Anda di halaman 1dari 19

SNI 2049:xxxx

Standar Nasional Indonesia

Semen Portland – Bagian 8: Metode uji penentuan


waktu pengikatan semen hidraulis dengan jarum
vicat

(Portland Cement – Part 8: Test methods for time of


setting of hydraulic cement by Vicat)

Standard Test Methods for Time of Setting of


Hydraulic Cement by Vicat Needle
(ASTM C191 – 19, IDT)

ICS 91.100.10 Badan Standardisasi Nasional


SNI 2049:xxxx

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................... i
Daftar Tabel............................................................................................................................. ii
Prakata................................................................................................................................... iii
1. Ruang lingkup.................................................................................................................... 1
2. Dokumen acuan.................................................................................................................1
3. Terminologi........................................................................................................................ 3
4. Ringkasan metode pengujian.............................................................................................3
5. Signifikansi dan kegunaan.................................................................................................3
6. Peralatan............................................................................................................................ 3
7. Temperatur dan kelembaban.............................................................................................5
8. Pasir standar...................................................................................................................... 5
9. Pengambilan contoh........................................................................................................... 5
10. Prosedur........................................................................................................................... 7
11. Perhitungan...................................................................................................................... 9
12. Pelaporan....................................................................................................................... 11
13. Kepresisian dan bias......................................................................................................11
14. Kata Kunci...................................................................................................................... 11
SNI 2049:xxxx

Daftar Tabel
SNI 2049:xxxx

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 2049-X:20XX, Semen portland – Bagian 8: Metode uji
penentuan waktu pengikatan semen hidraulis dengan jarum vicat merupakan adopsi identik
dari ASTM C191 - 19 Standard Test Methods for Time of Setting of Hydraulic Cement by
Vicat Needle, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini merevisi SNI
2049:2015 Semen portland. Revisi dalam standar ini ditujukan untuk mengakomodasi
pengkondisian ruangan sebelum dilakukan pengujian.

Standar ini merupakan bagian dari seri SNI 2049, semen portland, yang terdiri dari 13
bagian:
- Bagian 1: Spesifikasi
- Bagian 2: Metode pengambilan contoh dan jumlah pengujian semen hidraulis
- Bagian 3: Metode uji analisa kimia semen hidraulis
- Bagian 4: Metode uji penentuan kandungan udara mortar semen hidraulis
- Bagian 5: Metode uji penentuan kehalusan semen hidraulis dengan menggunakan alat
permeabilitas udara
- Bagian 6: Metode uji penentuan ekspansi autoklaf semen hidraulis
- Bagian 7: Metode uji penentuan kuat tekan mortar semen hidraulis (dengan
menggunakan spesimen kubus ukuran 2 inch atau [50 mm])
- Bagian 8: Metode uji penentuan waktu pengikatan semen hidraulis dengan jarum Vicat
- Bagian 9: Metode uji penentuan kekakuan awal semen hidraulis (metode pasta)
- Bagian 10: Metode uji pengukuran panas hidrasi bahan bersifat semen dengan
menggunakan kalorimeter konduksi isotermal
- Bagian 11: Metode uji potensi ekspansi mortar semen Portland terpapar sulfat
- Bagian 12: Metode uji penentuan waktu pengikatan pasta semen Portland dengan jarum
Gillmore
- Bagian 13: Metode uji penentuan ekspansi batang mortar semen yang disimpan dalam
air

Terdapat standar ASTM yang diacu dalam acuan normatif dalam standar ini telah diadopsi
menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu :
- ASTM C150/C150M-20, Specification for portland cement, telah diadopsi secara
modifikasi menjadi SNI 2049-1:2020, Semen portland-bagian 1: Spesifikasi
- ASTM C1157/C1157M-20, Performance specification for hydraulic cement, telah
diadopsi secara modifikasi menjadi SNI 8912:2020, Spesifikasi unjuk kerja semen
hidraulis
- ASTM C183/C183M-16, Practice for sampling and the amount of testing of Hydraulic
Cement, telah diadopsi secara identik menjadi SNI 2049-2:2021, Semen portland-
bagian 2: Metode pengambilan contoh dan jumlah pengujian semen hidraulis

- ASTM C151/C151M Test Method for Autoclave Expansion of Hydraulic Cement,


telah diadopsi secara identik menjadi SNI 2049-6:2021, Semen Portland – bagian 6:
Metode uji penentuan ekspansi autoklaf semen hidraulis

Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Komite Teknik 91-02 Kimia bahan konstruksi.
Standar ini merupakan hasil konsensus yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal
…..yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pihak pihak produsen, konsumen, asosiasi industri
terkait, lembaga pengujian dan instansi pemerintah.

