Anda di halaman 1dari 46

Sejarah

Bentuk pencetakan yang sangat sederhana dapat ditemukan di Cina dan Korea sekitar tahun
175 AD. Tampilan yang terbalik di atas kayu, dan kemudian perunggu telah dibuat pada
tahun ini. Alat ini kemudian dibubuhi tinta kemudian ditempatkan di atas secarik kertas dan
digosok dengan lembut menggunakan sebuah tongkat bambu.

Terobosan besar datang sekitar tahun 1440 oleh Johannes Gutenberg dari kota Mainz,
Jerman. Gutenberg menciptakan sebuah metode pengecoran potongan-potongan huruf di atas
campuran logam yang terbuat dari timah. Potongan-potongan ini dapat ditekankan ke atas
halaman berteks untuk percetakan. Metode penemuan pencetakan oleh Gutenberg secara
keseluruhan bergantung kepada beberapa elemennya diatas penggabungan beberapa
teknologi dari Asia Timur seperti kertas, pencetakan dari balok kayu dan mungkin pencetakan
yang dapat dipindahkan, ciptaan Bi Shen, ditambah dengan permintaan yang meningkat dari
masyarakat Eropa untuk pengurangan harga buku-buku yang terbuat dari kertas. Metode
pengetikan ini bertahan selama sekitar 500 tahun.

Pada tahun 1424, perpustakaan Universitas Cambridge hanya memiliki 122 buku masing-
masing mempunyai nilai setara dengan sebuah pertanian atau kebun anggur. Permintaan
untuk buku-buku ini didorong dengan naiknya tingkat melek huruf di antara orang-orang
kelas menengah dan mahasiswa di Eropa Barat. Pada saat itu, Renaissance masih dalam awal
perkembangannya dan masyarakat lambat laun menghilangkan kemonopolian pendeta atas
tingkat melek huruf.

Pada saat pencetakan dari balok kayu tiba di Eropa kira-kira pada saat yang bersamaan
dengan tibanya kertas, metode ini tidak secocok metode yang digunakan di Timur untuk
komunikasi sastra. Pencetakan blok lebih serasi untuk penulisan Cina karena posisi hurufnya
tidak kritis, tetapi keberadaan lebih dari 5.000 huruf dasar membuat teknologi orang peran
dasar membuat teknologi cetakan Cina yang dapat berpindah-pindah menjadi tidak efisien
dan secara ekonomi tidak praktis, dalam istilah keuntungan untuk penerbit buku Cina Kuno.
Hal ini berbeda dengan abjad bahasa Latin, kebutuhan akan penjajaran barisan yang tepat dan
sebuah karakter yang sederhana menempatkan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan
sebagai kemajuan luar biasa untuk masyarakat Barat.

Penggunaan mesin cetak merupakan sebuah kunci perbedaan teknologi yang memberikan
penemu Eropa keuntungan atas rekanan mereka yang berasal dari Cina, yaitu mesin cetak
yang berbasis sekrup yang digunakan dalam produksi anggur dan minyak zaitun. Hal ini
merupakan kecanggihan mesin kira-kira pada tahun 1000, alat yang digunakan untuk
mengaplikasikan tekanan di atas bidang yang datar merupakan alat yang biasa digunakan di
Eropa.

Dampak Sejarah
Pencetakan seperti yang berkembang di Asia Timur tidak memakai mesin cetak seperti di
kasus Gutenberg. Walaupun penemuan cetakan yang dapat dipindah-pindahkan di Cina dan
Korea mendahului mesin cetak Gutenberg, dampak mesin cetak dan cetakan yang dapat
dipindah-pindahkan di Asia Timur tidak mempunyai pengaruh besar seperti pada masyarakat
Eropa Barat. Hal ini mungkin karena jumlah pekerja yang terlibat dalam memanipulasikan
ribuan tablet porselen sangat besar, atau di Korea, tablet logam, yang diperlukan dalam
penggunaan penulisan huruf Cina. Namun, ratusan ribu buku, atas subyek yang berkisar
antara pelajaran-pelajaran Konfusianisme hingga ilmu pengetahuan dan ilmu pasti, dicetak
menggunakan teknologi yang lebih tua dari percetakan dari balok kayu, membuat
kebudayaan percetakan dunia pertama.

Dampak dari mesin cetak Gutenberg di Eropa hampir sama dengan perkembangan tulisan,
penemuan abjad atau Internet, hingga ke efeknya di masyarakat. Seperti tulisan tidak
menggantikan berbicara, percetakan tidak pernah mencapai posisi kekuasaan yang total.
Naskah yang ditulis tangan terus dihasilkan, dan berbagai macam model grafik komunikasi
terus menerus memengaruhi satu sama lain.

Mesin cetak juga merupakan faktor pendiri dari himpunan ilmuwan yang dengan mudah
menceritakan penemuan mereka lewat pendirian jurnal ilmiah yang disebarkan secara luas.
Hal ini membantu mereka membawa masuk revolusi ilmiah. Kepengarangan menjadi lebih
berarti dan menguntungkan karena adanya mesin cetak. Tiba-tiba hal ini menjadi penting
siapa yang mengatakan atau menulis apa, dan apa yang merupakan perumusan dan masa
susunan yang tepat. Hal Ini memperbolehkan pengarang untuk menyebutkan persis referensi,
yang menghasilkan peraturan, "Satu orang Pengarang, satu kerja (hak), satu potong
informasi" (Giesecke, 1989; 325). Sebelumnya, pengarang bukan sesuatu yang penting, sejak
salinan Aristotle yang dibuat di Paris tidak akan identik dengan yang asli di Bologna. Untuk
banyak karya sebelum mesin cetak, nama pengarang secara menyeluruh hilang.

Karena proses mencetak menjamin bahwa informasi yang sama jatuh pada halaman yang
sama, halaman yang diberi nomor, daftar isi, dan indeks menjadi biasa, meskipun mereka
dulunya belum dikenal. Proses membaca juga diubah, lambat laun berubah dalam beberapa
abad dari pengukuran lisan sampai membaca pribadi. Ketersediaan bahan cetak yang luas
juga menyebabkan kenaikan drastis di tingkat melek huruf dewasa di seluruh Eropa.

