Lisa Octavia (P27820721105)

Nur'aini Rohmatul K (P27820721113)

Maretha Salsabilla Nazhifah (P27820721018)

Risma Pangesti Sukma (P27820721055)

Rifania Fathmala (P27820721075)

TINGKAT 1 SEMESTER 1 SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Judul Makalah : HORMON ESTROGEN DAN ANTI ESTROGEN

Disusun Oleh : Lisa Octavia

Nur'aini Rohmatul K

Maretha Salsabilla Nazhifah

Risma Pangesti Sukma

Rifania Fathmala

NIM : (P27820721105)

(P27820721113)

(P27820721018)

(P27820721055)

(P27820721075)

Jurusan : Sarjana Terapan Keperawatan Soetomo Tingkat 1

Kelompok : 18

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah yang saya selesaikan
adalah benar. Dengan ini saya menyatakan penulisan makalah dengan judul HORMON
ESTROGEN DAN ANTI ESTROGEN telah memenuhi semua syarat serta ketentuan yang
ditetapkan oleh bapak guru/dosen.

Sidoarjo , 21 januari 2022

Mahasiswa Dosen Pembimbing

Kelompok 18 Dra. Kiaonarni O.W, Apt, M.MKes


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena nikmat dan karunianya
saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Adapun judul dari laporan ini
adalah mengenai “HORMON ESTROGEN DAN ANTI ESTROGEN”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Dra.
Kiaonarni O.W, Apt,M.MKes. Pada mata kuliah Farmakologi. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Kiaonarni O.W, Apt, M.MKes. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami terhadap
HORMON ESTROGEN DAN ANTI ESTROGEN

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu karena penyusunan makalah ini tidaklah luput dari bantuan dari pihak
tersebut.

Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput
dari kesalahan. Maka dari itu kami dengan rendah hati menerima setiap saran yang diberikan
agar makalah ini dapat berguna untuk setiap pembacanya.

Sidoarjo , 21 januari 2022

Penyusun
Bab I

PEMDAHULUAN

Definisi

Definisi hormon estrogen

Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama
sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,
kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan
perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti
payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus
haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa
efek, di antaranya hot flash, berkeringatpada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol,
estriol, dan estron. Sejak menarke sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol.
Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim.
Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat
lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih
banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki
aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut
xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen
disebut fitoestrogen.

Estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita
menopause.Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat
meningkatkan risiko terkena kanker payudara, dan kanker endometrium. Mekanisme klasik
estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah
menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju
proliferasi sel yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan
genetika pada proses replikasi DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh
metabolit estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut
dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi
produksi globulin pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa
sintesis estrogen.

Ketika mengalami katabolisme, estrogen akan membentuk berbagai senyawa intermediat


yang disebut estrogen-katekol melalui 2 lintasan 2-hydroxylation dengan enzim CYP1A1 dan
4-hydroxylation dengan enzim CYP1B1,[4] untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti
metilasi dengan enzim catechol-o-methyltransferase, hidroksilasi, oksidasi, detoksifikasi,
sulfinasi dengan enzim sulfotransferase, dan glusuronidasi dengan enzim UGT. Pada
umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai waktu paruh yang pendek karena segera
termetilasi menjadi 2-methoxyestradiol dan 4-methoxyestradiol. Senyawa estrogen-katekol
dapat bersifat tumorigenik atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hydroxyestradiol memiliki sifat
hormonal dengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksi adenokarsinoma pada
endometrium. Sedangkan 2-methyoxyestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan
menghambat proliferasi dan angiogenesis pada sel tumor.
Definisi anti estrogen

Antiestrogen atau antagonis estrogen adalah golongan obat yang bekerja dengan menghambat
atau melawan kerja estrogen, melalui kompetisi dengan estrogen endogen untuk menduduki
reseptor-reseptor estrogen di organ target. 1 Senyawa obat yang termasuk antiestrogen dan
berguna untuk mengobati masalah fertilitas adalah klomifen sitrat dan tamoksifen sitrat. 2
Klomifen sitrat bekerja dengan cara menduduki reseptor estrogen di hipotalamus dan pituitari
anterior sehingga meningkatkan sekresi hormon-hormon gonadotropin, yaitu menggunakan
uji Shapiro-Wilk yang digunakan untuk uji normalitas data. Apabila sebaran data normal,
maka digunakan uji One Way ANOVA. Apabila pada uji One Way ANOVA didapatkan
perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT dengan α = 0,05 untuk melihat adanya
perbedaan yang signifikan.

follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). FSH dan LH bekerja pada
ovarium untuk pengembangan dan pematangan folikel yang mengandung sel telur, serta
untuk menginduksi ovulasi. Tamoksifen mempunyai struktur dan sifat yang mirip dengan
klomifen. 2,3 Pada saat ini terjadi peningkatan penggunaan bahan alam baik sebagai obat
maupun tujuan lain. Senyawa kimia berupa minyak esensial yang terkandung dalam umbi
teki terdiri atas senyawa α-cyperone, myrtenol, caryophyllene oxide, α-selinene dan β-
pinene4 . Selain kandungan tersebut, umbi teki juga mengandung terpenoid, flavonoid, b-
sitosterol dan asam askorbat. Komposisi terpenoid yang utama adalah cyperene. Diduga
diantara kandungan tersebut bersifat sebagai antiestrogen atau “estrogen lemah”, sehingga
umbi teki dapat digunakan sebagai peluruh haid, abortus dan membersihkan keguguran.
Sebagaimana diketahui bahwa hormon progestin, androgen dan estrogen lemah merupakan
hormon antiestrogen yang dapat menyebabkan perdarahan haid, atrofi endometrium serta
kelenjar endoserviks berkurang dan menjadi pekat. Pada tikus, hormon antiestrogen dapat
menghentikan siklus estrus serta ukuran ovarium mengecil.

Sejarah

1. Hormon Estrogen
Hormon estrogen merupakan salah satu hormon utama pada wanita, tetapi juga
terdapat pada pria. Di dalam tubuh pria dan wanita, terdapat hormon estrogen. Hanya saja,
pada tubuh wanita, kadar hormon ini lebih banyak. Sedangkan pada tubuh pria, hormon
estrogen jumlahnya lebih sedikit dan bukan merupakan hormon utama. Oleh karena itu,
hormon estrogen kerap disebut sebagai hormon seks wanita

Hormon estrogen diproduksi secara alami oleh tubuh. Namun, ada juga hormon
estrogen yang bersifat sintetis atau buatan dan biasa digunakan sebagai pengobatan. Hormon
estrogen buatan dikenal dengan nama estradiol, estriol, dan estron. Hormon estrogen buatan
ini banyak digunakan pada terapi pengganti hormon dan KB hormonal, seperti pil KB dan
KB suntik
2. Hormon Anti Estrogen

Antiestrogen digunakan pada pengobatan infertilitas pada wanita karena


oligomenoroea atau amenoroea sekunder (misalnya yang
disebabkan penyakit ovarium polisistik). Antiestrogen menginduksi gonadotropin
dengan berikatan reseptor estrogen di hipotalamus, sehingga mempengaruhi
mekanisme umpan balik (feed-back) ; koriogonik gonadotropin kadang- kadang
digunakan sebagai terapi tambahan. Pasien sebaiknya diperingatkan bahwa
ada risiko kehamilan kembar (jarang lebih dari kembar 2)

Patofisiologi

Patofisiologi menopause pada dasarnya melibatkan deplesi dari folikel primordial di ovarium.
Perlu diketahui beberapa terminologi dan definisi dari tahapan menopause yaitu:

 Menopause: periode 1 tahun setelah berhentinya menstruasi

 Menopausal transition: periode waktu mulai dari siklus menstruasi yang ireguler
hingga berhentinya menstruasi
 Perimenopause: masa transisi menopause + 1 tahun setelah menstruasi berhenti