Apabila pengguna menemukan keraguan dalam standar ini, maka disarankan untuk melihat
standar aslinya yaitu ASTM C191-19 dan/atau dokumen terkait lain yang menyertainya.
SNI 2049:xxxx

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
SNI 2049:xxxx

Semen Portland – Bagian 8: Metode uji penentuan waktu


pengikatan semen hidraulis dengan jarum vicat

1. Ruang lingkup
1.1 Metode pengujian ini mencakup penentuan waktu pengikatan semen hidraulis
dengan jarum Vicat. Terdiri dari dua metoda; Metoda A merupakan metoda uji
referensi untuk alat vicat yang dioperasikan secara manual, sementara Metoda B
yang mengijinkan penggunaan alat Vicat otomatis, yang telah memenuhi
persyaratan kualifikasi metoda uji ini, yang didemonstrasikan dengan unjuk kerja
yang dapat diterima.
1.2 Nilai yang dicantumkan dalam satuan SI dianggap sebagai standar. Tidak ada
satuan pengukuran lain yang dimasukkan dalam standar ini.
1.3 Standar ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi segala masalah keamanan
yang mungkin ada yang diasosiasikan dengan penggunaannya. Hal ini merupakan
kewajiban dari pengguna standar untuk menetapkan pelaksanaan keamanan dan
kesehatan yang sesuai dan menentukan penerapan dari pengaturan batasan
regulasi sebelum penggunaan.
Peringatan – Campuran semen hidraulis yang segar bersifat basa dan dapat
menyebabkan luka bakar kimia pada kulit dan jaringan pada paparan jangka
panjang.
1.4 Pada standar ini terdapat catatan dan catatan kaki yang menyediakan
penjelasan tentang material. Catatan dan catatan kaki ini (tidak termasuk yang
terdapat pada tabel dan gambar) bukan bagian dari persyaratan standar.

Catatan 1 – Untuk metoda uji yang digunakan untuk menentukan waktu pengikatan oleh jarum
Gillmore sesuai ASTM C266

1.5 Standar internasional ini dikembangkan sesuai dengan kaidah yang diakui
secara internasional mengenai standardisasi yang ditetapkan dalam ketetapan
mengenai kaidah pembuatan standar, panduan, dan rekomendasi internasional yang
dikeluarkan oleh komite Technical Barriers to Trade (TBT) World Trade
Organization.

2. Dokumen acuan

2.1 Standar ASTM:


ASTM C150/C150M Specification for portland cement
ASTM C151/C151M Test Method for Autoclave Expansion of Hydraulic Cement
ASTM C183/C183M Practice for sampling and the amount of testing of hydraulic
cement
ASTM C187 Test Method for Amount of Water Required for Normal Consistency of
Hydraulic Cement Paste
ASTM C219 Terminology relating to hydraulic and other inorganic cement
ASTM C266 Test method for time of setting of hydraulic cement paste by gillmore
needles
ASTM C305 Practice for mechanical mixing of hydraulic cement pastes and mortars
of plastic consistency
SNI 2049:xxxx

ASTM C511 Specification for mixing rooms, moist cabinets, moist rooms, and water
storage tanks used in the testing of hydraulic cements and concretes
ASTM C595/C595M Specification for blended hydraulic cements
ASTM C1005 Specification for reference masses and devices for determining mass
and volume for use in the physical testing of hydraulic cements
ASTM C1157/C1157M Performance specification for hydraulic cement

ASTM D1193 Specification for reagent water

3. Terminologi
3.1 Definisi - Istilah-istilah pada metode pengujian ini didefinisikan pada
terminologi sesuai dengan ASTM C219.

4. Ringkasan metode pengujian

4.1 Pasta dengan perbandingan tertentu dan dicampurkan hingga konsistensi


normal, seperti yang diuraikan di ASTM C187, yang dicetak kemudian disimpan
dalam lemari lembab (moist cabinet) dan diperbolehkan untuk mulai mengeras
(setting). Pelaksanaan uji penetrasi dilakukan secara berkala terhadap pasta ang
dilakukan dengan cara menusukkan jarum vicat 1 mm ke dalam pasta. Waktu
pengikatan awal oleh alat Vicat adalah rentang waktu antara kontak awal semen dan
air dan waktu pada saat pengukuran penetrasi mencapai 25 mm. Waktu pengikatan
akhir oleh alat Vicat adalah rentang waktu antara kontak awal semen dan air dan
waktu pada saat jarum tidak meninggalkan bekas lingkaran sempurna pada
permukaan pasta.

5. Signifikansi dan kegunaan

5.1 Metoda uji ini menyediakan cara untuk menentukan kesesuaian dengan
batasan spesifikasi untuk waktu pengikatan oleh alat Vicat. Mengacu pada
spesifikasi yang sesuai untuk semen untuk menentukan apakah metode pengujian
yang digunakan memenuhi spesifikasi.
5.2 Waktu pengikatan yang diukur oleh metoda uji ini belum tentu memberikan
hasil yang sama dengan waktu pengikatan pasta semen hidraulis yang diukur oleh
metoda uji yang lain, atau waktu pengikatan mortar atau beton.