Dalam lima puluh atau enam puluh tahun penemuan mesin cetak, seluruh peraturan klasik
sudah dicetak ulang dan disebarluaskan di seluruh Eropa (Eisenstein, 1969; 52). Sejak lebih
banyak orang mempunyai akses terhadap pengetahuan baik baru maupun lama, lebih banyak
orang dapat membicarakan karya ini. Selanjutnya, sejak produksi buku adalah perusahaan
yang lebih komersial, undang-undang hak cipta pertama disahkan untuk melindungi apa yang
sekarang disebut hak-hak kepemilikan intelektual. Sedetik perkembangan popularisasi
pengetahuan ini adalah kemunduran bahasa Latin sebagai bahasa kebanyakan karya yang
diterbitkan, untuk digantikan oleh bahasa sehari-hari di masing-masing bidang, menambah
jenis karya yang diterbitkan. Secara paradoksal, kata yang di cetak juga membantu untuk
mempersatukan dan menstandarisasi ejaan dan sintaksis logat asli, dan mempunyai efek yang
mengurangi keanekaragaman mereka. Kenaikan dalam kepentingan bahasa nasional yang
bertentangan dengan masyarakat Eropa Latin disebutkan sebagai salah satu sebab kenaikan
nasionalisme di Eropa.
Mesin Cetak Gutenberg
Karya Johannes Gutenberg dalam mesin cetak di mulai sekitar 1436 ketika dia sedang bekerja
sama dengan Andreas Dritzehan, seseorang yang pernah dibimbing oleh Gutenberg dalam
pemotongan batu permata, dan Andreas Heilmann, pemilik pabrik kertas. Tetapi rekor resmi
itu baru muncul pada tahun 1439 ketika ada gugatan hukum melawan Gutenberg; saksi-saksi
yang ada membicarakan mengenai cetakan Gutenberg, inventaris logam (termasuk timah),
dan cetakan ketikannya.

Masyarakat di Eropa pada saat itu juga sedang mengembangkan cetakan yang dapat
dipindah-pindahkan, termasuk pandai emas Procopius Waldfoghel dari Perancis dan Laurens
Janszoon Coster dari Belanda. Tetapi, mereka tidak dikenal karena telah menyumbang
kemajuan spesifik kepada mesin cetak.

Gutenberg adalah orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan
antimon yang kritis untuk menghasilkan cetakan tahan lama yang menghasilkan buku cetak
bermutu tinggi dan terbukti menjadi lebih cocok untuk percetakan daripada cetakan tanah
liat, kayu atau perunggu yang diciptakan di Asia Timur. Hal ini merupakan sebuah
pengetahuan yang didapatnya pada saat Gutenberg bekerja untuk seorang pandai emas
professional. Untuk membuat cetakan timbal ini, Gutenberg menggunakan sesuatu yang
membuat penemuannya dipertimbangkan sebagai penemuan yang paling cerdik, matriks
istimewa memungkinkan pembentukan cetakan baru yang cepat dan tepat dari kerangka yang
seragam.

Gutenberg juga diakui karena memperkenalkan tinta berbasis minyak yang lebih tahan lama
dibandingkan tinta berbasis air yang dulu dipergunakan. Sebagai bahan percetakan dia
menggunakan naskah yang terbuat dari kulit binatang dan kertas, yang terakhir diperkenalkan
di Eropa dari Cina dengan menggunakan cara orang Arab beberapa abad yang lalu.

Di dalam kitabnya, Gutenberg membuat percobaan terhadap percetakan berwarna untuk


beberapa bagian awal halaman, tersedia hanya dalam beberapa salinan. Karya baru-barunya,
The Mainz Psalter yang dikeluarkan pada tahun 1453, sepertinya di disain oleh Gutenberg
tetapi diterbitkan di bawah terbitan penggantinya, Johann Fust dan Peter Schffer,
menggunakan huruf cetak awal berwarna merah dan biru yang rumit.

Majalah Life menganggap Mesin Cetak adalah penemuan yang paling luar biasa pada 1000
tahun terakhir. Penting untuk disadari bahwa abjad mungkin merupakan kunci keberhasilan
mesin cetak.

Mesin cetak dari tahun 1811 (di sebuah museum di Munich)


Mesin pencetak buku di Kabul, Afganistan (2002)

Mesin cetak modern karya Heidelberger

sejarah cetak tinggi


1. SEJARAH CETAK-MENCETAK

Metode cetak-mencetak ditemukan oleh Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman pada tahun
1440. Johannes Gutenberg hidup antara tahun 1400-1468. Segel dan bulatan segel yang
pengerjaannya menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina berabad-abad
sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun 868 Masehi sebuah buku
cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Teks dan gambar diukirkan pada sekeping papan, tanah liat
atau logam, kemudian acuan/ stempel itu ditintai, ditumpangi selembar kertas (papyrus) yang
kemudian ditekan sehingga tinta dari stempel berpindah ke permukaan kertas. Sering disebut orang
sumbangan terpenting Gutenberg adalah penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa bergerak.
Dalam perkara ini pun hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar pertengahan abad ke-11 Masehi
oleh seorang bernama, Pi-Sheng, karakter jenis yang dikembangkan dari tanah liat dikeraskan tetapi
tidak secara total sukses. Di pertengahan tahun 1200 Masehi, karakter sejenis dari metal ( perunggu)
telah dikembangkan di China dan Jepang, teks yang dikenal, yang paling tua mencetak dari jenis
metal ini sampai tahun 1397. Satu abad kemudian dalam tahun 1440 Masehi, mungkin tidak acuh
pada jenis yang kasar dikembangkan di Dunia Timur, Gb. Johannes Gutenberg Johannes Gutenberg
memperkenalkan kepada film koboi/ buku koboi. ,
Gb. Johannes Gutenberg

Proses serupa juga sudah dikenal orang di Eropa sebelum Gutenberg. Cetak blok
memungkinkan pencetakan banyak eksemplar buku tertentu. Proses ini punya satu kelemahan:
karena satu set baru serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat untuk sebuah buku,
dengan sendirinya tidaklah praktis untuk mencetak berbagai macam buku. Di Eropa percetakan yang
tertua menggunakan metode ini sekitar 600 tahun yang lalu. Sebelum penemuan teknik cetak
seluruh buku harus ditulis tangan yang biasanya dikerjakan oleh para biarawan di biara-biara. Sebuah
buku menjadi barang sangat berharga yang hanya orang yang sungguh kaya dapat memilikinya.
Membaca dan menulis hanya terbatas pada segelintir orang berpendidikan. Gagasan Gutenberg
adalah penggunaan huruf-tunggal yang diukirkan pada kayu yang kemudian berkembang menjadi
ukiran pada bahan logam
Gambar Mesin Cetak Gutenberg