 Postmenopause: periode setelah berhentinya menstruasi

Penuaan Ovarium dan Patofisiologi Menopause


Proses penuaan ovarium dimulai dengan aktivasi folikel primordial, maturasi, dan regresi.
Fase folikuler dari siklus menstruasi normal akan berkurang seiring dengan bertambahnya
usia, dimana akan mulai terjadi pada tahap late reproductive.
Pada tahap early menopausal transition, siklus menstruasi menjadi ireguler akibat fluktuasi
sekresi hormon gonadotropin, penurunan jumlah folikel yang berfungsi dengan baik, dan
terjadi penurunan hormon inhibin B  yang bekerja secara negatif menghambat hipofisis
anterior mensekresi follicle stimulating hormone  (FSH) pada awal siklus menstruasi. Hal ini
menyebabkan peningkatan FSH pada awal siklus menstruasi, lalu akan terjadi rekruitmen
folikel yang lebih awal, periode fase folikuler yang lebih lambat, dan pada akhirnya akan
membuat siklus menstruasi menjadi lebih pendek sehingga mempercepat terjadinya deplesi
folikel.
Penurunan hormon inhibin B juga menyebabkan penurunan hormon progesteron pada fase
luteal siklus menstruasi, sehingga menstruasi menjadi semakin ringan dan sedikit. Ketika
semua folikel deplesi atau habis, ovarium menjadi tidak responsif terhadap peningkatan
drastis FSH dan estradiol.
Bab II

Mekanisme dan Cara Kerja Obat

Cara kerja Oestrogel® estradiol

bekerja dengan menggantikan estrogen dalam tubuh Anda sehingga Anda memiliki jumlah
estrogen yang sama seperti sebelum menopause.

Bab III

Farmakokinetik

1.Absorpsi (Penyerapan)

Estradiol diserap dengan baik terlepas dari rute pemberian. Namun, bioavailabilitas estradiol
berbeda secara substansial dengan rute administrasi yang berbeda. Estradiol oral memiliki
bioavailabilitas rata-rata sekitar 5%, membutuhkan dosis estradiol yang relatif tinggi untuk
efeknya. Estradiol diberikan dalam bentuk ester dengan injeksi intramuskular atau subkutan
memiliki bioavailabilitas lengkap

2.Distribusi

Estradiol didistribusikan dengan cepat ke seluruh tubuh, dengan fase distribusi sekitar 6
menit setelah injeksi intravena .Estradiol diambil ke dalam sel melalui difusi pasif karena
lipofilisitasnya . Karena mengikat ER, estradiol lebih disukai terkonsentrasi di jaringan
dengan konten ER tertinggi. Pada hewan, jaringan ini termasuk rahim , vagina , kelenjar susu
, kelenjar pituitari , hipotalamus , otak lainnya.daerah, jaringan adiposa , hati , dan kelenjar
adrenal , di antara jaringan lain. Berbeda dengan estradiol, karena afinitasnya yang rendah
untuk ER, estron tidak terakumulasi dalam jaringan target. Estradiol telah ditemukan
melintasi sawar darah-otak pada monyet rhesus . Volume distribusi estradiol telah ditemukan
menjadi 0,85-1,17 L/kg. Namun dalam penelitian lain, volume distribusinya hanya 0,082 ±
0,015 L/kg (4,8 L pada wanita dengan berat rata-rata 58,4 kg).
Dalam hal pengikatan protein plasma , estradiol terikat secara longgar pada albumin dan erat
dengan SHBG, dengan sekitar 97 hingga 98% estradiol terikat pada protein plasma . Dalam
sirkulasi, sekitar 38% estradiol terikat pada SHBG dan 60% terikat pada albumin, dengan 2
hingga 3% bebas atau tidak terikat. Namun, dengan estradiol oral, ada peningkatan produksi
SHBG hati dan karenanya tingkat SHBG (misalnya, +50%), dan ini menghasilkan fraksi
estradiol bebas yang relatif berkurang. Karena hanya estradiol bebas yang tidak terikat pada
protein plasma atau SHBG yang aktif secara biologis, hal ini dapat mengurangi potensi
estradiol oral sampai tingkat tertentu. Namun, sebuah penelitian menemukan bahwa fraksi
bebas estradiol serupa dengan dosis estradiol oral dan topikal yang menghasilkan kadar
estradiol total yang setara.