6. Peralatan

6.1 Alat Vicat – Lihat Lampiran A1.1 dan Gambar. A1.1. Alat vicat untuk metoda
uji ini harus memiliki batang yang dapat digerakan, B yang beratnya 300 g ± 0,5 g.
SNI 2049:xxxx

6.1.1 Ujung batang yang digunakan untuk mengukur penetrasi harus memiliki
jarum baja yang lurus dan dapat dibongkar pasang dengan diameter 1,00 mm ± 0,05
mm dan panjang tidak kurang dari 50 mm.
6.1.2 Ujung jarum yang kontak dengan spesimen harus datar, rata dan siku-siku
terhadap sumbu batang
6.2 Timbangan dan anak timbangan untuk menentukan massa, sesuai dengan
persyaratan ASTM C1005. TImbangan harus dievaluasi untuk mempertahankan
kinerja yang presisi dengan menggunakan prosedur sesuai ASTM C1005. Lampiran
X1 menggunakan massa untuk mengecek verifikasi sekitar 1000 g.
6.3 Gelas Ukur, kapasitas 200 ml atau 250 m dan sesuai dengan persyaratan
ASTM C1005.
6.4 Pelat datar non-adsorptive (plane non-adsorptive plate), bahan berbentuk
persegi berukuran 100 mm ± 5 mm yang memiliki kerataan, korosivitas dan
absorptivitas yang sama dengan kaca (lihat Lampiran A1.1, Gambar A1.1, H)
6.5 Sekop Datar (flat trowel), yang memiliki bilah baja dengan tepi lurus tajam
dengan panjang 100 mm hingga 150 mm. Ujung sekop ketika ditempatkan pada
permukaan bidang datar tidak akan menyimpang kelurusannya tidak lebih dari 1
mm.
6.6 Cincin Kerucut/Cincin Cetakan (Conical Ring), terbuat dari bahan kaku, tidak
korosi, tidak menyerap air mempunyai tinggi 40 mm ± 1 mm, diameter dalam bagian
bawah 70 mm ± 3 mm dan diameter dalam bagian atas 60 mm ± 3 mm (lihat
Lampiran A1.1, Gambar A1.1, G)
6.7 Mikser, mangkuk dan pengaduk sesuai ASTM C305
6.8 Alat jarum Vicat otomatis untuk metoda B - Peralatan harus dilengkapi
dengan jarum vicat yang telah dijelaskan pada Pasal 6.1.1 dan 6.1.2. Berat total
yang dapat disangga oleh ujung jarum pada saat pengukuran harus 300 g ± 0,5 g.
Instrumen harus dapat menyelesaikan secara otomatis dan merekam pengukuran
penetrasi dari benda uji dengan interval waktu yang telah ditentukan tidak lebih dari
10 menit dan menjalankan setiap uji penetrasi minimal sejauh 5 mm dari penetrasi
sebelumnya dan minimal 10 mm dari bagian dalam cetakan.
6.9 Cetakan benda uji untuk metoda B - Pasta semen ditahan dalam suatu cincin
kerucut dengan tinggi 40 mm ± 1 mm dan pelat datar yang bisa dipindahkan.
Permukaan benda uji memiliki diameter minimum 60 mm ± 3 mm.
6.10 Periksa dan dokumentasikan alat-alat pada Pasal 6 untuk kesesuaian
dengan persyaratan metoda uji ini sekurang-kurangnya setiap 2,5 tahun (lihat
catatan 2)

CATATAN 2 – ASTM C1005 memerlukan pemeriksaan kesesuaian tahunan untuk referensi massa
dan timbangan.

7. Reagen dan Bahan


7.1 Air pencampur – Air bersih dapat digunakan untuk pengujian rutin. Gunakan
air yang sesuai dengan persyaratan ASTM D1193 untuk Tipe III atau Tipe IV grade
air reagen untuk semua uji acuan (referee) dan uji kooperatif.

8. Pengambilan Contoh
SNI 2049:xxxx

8.1 Pada saat uji dibutuhkan untuk pengujian keberterimaan, pengambilan contoh
uji semen dilakukan sesuai dengan ASTM C183.

9. Pengkondisian
9.1 Pertahankan temperatur udara dan kelembaban dari ruang pencampur dan
temperatur air pencampur sesuai dengan ASTM C511 (bagian persyaratan ruang
pencampuran semen).
9.2 Moist Cabinet atau ruang lembab harus sesuai dengan ASTM C511
9.3 Bahan kering harus berada dalam rentang suhu ruang pencampuran sebelum
dilakukan pengujian.

10. Persiapan Pasta Semen


10.1 Pasta semen yang digunakan untuk menentukan waktu pengikatan diperoleh
dari salah satu metoda berikut:
10.1.1 Siapkan batch pasta baru dengan mencampurkan 650 g semen dengan
persentase air pencampur yang diperlukan untuk konsistensi Normal (Metoda Uji
ASTM C187), Mengikuti prosedur uji ASTM C305.
10.1.2 Untuk metoda A, sebagai opsi penguji, gunakan benda uji yang digunakan
untuk menentukan normal konsistensi (lihat Catatan 3)
10.1.3 Sebagai opsi penguji, gunakan pasta uji yang tersisa dari batch yang
digunakan untuk benda uji autoklaf (Metoda Uji ASTM C151) atau dari penentuan
konsistensi normal (Metoda Uji ASTM C187)