Gutenberg telah berhasil melakukan macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia


mengembangkan metal logam campuran untuk huruf cetak, menuangkan cairan logam untuk huruf
cetak blok secara tepat dan teliti, minyak tinta cetak serta alat penekan yang diperlukan untuk
mencetak. Setiap huruf dan tanda-tanda harus diukir pada sebatang besi secara terbalik,yang
sebelah kiri sebuah matris menjadi sebelah kanan, stempel besi ini menjadi alat penakik yang
diketukkan pada selembar lempengan tembaga yang akan menjadi acuan/matris. Matris ini
kemudian ditempatkan pada alat pengecoran (dikerjakan dengan tangan). Konstruksi alat
pengecoran ini sederhana namun praktis sekali. Bahan metal yang dipakai untuk dicor adalah timah
putih, antimony, dan timah hitam. Huruf-huruf hasil cor ini cukup cermat dipakai untuk menyusun.
Teknik cetak ini dikenal dengan istilah teknik cetak tinggi, karena bagian yang mencetak lebih tinggi
daripada bagian yang tidak mencetak. Cara-cara pencetakan seperti ini, masih banyak kita temui
pada percetakanpercetakan kecil di Indonesia sekitar tahun 90-an. Huruf tunggal ini dapat disusun
menjadi kata atau kalimat yang setelah dipakai untuk mencetak dapat diuraikan dan disimpan
kembali dalam kotak masingmasing untuk kelak dipakai lagi. Batangbatang penyusun, nampan
tempat susunan huruf-huruf yang sudah disusun dan malahan mesin cetak merupakan penemuan
kelanjutan dari Gutenberg. Mesin cetak yang pertama yang dibentuk berdasarkan alat pemeras
buah-buahan. Bahan pencetaknya ditintai dengan menggunakan tampon (sekarang rol penintaan),
lembaran kertas kemudian diletakkan ke atas alat cetak yang sudah ditintai itu, dengan menekan rata
kertas itu maka diperoleh sebuah hasil cetak. Sumbangan pikiran Gutenberg secara keseluruhan lebih
besar dari siapa pun juga dalam hal penyempurnaan mesin cetak. Arti pentingnya terutama terletak
pada keberhasilannya menggabungkan semua unsur mesin cetak menjadi suatu sistem yang efektif
dan produktif. Apa yang telah dikembangkan oleh Gutenberg bukanlah sebesar sebuah alat atau
penemuan akal, dan bukan sekadar serentetan penyempurnaan, melainkan suatu proses produksi
lengkap. Perbendaharaan biografis mengenai diri Gutenberg sangat minim, kita hanya tahu dia lahir
di Jerman sekitar tahun 1400 M di kota Mainz. Sumbangannya terhadap seni cetak mencetak terjadi
pada pertengahan abad dan pekerjaan terbagusnya, yang disebut Injil Gutenberg, dicetak di Mainz
sekitar tahun 1454 M. Anehnya, nama Gutenberg tak pernah tercantum dalam buku mana pun, tidak
juga dalam Injil Gutenberg, walaupun jelas dia sendiri yang cetak dengan alat penemuannya.
Gutenberg tidak pernah tampak sebagai seorang usahawan, benar-benar dia tidak punya keinginan
dapat uang dari hasil penemuannya. Dia sering terlibat dengan dakwaan pengadilan yang
mengakibatkan keharusan baginya membayar tebusan dalam bentuk alat-alat perlengkapannya
kepada temannya bernama Johann Fust. Gutenberg wafat tahun 1468 di kota Mainz. Hidup
seharihari
Gutenberg sebagai tukang emas dan mengenal baik seni penulis- penulis dan pelukispelukis buku.
Dia yang harus lebih banyak memecahkan banyak masalah teknis, menciptakan buku dengan nilai
artistik tertinggi. Bentuk-bentuk hurufnya seperti juga barang-barang cetakannya memperlihatkan
penguasaan yang pantas dipuji.

2. Prinsip dan Proses Cetak


Produk khas yang sering dicetak dengan mesin cetak tinggi, antara lain : kartu bisnis, kop surat, proof,
billheads, format/ blangko, poster, pengumuman, stempel, emboss dan hotleaf
stamp. Mesin cetak tinggi adalah metoda pencetakan yang paling tua dengan bagian mencetak lebih
tinggi dari bagian yang tidak mencetak. Penggunaan mesin cetak adalah
dalam banyak hal beralih ke mesin cetak offset. Disamping kecepatannya yang lebih cepat
biaya produksinya juga lebih murah. Mesin cetak tinggi masih banyak digunakan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang khusus seperti emboss, ril, foil, dst. Secara umum ada 6 proses
cetak yang kita ketahui, antara lain :

2.1. Teknik Cetak Tinggi (Relief)

adalah proses cetak menggunakan permukaan timbul/menonjol. Pada cetak tinggi huruf-
huruf teks dan gambar-gambar adalah lebih tinggi dari-pada unsur-unsur yang tidak mencetak. Rol-
rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi dan menintainya. Tulisan dan/atau gambar-
gambar kemudian dipindahkan lang-sung ke atas kertas atau ke atas bahan lainnya dengan tekanan
yang kuat. Bentuk dasar huruf dibuat dari timah batangan yang di bagian atasnya memuat gambar
huruf yang terbalik. Huruf ini akan terbaca pada hasil cetakan, yang mana terlebih dahulu gambar
huruf tersebut diberi tinta. Bagian-bagian dasar huruf dapat diuraikan sebagai berikut

(lihat gambar batang huruf disamping):


Gambar . Batang Huruf (a) Gambar huruf (type face), (b) Korp huruf (type size), (c) Takik huruf
(Nick/kerf), (d) Tinggi huruf (type height), (e) Janggut huruf,
(f) Daging huruf (Letter Bleed), (g) Talud huruf (Shoulder), (h) Alur kaki huruf (Groofe),
(i) Tanda pasak (Pin Mark),

