Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK GRAFIKA ZAMAN MODERN DAN SEJARAHNYA

Grafika, kata ini tentu asing bagi orang yang belum mengenal dunia percetakan. Mari kita bahas
sedikit asal mula kata grafika, hingga kita akan paham akan sejarah percetakan yang sekarang ini
makin canggih seiring dengan kemajuan teknologi yang ada.

Grafika (dari bahasa Inggris "Graphic") adalah presentasi visual pada sebuah permukaan seperti
dinding, kanvas, layar komputer, kertas, atau batu bertujuan untuk memberi tanda, informasi,
ilustrasi, atau untuk hiburan. Contohnya adalah: foto, gambar, Line Art, grafik, diagram, tipografi,
angka, simbol, desain geometris, peta, gambar teknik, dan lain-lain. Seringkali dalam bentuk
kombinasi teks, ilustrasi, dan warna. Dalam Bahasa Indonesia, kata "Grafis" sering dikaitkan dengan
Seni Grafis (Printmaking) dan Desain Grafis atau Desain Komunikasi Visual. Grafika merupakan
informasi verbal yang menggugakan gambar untuk menunjukkan informasinya.Kata

Grafika berasal dari bahasa yunani yaitu graphos artinya gambar atau tulisan. Dikalangan umum kata
grafika disebut juga dengan kata “cetak”, yaitu suatu proses memperbanyak gambar atau tulisan
dengan menggunakan alat cetak. Dalam proses cetak ada beberapa prinsip cetak :

1. Cetak Tinggi / Letterpress

Acuan cetak yang digunakan untuk melakukan pencetakan ada 2 bagian. Disebut cetak tinggi karena
bagian image dari lebih tinggi dari bagian non image. Acuan yang digunakan dalam cetak tinggi ini
diantaranya terbuat dari bahan timah hitam (letter), dari bahan besi (foil), ebonit dll. Mesin cetak
tinggi merupakan cikal bakal adanya mesin cetak yang saat ini begitu pesat perkembangannya
dengan menggunakan teknologi yang canggih.

2. Cetak Datar / Offset

Disebut cetak Datar / Offset karena bagian image dan bagian non image tingginya sama atau datar.
Mesin yang digunakan sudah lebih canggih dari mesin cetak tinggi. Mesin Offset inilah yang terus
mengalami kemajuan dengan menggunakan teknologi yang canggih. Mulai dari mesin yang manual
sampai yang sudah full otomatis.

3. Cetak Dalam / Rotografur

Cetak Dalam / Rotografur ini kebalikan dari cetak tinggi. Bagian image dari lebih rendah dari bagian
non image.

4. Cetak Saringan / Sablon


Cetak Saringan disebut juga dengan Sablon. Dalam memindahkan gambar atau tulisan dengan
menggunakan alat penyaring (screen)
nah bila kita sudah paham tentang makna kata grafika, maka kita akan bahas tentang sejarah
munculnya industri percetakan.
Percetakan mempunyai catatan sejarahnya sendiri. Sejarah menuliskan informasi tanggal dari
gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada tahun 2500 B.C., orang Mesir
mengukir hieroglyphics pada batu. Akan tetapi, percetakan yang kita ketahui sekarang tidak
ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang lalu.
Orang China membuat banyak penemuan. Mereka menemukan kertas di abad pertama dan
moveable type yang terbuat dari tanah liat sekitar abad ke-11. Orang Korea pertama kali membuat
moveable type dari perunggu pada pertengahan abad ke-13. Akan tetapi, tidak diketahui adanya
hubungan antara penemuan awal orang Asia dan penemuan percetakan di Eropa pada abad ke-15.
Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis dengan tangan.
Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering menghabiskan waktu
bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini begitu lambat dan mahal dan hanya
sedikit orang yang memilik kesempatan atau kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai.
Kemungkinan besar percetakan pertama kali ditemukan untuk mempermudah penduplikasian Injil.
Jika sebelumnya ditulis dengan tangan di ruang scriptoria, maka sejak zaman renaisans manusia
mulai berpikir untuk mempercepat proses ini lewat produksi massal.
Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang
merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh
Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas.
Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini
dikenal dengan nama cetak tinggi. sejak saat itu manusia mulai mengembangkan percetakan yang
pada awalnya dengan manual tangan maka dibuatlah mesin untuk mempermudahkan pekerjaan
mencetak, Karya Johannes Gutenberg dalam mesin cetak di mulai sekitar 1436 ketika dia sedang
bekerja sama dengan Andreas Dritzehan, seseorang yang pernah dibimbing oleh Gutenberg dalam
pemotongan batu permata, dan Andreas Heilmann, pemilik pabrik kertas. Tetapi rekor resmi itu baru
muncul pada tahun 1439 ketika ada gugatan hukum melawan Gutenberg; saksi-saksi yang ada
membicarakan mengenai cetakan Gutenberg, inventaris logam (termasuk timah), dan cetakan
ketikannya.
Masyarakat di Eropa pada saat itu juga sedang mengembangkan cetakan yang dapat dipindah-
pindahkan, termasuk pandai emas Procopius Waldfoghel dari Perancis dan Laurens Janszoon Coster
dari Belanda. Tetapi, mereka tidak dikenal karena telah menyumbang kemajuan spesifik kepada
mesin cetak.
Gutenberg adalah orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan antimon
yang kritis untuk menghasilkan cetakan tahan lama yang menghasilkan buku cetak bermutu tinggi
dan terbukti menjadi lebih cocok untuk percetakan daripada cetakan tanah liat, kayu atau perunggu
yang diciptakan di Asia Timur. Hal ini merupakan sebuah pengetahuan yang didapatnya pada saat
Gutenberg bekerja untuk seorang pandai emas professional. Untuk membuat cetakan timbal ini,
Gutenberg menggunakan sesuatu yang membuat penemuannya dipertimbangkan sebagai
penemuan yang paling cerdik, matriks istimewa memungkinkan pembentukan cetakan baru yang
cepat dan tepat dari kerangka yang seragam.
Gutenberg juga diakui karena memperkenalkan tinta berbasis minyak yang lebih tahan lama
dibandingkan tinta berbasis air yang dulu dipergunakan. Sebagai bahan percetakan dia
menggunakan naskah yang terbuat dari kulit binatang dan kertas, yang terakhir diperkenalkan di
Eropa dari Cina dengan menggunakan cara orang Arab beberapa abad yang lalu.
Di dalam kitabnya, Gutenberg membuat percobaan terhadap percetakan berwarna untuk beberapa
bagian awal halaman, tersedia hanya dalam beberapa salinan. Karya baru-barunya,The Mainz Psalter
yang dikeluarkan pada tahun 1453, sepertinya di disain oleh Gutenberg tetapi diterbitkan di bawah
terbitan penggantinya, Johann Fust dan Peter Schöffer, menggunakan huruf cetak awal berwarna
merah dan biru yang rumit.
seklumit artikel sejarah percetakan diatas semoga bermanfaat, untuk bahan tambahan wawasan
yang kadang kita melupakan jasa para penemu era dulu meski apa yang telah mereka buat sampai
sekarang kita mengunakan dan menikmatinya

