Teknologi Pengelolaan
Limbah Industri Percetakan
Oleh :
Ir. Setiyono, M.Si.
Ir. Setiyono, M.Si.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Abstraksi
L
imbah cair dan padat industri percetakan sebagian termasuk dalam kategori
limbah yang berbahaya dan beracun, karena limbah dari industri ini ada yang
mempunyai sifat mudah terbakar dan mengandung berbagai logam berat
yang dapat bersifat racun. Oleh karena itu maka limbah industri percetakan yang
termasuk dalam kategori limbah B3 harus dikelola sesuai dengan tata cara dan
teknik pengelolaan limbah B3. Karena limbah B3 dari usaha ini jumlahnya sedikit
maka perlu kerjasama dengan pihak lain dalam pengelolaannya.
Limbah padat yang masih dapat dimanfaatkan seperti kertas dan plastik perlu
dilakukan daur ulang atau recycle, sementara limbah padat yang tidak dapat didaur
ulang dan telah terkontaminasi B3 perlu dilakukan pembakaran (insenerasi) atau
penanganan lainnya yang dapat menjamin keamanan dari kontaminannya.
Sementara limbah cair yang banyak mengandung logam berat atau mudah
terbakar dapat dikirim ke perusahaan pengolahan limbah B3 cair. Di pusat
pengolahan ini, limbah cair B3 akan diolah sesuai dengan karakteristiknya. Limbah
yang mengandung logam berat diproses secara elektrolisis, kemudian cairan yang
telah bebas dari logam dibakar dengan insenerator pada temperatur destruksinya
dan dilanjutkan dengan scrubber.
297
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Berbagai jenis limbah yang tidak memenuhi standar baku mutu yang dibuang
ke lingkungan merupakan sumber pencemaran dan kerusakan lingkungan yang
utama. Lingkungan yang telah tercemar dan rusak, akan meningkatkan biaya
eksternalitas yang harus ditanggung oleh masyarakat. Kondisi demikian, rawan
sekali terhadap resiko timbulnya konflik sosial, yang pada akhirnya akan
mengancam kelangsungan dari industri tersebut.
298
Ir. Setiyono, M.Si.
Teks dan gambar diukirkan pada sekeping papan, tanah liat atau logam,
kemudian acuan/stempel itu ditintai, ditumpangi selembar kertas (papyrus) yang
kemudian ditekan sehingga tinta dari stempel pindah ke permukaan kertas. Di Eropa
percetakan yang tertua menggunakan metode ini sekitar 600 tahun yang lalu.
Sebelum penemuan teknik cetak, seluruh buku harus ditulis tangan yang
biasanya dikerjakan oleh para biarawan di biara-biara. Sebuah buku dengan begitu
menjadi barang yang sangat berharga dan hanya orang yang sungguh kaya dapat
memilikinya. Membaca dan menulis hanya terbatas pada segelintir orang
berpendidikan.
299
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
sederhana, namun praktis sekali. Bahan metal yang dipakai untuk dicor adalah timah
putih, antimony dan timah hitam. Huruf-huruf hasil cor ini cukup cermat dipakai untuk
menyusun. Huruf-huruf ini sudah mempunyai bentuk yang sama seperti yang kita
gunakan sekarang ini.
Huruf tunggal ini dapat disusun menjadi kata atau kalimat yang setelah
dipakai untuk mencetak dapat diuraikan dan disimpan kembali dalam kotak masing-
masing untuk kelak dipakai lagi. Batang-batang penyusun, nampan tempat susunan
huruf-huruf yang sudah disusun dan malahan mesin cetak merupakan penemuan
kelanjutan dari Gutenberg.
Hidup sehari-hari Gutenberg sebagai tukang emas dan mengenal baik seni
penulisan dan pelukisan buku. Dia yang harus lebih banyak memecahkan masalah
teknis, menciptakan buku dengan nilai artistik tinggi. Bentuk-bentuk hurufnya seperti
juga barang-barang cetakkannya memperlihatkan penguasaan yang pantas dipuji.
300
Ir. Setiyono, M.Si.
Pada tahun 1462 kota asal Gutenberg hancur karena perang, sehingga
tukang-tukang cetaknya menyebar ke seluruh Eropa. Dengan demikian terbukalah
rahasia cetak mencetak yang sejak awal mula dijaga dengan baik. Gutenberg sendiri
tinggal di Mainz dan memulai usaha percetakan kecil-kecil kembali namun tanpa
suatu karya besar. Gutenberg meninggal pada tanggal 3 Februari 1468.
Mulai tahun 1462 tersebut teknik dan usaha mencetak menyebar luas ke
seluruh Eropa. Pada tahun 1500 terdapat lebih dari 1.000 perusahaan percetakan.
Diduga sekitar 40.000 buku dan pekerjaan cetak lainnya dikerjakan selama periode
ini. Cetakan pertama dinamakan inkunabulas dan karena keindahannya menjadi
barang-barang berharga di museum-museum seluruh dunia.
301
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Di Indonesai teks dan keseluruhan ceritera diukirkan pada batu atau dituliskan
di atas papyrus (daun lontar). Situasinya sama seperti di Eropa. Karena kurangnya
pengetahuan cara memperbanyak dan menyimpan, maka hanya beberapa orang
terpelajar saja yang mampu menulis dan membaca.
302
Ir. Setiyono, M.Si.
