Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Identitas Novel

 Judul buku. : Perahu Kertas


 Penulis : Dewi Lestari “Dee”
 ISBN : 978-979-1227-78-0
 Penerbit. : Bentang Pustaka dan TruedeePustaka Sejati
 Editor : Hermawan Aksan
 Cetakan : I, Agustus 2009
 Tebal : XII + 444 halaman; 20 cm
 Tahun terbit : 2010
 Jumlah halaman : 444 halaman
 Harga : Rp 69.000,00
1.2. Sinopsis

Novel Perahu Kertas bertemakan persahabatan, percintaan, dan idealisme


seseorang. Kisah ini berawal dengan seorang remaja laki-laki yang baru saja lulus dari
Sekolah Menengah Akhir (SMA) bernama Keenan. Ia adalah laki-laki yang cerdas,
mempunyai minat dan bakat dalam bidang seni melukis sangat kuat.

Keenan hanya bercita-cita menjadi seorang penulis, tidak ada cita-cita lain
baginya. Akan tetapi, kesepakatan antara Keenan dengan sang ayah yang mengharuskan
dirinya pergi meninggal Amsterdam untuk kuliah di Indonesia, tepatnya di Fakultas
Ekonomi, Bandung.

Tokoh utama lain dalam novel ini ialah Kugy. Kugy merupakan perempuan unik,
mempunyai daya imaji yang sangat tinggi, kemudian bisa dibilang ia berpenampilan
eksentrik cenderung berantakan. Kugy hendak berkuliah di kampus yang sama dengan
Keenan, di Bandung.

Sedari kecil, Kugy memang sudah mencintai dunia perdongengan. Maka dari itu,
jangan heran bila dirinya mempunyai imajinasi tinggi. Ia memiliki koleksi dan taman
bacaan, serta hobi menulis cerita dongeng. Tidak lain, ia hanya bercita-cita untuk
menjadi juru dongeng.

Akan tetapi, dirinya menyadari bahwa penulis atau juru dongeng bukanlah suatu
profesi atau pekerjaan yang ‘menghasilkan’ dan diterima oleh lingkungan
kehidupannya. Kugy memiliki cara agar dirinya tidak jauh-jauh dari dunia kepenulisan,
yakni dengan melanjutkan studinya di Fakultas Sastra.

Pertemuan antara Keenan dan Kugy berawal dari Eko dan Noni yang mana Eko
merupakan sepupu dari Keenan, sedangkan Noni merupakan sahabat baik Kugy sedari
kecil. Mereka semua, kecuali Noni, berpindah dari Jakarta dan kuliah di kampus yang
sama di kota Bandung. Keenan, Kugi, Eko, dan Noni akhirnya menjadi sahabat baik.

Hingga akhirnya, Kugy dan Keenan memiliki rasa kagum antara satu sama lain
dan mulai mengalami adanya perubahan. Dengan kata lain, tanpa memiliki kesempatan
untuk bersuara, mereka sudah meletakkan hatinya masing-masing. Akan tetapi, keadaan
saat itu memang tidak memungkinkan untuk mereka saling berbagi rasa.

Kugy sudah memiliki kekasih, bernama Joshua atau Kugy memanggilnya Ojos.
Keenan yang saat itu belum memiliki kekasih, kemudian dicomblangkan oleh Eko dan
Noni bernama Wanda, yakni seorang kurator muda dan bisa dikatakan bernasib sama
dengan Keenan.

Hal itu terlihat bahwa Keenan dan Wanda memiliki minat dan bakat dalam
bidang yang sama, yaitu melukis dan ingin menjadi seorang pelukis juga. Akan tetapi,
orang tua dari mereka berdua tidak mengizinkan sebab para orang tuanya menganggap
bahwa hanya dengan lukisan tidak dapat menghasilkan uang untuk kebutuhan hidup.
Keenan dan Wanda memiliki hubungan yang semakin erat karena keduanya merasa jika
mereka bernasib sama.

