Disusun oleh:
Disusun oleh:
2
3
A. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada
saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12
– 13tahun (70% - 80%) pada usia 30 – 40 tahun (10%-20%) dan juga diatas usia
pada anak 12-13 ahun sebanyak (5%-10%). (Mansjoer, Arif. 2010). Demam typhoid
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,
gangguan pada pencernaan dan juga gangguan kesadaran (Price A. Sylvia &
salmonellaThypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah
terkontaminasi oleh feses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella
juga invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati,
limpa, kelenjar limfe usus dan peyer’s patch dan juga dapat menular pada orang lain
melalui makanan /air yang terkontaminasi (Nurarif & Kusuma, 2015). Demam
thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama
2. ETIOLOGI
4
Menurut Suratun dan Lusianah (2016) etiologi dari demam tifoid disebabkan oleh
Salmonella typhi (S. Typhi), Paratyphi A, Paratyphi B, and Paratyphi C. Salmonella
typhi merupakan basil garam negatif, berflagel dan tidak berspora, anaerob fakultatif
masuk ke dalam keluarga enterobacteriaceae, panjang 1-3 um dan lebar 0.5-0.7 um,
berbentukbatang single atauberpasangan. Salmonella typhi hidup dengan baik pada suhu
37○C dan dapat hidup pada air steril yang beku dan dingin, air tanah, air laut dan debu
selama berminggu- minggu, dapat hidup berbulan-bulan dalam telur yang terkontaminasi
dan tiram beku. Parasite hanya pada tubuh manusia. Dapat dimatikan pada suhu 60○C
selama 15 menit. Hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu.
Salmonella typhimemiliki 3 macam antigen O (somatic berupa kompleks polisakarida),
antigen H (flagel), dan antigen Vi. dalam serum penderita demam tifoid akan berbentuk
antibody terhadap ketiga macam antigen tersebut.
3. Manifestasi Klinik
Menurut Wibisono et al ( 2014) masa tunas sekitar 10-14 hari. Gejala yang timbul
bervariasi dari ringan sampai berat. Gejala pada anak:
1. Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10- 14hari
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor, dan koma
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 hari dan bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, nyeri perut
6. Kembung, mual muntah, diare, konstipasi
7. Pusing, bradikardi, nyeri otot
8. Batuk
9. Epiktaksis
10. Lidah yang berselaput
11. Hepatomegali, splenomegali,meteorismus
12. Gangguan mental berupa somnolen
13. Delirium / psikosis
Dapat timbul gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai penyakit
demam akut dengan disertai syok dan hipotermia Periode infeksi demam thypoid, gejala
dan tanda :
5
Menginfeksi
saluran Demam Hipertemi
Tifus abdominalis
Mual, nafsu
makan Diserap usus Tukak di Nyeri
menurun halus usus
Masuk Perdarahan
Nutrisi
dalam dan
kurang dari
peredaran perforasi
kebutu han
Menyeba Risiko
r ke syok
seluruh hipovole
(Soedarmo, Sumarmo S Poorwo, dkk. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: IDAI).
8
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Wibisionoet al (2014) ada pun pemeriksaan penunjang yang ada pada demam
tifoid antara lain :
Uji widal
Deteksi titer terhadap salmonella parathypi yakni agglutinin O (dari tubuh kuman dan
agglutinin H (flagetakuman). Pembentukan agglutinin dimulai dari terjadi pada awal minggu
pertama demam, puncak pada minggu keempat dan tetap tinggi dalam beberapa minggu
dengan peningkatan agglutinin O terlebih dahulu dengan diikuti agglutinin H. agglutinin O
menetap selama 4-6 bulan sedangkan agglutinin H menetap sekitar 9-12 bulan. Titer
antibody O >1:320 atau antibody H
Uji TURBEX
Uji semi kuantitatif kolometrik untuk deteksi antibody anti salmonella thypi0-9. Hasil positif
menunjuk kan salmonella serogroup D dan tidak spesifik salmonella paratyphi menunjuk kan
hasil negative.
Uji typhidot
Detekai IgM dan IgG pada protein. Membrane luar salmonella typhi. Hasil positif didapat dari
hasil 2-3 hari setelah infeksi dan spesifik mengidentisifikasi IgM dan IgG terhadap
salmonella typhi .
Uji IgM Dipstick
Deteksi khusus IgM spesifik salmonella typhi specimen serum atau darah dengan
menggunakan strip yang mengandung anti genlipopolisakarida salmonella tiphy dan
anti IgM sebagai control sensitivitas 65-77% dan spesitivitas 95%-100%. Akurasi
didapatkan dari hasil pemerikasaan 1 minggu setelah timbul gejala
Kultur darah
Hasil positif memastikan demam thyfoid namun hasil negative tidak menyingkirkan.