(a) Gambar huruf (type face) adalah bentuk yang agak menonjol pada bidang permukaan batang
huruf. Sedangkan yang dimaksud dengan batang huruf ialah sebatang logam dengan ketinggian
tertentu yang berdiri pada dua kaki huruf. Diantara kedua kaki tersebut terdapat alur kaki.
(b) Korp huruf (type size) secara harfiah dapat dinyatakan bahwa : "(Korp: dari "corpus" berarti :
badan 1) ". Istilah yang tertulis di atas kemudian dipakai dalam pengertian korp huruf, yang akhirnya
mempunyai arti : jarak antara sisi yang ada kakinya sampai sisi seberangnya. Peranan korp huruf
sewaktu dipergunakan untuk mencetak yaitu : merupakan dasar dalam pembentukan muka huruf
(bayangan huruf). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa korp huruf merupakan bagian yang akan
mencetak.
(c) Takik huruf (Nick/kerf) merupakan tanda sisi bawah huruf yang mempunyai fungsi untuk:
- memudahkan penyusun agar letak huruf-huruf dalam susunan menjadi teratur.
- Mencegah terbaliknya huruf sewaktu disusun.
Selain itu takik bisa digunakan sebagai tanda pengenal berbagai ukuran huruf dan jenis huruf
sehingga dapat membantu penyusun huruf sewaktu melaksanakan pendistribusian huruf.
(d) Tinggi huruf (type height) maksudnya adalah tinggi batang timah (timbal), diatur dari sisi
bawah/dasar kaki batang huruf sampai sisi atas atau permukaan gambar huruf. Ada 3 macam ukuran
tinggi huruf yang mudah menjadi standar, yaitu ukuran tinggi :
(1) Inggris dan Amerika = 23,32 mm) = 62,027 punt (pt) = 0,918 inci.
(2) Perancis = 23,56 mm = 62,666 pt = 0,928 inci. (ukuran ini disebut tinggi
normal)

Gbr. 7.4. Mesin Cetak Degel (1950) Gambar 7.5. Hand Press

Di luar standarisasi ini ada satu lagi ukuran tinggi huruf yaitu tinggi huruf Rusia = 25,10 mm 66,8 pt =
0,989 inci. Sedangkan ukuran tinggi huruf di Indonesia menggunakans standar 24,85 mm = 66,047 pt
= 0,9777 inci
(e) Janggut huruf disebut juga latar huruf bawah. Pengertiannya adalah ruang di bagian bawah
gambar huruf yang memiliki tongkat bawah atau huruf yang berekor seperti huruf g,j,p,q dan y.
Biasanya janggut huruf mempunyai ukuran besar 1/5 ( seperlima ) dari korp huruf. Misalnya korp
huruf 10 point maka besarnya janggut sama dengan 10 x 1/5 = 10/5 = 2 point.
(f) Daging huruf (Letter Bleed) disebut juga latar huruf samping. Pengertiannya adalah ruang di
bagiaan samping hambar huruf yang gunanya untuk menjaga supaya tongkat tegak dari dua huruf
yang berdampingan tidak saling menyentuh. Dengan kata lain daging huruf dapat berfungsi sebagai
spasi huruf (jarak antar huruf).
(g) Talud huruf (Shoulder) disebut juga bahu huruf atau lengkungan huruf, yaitu sisi-sisi yang agak
miring pada gambar huruf. Dengan adanya talud huruf, maka susunan huruf yang rapat (tanpa
interlini), tongkat bawah hurufnya tidak saling menyentuh dengan tongkat atas huruf pada baris
berikutnya.
(h) Alur kaki huruf (Groofe) disebut juga bobot penghemat. Ini terdapat pada korp huruf yang besar.
Tujuan dari alur kaki huruf adalah :
- untuk menghemat bahan huruf.
- untuk memperingan berat huruf.

(i) Tanda pasak (Pin Mark) merupakan keterangan keluaran pabrik pembuat huruf .
a). sebagai tanda perdagangan
b). untuk mencari dan menentukan korp huruf. Kaki huruf adalah bagian/dasar yang gunanya untuk
menyangga batang huruf atau sebagai tempat bertumpunya batang huruf sewaktu dicetakan. Karena
pencetakannya secara langsung, maka cetak tinggi dikatakan cetak langsung. Salah satu mesin cetak
tinggi, yaitu mesin degel. Mesin degel terdiri atas 2 (dua) komponen. Komponen-komponen tersebut
adalah :
1. Fundamen cetak (tempat meletakkan Gambar 7.6. Hand Press dengan Sistem Penintaan Piring
acuan cetaknya) yang berbentuk datar.

2. Penekannya berbentuk datar (degelnya)


Mesin degel adalah mesin yang kertas cetaknya ditekankan menyeluruh pada acuan dengan
menggunakan blok logam berat. Ditinjau dari cara kerjanya dikelompokkan 4 (empat) system, yaitu :
1. Sistem Boston
Gb. Cara kerja sistem Boston

Waktu bekerja sistem Boston :


- Fundamen cetak (tempat meletakkan acuan tidak bergerak)

- Penekannya (degelnya) bergerak :


a. Membuka untuk mendapat kertas
b. Menutup (menghimpit) untuk mencetak
Mesin degel sistem Boston yang dikenal, antara lain :
- Heidelberg Degel
- Hand Press
- Grafo Press
- Thomson British
2. Sistem Gordon

Gb. Cara kerja sistem Gordon

Waktu bekerja sistem Gordon :


- Fundamen cetak bergerak
a. Membuka untuk mendapatkan tinta
b. Menutup untuk mencetak
- Degelnya bergerak
a. Membuka untuk mendapat kertas
b. Menutup untuk mencetak
Mesin degel yang menggunakan sistem Gordon disebut juga Mesin Gordon.