Sebenarnya, ketika Kugy mengetahui kedekatan antara Kugy dan Wanda, dirinya
seakan cemburu, tetapi ia terlihat seolah tidak peduli, bahkan menyangkal rasa cemburu
itu. Hingga akhirnya Wanda dan Keenan menjadi sepasang kekasih sebab dan Wanda
juga rela untuk bertindak apa saja untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Keenan.

Setelah mendengar Keenan dan Wanda berpacaran, Kugy merasakan amat sakit
di dadanya seakan ditusuk tombak runcing. Ia tidak tahu apa yang dirasakan oleh
perasaannya saat itu, bisa dibilang perasaannya absurd.

Pada satu sisi, dirinya sadar bahwa ia mempunyai Ojos sebagai kekasihnya. Akan
tetapi, di sisi lain, dirinya ada perasaan yang berbeda pada Keenan, perasaan yang
seolah memandang Keenan sebagai sosok yang spesial di mata Kugy. Ojos jadi
merasakan adanya perbedaan dalam diri Kugy, yakni sikap ketidakpedulian. Sayangnya,
hubungan mereka berdua terpaksa kandas.

Persahabatan mereka berempat, yakni Keenan, Kugy, Eko, dan Noni sedikit
merenggang. Kugy memutuskan untuk mencari kesibukan baru, yaitu menjadi seorang
guru relawan bernama Sakola Alit, semacam sekolah darurat.

Di Sakola Alit, Kugy bersua dengan murid yang sangat bandel bernama Pilik.
Pilik beserta teman-teman lainnya berhasil ia taklukkan hatinya dengan menuliskan
sebuah cerita dongeng terkait kisah petualangan mereka, berjudul “Jenderal Pilik dan
Pasukan Alit”. Kugy menulis cerita hampir setiap hari tentang para muridnya. Cerita itu
ia tulis di dalam sebuah buku yang nantinya akan diberikan pada Keenan.

Kemudian, awalnya hubungan antara Keenan dan Wanda berjalan baik-baik saja,
tetapi lambat laun mulai berbeda dan berubah. Wanda selalu berpikir bahwa Keenan
tidak sepenuh hati mencintainya, kemudian mereka dihadapkan dengan konflik yang
terbilang besar, hingga akhirnya hubungan mereka kandas jua. Saat hubungan Keenan
sudah berakhir dengan Wanda, berakhir pulalah impian yang selama ini ia susun hanya
dalam semalam.

Dengan perasaan yang berantakan, Keenan terpaksa pergi meninggalkan


kehidupannya di Bandung dan pergi ke Ubud, Bali. Di sana, ia menetap di rumah
sahabat ibunya, yaitu Pak Wayan. Keluarga Pak Wayan adalah para seniman terkenal di
Bali sehingga saat Keenan tinggal bersama mereka, ia merasakan adanya kenyamanan
dan perasaannya yang luka itu lambat laun terobati.

Adapun orang yang dikatakan sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan


batin Keenan, yakni Luhde Laksmi yang merupakan keponakan dari Pak Wayan.
Keenan perlahan dapat kembali melukis dengan modal kisah dalam buku “Jenderal Pilik
dan Pasukan Alit” yang diberikan oleh Kugy. Keenan berhasil menciptakan sebuah
karya lukisan berseri yang amat terkenal, bahkan menjadi buruan para kolektor lukisan.

Di balik itu, ada sosok Kugy yang sangat kehilangan para sahabatnya, ia merasa
sepi berada di Bandung dan mencoba untuk menata kembali hidupnya.
Kugy telah lulus kuliah secara cepat dan tak lama dari itu, ia bekerja sebagai
copywriter pada sebuah biro iklan di Jakarta. Di tempat Kugy bekerja, ia bertemu
dengan seseorang bernama Remigius atau Remi. Remi merupakan sahabat dari Karel–
abangnya Kugy–sekaligus atasannya Kugy.