BAB 2
PROSES CETAK
P
roses cetak berarti suatu pekerjaan untuk memproduksi atau menyalin suatu
original dengan menggunakan alat atau mesin yang secara umum disebut
pekerjaan mencetak. Yang disebut mencetak disini adalah mencetak teks
atau gambar. Proses cetak umumnya dibagi menjadi empat proses yang bekerja
menurut prinsip-prinsip yang berbeda. Keempat proses tersebut adalah sebagai
berikut:
Pada proses cetak tinggi, huruf-huruf teks dan gambar lebih tinggi dari pada
unsur-unsur yang tidak dicetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang
tinggi dan menyalurkan tintanya. Huruf atau gambar yang dicetak langsung tercetak
ke atas kertas atau ke atas bahan lain dengan tekanan yang kuat. Prinsip tekanan
cetak pada cetak tinggi secara teknis dikerjakan dengan tiga jalan yaitu : mesin cetak
tangan horizontal dan mesin cetak tangan vertical, mesin cetak cepat dan mesin
cetak rotasi.
Mesin ini mencetak datar atas datar, berupa kerjasama antara papan besi
penekan (back pressure) dan acuan cetak (teks dan gambar-gambar). Pada cetak
tangan horisontal penekan dan acuan cetak terletak dalam posisi horisontal,
sedangkan pada cetak tangan vertikal posisi penekan dan acuan cetak vertikal.
Karena besi penekan mengepres acuan dengan tekanan paralel, maka perlu
tekanan cetak yang sangat tinggi.
303
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Pada cetak tangan vertikal papan penekan bergerak kembali setelah setiap
pengepresan. Pada saat yang bersamaan acuan ditintai dan lembaran yang telah
dicetak diganti dengan yang belum dicetak (sistem boston). Sistem ini dipakai untuk
pekerjaan-pekerjaan kecil (jobbing work) dan dimaksudkan untuk pencetakan yang
mengutamakan mutu.
304
Ir. Setiyono, M.Si.
Mesin cetak cepat adalah mesin cetak tinggi yang paling penting. Pencetakan
buku yang biasa, pekerjaan-pekerjaan yang perlu mutu yang tinggi dan perforasi dan
perlubangan dapat dikerjakan oleh mesin ini.
Untuk mesin ini acuan cetak harus bulat yang dibalutkan pada sekeliling
silinder. Silinder acuan cetak dan silinder penekan bergulung satu dengan yang lain,
dan diantara kedua silinder ini dilintaskan kertas. Mesin ini membutuhkan rol-rol
kertas.
305
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Sistem cetak rotasi adalah sistem untuk pencetakan dalam jumlah besar dan
kurang pas untuk pencetakan yang berkualitas. Biasanya surat kabar harian dan
majalah-majalah dicetak dengan mesin ini. Sistem cetak ini dimungkinkan setelah
penemuan matris kertas. Kapada matris kertas inilah kemudian dilakukan penuangan
timah untuk menghasilkan acuan cetak yang melengkung (berbentuk silinder).
Proses ini termasuk proses cetak tinggi, karena bagian-bagian cetaknya lebih
tinggi. Perbedaannya ialah mengenai tinta yang dipergunakan. Tinta analin adalah
cairan dan tidak membutuhkan distribusi. Semua mesin analin adalah mesin-mesin
bersilinder dan mempergunakan penyalur kertas.
Acuan cetaknya pada umumnya berupa blok-blok karet seperti stempel karet,
yang dibungkuskan pada silinder. Silinder cetak ini berputar mengenai silinder
penekan. Diantara kedua silinder dilintaskan kertas yang akan dicetak. Mesin-mesin
analin dipakai untuk mencetak bahan-bahan pembungkus, seperti kertas-kertas
sampul, kantongan kertas, kotak karton dan bungkus bahan makanan. Pekerjaan
cetakan yang menghendaki mutu tinggi tidak dapat dicetak pada mesin-mesin anilin.
306
Ir. Setiyono, M.Si.
Penemu litografi adalah Alois Senefelder, pada tahun 1797. Kata litografi
berasal dari dua kata Yunani, lithos (batu) dan graphein (menulis). Litografi adalah
sistem pencetakan secara langsung, maka gambar-gambar dan teks harus dituliskan
secara terbalik (dari belakang ke muka). Gambar, teks atau bentuk lain yang akan
dicetak dapat dipindah-pindahkan ke permukaan batu dengan tangan memakai
kapur litografi, seperti kalau kita menulis atau menggambar. (Teks, blok-blok dicetak
dengan tinta khusus kemudian dipindahkan ke permukaan batu itu).
307
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Oleh karena cetak offset berdasarkan pada proses kimia (saling tolak antara
lemak dan air), cetak offset menggunakan plat-plat logam. Bila dibandingkan dengan
batu (sebagai acuan cetak pada litografi) yang berat, jauh lebih mudah ditangani.
Perbedaan pokok dengan litografi adalah penggunaan plat logam sebagai ganti
penggunaan batu dan pemakaian tambahan silinder untuk lembaran karet (rubber
blanket).
Cetak offset adalah proses cetak tidak langsung. Cetakan mula-mula terjadi
dengan pemindahan bahan cetak dari plat acuan acuan cetak ke sekeliling silinder
yang berselimut lembaran karet. Dari silinder yang berlembaran karet, bahan cetak
itu dipindahkan lagi atau offset ke atas kertas.