3.Metabolisme

Ada beberapa jalur utama metabolisme estradiol , yang terjadi baik di hati maupun di
jaringan lain :

 Dehidrogenasi oleh 17β-hidroksisteroid dehidrogenase (17β-HSD) menjadi estron


 Konjugasi oleh estrogen sulfotransferases dan UDP-glucuronyltransferases menjadi
konjugat estrogen C3 dan/atau C17β seperti estron sulfat dan estradiol glukuronida
 Hidroksilasi oleh enzim sitokrom P450 seperti CYP1A1 dan CYP3A4 menjadi
katekol estrogen seperti 2-hidroksiestron dan 2-hidroksiestradiol serta estrogen 16-
hidroksilasi seperti 16α-hidroksiestron dan estriol (16α-hidroksiestradiol)

Hati hampir seluruhnya bertanggung jawab untuk metabolisme estradiol.

Dehidrogenasi estradiol oleh 17β-HSD menjadi estron dan konjugasi menjadi konjugat
estrogen adalah transformasi reversibel . [12] [10] Namun, dalam hal sulfasi dan desulfasi ,
transformasi estron menjadi estron sulfat lebih dominan dibandingkan dengan reaksi
sebaliknya.

Estradiol juga dapat diubah secara reversibel menjadi bentuk estradiol lipoidal berumur
panjang seperti estradiol palmitat dan estradiol stearat sebagai rute kecil metabolisme.

Waktu paruh eliminasi estradiol yang diberikan melalui injeksi intravena ditemukan 2 jam
pada pria dan 27 hingga 50 menit pada wanita. [4] [9] [372] [373] Rute lain pemberian
estradiol seperti pemberian oral atau injeksi intramuskular memiliki waktu paruh eliminasi
dan durasi kerja yang jauh lebih lama karena

(1) pembentukan reservoir metabolisme yang bersirkulasi. Konjugat estrogen resisten yang
dapat diubah kembali menjadi estradiol dan/atau

(2) pembentukan depot pelepas lambat .


Tingkat pembersihan metabolik estradiol, estrone, dan estrone sulfat masing-masing adalah
580 L/hari/m 2 , 1.050 L/hari/m 2 , dan 80 L/hari/m 2 .

4.Ekskresi

Dosis tunggal estradiol valerat oral dieliminasi 54% dalam urin dan 6% dalam tinja .
Sejumlah besar estradiol juga diekskresikan dalam empedu . Metabolit urin estradiol sebagian
besar hadir dalam bentuk konjugat estrogen, termasuk glukuronida dan, pada tingkat lebih
rendah, sulfat. Metabolit utama estradiol dalam urin adalah estron glukuronida (13-30%), 2-
hidroksiestron (2,6-10,1%), estradiol tidak berubah (5,2-7,5%), estriol (2,0-5,9%), dan 16α-
hidroksiestron (1,0-2,9%). Setelah injeksi intravenaberlabel estradiol pada wanita, hampir
90% diekskresikan dalam urin dan feses dalam waktu 4 sampai 5 hari. Resirkulasi
enterohepatik menyebabkan keterlambatan ekskresi estradiol.