3. Sistem Gally
Gb. Cara kerja sistem Gally

Waktu bekerja sistem Gally :


- Fundamen cetaknya tidak bergerak
- Degel bergerak :
a. Membuka untuk mendapat kertas
b. Sejajar dengan fundamen cetak
c. Menutup (menghimpit) untuk mencetak

4. Sistem Liberty
Gambar . Cara kerja sistem Liberty

Waktu bekerja :
- Fundamen cetak bergerak :
a. Membuka untuk mendapatkan tinta
b. Menutup untuk mencetak
- Degelnya bergerak :
a. Membuka untuk mendapatkan kertas
b. Menutup untuk mencetak
Perbandingan system liberty dan sistem Gordon :
- Degelnya sama-sama bergerak
- Fundamen cetak sama-sama bergerak
- Sistem Gordon , Degel dan Fundamen cetak seakan-akan terpisah
- Sistem Liberty, Degel dan Fundamen cetak berada dalam 1 poros
Dapat disimpulkan mesin yang paling praktis ialah mesin Boston karena yang bergerak hanya
degelnya sedangkan fundamennya tetap (permanen). Ditinjau dari pemasukan kertasnya :
- secara manual (oleh operator) satu persatu (hand press Gordon)
- secara mekanik (otomatis) yaitu Grafo Press
Prinsip tekanan cetak pada cetak tinggi secara teknis dikerjakan dengan 3 jalan, yaitu :
a. Mesin cetak tangan horisontal (handpress) dan mesin cetak tangan vertikal (degel). Mesin ini
mencetak datar atas datar, berupa kerja sama antara papan besi penekan (back pressure) dan acuan
cetak (teks dan gambar-gambar). Pada cetak tangan horizontal penekan dan acuan cetak terletak
dalam posisi horisontal, sedang pada cetak tangan vertikal posisi penekan dan acuan cetak vertical,
karena besi penekan mengepres acuan cetak dengan tekanan paralel, maka perlulah tekanan cetak
yang sangat tinggi. Pada cetak tangan vertikal papan penekan bergerak kembali setelah setiap
pengepresan. Pada saat yang bersamaan "acuan" ditintai dan lembaran yang telah dicetak diganti
dengan yang belum dicetak (sistem Boston). Ada juga mesin-mesin yang bekerja sepenuhnya
otomatis seperti platenpress Heidelberg. Sistem ini dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan kecil (jobbing
work) dan dimaksud kan untuk pencetakan yang mengutamakan mutu.

b. Mesin cetak cepat (highspeed press)

Diketemukan tahun 1812. Sistem ini menggunakan sebuah silinder yang membawa kertas,
waktu berputar ke atas acuan cetak yang datar. Karena pengepresan yang menyinggung saja maka
keseluruhan tekanan yang dibutuhkan dapat dikatakan lebih kecil. Acuan cetak bergerak ke depan
ketika lembaran dengan silinder itu berputar. Sebelum acuan
Gambar. Landasan Mesin Cetak Silinder
cetak mengenai lembaran kertas (yang hendak dicetak), rol-rol tinta menintai acuan itu lebih dahulu.
Kertas yang sudah tercetak kemudian terlepas dari gripper dan lewat suatu pita pengeluaran
dihantarkan ke meja pengeluaran.
Mesin cetak Stop-Cylinder
Dengan mesin ini silinder berputar ke muka satu kali, kemudian berhenti agar acuan cetak dapat
kembali.

Mesin cetak putaran-ganda (tworevolution-machine)

Mesin cetak putaran-ganda (tworevolution-machine) termasuk juga dalam kelompok mesin cetak
cepat. Silinder pada mesin ini berputar selalu namun hanya pada putaran kedua selembar kertas
disalurkan. Pada putaran kedua silinder terangkat ke atas sedikit agar
acuan cetak dapat kembali.

Gb. Mesin Cetak Silinder

Mesin cetak cepat adalah mesin cetak tinggi yang paling penting. Pencetakan buku yang biasa,
pekerjaan-pekerjaan yang perlu mutu yang tinggi dan malahan perforasi dan pelubangan dapat
dikerjakan oleh mesin ini.
Gambar . Sistem Pencetakan Langsung

c. Mesin cetak rotasi


Untuk mesin ini acuan cetak haruslah bulat yang dibalutkan sekeliling sebuah Hinder. Silinder acuan
cetak dan silinder penekan bergulung yang satu pada yang lain, kemudian di antara kedua silinder ini
dilintaskan kertasnya. Untuk mesin ini dibutuhkan rol-rol kertas. Sistem cetak rotasi adalah sistem
untuk pencetakan jumlah banyak dan kurang ideal untuk pencetakan bermutu. Biasanya harian-
harian/majalah-majalah dicetak dengan percetakan dengan sistem ini. Sistem cetak ini dimungkinkan
setelah penemuan matris kertas. Kepada matris kertas inilah kemudian dilakukan penuangan timah
untuk menghasilkan acuan cetak yang melengkung (berbentuk silinder). Mesin cetak rotasi pertama
kati dibangun pada tahun 1860 di New York, Amerika Serikat. Mesin cetak rotasi untuk mencetak
surat kabar (bertingkat dua kecepatan 30.000/jam.
Dibawah ini dapat dilihat berbagai hal tentang huruf dan mesin cetak tinggi :
Gb.Nomerator
Gb. Menutup Acuan
Gambar 7.16. Batang Huruf

Gambar. Lemari Huruf dan Batang Huruf


Gambar . Peletakan batang huruf pada siku susun
Gambar . Ruangan Cetak Tinggi beserta perlengkapannya
Cetak Datar ( Planography print )

Sejarah

Pada mulanya seni grafis mulai berkembang di negara Cina. pada negara
tersebut seni grafis digunakan untuk menggandakan tulisan-tulisan keagamaan.
Naskah-naskah tersebut ditatah atau diukir di atas bidang kayu dan di cetak di
atas kertas. Cina menemukan kertas dan memproduksinya secara massal di
tahun 105. Pada masa itu Cina di bawah pemerintahan Dinasti Yi.
Karya-karya seni grafis dengan media kayu (cukilan kayu) ditemukan di
negara-negara Asia yang memiliki kultur tua dan kuat seperti Cina, Jepang, dan
Korea. Bangsa romawi pun telah mengenal tekhnik cetak ini yang digunakan
untuk menghias jubah-jubah dengan cetak stempel. Teknik cetak ini kurang
berkembang karena bangsa Eropa tidak mengenal kertas. Teknik grafis di Eropa
baru berkembang di abad ke - 13, dengan ditemukannya mesin cetak oleh
Guttenberg dan didirikannya pabrik kertas pertama di Italia. Sejak itulah seni
grafis dengan beragam teknik seni grafis berkembang di Eropa.

Salah satunya adalah teknik cetak datar atau Planography print.


Teknik ini ditemukan pada abad ke - 16 di Eropa. Awalnya, klise cetak ini
menggunakan batu cadas (limestone) yang hanya ditemukan di daerah Bavaria (
Jerman ). Namun seiring dengan berkembangnya zaman, manusia menemukan
bahan klise yang berupa lempengan logam ( seng ) untuk memperingan proses
kerja.