CATATAN 3 – Benda uji yang digunakan untuk menentukan normal konsistensi menghasilkan
permukaan yang tidak teratur, sehingga tidak cocok digunakan untuk metoda B

11. Perhitungan
11.1 Hitung waktu pengikatan oleh alat Vicat sampai ke nilai terdekat 1 menit,
sebagai berikut:
( H −E )
((( C−D )) )
× ( C−D ) + E

Keterangan:
E adalah waktu dalam menit penetrasi akhir lebih besar 25 mm
H adalah waktu dalam menit penetrasi awal kurang dari 25 mm
C adalah pembacaan penetrasi pada saat waktu E, dan
D adalah pembacaan penetrasi pada saat waktu H

11.2 Hitung waktu pengikatan akhir oleh alat Vicat dengan menentukan waktu
yang dibutuhkan antara waktu kontak awal antara semen dan air dan waktu
pengikatan akhir oleh alat vicat seperti yang dijelaskan pada pasal 14.3 ditentukan,
dengan pembulatan nilai ke 5 menit terdekat.

12. Pelaporan
SNI 2049:xxxx

12.1 Laporkan hasil pengujian waktu pengikatan dan metoda yang digunakan
sebagai berikut:
Waktu pengikatan oleh alat Vicat (A atau B) ____ menit
Waktu pengikatan akhir oleh alat Vicat (A atau B) ____ menit

METODA A – ALAT JARUM VICAT MANUAL

13. Alat Vicat manual


13.1 Mengacu pada pasal 6.1, 6.4 dan 6.6 dan Lampiran A1 untuk penjelasan alat
Vicat.

14. Prosedur A
14.1 Pencetakan benda uji – Bentuk segera pasta semen, disiapkan seperti yang
dijelaskan pada pasal persiapan pasta semen, menjadi bentuk bola dengan tangan
yang mengunakan sarung tangan karet dan dilemparkan sebanyak enam kali dari
satu tangan ke tangan yang lain, dengan mempertahankan jarak antar tangan
sekitar 150 mm (6 inci). Tekan bola pasta dan biarkan diatas telapak tangan
kemudian masukan pasta kedalam ujung bagian besar cincin kerucut, G, Gambar
A1.1, yang dipegang oleh tangan yang lain hingga cincin terisi penuh oleh pasta.
Buang sisa pasta pada ujung bagian besar cincin dengan gerakan tunggal telapak
tangan. Tempatkan ujung bagian besar cincin diatas pelat datar, H, dan potong sisa
pasta di bagian atas cincin dengan gerakan miring menggunakan sekop yang
dipegang sedikit miring terhadap bagian atas cincin. Haluskan bagian atas benda uji,
bila perlu, dengan satu atau dua sentuhan ringan ujung pinggiran sekop. Selama
pengerjaan pemotongan dan penghalusan, usahakan agar tidak memberikan
tekanan pada pasta. Segera setelah pencetakan, simpan benda uji di lemari lembab
atau ruang lembab dan biarkan tetap didalam cetakan kecuali pada saat uji
penetrasi dilakukan. Benda uji harus tetap berada dalam cetakan cincin kerucut,
yang disangga oleh pelat non-absorptif selama periode pengujian.
14.2 Pengukuran waktu pengikatan – Biarkan benda uji waktu pengikatan tetap
berada dalam lemari lembab atau ruang lembab selama 30 menit setelah
pencetakan tanpa diganggu. Tentukan uji penetrasi jarum 1 mm pada waktu tersebut
dan setiap 15 menit setelahnya (10 menit untuk semen Tipe III) sampai didapat
penetrasi 25 mm atau kurang. Lakukan penetrasi dengan menurunkan jarum D dari
batang B hingga menyentuh permukaan pasta semen. Kencangkan sekrup pengatur
E dan atur indikator F di ujung atas skala, atau lakukan pembacaan awal. Lepaskan
batang debgan cepat dengan melonggarkan sekrup E dan biarkan jarum
memposisikan selama 30 detik, kemudian lakukan pembacaan untuk menentukan
penetrasi. Sebagai opsi pengujian, jika pasta terlihat dengan jelas cukup lunak,
perlambat jatuhnya batang untuk mencegah bengkoknya jarum 1 mm, tetapi pada
saat pengukuran penetrasi aktual untuk menentukan waktu pengikatan, lepas
batang hanya dengan melonggarkan sekrup. Lakukan uji penetrasi minimal berjarak
SNI 2049:xxxx