Kugy memiliki pemikiran yang unik, ajaib, dan selalu spontan sehingga
menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dibilang cukup diandalkan di kantornya.
Akan tetapi, berbeda dengan Remi, ia melihat sosok Kugy dengan pandangan yang
berbeda. Remi menyukai Kugy bukan sekadar akan ide-ide cemerlangnya, melainkan
pula semangat dan taraf keunikan yang ada dalam diri Kugy.

Bagi Remi, Kugy bukanlah wanita biasa, tetapi luar biasa. Kemudian, Remi
memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Kugy, hingga akhirnya ketulusan
darinya berhasil meluluhkan Kugy.

Di samping itu, Keenan tidak bisa untuk terus menerus tinggal di Bali dengan
kondisi kesehatan sang ayah yang semakin memburuk. Tidak ada pilihan lain, ia
terpaksa pulang ke Jakarta dan memimpin perusahaan keluarganya. Keenan dan Luhde,
sementara Kugy dengan Remi. Mereka semua merasa bahwa telah bertemu dengan
orang yang tepat dan cinta yang sesungguhnya.

Akan tetapi, hal itu tidaklah lama. Remi merasa bahwa Kugy hanya setengah hati
padanya, demikian pula dengan Luhde. Hingga akhirnya, lukisan milik Keenan dan
dongeng milik Kugy bertemu dengan impian dan hati yang seiringan bersatu.

Pertemuan Keenan dan Kugy tidak terhindarkan, terlebih keempat sahabat ini
bertemu kembali dengan kondisi yang sudah berubah dan berbeda. Hati mereka kembali
diuji, kisah percintaan dan persahabatan selama lima tahun ini kandas secara tidak
terduga. Setiap hati dari mereka hanya dapat pasrah akan cinta yang mengalir dan
bermuara entah ke mana.

Lantas, Akankah mereka terus-menerus pasrah dengan keadaan? Ikuti kelanjutan


kisah persahabatan dan percintaan antara Keenan, Kugy, Eko, dan Noni, tentunya di
novel Perahu Kertas karya Dewi “Dee” Lestari

Dalam pengalaman membaca, ketika ada rangkaian kalimat yang berdenting


begitu telak, kadang kita bisa berhenti sejenak, untuk merenung dan berefleksi. Momen-
momen itu bagai penanda, pembatas buku yang selamanya tersimpan dalam cerita,
sekaligus menjadi bukti bahwa sebuah rangkaian kalimat—tak peduli sependek atau
sesederhana apapun ia—sanggup meninggalkan makna yang mendalam bagi kita.

Kepingan Supernova dihadirkan untuk merangkum momen semacam itu.


Nikmatilah Kepingan Supernova dengan cara yang Anda suka. Semoga buku ini dapat
menjadi penanda kebersamaan Anda dengan semesta Supernova
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Unsur-unsur Instrinsik

2.1.1 Tema

Tema cerita yang diangkat dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari yang
mendomisili adalah persahabatan. selain persahabatan, terdapat pula kisah percintaan
Keenan dan Kugy yang tidak gampang, penuh rintangan dan cobaan yang membumbui
kisah persahabatan antara keempat sahabat karib yang dikemas menjadi satu kisah yang
unik dan menarik.

Fiat kuning itu berdesakan dengan mobil mobil lain yang menyusuri Jalan Dago
pada malam Minggu. Kugy dan Keenan di bangku belakang. Eko mengemudi, di
sampngnya ada Noni yang tengah bertelepon dengan seseorang. Noni mematikan
ponselnya dengan lega. "Guys, Mas Itok berhasil dapat empat tiket barisan agak depan,
sih. Tapi lumayan lah daripada lu manyun". "Sebagai geng midnight yang professional,
kita memang harus punya koneksi kayak Mas Itok. Hidup Mas Itok!" seru Eko.
(Halaman 49 baris ke 1)

Selain itu tema percintaan ditunjukkan juga di dalam novel. Tokoh Eko dan
Noni yang merupakan sepasang kekasih.