Semakin lama semakin pesat perkembangannya, mulailah


bermunculan beberapa tokoh seniman yang menggunakan teknik ini, antara
lain,George Bellows, Pierre Bonnard, Honor Daumier, M.C. Escher,
Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Joan Mir, Edvard Munch, Emil Nolde, Pablo
Picasso, Odilon Redon, Henri de Toulouse-Lautrec, adn Stow Wengenroth, dll.
Sehingga pada akhirnya teknik cetak datar menjadi seperti sekarang ini, yang
bisa kita jumpai pada sistem mesin cetak dan teknik foto mekanik. Mesin yang
digunakan sudah lebih canggih dari mesin cetak tinggi. Mesin ofset inilah yang
terus mengalami kemajuan dengan menggunakan teknologi yang canggih. Mulai
dari mesin yang manual sampai yang full otomatis.
Pengertian
Cetak datar atau Planography print merupakan salah satu jenis teknik seni
rupa grafis yang cukup populer di bidang seni grafis. Disebut cetak datar karena
bagian BTM (Bagian tidak mencetak) memiliki tinggi yang sama dengan BM
(Bagian Mencetak). Atau yang lebih jelasnya, klisenya yang permukaannya
berupa bidang datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara lain
tinta dan air. Teknik cetak datar sendiri terdiri dari beberapa macam, salah
satunya adalah monotype atau monoprint yang menjadi bagian penting
dalam perkembangan seni grafis di masyarakat eropa ataupun Indonesia.
Prinsip kerja teknik cetak ini yaitu, menggunakan acuan berupa plat yang
sudah terdapat bagian BM dan BTM, selanjutnya bagian BM akan menarik tinta
sedangkan bagian BTM akan menarik air (tujuan BTM menarik air agar tinta tidak
mengenai BTM, karena jika tinta menyinggung bagian BTM yang terjadi adalah
hasil akhir tidak akan menampilkan image/gambar sesuai dengan platnya - Blank
(Hitam semua)). Tinta yang sudah mengenai plat selanjutnya akan ditransfer
terlebih dahulu di Blangked (itulah sebab mengapa teknik cetak offset juga
disebut dengan teknik cetak tidak langsung, karena acuan tidak langsung
mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan
hal itu juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca - Tidak
terbalik). setelah mengenai blangked, selanjutnya ditransfer ke permukaan cetak
(kertas), pemindahan tinta dari silinder blangked ke permukaan cetak dibantu
olah silinder tekan (immpressi) bertujuan agar tinta yang dialihkan benar-benar
tertransfer dengan baik.

Selain monotype print, ada juga teknik Lithography yang


berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos (batu)
dan graphien (menulis). Lithography merupakan jenis seni grafis cetak datar
dengan menggunakan acuan cetak dari lempengan batu kapur. Media batu kapur
digunakan karena memiliki sifat dapat menghisap tinta cair dan lemak. Proses
pengerjaan karyanya, diawali dengan penggambaran lukisan yang akan dicetak
pada lempengan batu kapur. Setelah itu, media lain seperti kertas, dijiplak pada
lempengan batu kapur. Sehingga pada saat kertas diambil, gambar tersebut
telah mengecap pada kertas.
Cara Pembuatan Karya Cetak
Datar
Ada beberapa macam cara dalam pembuatan gambar cetak datar.
Berikut ini adalah beberapa cara membuat gambar cetak datar dengan
menggunakan bahan yang sederhana.

~ Menggunakan Agar-Agar ~
Bahan dan alat-alatnya :
Kertas HVS
Lem kayu
Gliserin
Gula pasir
Bak dari seng ukuran 22 X 35 cm
Pensil
Pena dan tinta biasa
Agar-agar

Langkah-langkah :
1. Rendam agar - agar dalam air dingin sampai lunak
2. Masukan agar - agar ke dalam air mendidih sehingga menjadi cairan
3. Masukan lem kayu, gula pasir, dan gliserin kemudian diaduk sampai bercampur
bener
4. Tuangkan ke dalam bak seng dan diamkan sampai membeku
5. Buatlah gambar pada kertas dengan tinta. Letakkan gambar pada permukaan
agar - agar, setelah kurang lebih 5 menit lepaskan pelan - pelan maka bekas
tinta akan menempel pada permukaan agar - agar.

~ Menggunakan Air ~
Bahan dan alat-alatnya :
air satu ember
kertas gambar
cat
kain lap
tempat cat
kuas
koran bekas untuk alas
Langkah-langkah :
a. Air di tuangkan cat beraneka warna, kemudian di tiup untuk mendapatkan
gambar yang di inginkan
b. Letakkan kertas diatas air yang telah digambari
c. Kertas ditekan sambil diratakan
d. Angkat kertas dari air
e. Jadilah gambar tersebut. Seperti contoh di bawah ini :

Contoh Hasil Karya


Cetak Datar
Teknik Monotype
Teknik Lithography
Cetak Datar (planografi print)
Yakni seni cetak yang proses pembuatan cetakan (klise) hampir sama dengan seni cetak
dalam, contoh seni cetak photo copy atau seni cetak yang mengunakan media scener.
Contoh yang sederhana adalah cetak agar-agar.
Media: agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk menuangkan,
kompor, kertas gambar, tinta.
Urutan kegiatan sebagai berikut:

1. Membuat adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni, rendam agar-agar dengan
air dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukkan ke dalam air mendidih sehingga
menjadi cairan. Masukkan lem arab, glaserin, seperlunya kemudian aduk sampai merata.
Selanjutnya dituang ke dalam seng sampai penuh rata dan membeku.
2. Membuat gambar pada kertas dengan tinta
3. Letakkan kertas itu pada permukaan agar-agar yang disiapkan terlebih dahulu. Permukaan
kertas bergambar berada dibawah menempel pada agar-agar. Tekanlah kertas itu samapi rata
pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati. Gambar tadi menempel pada permukaan
agar-agar. Jika kemudian kertas kosong diletakkan pada agar-agar itu ditekan sampai rata, lalu
diangkat, gambar akan tercetak pada kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan menggunakan mesin cetak ofset yang berdasar pada
proses cetak rata/ datar. Acuannya disebut pelat. Bagian yang menghasilkan gambar mampu
menangkap tinta, tetapi menolak air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak tinta, tetapi menarik air.
Tinta yang dioleskan pada pelat itu dicampur air menurut perbandingan tertentu. Jika tinta dioleskan
pada pelat, hanya bagian yang akan menghsilkan gambar saja yang akan menerima tinta, selanjutnya
pindah pada kertas yang dicetak.