TEKNIK CETAK GRAFIKA


Di era ini semua teknologi sudah sangat berkembang termasuk yang namanya mencari berita pun
saat ini tak perlu lagi berlangganan koran dengan cara yang kuno. Dalam rentang waktu yang lama ,
dulu berlanggan koran dianggap sebagai gaya hidup yang keren, sebab kita disuguhkan berita-berita
hangat dari koran tersebut. Dulu tukang koran bekerja pada pagi harinya , yaitu dengan cara
dilemparkan oleh tukang koran pada pagi hari dan juga menawarkan segala jenis koran mulai dari
koran khusus berita politik, sepakbola dan lain-lain. Pada zaman sekarang, hanya dalam handphone
kurang lebih seharga Rp 500.000,00 saja anda sudah dapat sebuah informasi yang ingin anda dapat
maupun berlangganan koran e-paper. Ya, era teknologi saat ini hampir seluruh informasi sudah ada
dalam internet. Dibandingkan tahun-tahun lalu kertas menjadi media yang pamungkas untuk
menebar informasi. Disinilah Teknik Grafika harus berjuang.

Apa itu teknik grafika? Orang awam mendefiniskan teknik grafika berhubungan dengan 'grafik'. Ya,
benar 'grafik' yang menunjukan suatu hasil dari sebuah pekerjaan, penelitian dan lain-lain. Bukan itu
bapak dan ibu sekalian. Teknik Grafika sendiri adalah sebuah gagasan atau ide yang diperbanyak
dengan cara mencetak pada suatu substrat. Intinya adalah mencetak.

"Kok mencetak pakai teknik sih mas?" mungkin pertanyaan itu yang terbesit di kepala anda saat
mengetahui teknik grafika untuk pertama kali. Menurut dosen-dosen saya (maupun guru SMA saya)
teknik itu sangat berhubungan erat dengan angka. Walaupun ranah teknik itu banyak, gambaran
teknik grafika dengan teknik-teknik yang lain (contohnya teknik sipil) sangat berbeda jauh, walaupun
mempunyai persamaan yaitu berhubungan dengan angka.