"Kenalin, Nan. Ini cewek gua, Noni. Dan ini sahabatnya Noni...." (halaman 25
baris ke 9)

2.1.2 TOKOH DAN PENOKOHAN

Novel inipun memiliki tokoh dan penokohan yang berbeda beda seperti Keenan,
Kugy, Eko, Noni, Ibu Lena, serta beberapa tokoh lainnya.

A.Keenan

Tokoh Keenan yang mempunyai watak introver, halus, tidak menyukai


keramaian, dan berbakat dalam melukis.

Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam
tahun, dan menyadari berbeda keduanya. Jeroen yang ekstrover, atletis, diplomatis,
senang bergaul dan berorganisasi, adalah cetaka biru ayahnya. Sementara Keenan yang
introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan lebih senang menyendiri untuk melukis,
adalah cetakan biru dirinya. (Halaman 15 baris ke 19)

B.Kugy

Di dalam novel ini tokoh Kugy digambarkan sebagai seorang gadis remaja
dengan postur tubuh kecil yang percaya diri, periang, mudah bergaul dan energik
dengan penampilannya yang awut awutan dan terlihat sangat aneh, bahkan ia dijuluki
sebagai alien oleh temannya karena 'keanehannya' itu. Kugy sangat gemar sekali
menulis, entah itu cerpen ataupun dongeng. Ia juga merupakan tokoh yang semangat
dan ia sangat senang sekali berkhayal serta berimajinasi.

Noni memandang temannya dengan khawatir. Rambut sebahu Kugy sebagaian


naik ke atas seperti disasak setengah jadi. Bajunya mendekati compang-camping. Jaket
jins kegombrongan milik Karel yang digondol Kugy detik-detik terakhir sebelum ia
berangkat ke Bandung itu pun tentu tidak membantu. Belum lagi jam tangan plastik
Kura-kura Ninja yang nyaris tak pernah lepas dari pergelangan tangannya. Lalu sandal
khusus kamar mandi dari bahan plastic berwarna pink elektrik seolah menyempurnakan
"keajaiban" penampilan Kugy sore itu. Namun, Kugy berjalan mantap keluar
menantang dunia, disambut Eko yang kontan meringkuk-ringkuk tertawa melihat
pemandangan nyentrik itu. (Halaman 18 baris ke 32)

...Kugy pun termasuk sosok yang populer di sekolah karena aktivitas dan
pergaulannya yang luas. Tapi Kugy berasal dari kutub yang berbeda. Kugy dikenal
dengan julukan Mother Alien. Ia dianggap duta besar dari semua makhluk aneh di
sekolah. (Halaman 28 baris ke 1)

C.Noni

Noni adalah kekasih Eko. Di dalam novel Perahu Kertas, Noni dikarakterkan
sebagai tokoh yang penyayang, perhatian dan juga pencemburu. Noni seorang yang
selalu mengerti tentang sahabatnya.

"Kapan mulai beres-beres, Gy? Buku-buku lu yang banyak banget itu dipaket
aja ke Bandung, nggak usah bawa sendiri. Bagasi mobilnya Eko kan kecil, nanti ngak
bakal muat. Lu bawa baju-baju aja, ya? Tiket kereta api udah pesan, belum? Lagi penuh
lho. Ntar terpaksa beli di calo. Sayang duit."

"Non, lu tuh lebih cerewet dari tiga nyokap gue dijadiin satu. Serius."

"Minggu depan, pokonya nggak mau tahu, lu harus udah sampai di Bandung.
Mobil Eko udah gua suruh masuk bengkel dulu biar nggak mogok pas ngejemput lu ke
stasiun. Habis itu kita langsung keliling buat belanja kebutuhan lu. Kamar lu udah gue
sapu-sapu dari kemarin. Pokoknya tahu beres, deh."

"Tapi lu juga lebih rajin dari tiga pembantu gua dijadiin satu." (halaman 6 baris
ke 20)

D.Adri

Tokoh Adri pun disini berperan sebagai ayah Keenan. Ia sangat menginginkan
anakna kuliah di menejemen dan melanjutkan bisnis pribadinya kelak. Sikapnya yang
keras dan tegas sering mengakibatkan perselisihan antara ia dan Keenan. Di lain sisi,
Adri juga seorang penyayang.