Cetak datar yang sederhana dapat menggunakan air. Disini dikatakan datar karena
menggunakan air sebagai cetakan yang mempunyai permukaan datar.
Media: air satu ember, kertas gambar yang lebih lebar, cat, kain lap, tempat cat, kuas dan koran bekas
untuk alas.
Teknik pembuatan:
a. air di tuangkan cat beraneka warna, kemudian di tiup untuk mendafatkan gambar yang di inginkan
b. Letakkan kertas diatas air yang telah digambari,
c. Kertas ditekan sambil diratakan,
d. Angkat kertas dari air,

e. Jadilah gambar tersebut.

gambar teknik cetak datar


TEKNIK GRAFIKA

Sabtu, 15 September 2012


Teknik Cetak & Reproduksi
Teknik cetak & Reproduksi
Teknik cetak & Reproduksi
Seorang Desainer Grafis harus memiliki pengetahun mengenai teknologi Grafika dari mulai
pracetak-cetak hingga pacsa cetak, sehigga dapat menghindari pemakaian elemen desain yang
sangat riskan pada teknik cetak, dan sisi baiknya dapat lebih memaksimalkan ide lebih efesiensi dan
kreatif.

Teknik cetak yang sering digunakan antara lain :


1. Cetak Offset (Offset Printing)
2. Cetak Flexografi (Flexography Printing)
3. Cetak Rotogravure (Rotogravure Printing)
4. Cetak Sablon (Screen Printing)
5. Cetak digital (Digital Printing)

Cetak offset adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagai
acuan cetak.
Berdasarkan cara pemasukan material kertas yang akan di cetak, mesin cetak Offset dapat
dibagi dua:
1. Mesin cetak lembaran (sheet fed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas lembaran.
2. Mesin cetak gulungan (Web fed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas roll/gulung.
Cetak offset sheeted banyak digunakan untuk mencetak pekerjaan seperti majalah, buku, brosure,
kalender, poster dll.
Cetak Web offset digunakan untuk mencetak Koran, tabloid, buku atau majalh yang
menggunakan kertas yang lebih tipis disbanding cetak sheetfed.

Ciri khas cetak Offset Sheetfed


- Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat sekitar 100-270 gram
- Cocok untuk mencetak dengan jumlah sekitar di atas 1000exp hingga 10.000 exp.
- Cocok untuk mencetak majalah, buku, brosur dan lainnya dengan kualitas tinggi.
Ciri khas cetak Offset Webfed
- Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat sekitar dibawah 100 gram
- Cocok untuk mencetak jumlah cetak sekitar ratusan ribu exemplar
- Kecepatan lebih tinggi disbanding cetak dimesin sheetfed
- Dapat langsung mencetak pada kedua sisi kertas.

Cetak Gravure
Cetak Rotogravure adalah suatu teknik cetak yang menggunakan Silinder sebagai acuan
cetaknya, dan sering disebut dengan cetak dalam oleh karena tinta yang berada dibagian dalam
image area dialihkan dari Silinder langsung ke media cetak. Pembentukan gambar pada silinder dapat
menggunakan teknologi Laser, Direct Etching atau Engrave Helio, sehingga terbentuk sel kecil
dengan kedalaman tertentu. Cetak Gravure banyak digunakan untuk mencetak kemasan permen,
rokok, plastic tipis, alumunium foil ataupun flexible packaging.
Ciri-ciri cetak Rotogravure
- Cocok untuk mencetak diatas plastic tipis, alumunium foil, material transparent atau apaque.
- Cocok untuk mencetak oplah yang tinggi
- Cocok untuk mencetak jumlah warna lebih dari 8 warna.
- Warna lebih konsisten dibandingkan denga teknik cetak lainnya.
Cetak Flexograf adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa pelat dari karet
atau photopolymer. Cetak flexografi dikenal juga sebagai cetak tinggi karena tinta dialihkan dari area
cetak yang lebih tinggi ke media cetak. Pemindahan tinta ke pelat cetak melalui rol transfer yang
disebut Anilox dan terbuat dari tembaga (Cu) atau keramik. Pemahaman sederhana cetak fleksografi
dapat kita lihat pada proses pembuatan stempel. Cetak flexografi banyak digunakan untuk mencetak
kemasan label, corrugated (karton gelombang).
Ciri khas cetak Flexograf :
- Cocok untuk material berupa karton gelombang
- Cocok untuk mencetak dengan jumlah cetak tinggi
Cetak sharing atau screen printing adalah suatu teknik cetak yang menggunakan Silk Screen sebagai
acuan cetaknya. Cetak saring dikenal juga sebagai cetak sablon. Cetak sablon ini memiliki kualitas
yang bervariasi. Banyak digunakan untuk pencetakan kaos, gelas, seng, mika, plastic, kertas dan
lainnya. Saat ini teknologi cetak sablon sudah menerapkan system Computer to Screen, yang dapat
menghasilkan kualitas tinggi.

Ciri khas cetak sablon :


Dapat mencetak diatas hampir semua benda padat, seperti gelas, kaca, keramik, aluminium,
seng, mika, plastic, kertas dan lainnya. Karena dilakukan manual (kecuali yang sudah menerapkan
teknologi Computer To Screen).