Grafika diambil karena sesuatu yang berhubungan dengan gambar, tulisan ataupun visual.
Cangkupan pekerjaan kami adalah seorang desainer yang mampu mengerti secara teknis bagaimana
sebuah visual atau informasi yang tercetak dapat sampai ke tangan anda saat ini. Graphic is never
die, dosen saya berkata demikian. Walaupun ditengah perjuangan melawan e-paper, teknik grafika
cukup unggul dengan dunia teknologi. Simple-nya, dari anda lahir pasti berhubungan erat dengan
teknik grafika yaitu akta kelahiran. Tidak mungkin sebuah akta kelahiran berupa e-certificate karena
dunia masih membutuhkan kertas. Contoh lainnya adalah uang. Ya, mencetak uang adalah prospek
pekerjaan kami nantinya. Bahkan sebuah handphone pun yang anda beli untuk mencari sebuah
informasi secara instant masih membutuhkan sebuah kemasan. Kemasan juga bagian dari grafika,
bro and sis. Karena suatu produk pasti ingin ada informasi pada kemasannya, maka tugas pelaku
grafika adalah mencetak informasi tersebut pada kemasan.
Teknik grafika sejatinya adalah industri kreatif. Teknik grafika juga merupakan gabungan dari
beberapa ilmu lain seperti teknik mesin, matematika terapan, fisika terapan, kimia terapan dan juga
seni. Dalam industri grafika, kita juga dituntut harus kreatif dan mempunyai ide untuk
mengembangkan produk grafika baik dengan bahan dasar polimer maupun kertas. Selain itu,
seorang printing engineer juga harus dituntut menjadi bagian dari riset bahan baku terbaharukan.

Kemasan, buku (apapun jenisnya kecuali e-book), baliho, flyer dan sesuatu yang tercetak itulah
grafika. Contoh mudahnya, anda boleh menganggap kami tukang fotocopy. Ya benar dan kami tidak
menyangkalnya. Fotocopy bagian kecil dari grafika yang kalian lihat dengan sebelah mata anda.
Mesin fotocopy hanyalah sebagian kecil dari ranah kami. Mesin fotocopy bekerja layaknya teknik
cetak digital yaitu hampir tanpa acuan khusus. Mesin fotocopy membutuhkan suatu acuan untuk
diperbanyak. Ya, acuan tersebut adalah kertas yang mempunyai image dan informasi.

Mesin fotocopy hanyalah pandangan sebelah mata anda, saya akan mengajak anda untuk membuka
mata anda lebar-lebar.

TEKNIK-TEKNIK CETAK

1. Teknik cetak offset / datar / lithography

Teknik cetak offset adalah teknik cetak dimana acuannya mempunyai permukaan (yang hampir) rata
atau sama tingginya pada bagian image (penerima tinta) dan bagian non-image (bagian yang tidak
menerima tinta). Bagian non-image menerima air dan bersifat hydrophilic (suka dengan air / mudah
menerima air).

Sejarah awal proses cetak datar berasal dari seorang Jerman bernama Alois Senefelder yang
melakukan etsa (cungkil) pada tembaga. Tetapi harga tembaga sangat mahal dan memerlukan waktu
lama dalam menggosok pelat yang akan digunakan. Kemudian selanjutnya ada gagasan untuk
menuangi batu yang ditulis dengan larutan sendawa sehingga gambar diatasnya akan ternaikan
(muncul). Ia berhasil dan bagian yang terkena lemak dan sampingnya sedikit termakan oleh asam ,
akhirnya mencuat sekitar 1 mm diatas bagian yang tidak termakan oleh asam.

Lalu sekitar tahun 1796 , Alois Senefelder menemukan cara mencetak semacam ini yang dinamakan
cetak batu lithografi , dan setelah melakukan eksperimen selanjutnya yaitu sekitar kurang lebih satu
tahun ketika saat diketahuilah bahwa pengetsaan lebih rendah dari bagian yang tidak mencetak
tidak perlu lagi karena pengetsaan membuat bagian yang tidak mencetak menentang lemak dan
menerima air (prinsip lithografi). Kejadian inilah yang disebut dengan PRINSIP LITHOGRAFI (cetak
datar) yaitu dimana terjadi tolak menolak antara air dan lemak (tinta) dan hal ini menjadi prinsip dari
teknik cetak offset.

Setelah ditemukan pemotretan LJM Daguere dari Prancis , maka sejak saat itu pembuatan gambar di
atas batu dengan tangan tidak lagi digunakan karena hasilnya lambat dan pada perkembangan
berikutnya sebagai acuan digunakanlah bahan yang terbuat dari pelat logam aluminium , yang
digunakan saat ini.
Bahan ini adalah yang paling terbaik dari jenis logam lainnya sebagai pelat offset , lebih mudah
dikerjakan dan ditangani dari pada bahan lainnya sebagai bahan cetak. Dikatakan cetak datar karena
acuan cetaknya, dimana pada bagian bidang tidak mencetak ( non image) dan bagian cetak (image
permukaannya datar).

Dan dikatakan cetak offset karena cetaknya dilakukan tidak langsung, jadi alih tinta dari acuan cetak
dipindahkan dahulu ke media perantara (blanket) kemudian dipindahkan pada kertas yang akan
dicetak.

Saat ini , teknik cetak offset telah membantu pekerjaan manusia dalam pembuatan buku. Tak hanya
berupa sheetfeed (cetak lembaran), teknik cetak offset juga ada yang berupa gulungan yaitu web
offset. Web offset sangat berguna dan efisien dalam pembuatan buku. Di jaman sekarang, teknologi
mesin teknik cetak offset pun berkembang. Bahkan ada yang waterless (tanpa air pembasah) dan
offset digital.