Oke. Kalau memang itu yang kamu mau, silakan." Suara Adri terdengar tegas
dan garang. "Mulai detik ini, saya berhenti membiayai kamu. Madirilah sana. Silakan
kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. Kamu urus diri kamu sendiri. Saya tidak
mau tahu lagi."

"Kamu bisa pulang kapan pun kamu mau. Percaya sama Mama. Papa kamu pasti
melunak. Di luarnya saja dia keras, tapi sebenarnya dia kehilangan sekali sama kamu..."
(halaman 190 baris ke 1)

E.Eko

Di dalam novel Perahu Kertas, Eko adalah kekasih Noni. Sikapnya yang lucu,
penyayang dan periang. Ia suka sekali menjahili Kugy.

D.Ibu Lena

Di novel Perahu Kertas, Ibu Lena adalah Ibu Keenan yang mempunyai
keturunan Belanda yang kini tinggal di Indonesia. Sikapnya yang keibuan, lembut,
sabar, dan penyayang selalu menjadi penengah pertikaian antara Andri dan Keenan.
Dulunya Ibu Lena juga seorang pelukis, oleh karena itu Keenan memiliki jiwa seni
tinggi yang menurun dari ibunya.

2.1.3 LATAR

A.latar Waktu

Latar waktu di dalam novel ini iala setelah pulang kuliah. Hal ini berarti latar waktunya
pada sore hingga malam hari

B.latar Tempat

Banyak sekali latar tempat di dalam novel Perahu Kertas. Salah satunya adalah
Warteg Pemadam Kelaparan. Warung ini adalah warung nasi yang dindingnya terbuat
dari bambu. Terdapat pisang susu yang digantung. Warung ini terletak di dekat kampus,
Kugy dan Keenan gemar makan disini karena makanannya murah. Selain Warteg,
terdapat banyak latar tempat yang lain yaitu rumah Pak Wayan, Galeri Waskita.
Amsterdam juga menjadi latar tempat dalam novel itu walaupun hanya sekali. Pada
bagian permulaan novel, cerita Perahu Kertas dimulai dengan Keenan yang akan pulang
ke Indonesia. Ia telah 6 tahun tinggal di Amsterdam.

Tidak ada alasan untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. (halaman
1 baris ke 1)

Sebuah kali di dekat rumah Kugy pun juga menjadi latar tempat dalam novel ini.

Dua belokan dari rumah Kugy, ada sebuah kali. Meski berair cokelat, arus kali
itu mengalir lancar dan tidak mampat seperti kebanyakan kali di Kota Jakarta. (halaman
12 baris ke 19)
Kamar kost Kugy juga adalah bukti dari latar tempat pada novel Perahu Kertas .
Di dalamnya terdapat frasa 'meringkuk di kasur sepanjang sore' yang menunjukkan
bahwa Kugy sedang berada di kamar dan ia tidur. Karena ia adalah seorang mahasiswa
dan kuliah jauh dari rumahnya, maka kamar yang ia tempati untuk tidur itu adalah
kamar kostnya.

Tidak ada yang lebih dahsyat faripada gabungan gerimis hujan di luar dan
selimut hangat di dalam kamar. Demikian prinsip Kugy. Meringkuk di tempat tidur
sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu. (Halaman 17 baris ke 9)

Latar tempat Stasiun di bandung. Dibuktikan dalam novel melalui diskripsi oleh
penulis yang menggambarkan sebuah stasiun dengan penuh sesak penumpang.