Sebelum setiap cetakan plat acuan cetak harus diairi dan baru kemudian
diberi tinta masing-masing oleh unit pemberi air dan pemberi tinta yang terdiri dati
rol-rol yang menggulung ke atas plat itu. Penggunaan lembaran karet itu
memungkinkan untuk mencetak dalam jumlah yang sangat banyak dari selembar
plat (tanpa merusaknya) dan mencetak ke atas segala macam kertas baik yang
mempunyai permukaan halus maupun kasar (linen atau kulit jeruk).
308
Ir. Setiyono, M.Si.
duplikator kontur
mesin cetak offset ukuran kecil
mesin cetak offset ukuran medium
mesin cetak offset ukuran besar
mesin cetak multi warna
mesin perfektor untuk warna tunggal/multi warna
mesin cetak offset rotasi (satu warna atau multi warna)
309
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Cetak collotype adalah suatu proses cetak secara foto mekanis yang dipakai
untuk memproduksi foto-foto dan lukisan-lukisan. Sistem ini tidak menggunakan
raster untuk membuat nada lengkap, tetapi menggunakan nada lengkap yang
sesungguhnya, sehingga diperoleh mutu reproduksi yang jauh lebih tinggi bila
dibandingkan dengan proses cetak yang lain.
Semua gambar (baik foto maupun lukisan) harus difoto pada film dan
kemudian dicopy pada selembar plat kaca yang telah dilapisi dengan obat-obatan
yang peka cahaya. Penyinaran yang dibuat lewat selembar negatif akan merubah
lapisan (emulsi) itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan butiran-butiran (grain)
yang akan mengeras sendiri. Dari plat kaca ini hanya dapat dicetak jumlah yang
terbatas saja (sekitar 1.000 lembar).
310
Ir. Setiyono, M.Si.
Sistem ini juga tidak menggunakan unit pembasah, tetapi membutuhkan tinta
khusus. Dan semua mesin collotype dikerjakan dengan tangan, dengan jumlah
putaran 600 lembar sehari.
Cetak fotogravur adalah proses cetak dengan pahatan plat tembaga, etsa plat
tembaga dan pahatan plat baja. Semua bagian pencetak, gambar dan teks dietsa
atau dipahat. Setelah itu plat tersebut diberi tinta ke bagian dalamnya. Kemudian plat
tersebut dibersihkan dengan selembar lap atau pada cetak fotogravur dengan
semacam pisau yang disebut doctor blade. Tintanya kini hanya tinggal di bagian
dalam (yang lekuk) dan akan dipindahkan ke atas kertas ketika dilakukan
pencetakan.
Bagian-bagian yang dietsa atau dipahat dalam menyimpan tinta dan karena
itu memberi lebih banyak tinta pada permukaan kertas sama dengan bagian-bagian
yang gelap. Bagian-bagian yang kurang dalam (dangkal) hanya menyimpan sedikit
tinta oleh karena itu hanya memberi sedikit tinta kepada permukaan kertas sama
dengan bagian-bagian yang lebih terang.
Kelebihan yang ada pada sistem cetak ini adalah kemungkinan untuk
memproduksi terutama foto-foto dan gambar-gambar dengan banyak tingkatan
warna. Sistem ini digunakan untuk melaksanakan pekerjaan cetak yang punya
banyak foto/lukisan seperti katalog-katalog bergambar dan majalah berilustrasi
dalam jumlah cetakan yang sedang atau besar.
311
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
312
Ir. Setiyono, M.Si.
sebuah meja dan dilengkapi dengan bingkai cetak (yang mudah diganti)
sebuah bingkai cetak untuk memegang layar saringan, yang terbuat dari sutra
nylon atau perlon
peralatan tinta
tinta cetak saring
Terbentuknya gambar melalui cetak sablon ini ialah karena cat yang
disaputkan pada saringan (sreen), sebagian akan tertahan disebabkan adanya motif
screen yang tertutup, dan sebagian lagi menembus motif terbuka lalu menempel di
atas media yang disablon. Maka terbentuklah gambar yang diinginkan.
Motif screen atau gambar terbuka tertutup pada cetakan kain kasa (screen)
terbentuk melalui tiga cara, yaitu cara afdruk, cara menempelkan lapisan berlubang,
dan cara menggambar langsung pada screen.
Cetak bromida bukan merupakan cara cetak biasa. Cara ini dilakukan dengan
mengkopi dan mengembangkan gambar-gambar fotografi (gambar-gambar poscard)
secara mekanis.
313
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Aneka barang cetakan perorangan tersebut antara lain: kartu nama, kartu
berita kelahiran, kartu selamat tahun baru, kartu berita perkawinan/undangan, kartu
berita duka dan kepala surat. Sedangkan aneka barang cetakan yang dikerjakan di
perusahaan percetakan antara lain: kartu usaha, kepala surat, faktur (invoice),
sampul surat, barang-barang periklanan (leaflet, folder, propektus progama/
lembaran acara), poster, surat ijazah, akte (sertifikat), buku dan lain-lain.
314
Ir. Setiyono, M.Si.
BAB 3
BAHAN BAKU PERCETAKAN
3.1. Kertas
B
ahan baku dalam proses cetak adalah kertas dan tinta cetak. Nama kertas
dalam bahasa Yunani papyrus, yaitu suatu tanaman air yang telah
digunakan oleh orang-orang Mesir kuno sebagai bahan untuk tulis menulis.