Produk yang dapat dihasilkan dari teknik cetak ini bisa berupa kemasan folding box, buku, undangan,
stiker dan lain lain dengan substrat kertas ataupun karton.

2. Rotogravure

Adalah teknik cetak dalam, dimana biasanya substrat yang dipakai pada teknik cetak ini adalah
plastik / polimer, aluminium, pvc dan lain lain. Rotogravure merupakan teknik cetak yang satu
kelompok dengan teknik cetak intaglio dimana permukaan plat cetak (dalam hal ini silinder) yang di
engrave (cungkil) sehingga bagian image lebih rendah dibanding non-image. Teknik cetak ini
mempunyai sistem direct printing dimana substrat langsung tercetak dari acuan yang telah
membawa tinta dari bak tinta dan terdindih lagi oleh silinder impresi. Produk yang dihasilkan dapat
berupa kemasan makanan ringan, tutup plastik tipis pada kemasan minuman gelas, kemasan sabun
cuci dan lain lain.

3. Flexography

Flexography merupakan teknik cetak tinggi dimana hal ini bisa dikatakan berkebalikan dari teknik
cetak rotogravure dengan teknik cetak dalam dan dengan sistem yang sama, yakni direct printing.
Permukaan dari plat silinder ini mempunyai bagian image lebih tinggi dibanding bagian non-image.
Flexography merupakan teknik cetak unik dimana mempunyai silinder anilox yang membawa tinta
dari silinder tinta (silinder yang mengais / mengambil tinta dari bak tinta) yang bentuknya
berseberangan dengan silinder plat atau dalam hal ini hampir sama seperti plat cetak rotogravure,
hal yang membedakan adalah materialnya.

Ciri-ciri yang menonjol dari jenis teknik cetak ini adalah dimana bagian image pada material cetak
yang sudah dicetak seperti ada sisa splash (tinta yang teralihkan ke substrat sedikit menyebar keluar
bagian image), atau bisa diibaratkan teknik cetak ini menggunakan stempel dengan produksi masal
(jika anda menggunakan stempel, maka biasanya akan ada sisa tinta yang sedikit tersebar diluar
bagian yang terstempel). Teknik cetak ini biasanya mencetak kemasan fleksibel dan kebanyakan
kardus (kemasan quarter / kemasan paling luar, contoh : kemasan kardus mi instan, kemasan kardus
minuman gelas dan lain lain).

4. Cetak Saring (Sablon)


Cetak saring atau cetak sablon adalah teknik cetak unik dimana tinta akan teralihkan ke substrat
(biasanya tekstil) dengan sistem penyaringan dimana tinta akan teralihkan sesuai pola / gambar /
visual yang telah diproses sebelumnya. Teknik cetak ini terbilang simpel dan murah secara
pengerjaannya karena bahan dan alat yang diperlukan tidaklah terlalu mahal.
Proses teknik cetak ini terbilang cukup simpel.
Berikut alat dan bahan yang diperlukan.

Screen atau kain gasa adalah alat untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon. Kain ini
berpori-pori sangat halus sehingga menyerupai kain sutra. Lubang pori-pori pada kain ini berfungsi
menyaring dan menentukan jumlah tinta yang keluar. Kerapatan lubang pori-pori kain ini di bagi tiga
macam, yaitu screen kasar, cocok untuk media yang menyerap banyak air, seperti kaos. Nomor
kerapatanya antara 48 T- 90T ( T = Thick , satuan kerapatan dan ketebalan benang-benang screen ).
Screen sedang, cocok untuk benda yang tidak menyerap banyak air seperti, kertas dan kulit imitasi,
nomor kerapatannya antara 120 T – 150T. Screen halus, cocok untuk benda yang tidak menyerap air
seperti plastik, kaca, mika dan barang pecah belah lainya.

Rakel merupakan alat bantu untuk menerapkan cat sablon yang digunakan pada screen. Rakel ini
umumnya di buat dengan bahan sintetik seperti Polyrethane atau Polyviyl. Bahan ini cukup kuat dan
tahan akan kelembaban udara sehingga akan lebih awet. Adapun jenis rakel sesuai fungsinya seperti
rakel lunak untuk yang memerlukan banyak tinta, rakel keras untuk hasil yang detil dan halus.
Bentuk ujung rakel pun ada beberapa jenis, seperti rakel tumpul. rakel bulat, rakel lancip, rakel
lancip ujung datar, rakel miring dan rakel kotak.

Meja digunakan sebagai alas atau dasar dari benda yang akan disablon
Kipas angin sebagai alat penunjang di perlukan untuk membantu mempercepat pengeringan lapisan
afdruk pada proses pembuatan klise, Alat ini dapat digantikan dengan hairdryer , hairdryer akan
membantu lebih cepat ketimbang kipas angin karena selain dengan angin Hairdryer juga
memanaskan sehingga proses pengeringan akan lebih cepat.