5 mm dari penetrasi sebelumnya dan minimal 10 mm dari sisi bagian dalam cetakan.
Catat semua hasil pengukuran penetrasi, dan dengan interpolasi, tentukan waktu
pada saat diperoleh nilai penetrasi 25 mm. Waktu yang dibutuhkan antara kontak
awal semen dan air dan penetrasi 25 mm adalah waktu pengikatan alat Vicat atau
waktu pengikatan awal alat Vicat.
14.3 Tentukan titik akhir waktu pengikatan akhir alat Vicat pada pengukuran
penetrasi pertama yang tidak memberikan tanda pada permukaan benda uji berupa
jejak lingkaran utuh. Waktu pengikatan akhir diverifikasi dengan melakukan dua
pengukuran penetrasi pada area yang berbeda diatas permukaan pasta. Verifikasi
pengikatan akhir dengan cara melakukan dua tambahan pengukuran penetrasi pada
area yang berbeda pada permukaan benda uji. Lakukan pengukuran verifikasi
dalam waktu 90 detik setelah pengukuran “waktu pengikatan akhir” pertama. Waktu
yang dibutuhkan antara kontak awal semen dan air dan titik akhir penentuan diatas
adalah waktu pengikatan akhir alat Vicat.
14.4 Tindakan pencegahan – Jaga semua peralatan bebas dari getaran selama
pengujian penetrasi. Jaga agar jarum diameter 1 mm tetap lurus dan bersih. Jarum
harus tetap bersih untuk mencegah semen menempel pada sisi jarum dan dapat
menurunkan penetrasi, dan untuk mencegah semen menempel pada satu titik dan
dapat meningkatkan penetrasi.

15. Presisi dan Bias


15.1 Presisi
15.1.1 Operator tunggal (dalam laboratorium) – Standar deviasi bernilai 12 menit
untuk pengikatan awal untuk rentang 49 menit - 202 menit, dan 20 menit untuk
rentang waktu pengikatan akhir alat Vicat 185 menit -312 menit. Oleh karena itu,
hasil dari dua pengujian yang dilakukan dengan tepat oleh operator yang sama untuk
waktu pengikatan awal oleh vicat untuk pasta yang sama tidak boleh berbeda satu
sama lain lebih dari 34 menit dan untuk waktu pengikatan akhir oleh vicat untuk
pasta yang sama tidak boleh berbeda satu sama lain lebih dari 56 menit.
15.1.2 Multi laboratorium (antar laboratorium) – Standar deviasi bernilai 16 menit
untuk pengikatan awal alat vicat untuk rentang 49 menit - 207 menit, dan 43 menit
untuk waktu pengikatan akhir alat Vicat dengan rentang 185 menit -312 menit. Oleh
karena itu hasil dua pengujian dilakukan dengan baik oleh dua laboratorium yang
berbeda untuk satu sama lain untuk pasta yang sama tidak boleh lebih dari 45 menit
untuk pengikatan awal dan dan untuk waktu pengikatan akhir oleh vicat untuk pasta
yang sama tidak boleh berbeda untuk satu sama lebih dari 122 menit.
15.2 Bias – Dikarenakan tidak ada material referensi yang dapat diterima untuk
menentukan bias pada prosedur uji ini, maka tidak ada pernyataan tentang bias
yang dapat disajikan.

METODA B – ALAT JARUM VICAT OTOMATIS

16. Alat Vicat Otomatis


16.1 Alat Jarum Vicat Otomatis – Mengacu pada pasal 6.8 dan 6.9, untuk
deskripsi Alat Jarum Vicat Otomatis.
SNI 2049:xxxx

17. Prosedur
17.1 Pencetakan benda uji – Bentuk segera pasta semen, yang disiapkan pada
pasal persiapan pasta semen, menjadi bentuk bola dengan tangan yang
mengunakan sarung tangan karet dan dilemparkan sebanyak enam kali dari satu
tangan ke tangan yang lain, dengan mempertahankan jarak antar tangan sekitar 150
mm. Tekan bola pasta, biarkan diatas telapak tangan kemudian perlahan masukan
pasta kedalam ujung bagian besar cincin kerucut yang dipegang oleh tangan yang
lain hingga cincin terisi penuh oleh pasta. Buang sisa pasta pada ujung bagian besar
cincin dengan satu gerakan telapak tangan. Tempatkan ujung bagian besar cincin
diatas pelat dasar. Gunakan sekop untuk menghilangkan sisa pasta diatas cetakan.
Pegang sekop dengan kemiringan sekitar 30° dengan ujung dinaikkan dan dimulai
dari bagian tengah cetakan, ratakan pasta dengan menarik sekop sepanjang bagian
atas cetakan dengan menggunakan gerakan menggergaji; ulangi prosedur ini untuk
bagian permukaan lainnya. Kemudian haluskan permukaan ratakan dengan bagian
atas cetakan dengan mantap dan selesaikan penekanan sepanjang seluruh
permukaan dengan ujung sekop yang ada. Ulangi langkah memotong dan meratakan
tadi tetapi pada posisi 90° dari pemotongan sebelumnya. Ulangi semua langkah
tersebut sehingga menghasilkan permukaan pasta yang sejajar dengan bagian atas
cetakan. Biasanya pasta diratakan dalam dua siklus, namun terkadang tiga siklus
perataan dibutuhkan. Hindari penekanan dan pemadatan berlebihan. Alat Vicat
otomatis mengacu pada bagian paling atas cetakan, sehingga sangat penting agar
permukaan atas pasta seragam dan sejajar dengan bagian atas cetakan.
17.2 Penentuan Waktu Pengikatan – Ikuti instruksi dari pabrikan dan penuhi
persyaratan kalibrasi dan zero procedure untuk alat tersebut. Atur alat untuk
frekuensi pengukuran tidak lebih dari setiap 10 menit (lihat catatan 4). Posisikan
benda uji yang dicetak pada alat Vicat otomatis dan lakukan pengukuran (lihat
catatan 5).