Dari kata papyrus ini diturunkan kata paper (bahasa Inggris), dan papier
(bahasa Belanda).
Kertas terbuat dari serat-serat (selulosa) batang pohon. Dimana batang pohon
yang terdiri dari selulosa dan lignin dihancurkan dengan suatu alat pengggerus.
Kemudian lignin dipisahkan dari selulosanya. Pada selulosa ditambahkan bahan-
bahan perekat dan pengisi, lalu dicetak dengan alat cetak sehingga menghasilkan
lembaran-lembaran kertas. Lembaran kertas yang masih basah dikeringkan dengan
menggunakan panas matahari.
Pada tahun 1821 untuk pertama kali dipakai sebuah mesin yang dapat dipakai
mengeringkan gulungan kertas (tanpa dipotong-potong dahulu) dengan cara
melewatkannya di antara silinder-silinder yang dipanasi dengan uap. Teknik ini tetap
dipakai sampai sekarang.
315
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
3.2. Tinta
Tinta cetak pertama kali digunakan oleh orang China yang menemukan kertas
pada tahun 100 200 M. Unsur-unsur dasar adalah serbuk karbon yang dilarutkan
dalam lem dan minyak, dipakai dengan sebatang tabung bamboo dan kemudian hari
dengan kuas. Tinta Gutenberg (1440) sedikit berbeda dalam unsur utamanya, terdiri
dari minyak biji rami (70%), vernis lithografi, karbon dari minyak, serbuk tulang dan
unsur tumbuh-tumbuhan (30%).
Tinta cetak modern yang unsur-unsurnya terdiri dari zat warna (pigment),
bahan pengikat (vehicle), bahan pencair (thinner), bahan pengering (drier) dan
pengubah (modifier).
Zat warna adalah unsur dalam tinta yang dapat dilihat sebagai warna, hitam,
putih atau kelabu. Zat warna tertentu adalah unsur an-organik dan organik. Zat
warna an-organik adalah zat warna yang diperoleh secara alami. Karena sulitnya
dikerjakan, dewasa ini sedikit sekali dipakai zat warna alami.
316
Ir. Setiyono, M.Si.
Bahan pengikat adalah minyak biji rami yang dikerjakan dalam keadaan
panas dan membentuk ujud jenang tinta. Bahan ini memuat zat warna dan
mengikatnya dengan bahan-bahan cetak. Bahan pengikat ini biasanya menentukan
penyediaan, penyebaran, pemindahan dan daya penutupan daripada tinta, juga
merupakan penentu cara /kecepatan pengeringan. Pada tahun-tahun terakhir ini
damar sintetis telah menggantikan minyak pengering.
Bahan ini membantu kerja pada mesin. Pencair ini biasanya dipisahkan dari
bahan pengikatnya dan mempengaruhi ketahanan, peresapan, penggilapan,
pengeringan dan pelekatan tinta.
317
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
E. Pengubah (Modifier).
318
Ir. Setiyono, M.Si.
BAB 4
PROSES PRODUKSI DAN
LIMBAH YANG DIHASILKAN
S
ecara garis besar proses produksi diawali dengan adanya order/pemesanan
dalam bentuk gambar atau tulisan yang akan dicetak, kemudian dilakukan
proses disain terlebih dahulu. Agar kegiatan sesuai dengan jadwal yang
direncanakan dan dapat mencapai effektivitas dan effisiensi pada proses produksi
yang dimaksud berlangsung tahap demi tahap sebagai berikut:
Proses disain. Proses disain berlangsung setelah adanya pesanan (order), baik
dalam bentuk gambar atau tulisan. Setelah ada order dilakukan perencanaan
yang lebih teliti.
Proses setting/ lay out/ penataan huruf. Proses ini dilakukan untuk penataan
huruf dan gambar agar sesuai dengan desain /perencanaan yang telah disusun
sebelumnya.
Proses reproduksi film. Dalam tahap ini dilakukan pemotretan untuk gambar
dan tulisan yang sudah ditata, selanjutnya diproses dengan menggunakan film
processor sebagai film dan positif. Pada saat proses produksi film ini
mengeluarkan limbah cair.
Pelat processor. Ini adalah proses pembuatan pelat offset, dimana film yang
sudah jadi dicopy di atas lembaran pelat aluminium dengan menggunakan pelat
processor yang menggunaan campuran bahan kimia dengan tujuan untuk
memperjelas gambar. Pada saat proses pembuatan pelat ini juga menghasilkan
limbah cair.
319
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Proses cetak lembaran dan cetak gulungan. Dalam tahap ini pelat offset
dipotong pada mesin cetak sheet untuk mencetak pada kertas lembaran dengan
menggunakan mesin web untuk mencetak kertas gulungan.
Secara detail diagram alir proses produksi percetakan dapat sebagi berikut:
ORDER
DESAIN
EKSPEDISI
320
Ir. Setiyono, M.Si.
Limbah yang dihasilkan industri percetakan berupa limbah cair dan limbah
padat. Limbah padat percetakan terdiri dari :
321
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
kain lap mesin cetak yang pada umumnya telah terkontaminasi dengan tinta
atau bahan pelarut/pembersih lainnya
plastik, dan lain-lain.
Limbah cair ini banyak mengandung bahan kimia berbahaya seperti alkohol
atau aseton dan esternya dan juga mengandung logam berat seperti krom, cobalt
(bahan keputih-putihan terdapat pada besi dan nikel), mangan dan timah yang dapat
larut ke dalam berbagai bahan pengikat.