Handspray/Penyemprot air ini diperlukan untuk membersihkan model gambar atau film pada
screenyang telah di afdruk. Larutan afdruk merupakan cairan emulsi dan sintizer (bahan peka
cahaya) perbandingan campuran kedua bahan ini adalah 9 : 1 . contoh beberapa produk bahan
afdruk yang berada di pasaran antara lain Ulano, Photosol, Autosol, Cromalin dan Uno,
Krim deterjen ini digunakan sebagai bahan peluruh sisa-sisa cat dan tinta yang masih tertinggal pada
screen.

Kaporit atau bahan pemutih di gunakan untuk menghapus lapisan afdruk setelah screen rampung
di gunakan. Screen laquer cairan ini digunakan untuk mengkoreksi hasil afdruk film pada screen. Jika
ada bagian yang bocor digunakan cairan ini untuk menambal. Perekat sintetik seperti lakban di
gunakan utuk menutup daerah non-image area. Yang bocor pada screen.
Tinta yang berbasiskan air disebut dengan tinta Water Base, artinya jika mencetak dengan tinta ini
di encerkan atau dicampur dengan air. Sedangkan dengan tinta yang berbasis minyak disebut Tinta
Solvant Base, yaitu tinta yang memakai minyak sebagai pengencernya.
Jenis tinta berdasarkan ke gunaannya dapat dibagi menjadi dua yakni tinta tekstil dan non tekstil.
Untuk tinta tekstil ini kembali dibagi menjadi beberapa bagian yakni tinta timbul dan tidak timbul,
jika tinta timbul di gunakan pada hasil cetakannya akan terasa menonjol sedangkan untuk tinta tidak
timbul akan terasa rata jika diraba. Sedangkan tinta non tekstil ada beberapa jenis seperti tinta
kertas, tinta untuk plastik, tinta kulit, tinta kaca, tinta logam dan tinta kayu. Macam macam tinta non
tekstil memiliki sifat yang berbeda sesuai fungsi benda yang menjadi media cetak sablon.

Langkah kerja cetak sablon adalah sebagai berikut .

Melakukan editing gambar yang ingin dicetak, simulasikan dengan gambar satu warna terlebih
dahulu. Print gambar yang sudah di-edit pada kertas kalkir atau hvs dan dilapisi minyak goreng.
Bersihkan screen terlebih dahulu dengan sabun colek dan sikat halus. Coating / pelapisan cairan
emulsi (bahan pekat cahaya) pada screen. Perbandingan emulsi dan pekat cahaya adalah 8:1.
Keringkan dengan kipas angin atau hairdryer.
Expose / penyinaran screen, yaitu proses pemindahan gambar dari kertas kalkir pada screen.
Developing atau biasa disebut pemunculan gambar
Proses mencetak dengan cara menuangkan tinta pada bagian screen lalu disapu oleh rakel.
Ratakan tinta dengan rakel untuk mengalihkan tinta ke substrat.
Setelah selesai proses sablon, bersihkan screen dengan kaporit atau bisa digantikan oleh soda api.

5. Cetak Digital

Teknik cetak digital atau digital printing merupakan teknik cetak tanpa acuan khusus dimana gambar
digital yang berada pada handset anda mampu tercetak dengan kualitas tinggi. Teknik cetak ini
adalah teknik cetak dengan jumlah oplah sedikit dibandingkan dengan teknik cetak offset karena
teknik cetak ini lebih praktis untuk mencetak dalam jumlah yang sedikit dan akan mahal jika oplah
yang tercetak banyak. Teknik cetak ini paling mudah ditemui dan alatnya dapat dibeli mulai dari
harga paling murah (printer rumahan) maupun yang mahal (yang mampu mencetak meteran).
Produk akhir dari teknik cetak ini bisa berupa baliho, flyer, brosur, spanduk, kartu nama dan lain-lain.
Dan untuk kelas paling kecil, mesin fotocopy juga merupakan bagian dari teknologi digital printing.

MUSUH DAN ANCAMAN

Maksud dari sub judul ini adalah dimana teknik grafika sendiri merupakan suatu tantangan terberat
dalam hal pelestarian alam. Dalam ranah pekerjaan di industri grafika, pekerja dituntut untuk
mengurangi waste tidak hanya untuk masalah estimasi harga cetak, akan tetapi dituntut untuk tidak
meperbanyak limbah kertas maupun pemborosan penggunaan kertas yang menimbulkan masalah
produksi kertas. Kita tahu bahwa kertas terbuat dari bubur kertas yang bahan dasarnya adalah kayu
(pohon).