CATATAN 4 – Alat otomatis biasanya mampu melakukan pengukuran dengan frekuensi lebih dari
satu setiap 10 menit dan semakin banyak frekuensi pengukuran akan meminimalkan interpolasi.

CATATAN 5 – Waktu pengikatan awal sesuai dengan Metoda A ditentukan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan penetrasi 25 mm dan waktu pengikatan akhir adalah total waktu yang
dibutuhkan sampai jarum tidak meninggalkan jejak lingkaran penuh pada permukaan pasta. Titik akhir
yang diperoleh oleh metoda alat Vicat otomatis terkualifikasi mungkin akan menyimpang secara
signifikan dari titik akhir menggunakan metoda A dan membutuhkan standardisasi untuk mengkoreksi
bias.
17.3 Tentukan rentang dari penerapan metode ini dari rentang waktu pengikatan
rata-rata semen yang digunakan untuk kualifikasi dan standardisasi, dan batasan
hingga 30 menit lebih besar dari maksimum dan 30 menit kurang dari minimum.
17.4 Persyaratan Unjuk Kerja (Kualifikasi) untuk Alat Vicat Otomatis:
17.4.1 Bila hasil pengujian waktu pengikatan oleh alat Vicat otomatis digunakan
untuk syarat keberterimaan semen, metoda ini harus memenuhi persyaratan
kualifikasi pada Lampiran A2.

18. Persyaratan unjuk kerja (Kualifikasi) untuk Alat Vicat Otomatis


18.1 Lingkup – Pada saat hasil pengujian waktu pengikatan dari alat vicat
otomatis digunakan untuk penerimaan atau penolakan semen, maka metoda yang
digunakan harus memenuhi persyaratan kualifikasi pada pasal ini. Metoda yang
dianggap terdiri terdiri dari prosedur alat yang spesifik dan pencetakan memenuhi
SNI 2049:xxxx

persyaratan pada standar ini dan digunakan dengan cara yang konsisten oleh
laboratorium tertentu.
18.2 Benda uji semen hidraulis yang dibutuhkan – Pilih tiga semen yang
memenuhi persyaratan spesifikasi ASTM C150/C150M, ASTM C595/C595M atau
ASTM C1157/C1157M dan pada saat diuji menggunakan metoda A harus meliputi
sebagai berikut
18.2.1 Semen dengan waktu pengikatan awal kurang dari 110 menit
18.2.2 Semen dengan waktu pengikatan awal lebih dari 150 meniit
18.2.3 Semen dengan waktu pengikatan akhir kurang dari 180 menit
18.2.4 Semen dengan waktu pengikatan akhir lebih dari 210 menit (lihat catatan
6)
CATATAN 6 – Laboratorium dianjurkan untuk menyimpan semen yang cukup untuk keperluan
kualifikasi dan standardisasi berikutnya

18.3 Pengujian – Gunakan metoda yang dikualifikasi dan termasuk formula


standardisasi yang dijelaskan pada pasal standardisasi, lakukan penentuan tunggal
waktu pengikatan awal dan akhir masing-masing untuk tiga semen. Pada hari yang
sama, lakukan penentuan waktu pengikatan pendamping dengan menggunakan
metoda A. Buat penentuan tunggal untuk tiap konsistensi normal semen, dan
gunakan sejumlah air untuk semua batch pengulangan. Lakukan tiga siklus
pengujian pada hari yang berbeda, dengan mengulang semua langkah pada metoda
tersebut. Lakukan uji kualifikasi pada pada benda uji yang terpisah dari benda uji
standardisasi.
18.4 Perhitungan – Hitung rata-rata tiga siklus hasil penentuan waktu pengikatan
awal dan akhir untuk setiap semen dan metoda. Metoda yang sesuai dengan
persyaratan kualifikasi jika perbedaan antara nilai rata-rata waktu pengikatan awal
metoda A dan nilai rata-rata untuk metoda B tidak lebih dari 25 menit dan rentang
untuk tiga siklus pengujian metoda B tidak lebih dari 30 menit. Begitu juga metoda
memenuhi persyaratan kualifikasi untuk penentuan waktu pengikatan akhir jika
perbedaan hasil rata-rata waktu pengikatan akhir untuk metoda A dan nilai rata-rata
metoda B tidak lebih dari 45 menit dan rentang untuk tiga siklus pengujian metoda B
tidak lebih dari 30 menit. Contoh data kualifikasi terlampir di Lampiran XI.
18.5 Standardisasi – Pada saat standardisasi dibutuhkan untuk mencapai
kesepakatan antara metoda A dan metoda B dan dapat dilakukan pada waktu
pengikatan awal, akhir atau keduanya. Formula standardisasi harus dilakukan
berdasarkan perbandingan hasil uji yang didapat dari metoda A dan metoda uji yang
dipilih dengan menggunakan alat otomatis (metoda B). Hasil pengujian dari minimal
lima semen hidraulis yang berbeda dibutukan untuk stantardisasi. Semen tersebut
harus memiliki rentang waktu pengikatan awal minimum 60 menit dan rentang
waktu pengikatan akhir mininum 90 menit pada saat diuji menggunakan metoda A.
Jika diperlukan, tiga jenis semen yang digunakan untuk kualifikasi alat dapat
digunakan, tetapi buat penentuan yang baru. Gunakan metoda yang sama untuk
kualifikasi alat, termasuk setiap langkah yang ada didalamnya. Formula
standardisasi yang berlaku harus dapat diturunkan secara matematis dan dapat
digunakan oleh semua sampel. (lihat catatan 7).