Sebagian limbah padat industri percetakan seperti kain lap yang terkontaminasi
dengan berbagai pelarut dan tinta mengandung bahan beracun, namun kalau limbah
ini dikelola dengan benar akan aman terhadap lingkungan dan manusia. Sedangkan
limbah kertas dan plastik tidak menimbulkan dampak negatif yang berarti.
Adanya limbah cair yang mengandung berbagai pelarut dan bahan kimia (logam
berat) harus diwaspadai, sebab limbah cair ini dapat bersifat berbahaya dan beracun
bagi manusia maupun lingkungan sekitarnya karena sifat toksiknya. Ada beberapa
dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan pelarut maupun logam
berat antara lain :
322
Ir. Setiyono, M.Si.
Pelarut organik terdiri dari berbagai jenis zat organik seperti hidrokarbon
aromatik (misalnya benzena), hidrokarbon alifatik (misalnya n-heksan), hidrokarbon
alifatik berklor (misalnya kloroform, CCl4), alkohol, atau glokol dan eternya. Zat-zat
ini digunakan secara luas dalam cat, tinta, tiner, bahan perekat, farmasi, kosmetik dll
sebagai bahan pengikat maupun pengering. Beberapa pelarut terutama digunakan
untuk dry cleaning dan menghilangkan oli pada perlengkapan mesin.
A. Efek Umum
Iritasi. Pada suhu kamar pelarut dalam bentuk cair. Bila zat ini bersentuhan
dengan kulit, iritasi mungkin terjadi. Karena pelarut mudah menguap,
penghirupan uapnya dapat menyebabkan iritasi pada saluran napas, dan dapat
pula menyebabkan iritasi mata.
Depresi SSP. Pada tingkat pajanan yang cukup tinggi, pelarut merupakan
depresan SSP. Manifestasi klinis dimulai dengan disorientasi, perasaan pusing,
dan euforia. Efek yang disebut belakangan menyebabkan penyalah gunaan
beberapa zat kimia ini. Sindroma dapat berkembang menjadi paralisis, ketidak
sadaran dan kejang-kejang. Kematian dapat terjadi.
323
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
B. Efek khusus
Selain efek umum yang diuraikan di atas, berbagai jenis efek khusus dapat
muncul akibat pejanan pelarut. Keanekaragaman efek ini jelaslah merupakan akibat
dibentuknya berbagai metabolit reaktif yang berbeda-beda. Beberpa efek khusus
tersebut diuraikan dibawah ini.
Hati. Etanol dapat merupakan penyebab perlemahan hati dan sirosis hati. Efek ini
tampaknya timbul akibat toksisitas langsung ditambah keadaan kurang gizi yang
biasanya terdapat di antara pecandu alkohol. Berbagai hidrokarbon berklorin
dapat menyebabkan berbagai jenis kerusakan hati, antara lain pelemahan hati
disamping nekrosis hati, sirosis hati, dan kanker hati. Lesi pada hati diinduksi oleh
metabolit reaktif dari pelarut ini. Contoh, metabolit karbon tetraklorida yang paling
mungkin terbentuk adalah radikal triklorometil (Recknagel dan Glene, 1973),
metabolit kloroform adalah fosgen (Pohl, 1979), dan metabolit bromobenzen
adalah epoksidnya (Reid dan Krishna, 1973). Tetapi, sitoksisitas yang berulang
dan regenerasi jaringan kronis dapat menyebabkan karsinogenisitas (Dietz dkk,
1982).
324
Ir. Setiyono, M.Si.
peningkatan BUN dan anuria. Pada manusia CCl4 terutama mempengaruhi ginjal
bila jalur pajanan adalah lewat penghirupan, sementara hati merupakan organ
sasaran utama bila zat kimia itu dimakan (kluwe, 1981). Etilen glikol juga bersifat
nefrotoksik karena sitotoksitas langsungnya disamping karena penyumbatan
tubulus proksikal oleh kristal dari metabolitnya, kalsium oksalat.
Dietilen glikol menginduksi tumor kandung kemih pada tikus yang diberi pelarut
dalam dosis besar. Pada semua tikus yang mempunyai tumor, ditemukan batu
kandung kemih yang terdiri atas kalsium oksalat, suatu metabolit dari zat kimia
ini. Diantara tikus yang tidak mempunyai batu kandung kemih, tidak ada yang
mempunyai tumor kandung kemih (Fitzhugh dan Nelson, 1946). Karena itu, pelrut
ini juga diduga merupakan karsinogen sekunder.
325
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
C. Efek lain.
Degenerasi testis dan cacat kardiovaskuler (CV) pernah terlihat pada hewan
yang terpajan monoetil eter etilen glikol. Metanol dapat merusak retina lewat
metabolitnya dan terutama mempengaruhi bagian yang bertanggung jawab terhadap
penglihatan sentral. Metilen klorida menyebabkan depresi SSP dan iritasi pada mata
dan kulit seperti halnya banyak pelarut lain. Tetapi, zat ini juga menginduksi
karboksiheglobinea karena CO dibentuk dalam biotransformasinya (WHO, 1984).
Kloroform apat menginduksi aritmia jantung, mungkin akibat sensitisasi otot jantung
terhadap epinefrin. Inilah salah satu alasan mengapa kloroform kini tidak lagi dipakai
sebagai anestetik umum.