2. Keperawatan
2) Sistem kardiovaskuler
Apabila terjadi peningkatan TIK, tekanan darah meningkat, denyut
nadi bradikardi kemuadian takikardi.
3) Sistem perkemihan
Inkotenensia, distensi kandung kemih
4) Sistem gastrointestinal
Usus mengalami gangguan fungsi, mual/muntah dan mengalami
perubahan selera
5) Sistem muskuloskletal Kelemahan otot, deformasi
6) Sistem persyarafan
Gejala: kehilangan kesadaran, amnesia, vertigo, syncope, tinnitus,
kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan, gangguan pengecapan
Tanda: perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental,
perubahan pupil, kehilangan pengindraan, kejang, kehilangan sensasi
sebagai tubuh
f) Pengkajian pola aktivitas sehari-hari
1) Pola makan / cairan
Gejala : mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
Tanda : kemungkinan muntah proyektil, gangguan menelan (batuk, air
liur keluar, disfagia)
2) Aktivitas / istirahat
Gejala : merasa lemah, letih, kaku, kehilangan keseimbangan Tanda :
perubahan kesadaran, letargie, hemiparese, kuadreplegia, ataksia, cara
berjalan tak tegap, masalah keseimbangan, kehilangan tonus otot dan
tonus sptik
3) Sirkulasi
Gejala : normal atau perubahan tekanan darah
Tanda : perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang
diselingi disritmia)
4) Integritas ego
Gejala : perubahan tingkah laku kepribadian ( terang atau dramatis )
Tanda : cemas mudah tersinggung , delirium, agitasi, bingung, depresi
dan impulsive
5) Eliminasi
Gejala : inkontinensia kandung kemih / usus atau mengalami
gangguan fungsi
6) Nyeri dan kenyamanan
Gejala: Nyeri pada luka, nyeri post operasi
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Hipertermia (D.0129) b.d faktor mekanis
2. Nyeri akut (D.0077) b.d agen pencedera fisik
3. Resiko infeksi (0142) d.d efek prosedur invasif
(SDKI, 2017)
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi atau rencana keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian krisis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan, sedangkan tindakan keperawatan
adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan (SIKI, 2017)
No SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan Perawatan luka
(D.0129) b.d faktor tindakan keperawatan (1.14564)
mekanis 3x8 jam diharapkan 1. Monitor
integritas kulit karakteristik
meningkat dengan luka
kriteria hasil: 2. Monitor tanda-
1. Kerusakan tanda infeksi
lapisan kulit 3. Lepaskan
menurun plester dan
2. Nyeri menurun balutan secara
3. Kemerahan perlahan
menurun 4. Bersihkan
4. Jaringan parut dengan cairan
menurun NaCl
(L.08066) 5. Berikan salep
yang sesuai ke
kulit
6. Pasang balutan
sesuai jenis
luka
7. Edukasi tanda
dan gejala
infeksi
8. Kolaborasi
pemberian
antibiotik
2. Nyeri akut (D.0077) b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
agen pencedera fisik tindakan keperawatan (1.08238)
3x8 jam diharapkan 1. Lakukan
nyeri menurun dengan pengkajian
kriteria hasil: nyeri
1. Adanya penurunan 2. Observasi
skala nyeri adanya respon
2. Tidak menunjukan nyeri non
wajah meringis verbal
3. Frekuensi nadi 3. Ajarkan
cukup membaik penggunaan
(L.08066) teknik non
farmakologis
(relaksasi nafas
dalam)
4. Kolaborasi
pemberian
analgetik
3. Resiko infeksi (0142) d.d Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
efek prosedur invasif tindakan keperawatan (1.14539)
3x8 jam diharapkan 1. Monitor tanda
tingkat infeksi dan gejala
menurun dengan infeksi
kriteria hasil: 2. Cuci tangan
1. Kemerahan sebelumm dan
menurun sesudah kontak
2. Nyeri menurun dengan pasien
3. Bengkak 3. Ajarkan cara
menurun mencuci tangan
4. Demam dengan benar
menurun 4. Edukasi tanda
(L.14137) dan gejala
infeksi
Pemantauan tanda vital
(I. 02060):
1. Monitor
tekanan darah
2. Monitor nadi
3. Monitor
pernafasan
4. Monitor suhu
tubuh
3. EVALUASI KEPERAWATAN
Ayu, K., Henny A. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Anggota
IKAPI
Cahya, R. W., Sukarto. 2016. Jurnal Keperawatan Hubungan Peran Orang Tua Dalam
Pencegahan ISPA Dengan Kekambuhan ISPA Pada Balita Di Puskesmas Bilalang Kota
Kotamobagu: Manado. Universitas Sam Ratulangi
Kemenkes RI, 2012. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Indikator Diagnosa. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Defenisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Wulandari D & Purnamasari L. 2015. Kajian Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Indonesian Journal On Medican Science. Vol: 2 No:2