Catatan 7 – Secara umum alat otomatis dioperasikan menggunakan komputer dan dapat dengan
mudah diadaptasi untuk perhitungan standardisasi

19. Rekualifikasi Metoda


SNI 2049:xxxx

19.1 Rekualifikasi metoda dilakukan minimal setiap satu tahun sekali dan pada
saat kondisi berikut terjadi:
19.1.1 Alat telah dimodifikasi secara signifikan
19.1.2 Alat telah diperbaiki secara substansial
19.1.3 Bukti substansial menindikasikan bahwa metoda tersebut sudah tidak lagi
menghasilkan data yang memenuhi persyaratan unjuk kerja.
19.1.4 Hasil rata-rata dari sampel CCRL (Cement and Concrete Reference
Laboratory) berbeda lebih dari 45 menit (baik untuk waktu pengikatan awal atau
akhir) dari nilai yang diperoleh dari metoda yang digunakan.

20. Presisi dan Bias


20.1 Presisi – Metoda B menyajikan prosedur spesifik untuk laboratorium yang
terkualifikasi untuk melakukan perbandingan terhadap metoda A, tidak diperlukan
pernyataan presisi yang dibuat.
20.2 Bias - Dikarenakan tidak ada material referensi yang dapat diterima untuk
menentukan bias pada prosedur uji ini, tidak ada pernyataan bias yang dapat
disajikan.

21. Kata Kunci


Alat vicat otomatis; pasta semen hidrolis; waktu pengikatan; vicat; jarum vicat
SNI 2049:xxxx

LAMPIRAN
(Normatif)

A1. ALAT VICAT

A1.1 Alat vicat harus terdiri dari rangka A, Gambar A1.1, bantalan batang B yang
dapat digerakkan, dengan massa yang dispesifikasikan oleh metode yang merujuk
pada peralatan ini, salah satu ujung,, ujung plunger C, dengan diameter
sebagaimana ditentukan oleh metode yang merujuk pada peralatan ini dan ujung
lainnya dengan massa tertentu atau jarum baja yang bisa dipindahkan, D, yang
dispesifikasikan oleh metoda yang merujuk peralatan ini. Batang B, dapat digunakan
secara bolak balik dan dapat dipasang dalam beberapa posisi dengan pengatur
sekrup E dan mempunyai indikator yang dapat diatur,F, dapat bergerak pada skala
ditunjukkan dalam mm dan skalanya dilekatkan pada rangka A. Pembagian skala
bacaan, bila dibandingkan dengan skala dengan ketelitiannya 0,1 mm pada setiap
titik, tidak boleh menunjukkan variansi dari skala referensi lebih besar dari 0,25 mm.

Gambar A1.1. Alat Vicat

A2. Persyaratan unjuk kerja (kualifikasi) untuk alat Vicat otomatis


A2.1 Pada saat pengujian waktu pengikatan dengan alat vicat otomatis
digunakan untuk keberterimaan semen, maka metoda yang digunakan harus
memenuhi persyaratan kualifikasi yang ada pada bagian ini. Metoda yang dianggap
terdiri dari prosedur alat spesifik dan pencetakan yang memenuhi persyaratan pada
metoda uji ini dan digunakan secara konsisten oleh laboratorium tertentu.
A2.2 Benda uji semen hidraulis yang dibuthkan – Pilih tiga semen yang memenuhi
persyaratan spesifikasi ASTM C150/C150M, ASTM C595/C595M atau ASTM
C1157/C1157M dan pada saat diuji menggunakan metoda A dengan hasil sebagai
berikut:
A2.2.1. Semen dengan waktu pengikatan awal kurang dari 110 menit
SNI 2049:xxxx

A2.2.2. Semen dengan waktu pengikatan awal lebih dari 150 menit
A2.2.3. Semen dengan waktu pengikatan akhir kurang dari 180 menit
A2.2.4 Semen dengan waktu pengikatan akhir lebih dari 210 menit (lihat catatan
A2.1)
CATATAN A2.1 – Laboratorium disarankan untuk menyimpan semen yang cukup untuk keperluan
kualifikasi dan standardisasi berikutnya

A2.3 Pengujian – Dengan menggunakan metoda yang dikualifikasi dan termasuk


formula standardisasi yang dijelaskan pada pasal standardisasi, lakukan penentuan
tunggal dari waktu pengikatan awal dan akhir masing-masing untuk tiga semen.
Pada hari yang sama, lakukan penentuan waktu pengikatan pendamping dengan
menggunakan metoda A. Buat penentuan tunggal untuk tiap konsistensi normal dari
semen, dan gunakan sejumlah air untuk semua batch pengulangan. Lakukan tiga
siklus pengujian pada hari yang berbeda, ulangi semua langkah yang ada pada
metoda tersebut. Lakukan uji kualifikasi pada pada benda uji yang terpisah dari
benda uji standardisasi.