Ada juga pelarut tertentu yang hampir tidak beracun. Contoh, propilen glikol
mempunyai toksisitas yang rendah, dengan nilai LD50 masing-masing sebesar 32
dan 18 ml/kg pada tikus dan kelinci. Tikus yang diberi pelarut ini pada dosis 1,8 ml/kg
selama 2 tahun tidak menunjukan efek buruk, karenanya zat kimia ini digunakan
sebagai zat tambahan makanan (WHO, 1964). Tetapi, bila zat ini digunakan sebagai
wahana untuk obat, zat ini dapat meningkatkan efek digitalitas dan menginduksi
aritmia jantung (Van Stee, 1982).
326
Ir. Setiyono, M.Si.
Efek toksik logam di dalam organel sub seluler umumnya akibat dari reaksi
antar logam dengan intrasel. Untuk dapat menimbulkan efek toksiknya pada suatu
sel, logam harus memasuki sel. Proses masuknya melintasi membran akan lebih
mudah kalau logam ini bersifat lipofilik, misalnya metil merkuri. Bila logam ini terikat
pada suatu protein, zat ini diserap dengan endositosis. Difusi pasif merupakan cara
masuk yang lain bagi logam. Setelah masuk ke dalam sel, logam dapat
mempengaruhi berbagai organel. Contoh, retikulum endoplasma mengandung
berbagai jenis enzim. Enzim mikrosom ini dihambat oleh banyak logam, misalnya
kobalt, timah, methil merkuri, dan kadmium.
Timbal (Pb)
Di alam timbal lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya.
Kadarnya dalam lingkungan meningkat karena penambangan, peleburan,
pembersihan dan berbagai penggunaanya dalam industri. Penggunaan utama dalam
industri misalnya sebagai zat tambahan bahan bakar, pigmen timbal dalam cat dan
tinta, yang merupakan penyebab utama meningkatnya kadar Pb di lingkungan. Air
327
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
minum dapat tercemar Pb karena penggunaan pipa berlapis timbal dan pipa PVC.
Peralatan makan berglasur juga merupakan sumber Pb.
Susunan syaraf juga merupakan organ sasaran utama Pb. Setelah tingkat
pajanan tinggi, dengan kadar Pb darah di atas 80 g/dl, dapat terjadi ensefalopati.
Terjadi kerusakan pada arteriol dan kapiler yang mengakibatkan edema otak,
meningkatnya tekanan cairan serebrospinal, degenerasi neuron, dan perkembang
biakan sel glia. Secara klinis keadaan ini disertai dengan munculnya otaksia, strupor,
koma, dan kejang-kejang. Pada anak-anak sidroma klinis dapat terjadi pada kadar
Pb darah sebesar 70 g/dl.
Sifat karsinogenik Pb juga telah ditunjukkan pada hewan pengerat, tetapi data
pada manusia dalam hal ini sedikit (IARC, 1980). Pb juga mengganggu fungsi
reproduksi, terutama melalui gametotoksisitas pada hewan betina yang mengakibat-
kan kemandulan, aborsi dan kematian neonatal. Anak-anak kecil mungkin terpajan
pada kadar Pb yang lebih tinggi, seperti diterangkan di atas. Selain itu, anak kecil
dan janin yang belum lahir juga lebih peka terhadap toksisitas logam ini.
Senyawa timbal organik, misalnya tetraetil timbal dan tetrametil timbal dengan
mudah diserap setelah penghirupan dan pajanan kulit dan segera memasuki SSP
dan menyebabkan ensefalopati.
328
Ir. Setiyono, M.Si.
Kromium (Cr)
Logam ini digunakan untuk membuat baja anti karat, berbagai aloi dan pigmen
(pewarna). Kromium bersifat karsinogen terhadap manusia, yang menginduksi
kanker paru-paru diantara pekerja yang terpajan logam ini. Karsinogenisitas kromium
biasanya disebabkan oleh Cr heksavalen (Cr6+ ) yang bersifat korosif dan tidak larut
dalam air. Diduga Cr6+ yang lebih mudah diambil oleh sel, berubah menjadi Cr3+
dalam sel. Ion Cr trivalen yang secara biologis lebih aktif, mengikat asam nukleat dan
melalui proses karsinogenesis. Cr6+ bersifat korosif dan menyebabkan ulkus pada
saluran hidung dan kulit. Zat ini juga menginduksi reaksi hipersensitivitas pada kulit.
Secara akut, Cr6+ menginduksi nekrosis tubulus ginjal.
Kobalt (Co), tembaga (Cu), dan besi (Fe) semuanya merupakan unsur logam
esensial yang dibutuhkan agar eritrosit dapat berkembang secara tepat. Besi
merupakan suatu komponen hemaglobin, dan Cu mempermudah penggunaan Fe
dalam sintesis hemaglobin. Karena itu kekurangan logam-logam ini akan
menyebabkan anemia hipokromik mikrositik. Kobalt merupakan komponen vitamin
B12 yang dibutuhkan dalam perkembangan eritrosit. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia pernisiosa.
329
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Mangan (Mn)
330
Ir. Setiyono, M.Si.
BAB 5
PENGELOLAAN LIMBAH PERCETAKAN
5.1. Limbah B3
Y
ang dimaksud dengan limbah B3 disini adalah setiap limbah yang
mengandung bahan berbahaya dan /atau beracun yang karena sifat
dan /atau konsentrasinya dan /atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak dan /atau mencemarkan lingkungan
hidup dan /atau membahayakan.