Lautan penumpang kereta api telah melewati tiga sekawan itu sejak sepuluh
menit yang lalu, tapi mereka juga belum juga menemukan objek jemputannya. Noni dan
Kugy sudah mulai resah. (halaman 20 baris ke 4)

2.1.4 ALUR

Alur yang digunakan dalam novel Perahu Kertas adalah maju mundur. Dari awal
penulis menceritakan mulai dari pengenalan para tokoh dan latar belakang tokoh
kemudian dilanjutkan dengan pemunculan konflik konflik seperti Keenan dan juga
Kugy yang mulai merasa ada sesuatu yang berbeda pada masing masing perasaannya
dan ketika Keenan tau bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan berusaha
menghindar dari Kugy pada waktu itu.

Kedatangan Wanda yang begitu mencintai Keenan sampai sampai ia membeli empat
lukisan Keenan dan mengatasnamakan temannya sebagai pembeli demi membuat
Keenan bahagia tetapi sayangnya Keenan tidak membalas dan betapa hancur perasaan
Keenan ketika ia mengetahui kebohongan yang dibuat Wanda.

Selain itu, diikuti pula konflik konflik lain seperti Kugy memutuskan hubunganya
dengan Joshua, konflik batin Keenan yang ingin memulai lembaran baru di rumah Pak
Wayan. Kedatangan Luhde, keponakan Pak Wayan yang menghibur kesedihan Keenan
karena ayahnya yang tidak mendukungnya serta Wanda yang membohonginya.

Pada puncaknya terdapat klimaks yaitu ketika Keenan memutuskan untuk memilih
Luhde dan tinggal di Ubud. Sementara itu Rumi juga melamar Kugy ketika mereka
liburan di Bali yang membuat Kugy menjadi bingung, gundah, gelisah dan galau antara
iya atau tidak. Bingung memilih Keenan atau rumi. Kugy menerima Rumi sementara
hatinya tidak bisa melepaskan Keenan.

Sementara Rumi sangat bahagia karena Kugy telah menerimanya. Tetapi kebahagiaan
Rumi pun terusik ketika ia menemukan surat Kugy untuk Keenan yang terjatuh dari
selipan buku istimewa yang diberikan Kugy kepadanya. Rumi pun menyadari bahwa
sejak dulu Kugy telah jatuh hati pada Keenan.
Dengan kecewa dan berat hati ia pun mencoba untuk menerima kenyataannya
bahwa hati Kugy bukanlah untuk dia sesungguhnya walaupun Kugy menerima cincin
pemberiannya.Lalu ia pun meminta penjelasan dari Kugy dan memilih untuk
mengakhiri hubungan mereka. Dengan berat hati pula dan dengan perasaan bersalah,
Kugy pun rela melepas Rumi.

Setelah klimaks, munculah Karel, kakak tertua Kugy yang menasihatinya.


Selama di Ubud, Luhde pun merasakan hal yang sama dengan Rumi. Luhde pun
merasakan adanya keganjalan di dalam perasaannya. Ia merasakan bahwa cinta Keenan
itu bukan untuk dirinya sehingga ia pun berniat menyudahi hubungannya dengan
Keenan.

Pada bagian akhir, diceritakan bahwa Keenan telah menikah dengan Kugy.
Tanpa ada perpanjangan cerita bagaimana mereka bisa bertemu kembali setelah masing
masing dari mereka memutuskan untuk berpisah dengan kekasih mereka. Hal itu
menyebabkan cerita cerita sebelumnya terkesan diceritakan pada saat ini atau terjadi
pada waktu sekarang.

Seperti sebuah buku harian yang menceritakan kembali kisah kisah di masa lalu
dari awal sampai akhir secara runtut. Oleh karena itu, novel Perahu Kertas
menggunakan alur maju mundur.

2.1.5 SUDUT PANDANG

Sudut pandang yang diceritakan di dalam novel ini menggunakan sudut pandang
orang ketiga serba tahu. Pengarang menceritakan semua kejadian dengan
pengetahuannya tentang tokoh dalam novel Perahu Kertas. Pengarang sebagai orang
ketiga karena pengarang tidak menyebut 'aku' sebagai tokoh, melainkan menyebut nama
masing masing tokoh dalam novel Perahu Kertas.