BAB IV

FARMAKODINAMIK

INDIKASI OBAT
Defisiensi estrogen & gejala-gejala defisiensi estrogen terutama yang berhubungan dengan
menopause. Untuk pencegahan osteoporosis pada pasca menopause.
KONTRA INDIKASI OBAT
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi :
1. Pasien dengan riwayat penyakit tromboemboli vena.
2. Penyakit trombotik arteri.
3. Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya.
4. Penyakit hati berat, kanker payudara atau rahim.
INTERAKSI OBAT
Penggunaan estradiol bersamaan dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan efek interaksi
antarobat di bawah ini :
1. Mengurangi efektivitas estradiol jika digunakan dengan carbamazepine,
phenobarbital, atau rifampicin.
2. Meningkatkan efek estradiol yang bisa meningkatkan risiko efek samping jika
digunakan bersama fluconazole, clarithromycin, atau diltiazem.
3. Menghambat penyerapan asam folat.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI ESTROGEN
Dosis estrogen ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan bentuk sediaan obat. Berikut
adalah dosis estrogen berdasarkan tujuan penggunaannya :
1. Oral
 Gangguan saraf akibat menopause: 0,3 mg/hari
 Pencegahan osteoporosis pascamenopause: 0,3 mg/hari
 Hipogonadisme pada wanita: 0,3–0,625 mg/hari
 Atrofi vagina atau atrofi vulva akibat menopause: 0,3 mg/hari
 Infertilitas (kemandulan): 1,25 mg/hari
2. Krim vagina
 Kraurosis vulva (atrofi vulva yang progresif) akibat menopause: 0,5 g/hari
 Dispareunia (nyeri saat berhubungan seks) akibat menopause: 0,5 g, 2
kali/minggu
Untuk obat estrogen suntik, dosis akan ditentukan oleh dokter di rumah sakit. Obat suntik
hanya boleh diberikan oleh dokter atau oleh petugas medis di bawah pengawasan dokter.
PENGGUNAAN KLINIS OBAT
Gunakan estrogen sesuai dengan anjuran dokter atau petunjuk penggunaan obat. Jangan
menambahkan dosis dan jangan menggunakan obat lebih lama dari waktu yang dianjurkan.
Estrogen dapat dikonsumsi dengan atau tanpa disertai makanan. Namun, untuk mencegah
terjadinya sakit perut, obat ini dapat dikonsumsi bersama dengan makanan atau setelah
makan.
Disarankan untuk mengonsumsi estrogen pada waktu yang sama setiap harinya, agar efek
obat lebih maksimal dan risiko terjadinya efek samping lebih rendah.
Apabila tidak sengaja melewatkan jadwal konsumsi obat, segera konsumsi obat apabila jeda
dengan jadwal berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis.
Simpan estrogen di tempat tertutup dalam suhu ruangan dan jangan dibekukan. Hindarkan
dari hawa panas, kelembapan dan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak.

EFEK SAMPING OBAT


Efek Samping yang mungkin terjadi, antara lain :
1. Mual
2. Muntah
3. Perut kembung
4. Diare
5. Sakit kepala
6. Perubahan berat badan
7. Melasma (bercak gelap pada wajah)
EFEK MERUGIKAN OBAT
Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan estradiol adalah :
1. Pendarahan rahim (Metroragia).
2. Masalah kulit (kloasma atau melasma).
3. Hentikan penggunaan pada kasus cedera pembekuan darah (tromboembolik).
4. Perubahan kulit (ikterus kolestatik).
5. Kista pada payudara (mastopati benigna).
6. Tumor rahim.
7. Tumor jinak (adenoma hetapik).
8. Terlalu banyak prolaktin (galaktore).

EFEK TOKSIK
Periksakan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau justru semakin
memburuk. Segera temui dokter bila terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih
serius, seperti :
1. Depresi
2. Payudara bengkak dan sensitif terhadap sentuhan
3. Perdarahan vagina yang tidak wajar
4. Amenorrhea
5. Demam
6. Keputihan bau disertai gatal dan iritasi vagina
7. Urine berwarna gelap
8. Bengkak pada kedua tungkai
9. Kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
10. Nyeri dada
11. Sakit kepala yang parah dan muncul tiba-tiba
12. Lunglai pada salah satu sisi tubuh
13. Linglung atau kebingungan
14. Muntah darah
15. Gangguan penglihatan yang muncul tiba-tiba
16. Pingsan
KATEGORI KEHAMILAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Oestrogel ke
dalam Kategori X :
Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan pada janin atau ada bukti risiko
pada janin berdasarkan pengalaman manusia. Risiko penggunaan obat ini pada wanita hamil
jelas melebihi manfaat yang diharapkan. Obat ini dikontraindikasikan pada wanita hamil dan
wanita usia subur yang memiliki kemungkinan hamil.
Link

Oestrogel Gel 0,06%_Estradiol_DKI2003500528A1_2020

http://repository.lppm.unila.ac.id/13474/1/30.%20Juke%20vol2%281%29%20Hendri
%20Busman%20feb%202018.pdf

https://en.wikipedia.org/wiki/Pharmacokinetics_of_estradiol

https://www.alodokter.com/estrogen

https://www.klikdokter.com/obat/oestrogel

Anda mungkin juga menyukai