Untuk menentukan suatu limbah masuk dalam kategori limbah B3, jika dapat
dilakukan dengan melihat daftar limbah B3 atau dengan suatu analisis kimia dan
biologis. Jika jenis dari limbah sudah diketahui, maka dapat dilakukan dengan
mencocokan jenis limbah dengan daftar lampiran PP. No. 18 jo PP No. 85 tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya.
Jika sifat limbah dikatahui maka dapat dilakukan dengan malihat apakah
limbah tersebut masuk dalam salah satu kategori dari limbah B3. Jika limbah tidak
termasuk dalam keduanya tersebut, maka limbah tersebut bukan limbah B3. Secara
sistematis tahapan pengklasifikasian limbah tersebut sebagai berikut :
b. mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3, apabila termasuk
dalam daftar maka limbah tersebut termasuk dalam kelompok limbah B3,
331
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
c. apabila jenis limbah tidak termasuk dalam daftar jenis limbah B3, maka
pemerikasaan dilanjutkan apakah masuk dalam karakteristik: mudah meledak,
mudah terbakar, beracun, bersifat reaktif, menyebabkan infeksi atau bersifat
korosif.
d. apabila tidak termasuk dalam daftar jenis limbah B3 dan tidak memiliki
karasteristik sebagaimana tersebut huruf c, maka dilakukan uji toksikologi.
Diagram alir cara mengklasifikasikan limbah B3 dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab 4, bahwa limbah yang dihasilkan oleh
industri percetakan banyak mengandung logam berat (Co, Cr, Mn, Pb, Fe) dan
berbagai pelarut organik yang banyak digunakan pada bahan baku dan bahan
pembantu industri percetakan. Berbagai pelarut dan logam berat tersebut dapat
mengakibatkan berbagai dampak negatif yang membahayakan bagi lingkungan dan
kesehatan manusia seperti yang telah dijelaskan pada bab 4 di depan.
332
333
Gambar 5.1. Cara Pengklasifikasian Limbah B3
Ir. Setiyono, M.Si.
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
334
Ir. Setiyono, M.Si.
335
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
a. Terciptanya sistem pengelolaan limbah B3 yang berdaya guna dan berhasil guna;
b. Meningkatkan kemampuan aparat pemerintah baik di daerah maupun pusat
dalam pengawasan pengelolaan limbah B3.
Ada tiga anggota dalam pelaksanaan program KENDALI B3, yaitu Pemda,
Bapedal dan Badan Usaha. Badan Usaha mana yang harus/wajib ikut dalam
program ini harus mempunyai kriteria yang jelas atau dalam proses penentuannya
jelas. Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menetapkan Badan Usaha
mana yang wajib ikut dalam program KENDALI B3, yaitu:
336
Ir. Setiyono, M.Si.
337
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Gambar 5.2. Diagram Alir Proses Penentuan Badan Usaha Yang Wajib Ikut
Dalam Program KENDALI B3
338
Ir. Setiyono, M.Si.
Oksidasi adalah reaksi kimia yang akan meningkatkan bilangan valensi materi
yang bereaksi dengan melepaskan elektron. Reaksi oksidasi selalu diikuti dengan
reaksi reduksi. Reduksi adalah reaksi kimia yang akan menurunkan bilangan valensi
materi yang bereaksi dengan menerima elektron dari luar. Reaksi kimia yang
339
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi ini dikenal dengan reaksi redok. Reaksi redok
dapat merubah bahan pencemar yang bersifat racun menjadi tidak berbahaya atau
menurunkan tingkat/daya racunnya.
5.4.2. Insenerator
Abu dan asap dari insenerator harus aman untuk dibuang ke lingkungan.
Kualitas hasil buangan (asap dan abu) banyak dipengaruhi oleh jenis dan
karakteristik bahan yang dibakar serta kinerja dari insenerator yang digunakan.
Untuk mencapai kondisi yang diinginkan, (dapat mendestruksi limbah menjadi CO2,
H2O dan Abu) diperlukan suatu insenerator yang dapat bekerja dengan baik yang
dilengkapi dengan suatu sistem kontrol pengendalian proses pembakaran agar dapat
dipastikan bahwa semua bahan dapat terbakar pada titik optimum pembakarannya
dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian teknologi
insenerator yang akan digunakan harus dapat mengatasi semua permasalahan
dalam pembuangan dan pemusnahan limbah B3.
340
Ir. Setiyono, M.Si.
5.4.3. Elektrolisis
Prinsip dasar pengolahan limbah ini sama seperti pada prinsip pelapisan
logam secara listrik, yaitu dengan penempatan ion logam yang ditambah elektron
pada logam yang dilapisi, yang mana ion-ion logam tersebut didapat dari anoda dan
eletrolit yang digunakan. Pada pengolahan limbah ini, limbah yang mengandung
logam terlarut bertindak sebagai elektrolit. Logam-logam terlarut yang telah
bermuatan listrik akan tertarik oleh katoda dan menggumpal sehingga terpisahkan
dari cairannya. Cairan yang telah bebas logam terlarut selanjutnya diproses dengan
teknologi lain untuk menghilangkan sifat racunnya.