Banyaknya tuntutan kreativitas dari ranah industri grafika, mampu mengurangi jumlah pohon pada
hutan Indonesia maupun di dunia. Kertas=pohon. Ya, itu teorinya. Akibat dari tuntutan tersebutlah
justru pabrik kertas mulai hingar bingar eksploitasi dan penebangan liar secara besar-besaran demi
tuntutan tersebut. Bagaimana tidak dilakukan secara besar-besaran? Mari kita ambil suatu contoh.
Kardus dari suatu kemasan makanan saja dapat membutuhkan beberapa pohon untuk dijadikan pulp
atau contoh lain adalah buku. Pada zaman sekarang buku tidak mempunyai eksistensi seperti dulu
dan bahkan sekarang demi mengurangi eksploitasi besar-besaran lahirlah e-book. Akan tetapi guna
buku tetaplah menjadi jendela dunia. Bahkan untuk menulis skripsi tugas akhir kuliah saja masih
membutuhkan referensi kuat dari buku.

Musuh dan ancaman terbesar ranah indsutri grafika adalah teknologi virtual (Internet) dan alam.
Berikut adalaah kutipan artikel tentang kertas dan lingkungan dengan judul “Merawat Hutan,
Merawat Kertas” yang ditulis oleh Rosalia (www.qureta.com , 1 Januari 2018)

“Kertas memang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia salah satunya sebagai bahan untuk
pembuatan uang, pembuatan buku dan tisu yang paling banyak digunakan saat ini. Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar mengatakan, pada tahun 2013
Indonesia memiliki 82 industri pulp dan kertas yang terdiri atas 4 industri pulp, 73 industri kertas,
serta 5 industri pulp kertas terintegrasi dengan kapasitas terpasang industri pulp dan kertas sebesar
18,96 juta ton.
Selain itu, indonesia menempati peringkat ke-6 untuk produsen kertas terbesar di dunia. Saat ini
konsumsi kertas di dunia sebanyak 394 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi 490 juta
ton pada 2020. Hal ini menandakan bahwa penggunaan teknologi dan media online tidak
menghambat permintaan masyarakat dunia terhadap kertas. Hal tersebut membuat kegiatan
industri kertas di tanah air masih besar.
Hampir seluruh kegiatan manusia seperti pendidikan, pekerjaan, komunikasi, kesehatan serta
perbankan umumnya sangat membutuhkan kertas. Namun, kita sebagai manusia haruslah bijak
dalam menggunakan kertas serta dianjurkan untuk menghemat penggunaan kertas. Seperti
menggunakannya untuk hal-hal yang penting, tidak boros ataupun membuang-buang kertas untuk
hal yang tidak berguna, serta beralih dalam menggunakan tisu dengan sapu tangan, dikarenakan tisu
hanya sekali pakai saja sehingga akan ada banyak tisu yang terbuang setiap harinya
Selain itu, dapat dilakukan daur ulang terhadap kertas yang sudah tidak terpakai dan dapat
dimanfaatkan kembali serta limbah kertas dapat dijadikan barang bernilai guna sehingga dapat
mengurangi pencemaran lingkungan karena kertas merupakan sampah anorganik yang tidak mudah
membusuk.
Pada zaman modern pada saat sekarang ini, penggunaan terhadap kertas bisa sedikit dikurangi.
Banyaknya teknologi modern yang memungkinkan untuk mengganti peranan kertas dalam hal tulis
menulis ataupun kegiatan di sekolah-sekolah yang mulai beralih kepada teknologi dalam proses
pembelajarannya, semakin maraknya buku-buku elektronik sehingga dapat mengurangi penggunaan
kertas dalam hal percetakan.
Namun masih banyak juga sekolah-sekolah atau institusi lain yang masih sepenuhnya menggunakan
kertas dalam melakukan aktivitasnya, sehingga pemakaian terhadap kertas masih tinggi. Jadi,
sebagai manusia yang berakal harus bijak dalam menggunakan kertas, karena penggunaan kertas
secara berlebihan dapat menyebabkan penebangan hutan secara berlebihan pula yang akan
menyebabkan terjadinya kerusakan hutan.
Apabila salah satu saja hutan di bumi ini mengalami kerusakan, maka akan timbul malapetaka bagi
makhluk hidup baik yang hidup di sekitar hutan, maupun yang tidak disekitar hutan. Hutan yang
rusak atau gundul, bisa mengakibatkan berbagai macam masalah yang akan ditimbulkan. Berbagai
macam masalah yang akan ditimbulkan akibat hutan yang rusak atau gundul seperti:

1. Semakin berkurangnya oksigen yang dihasilkan.

2. Dapat menyebabkan kekeringan.


3. Hutan yang gundul dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir dan longsor yang merupakan
salah satu bencana yang sering terjadi di berbagai wilayah di indonesia.

4. Hutan yang gundul akan membuat alam semakin panas dikarenakan tanaman yang dijadikan
sebagai penghalang sinar matahari dapat langsung menyengat tanah atau pun makhluk hidup lain
sehingga udara sekitar pun menjadi panas.

5. Terjadinya global warming akibat dari efek rumah kaca, hutan yang rusak sudah tidak mampu lagi
menyerap zat-zat karbon yang dihasilkan oleh kegiatan manusia, dikarenakan pohon sudah semakin
sedikit untuk mengubah zat karbon tersebut menjadi oksigen sehingga akan menyebabkan bumi
semakin panas dan dapat membuat es di kutub akan mencair.

6. Dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem pada hutan dikarenakan banyaknya


hewan-hewan yang kehilangan tempat tinggalnya, sehingga hewan-hewan tersebut akan cenderung
mencari tempat tinggal baru yang bisa saja mengganggu kehidupan manusia.

7. Menyebabkan punahnya berbagai macam flora ataupun fauna dikarenakan tidak berjalannya
rantai makanan dengan baik.

Sebenarnya tidak masalah jika harus melakukan penebangan pada hutan, tetapi harus disertai
dengan penanaman kembali terhadap pohon yang telah ditebang tersebut. Hal yang umumnya
membuat hutan di Indonesia menjadi rusak dikarenakan para pelaku penebangan tidak bertanggung
jawab dalam melakukan kegiatan tersebut, membiarkan hutan begitu saja tanpa adanya penanaman
kembali, sehingga akan menyebabkan hutan menjadi gundul dan hancur.”

Selain masalah pohon, masalah sampah plastik (Polimer) juga merupakan bagian akhir dari grafika
yang menyedihkan. Walaupun kita mengetahui polimer sungkan untuk di urai, kurangnya kesadaran
masyarakatlah penyebabnya. Produk akhir industri grafika tidak hanya buku, tetapi kemasan plastik
(polimer) yang justru berakibat fatal bagi lingkungan karena kebanyakan setelah kemasan tidak
terpakai, akan langsung dibuang. Walaupun sampah-sampah tersebut dibuang, tidak menutup
kemungkinan dapat didaur ulang. Permasalahannya adalah bahan baku polimer adalah minyak bumi
dimana minyak bumi bukanlah energi terbaharukan dan kemasan akan selalu ada untuk melindungi
isi produk dan siklusnya tidak berputar, akan tetapi hanya dapat didaur ulang. Hal ini menjadikan
jumlah minyak bumi semakin berkurang (bahan dasar pembuatan polimer adalah minyak bumi).

KESIMPULAN

Dunia grafika atau indsutri grafika sejatinya adalah industri kreatif dan dapat di implementasikan
bahwasannya dalam industri grafika kita harus mampu menyatukan teknik mesin, kimia, fisika,
matematika dan seni. Akan tetapi kita juga harus tau impact / akibat langsung dengan melihat ke
belakang dan ke depan dari apa yang telah kita lakukan. Sebagai seorang ahli cetak, kita juga harus
sadar akan kepedulian lingkungan dengan cara sadar diri bahwa pada zaman sekarang telah terjadi
pemanasan global. Maka dari itu kita juga perlu aksi untuk menanam pohon dan minimal membawa
botol minuman ataupun wadah untuk makanan untuk mengurangi sampah organik maupun
anorganik. Sebab, akibatnya tidak hanya pohon yang menjadi sorotan industri grafika akan tetapi
sampah plastik yang mulai berserakan dimana-mana. Dan kita juga harus tahu bahwa plastik
membutuhkan waktu lama untuk proses penguraian bahkan sampai bertahun-tahun lamanya.
Disinilah teknik grafika harus bertarung, mengetahui perkembangan material ramah lingkungan dan
berita-berita terkini tentang material cetak ataupun pendukungnya yang ramah lingkungan. Tak
hanya itu saja, teknik grafika juga harus kuat bertarung dengan dunia modern (terutama internet)
dalam hal menyebarluaskan informasi secara efisien (mencetak dengan mengurangi waste). Hal ini
justru harus menjadi dorongan sebagai pelaku dalam indsutri grafika dan bukan untuk menjadi
pribadi yang pesimis karena setiap ada action, pasti akan ada konsekuensi yang harus
dipertanggung-jawabkan.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI GRAFIKA DAN INFORMASI PADA


MASA PRASEJARAH DAN SEJARAH
Perkembangan tehnologi dalam peradaban manusia di iringi dengan perkembangan cara
penyampaian informasi yang selanjutnya di kenal istilah tehnologi grafika dan informasi. Sejak jaman
prasejarah. Cara manusia menyampaikan pesan/ informasi melalui berkomunikasi dalam hal
perkembangan teknologi, terus berkembang hingga saat ini, yaitu dengan banyaknya di temukan
tehnologi-tehnologi yang sebagian besarnya sudah using dan sebagiannya lagi masih trus di pakai
bahkan trus di teliti dan di kembangkan agar semakin maju.

Perkembangan tehnologi berlangsung dari masa ke masa. Mulai dari masa prasejarah hingga masa
sekarang ini dimana kita melangsungkan kehidupan. Masa-masa itu di antaranya :

1. Masa prasejarah (pada priode sampai tahun 3000 sebelum masehi (sm)

Pada masa ini bentuk komunikasi manusia masih sebatas pada pengenalan bentuk-bentuk yang
mereka temukan manusia menyampaikan informasi yang mereka dapatkan dengan menggambarkan
pada dinding-dinding gua, dengan cara menggoreskan, memahat di batu-batu, kulit kayu, kuli
binatang, tulang-tulang hewan, dan SBB dengan grafik.