Untuk kesekian kalinya, Keenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah.
Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi.
(halaman 278 baris ke 4)

Dalam penggalan paragraf di atas, Keenan tidak mengatakan keresahannya


dalam dialognya seperti "Aku resah dan guhdah", tetapi pengarang langsung
menceritakan dalam kalimat yang menyatakan bahwa Keenan sedang resah dengan
membolak balikkan halaman sebuah buku tulis.

2.1.6 Gaya Bahasa

: bahasa yang digunakan pada novel ini ringan, mudah dipahami, mempunyai makna
penting dan menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat modern.
2.1.7 Amanat

Ø Tidak semua mimpi bisa kita raih begitu saja tanpa sebuah pengorbanan, terkadang
kita harus menjadi apa yang bukan diri kita inginkan

Ø Kita harus yakin dengan apa yang kita lakukan.

Ø Pendewasaan timbul dari seorang remaja yang menghargai


2.2. Unsur Ekstrinsik

2.2.1 Nilai Sosial

Mencakup kebutuhan hidup bersama, kasih sayang,


kepercayaan, tanggung jawab, pengakuan, dan
penghargaan.

2.2.2 Nilai Moral

Nilai mo-ral yang baik: Pemaaaf, baik hati, patuh pada orang tua, tolong
menolong.

- Nilai moral negatif: Memaksakan kehendak, otoriter. Novel perahu kertas


memandangpendidikan sangat penting, meski kita merasa hebat dalam hal
tertentu namun pendidikan tetaplah harus dijalankan.
2.2.3 Nilai Pendidikan

Novel perahu kertas memandangpendidikan sangat


penting, meski kita merasa hebat dalam hal tertentu
namun pendidikan tetaplah harus dijalankan.

2.2.4 Nilai Ekonomi

- Masalah terlihat pada anak-anak Sakola Alit yang tidak


mengenyam pendidikan dikarenakan keterbatasan
ekonomi

-Masalah ekonomi juga menjadi penentuan masalah


dalam penentuan cita-cita Kugy dan Keenan.

2 2.5 Nilai sosial

pengarang dihubungkan dengan Novel


Perahu Kertas

- Dee mengaku bahwa hal yang menginspirasinya menulis kisah Kugy dan
Keenan adalah ikon-ikon
budaya populer pada masa remajanya.

- Kisah Kugy dan Keenan sebelum berevolusi menjadi Perahu Kertas telah lama
ditulis oleh Dee, sejak ia duduk di bangku perkuliahan.
- Kecintaan Dee pada berkarya sastra berbeda, yaitu lirik lagu Mystery yang
dipopulerkan oleh Indigo Girls.
- Tentang idealisme terinspirasi dari Film Reality Bites.
- Kisah yang memukau dan begitu memberi semangat kepada pembaca
dirancang oleh Dee ketika ia membaca komik Popcorn.
- Untuk menghidupkan suasana kemahasiswaan dalam Perahu Kertas, Dee
menyewa kamar kos di daerah Tubagus Ismail.
- Dee mengisahkan bagaimana sahabat bisa menjadi cinta, hal ini dialaminya
sendiri.
- Dee menggunakan nama-nama temannya sebagai tokoh.
- Para narasumber untuk memperkaya data, bahasa Bali, Sunda, dan Belanda.

2.3 Kelebihan Dan Kekurngan

2.3.1 Kelebihan Novel

Novel ke enam karya Dewi Lestari atau yang sering dikenal “dee” ini menurut
saya sangat menarik. Dimana novel ini mengulas tema persahabatan yang serat akan
konflik yang menghanyutkan untuk para pembacanya. Dikemas dengan gaya bahasa
yang lugas dan ringan serta sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang menjaikan
novel ini dapat mudah dimengerti dan diniikmati oleh pembaca pada berbagai lapisan
usia.