A2.4 Perhitungan – Hitung rata-rata tiga siklus hasil penentuan waktu


pengikatan awal dan akhir untuk setiap semen dan metoda. Metoda yang sesuai
dengan persayaratan kualifikasi jika perbedaan antara nilai rata-rata waktu
pengikatan awal metoda A dan nilai rata-rata untuk metoda B tidak lebih dari 25
menit dan rentang untuk tiga siklus pengujian metoda B tidak lebih dari 30 menit
untuk semua benda uji. Begitu juga, metoda memenuhi persayaratan kualifikasi
untuk penentuan waktu pengikatan akhir jika perbedaan hasil rata-rata waktu
pengikatan akhir untuk metoda A dan nilai rata-rata metoda B tidak lebih dari 45
menit dan rentang untuk tiga siklus pengujian metoda B tidak lebih dari 30 menit.
Contoh data kualifikasi terlampir di Lampiran XI.

A2.5 Standardisasi - Pada saat standardisasi dibutuhkan untuk mencapai


kesepakatan antara metoda A dan metoda B, dapat dilakukan pada waktu
pengikatan awal, akhir atau keduanya. Formula standardisasi harus dilakukan
berdasarkan perbandingan hasil uji yang didapat dari metoda A dan metoda uji yang
dipilih menggunakan alat otomatis (metoda B). Hasil pengujian dari minimal lima
semen hidraulis yang berbeda dibutuhkan untuk stantardisasi. Semen harus
memiliki rentang 60 menit untuk waktu pengikatan awal minimum dan rentang waktu
minimum 90 menit untuk pengikatan akhir pada saat diuji menggunakan metoda A.
Jika diperlukan tiga jenis semen yang digunakan untuk kualifikasi dapat digunakan,
tetapi buat penentuan yang baru. Gunakan metoda yang sama untuk kualifikasi alat,
termasuk setiap langkah yang ada didalamnya. Formula standardisasi yang valid
harus dapat diturunkan secara matematis dan dapat digunakan oleh semua sampel.
(lihat catatan A2.2)

CATATAN A2.2 – Secara umum alat otomatis dioperasikan menggunakan komputer dan dapat
dengan mudah diadaptasi untuk perhitungan standardisasi

A3. REKUALIFIKASI METODA


A3.1 Rekualifikasi metoda dilakukan minimal setiap satu tahun sekali dan pada
saat kondisi berikut :
A3.2 Alat telah dimodifikasi secara signifikan
A3.3 Alat telah diperbaiki secara substansial
SNI 2049:xxxx

A3.4 Bukti substansial menindikasikan bahwa metoda tersebut sudah tidak lagi
memenuhi data yang memenuhi persyaratan kinerja.
A3.5 Hasil rata-rata dari benda uji CCRL (Cement and Concrete Reference
Laboratory) berbeda lebih dari 45 menit (baik untuk waktu pengikatan awal atau
akhir) dari nilai yang diperoleh dari metoda yang digunakan.
SNI 2049:xxxx

LAMPIRAN
(Informatif)

X1. CONTOH HASIL UJI KUALIFIKASI

Tabel X1.1 Waktu Pengikatan Awal, menit


Semen Siklus Ke Pengikatan Pengikatan Perbedaan rata-
Awal C191 Awal Metoda rata (Maks 25)
Metoda A B
A 1 95 105
A 2 90 105
A 3 95 90
Rentang (Maks 30) 5 15
Rata-rata 93,3 100,0 6,7

B 1 100 120
B 2 105 95
B 3 85 95
Rentang (Maks 30) 20 25
Rata-rata 96,7 103,3 6,6

C 1 155 170
C 2 155 160
C 3 145 155
Rentang (Maks 30) 10 15
Rata-rata 151,7 161,7 10

Tabel X1.2 Waktu Pengikatan Akhir, menit


Semen Siklus Ke Pengikatan Pengikatan Perbedaan rata-
Akhir C191 Akhir Metoda rata (Maks 45)
Metoda A B
A 1 150 150
A 2 145 150
A 3 170 125
Rentang (Maks 30) 25 25
Rata-rata 155,0 141,7 13,3

B 1 185 180
B 2 200 180
B 3 185 155
Rentang (Maks 30) 15 25
Rata-rata 190,0 171,1 18,3

C 1 235 225
C 2 240 220
C 3 240 215
Rentang (Maks 30) 5 10
SNI 2049:xxxx

Rata-rata 238,3 220,0 18,3

Anda mungkin juga menyukai