Contoh : cerita ketika berburu binatang buruannya hal tersebut terjadi karena kemampuan
berbahasanya yang masih hanya sebatas suara dengusan, bahasa isyarat dan gerakan tangan sebagai
bentuk awal penyampaian pesan mereka.

2. Masa sejarah (3000 sm- 1400 an sm)

a. Tahun 3000 sm bangsa sumeria merupakan bangsa yang pertama

kalinya telah dapat menyampaikan pesan dengan sebuah tulisan dengan menggunakan symbol-
symbol. Piktograf sebagai huruf simbul atau huruf-huruf tersebut juga mempunyai bentuk dan bunyi
yang berbeda. Sehingga tulisan-tulisan tersebut terangkai menjadi sebuah kota. Kalimat dan bahasa
yang mempunyai arti.

b. Tahun 2900 sm

Pada tahun 2900 sm bangsa mesir kuno telah menggunakan huruf-huruf HIEROGLIF untuk
berkomunikasi dengan orang lain huruf-huruf bieroglif terdiri dari symbol-symbol objek. Seperti
perkakas, binatang, dan kapal-kapal. Huruf-huruf hieroglif juga menggunakan symbol-symbol ide dan
emosi seperti semuah gerakan. Waktu, juga perasaan gembira. Ketika symbol-symbol hieroglif
digambungkan maka atau terciptalah bagai mana cara pengucapannya serta menunjukkan arti yang
berbeda. Bentuk tulisan dan bahasa hieroglif ini telah maju di bandingkan dengan bangsa sumeria.

System menulis juga sudah digunakan oleh dinasti SHANG di cina yang memerintah pada tahun
1766-1050 sm. System menulis modern cina saat ini, yang menggunakan symbol atau karakter
untuk masing-masing kata.

c. Tahun 500 sm

Masa ini di tandai dengan pengenalan pada media informasi yang sebelumnya menggunakan
lempengan tanah liat. Pada masa ini manusia sudah mengenal media untuk menyimpan informasi
yang lebih baik dari seraf pohon. Salah satunya adalah serat papayfus yang berasal dari papyrus yang
tumbuh di sekitar sungai Nil. Untuk di jadikan media menulis atau media penyampaian pesan pada
masa itu. Serat papyrus lebih kuat dan pleksibal di bandingkan dengan lempengan tanah sebagai
media informasi. Selanjutnya, serat papyrus juga merupakan cikal bakal media yang kita kenal
sekarang ini yaiut kertas.

d. Tahun 105 m

Pada tahun atau masa 105 m. bangsa cina menemukan kertas. Kertas tersebut terbuat dari serat
bamboo yang di haluskan. Di haluskan, di cuci lalu kemudian di ratakan dan di keringkan. Penemuan
ini juga memungkinkan system percetakan yang di lakukan dengan menggunakan blok kayu yang di
torehkan dan di tumuri tinta atau yang sekarang kita kenal yang system cap. Pada masa sejarah ini
sejak di temukannya kain kertas di cina dan plat-plat logam maka grafi di goreskan atau di tulis pada
media tersebut.

Pada masa ini hindus di india telah membuat system bilangan 9 digit yang sampai saat ini kita
gunakan.

3. Zaman modern

Pada zaman ini, manusia telah mengenal tehnologi penyampaian informasi atau mencetak grafi atas
media dengan mesin cetak seperti yang kita kenal sekarang ini.

a. Teknologi cetak konvisional

Kemajuan bidang tehnologi informasi dan komunikasi berjalan dengan begitu cepat. Dalam dunia
grafikapun mengalami perkembangan yang cukup pesat. Teknologi cetak konvisional dengan acuan.
Cetak permanenpun kini sudah mencapai tahapan yang luar biasa. Disamping itu juga, teknologi
cetak Non Impuct Printing (NIP) juga berkembang begitu cepat.

Kemajuan teknologi informasi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi cetak
mencetak, sehingga di mana pun kita berada selalu menatap dan menggunakan barang cetakan,
misalnya: uang, meterai, prangko, surat kabar, majalah, buku, brosur, folder, poster, spanduk,
company profile, formulir, ticket, kemasan (kertas, karton, kaleng, plastic, dll) sampai pada surat-
surat berharga yang dipergunakan pada bank-bank, dan sangat banyak jenis, bentuk, jumlah barang
cetakan di masyarakat.

Semakin banyak jumlah manusia, semakin meningkat sosial ekonomi, semakin tinggi pendidikan dan
kebudayaan suatu bangsa akan semakin banyak memerlukan barang cetakan sebagai sarana
komunikasi, alat pembayaran, sebagai pembungkus, dan fungsi-fungsi lain.
Perkembangan terakhir di bidang teknologi produksi grafika sebagai usaha untuk melayani tuntutan
pemesan yang semakin cepat dan kritis adalah munculnya “teknik cetak jarak jauh, instant printing
dan yang terakhir print on demand”

Anda mungkin juga menyukai