Novel ini begitu edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar dari novel ini.
Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam meraih mimpi-mimpi kita. Selain
itu, novel ini juga penuh akan nilai-nilai positif serta makna kehidupan yang tidak hanya
bercerita tentang remaja pada umumnya, tetapi bercerita tentang dinamika kehidupan
empat orang remaja serta korelasinya dengan lingkungan internal. Dengan pelukisan
latar waktu dan tempat yang sangat mendetail tetapi tidak berlebihan, menambah daya
tarik dari novel in dan membuat seolah pembaca ikut terlibat di dalamnya.

Sekilas novel Perahu Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja karena
bertemakan tentang cinta. Tetapi tidak hanya bererita tentang cinta namun banyak
unsur lain yang mendukung dan kuat dalam novel ini yang membuat novel ini begitu
inspiratif dan edukatif, seperti tentang mimpi, persahabatan, dan kekeluargaan.

Penggambaran tokoh, latar, dan alur yang begitu kreatif dan jelas membuat para
pembaca novel Perahu Kertas tidak segan-segan untuk bermain dengan dunia
imajinasinya dan membayangkan secara nyata apa yang terjadi dalam ceritanya.

Dalam novel ini, penggambaran cerita banyak menggunakan setting tempat


sehingga sangat dapat beresiko pembaca akan menjadi bingung dalam memahami latar
tempat cerita tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi
untuk para pembacanya.

Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton sehingga timbul
kesan kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel.
2.2 Kekurangan Novel

Dalam novel ini, penggambaran cerita banyak menggunakan setting tempat


sehingga sangat dapat beresiko pembaca akan menjadi bingung dalam memahami latar
tempat cerita tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi
untuk para pembacanya

Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton sehingga timbul kesan
kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel.
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dalam sebuah pencapaian, adanya proses panjang beserta segala halang rintang.
Melalui proses itu, kita diuji apakah kita mampu untuk menghadapi dan melewatinya
atau justru berhenti di tengah jalan dan pasrah akan semuanya.

Itulah Resensi Novel Perahu Kertas karya Dewi “Dee” Lestari. Bagi Grameds
yang tertarik dan ingin memperluas pengetahuan terkait bidang apapun atau ingin
mencari novel dengan berbagai genre, tentu kalian bisa temukan, beli, dan baca
bukunya di Gramedia.com dan Gramedia Digital karena Gramedia senantiasa menjadi

Terdiri dari 13 prosa dan karya fiksi, Madre merupakan kumpulan karya Dee
selama lima tahun terakhir. Untaian kisah apik ini menyuguhkan berbagai tema:
perjuangan sebuah toko roti kuno, dialog antara ibu dan janinnya, dilema antara cinta
dan persahabatan, sampai tema seperti reinkarnasi dan kemerdekaan sejati.

Lewat sentilan dan sentuhan khas seorang Dee, Madre merupakan etalase bagi
kematangannya sebagai salah satu penulis perempuan terbaik di Indonesia.

3.2.Saran

Untuk novel selanjutnya buat semenarik mungkin agar tidak membuat pembaca
jenuh.

Setelah penulis meresensi novel “Perahu Kertas”, penulis berharap karya tulis
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan kegemaran membaca.
Penulis berpesan seharusnya kita dapat menumbuhkan kegemaran membaca sejak dini,
bukan hanya buku pelajaran saja yang dapat dipelajari, namun novel pun dapat kita
pelajari karena terdapat banyak amanat dan pesan moral yang dapat kita lihat dalam
kehidupan sehari – hari

1
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra: Beberapa Prinsip dan Model
Pengembangannya. Malang: yayasan Asih, Asah, Asuh.
Anshori, Dadang S, dkk. 1997. Membincangkan Feminisme: Refleksi Muslimah
Atas Peran Sosial Kaum Perempuan. Bandung: Pustaka Hidayah.
Anwar, Hanifah. http// dee-55 days. Blogspot. Com. Diakses 10 Oktober 2010.
Arikunto, Suharsimi. 1986. Prosedur Penelitian: Suatu Tinjauan dan Pendekatan Praktis.
Bandung: PT Bina Aksara.

Anda mungkin juga menyukai