Secara eletro kimia, prinsip prosesnya dapat dilihat pada diagram sebagai
berikut :
Mn+ + n e- Mo
341
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Jika terjadi kontak dengan udara secara langsung, maka kontaminan bahan
pelarut pada kain lap bekas dapat menguap ke udara bebas dan menimbulkan
pencemaran udara. Jika terjadi kontak dengan air hujan, maka bahan kontaminan
yang menempel pada kain lap dapat larut dan terbawa oleh aliran air sehingga akan
mencemari lingkungan sekitarnya.
Pewadahan harus tertutup dan dalam selang waktu tertentu diangkut untuk
dibakar dengan insenerator. Limbah jenis ini, biasanya dihasilkan dalam jumlah yang
relatif kecil, sehingga jika setiap industri percetakan akan melakukan pembakaran
dengan insenerator sendiri akan memerlukan biaya investasi maupun operasional
yang lebih mahal. Untuk mengatasi hal ini, maka pembakaran dapat dilakukan
bersama dengan para penghasil limbah yang sejenis dan yang telah memiliki fasilitas
insenerasi, seperti rumah sakit.
342
Ir. Setiyono, M.Si.
Dalam paradigma baru sampah dapat dilihat sebagai sumber daya. Konsep
pengelolaan sampah paradigma baru itu ialah dengan konsep 3R (reduce, reuse,
dan recycle). Termasuk juga kertas, yang tadinya hanya dianggap sebagai sampah
kini telah mulai dilihat sebagai salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan,
sehingga pemilihan dan penggunaannya pun harus dilakukan secara bijak. Kegiatan
mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat berupa sikap menghindari pemakaian
kertas yang boros. Sedangkan untuk guna ulang (reuse), misalnya, kertas atau box
karton yang telah kita pakai bisa dipakai kembali untuk keperluan lain. Untuk daur
ulang (recycle) sampah kertas bisa dijadikan art paper atau untuk bahan baku pulp
kualitas rendah.
Sementara itu, agar sampah kertas dapat dimanfaatkan secara optimal proses
pemilahan sampah kertas sebaiknya dilakukan langsung di sumbernya. Tanpa
terpilah terlebih dahulu sampah kertas akan bercampur dengan sampah jenis lainnya
sehingga akan mudah terdekomposisi atau hancur. Akibatnya sampah kertas
tersebut tidak dapat dimanfaatkan atau didaur ulang lagi. Pemilahan sampah kertas
di sumbernya perlu dioptimalkan entah itu di rumah tangga, pertokoan, perkantoran
atau industri yang memakai kertas. Peran aktif masyarakat merupakan kunci utama
dalam proses pemilahan. Penyebaran informasi tentang pentingnya pemilahan
sampah kertas dapat dilakukan dalam bentuk penyuluhan, brosur, dsb. Kegiatan
penyebaran informasi sebaiknya dilakukan oleh pemerintah.
343
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
Limbah cair dari kegiatan cuci cetak foto banyak mengandung krom. Krom
valensi enam (krom heksavalen) merupakan bahan kimia yang sangat beracun,
sehingga keberadaannya di dalam limbah harus ditangani dengan sangat hati-hati.
Untuk menurunkan tingkat racun dari krom heksavalen ini dapat dilakukan dengan
mengadakan reaksi redok. Krom heksavalen dapat direduksi menggunakan sulfur
dioksida (SO2) menjadi krom trivalen yang mempunyai tingkat/daya racun jauh lebih
rendah dari pada krom heksavalen. Krom trivalen lebih aman dari pada krom
heksavalen sehingga lebih dapat diterima di lingkungan. Reaksi dasar dari krom ini
adalah sebagai berikut:
Limbah yang berbentuk cair mudah masuk ke dalam tanah maupun periran
umum. Mobilisasi limbah ini sangat cepat dengan jangkauan yang luas karena
limbah cair mudah sekali terbawa oleh aliran alir yang ada. Dengan adanya sifat
yang demikian ini maka pengawasan limbah cair lebih sulit untuk dilakukan dari pada
yang berbentuk padat. Mobilisasi limbah yang cepat dan luas ini juga
mengakibatkan limbah ini akan mudah sekali masuk ke dalam jarring-jaring rantai
makanan, yang pada akhirnya akan masuk ke dalam tubuh manusia.
344
Ir. Setiyono, M.Si.
Bahan kemasan dapat terbuat dari jerigen plastik yang kuat, sementara label
dapat terbuat dari kertas yang disablon sehingga warnanya tidak luntur atau di cat
langsung ke kemasan. Jauhkan kemasan dari jangkauan anak-anak dan binatang
peliharaan serta nyala api. Dalam jangka waktu tertentu limbah ini dapat dikirim ke
perusahaan pengolahan limbah cair B3 secara langsung atau lewat perusahaan
pengumpul limbah B3.
345
346
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
BAB 6
PENUTUP
B
uku panduan ini disusun untuk memberikan gambaran kepada para pemilik
industri percetakan agar dapat melakukan pengelolaan lingkungan kerjanya
sehingga dapat mewujudkan suatu industri yang bersih dan dapat
membantu upaya pelestarian lingkungan dengan melakukan kegiatan yang
berwawasan lingkungan. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan yang dimuat dalam
buku ini disusun berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, sedangkan
contoh-contoh yang ada dibuat sederhana dengan tujuan agar para pengusaha
dapat melakukan pengelolaan limbahnya dengan mudah.
347
Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Percetakan
DAFTAR PUSTAKA
348