Digital Printing
Cetak digital atau Digital Printing adalah suatu taknik cetak tanpa melalui proses pembuatan
acuan cetak, melainkan melalui proses digital atau any printing completed via digital file. Semua
proses pencetakan dilakukan dan dikontrol secara digital dan memiliki metode penintaan yang
berbeda sesuai teknologi masing-masing. Di Indonesia saat ini istilah digital printing agak rancu
karena perusahaan yang mengaku memiliki jasa digital printing didalamnya berbagai
Diposkan oleh dery firdaus di 17.21 0 komentar
sejarah teknik grafika

SEJARAH PERCETAKAN
Sejarah pencetakan dimulai sekitar 3000 SM dengan duplikasi gambar. Penggunaan putaran
segel silinder untuk rolling yang terkesan ke tablet tanah liat kembali ke peradaban Mesopotamia
awal sebelum 3000 SM, di mana mereka adalah karya yang paling umum seni untuk bertahan hidup,
dan gambar fitur yang kompleks dan indah. Dalam kedua Cina dan Mesir, penggunaan prangko kecil
untuk segel mendahului penggunaan blok yang lebih besar. Di Eropa dan India, pencetakan kain
tentu didahului pencetakan kertas atau papirus, ini mungkin juga terjadi di Cina. Proses ini pada
dasarnya sama - di Eropa tayangan presentasi khusus dari cetakan sering dicetak pada sutra sampai
setidaknya abad ketujuh belas.
Di Cina
Fragmen woodblock awal dicetak berasal dari Cina. Mereka terdiri dari bunga dicetak dalam
tiga warna pada sutra. Mereka umumnya ditugaskan ke Dinasti Han sebelum 220. Teknologi
pencetakan pada kain di China disesuaikan dengan kertas di bawah pengaruh Buddhisme yang
diamanatkan peredaran terjemahan standar di wilayah yang luas, serta produksi beberapa salinan
teks kunci untuk alasan agama. Buku-blok kayu tertua dicetak adalah Sutra Berlian . Ini membawa
tanggal 'hari ke-13 dari bulan keempat tahun kesembilan dari era Xiantong' (yaitu 11 Mei 868).
Sejumlah dicetak Dharani-s, bagaimanapun, mendahului Sutra Diamond oleh sekitar dua ratus tahun
(lihat Dinasti Tang ).
Di India
Dalam Buddhisme, jasa besar diperkirakan bertambah dari menyalin dan melestarikan teks,
master abad keempat, daftar menyalin kitab suci sebagai yang pertama dari sepuluh praktik-praktik
keagamaan penting. Pentingnya teks mengabadikan diatur dengan kekuatan khusus dalam Sutra
Sukhvatvyha yang lebih besar yang tidak hanya mendesak taat untuk mendengar, belajar,
mengingat dan mempelajari teks tetapi untuk mendapatkan salinan yang baik dan melestarikannya.
Ini 'kultus buku' menyebabkan teknik untuk mereproduksi teks dalam jumlah besar, terutama doa-
doa pendek atau pesona yang dikenal sebagai Dharani-s. Perangko yang diukir untuk mencetak doa-
doa pada tablet tanah liat dari setidaknya abad ketujuh, tanggal contoh tertua. Terutama populer
adalah gatha Prattyasamutpda, teks ayat singkat menyimpulkan filsafat Nagarjuna dari genesis
kausal atau yang saling bergantungan. Nagarjuna tinggal di abad-abad awal era saat ini dan Creed
Buddha, sebagai gatha yang sering disebut, dicetak pada tablet tanah liat dalam jumlah besar dari
abad keenam. Tradisi ini ditransmisikan ke China dan Tibet dengan Buddhisme. Mencetak teks dari
woodblocks tidak, bagaimanapun, tampaknya telah dikembangkan di India.
Di Eropa
Pencetakan blok sudah lama dipraktekkan di Eropa Kristen sebagai metode untuk mencetak
pada kain, di mana itu umum oleh 1300. Gambar dicetak pada kain untuk tujuan keagamaan bisa
cukup besar dan rumit, dan ketika kertas menjadi relatif mudah tersedia, sekitar 1400, media
ditransfer dengan sangat cepat ke kecil ukiran kayu gambar agama dan bermain kartu dicetak di atas
kertas. Ini cetakan diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dari sekitar 1.425 seterusnya.
Sekitar pertengahan abad ke-, blok-buku, buku ukiran kayu dengan teks dan gambar,
biasanya diukir di blok yang sama, muncul sebagai alternatif yang lebih murah untuk naskah dan
buku dicetak dengan movable type . Ini semua bekerja sangat digambarkan singkat, buku terlaris
hari, diulang di banyak berbeda blok-book versi: moriendi Ars dan pauperum Biblia adalah yang
paling umum. Masih ada beberapa kontroversi di kalangan sarjana, apakah pengenalan mereka
mendahului atau, pandangan mayoritas, diikuti pengenalan tipe bergerak, dengan rentang tanggal
diperkirakan berada di antara sekitar 1.440-1.460.
Kemajuan teknologi informasi sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan teknologi
cetak mencetak, sehingga di mana pun kita berada selalu menatap dan menggunakan barang
cetakan, misalnya: uang, meterai, prangko, surat kabar, majalah, buku, brosur, folder, poster,
spanduk, company profile, formulir, ticket, kemasan (kertas, karton, kaleng, plastik, dll) sampai pada
surat-surat berharga yang dipergunakan pada bank-bank, dan sangat banyak jenis, bentuk, jumlah
barang cetakan di masyarakat.
Semakin banyak jumlah manusia, semakin meningkat sosial ekonomi, semakin tinggi
pendidikan dan kebudayaan suatu bangsa akan semakin banyak memerlukan barang cetakan sebagai
sarana komunikasi, alat pembayaran, sebagai pembungkus, dan fungsi-fungsi lain.
Perkembangan terakhir di bidang teknologi produksi grafika sebagai usaha untuk melayani
tuntutan pemesan yang semakin cepat dan kritis adalah munculnya teknik cetak jarak jauh, instant
printing dan yang terakhir print on demand.
Gambaran umum fungsi dan jenis barang cetakan yang demikian banyak dan bervariasi
menuntut industriawan grafika melengkapi peralatan yang memadai dari kualitas dan kuantitasnya,
serta kesiapan sumber daya manusianya sebagai penentu keberhasilan produksi. Kondisi demikian
memberikan peluang yang sangat besar bagi insan grafika untuk berkiprah mengisi lowongan dan
tawaran yang sangat menjanjikan itu.
Sesuai dengan tujuan pendidikan, Teknik Grafika PNJ mempersiapkan struktur program
kurikulum yang telah mengacu pada kebutuhan industri grafika walau tetap harus dibantu oleh
perusahaan grafika, penyalur alat/mesin sebagai akibat dari perkembangan teknologi grafika.
Penyusunan kurikulum tetap menggunakan pola baku, walaupun akhir-akhir ini ada kebebasan untuk
mengubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Dengan kebebasan menentukan
kurikulum itu, maka Teknik Grafika PNJ segera menyesuaikan kebutuhan di industri percetakan.
Sebagai bentuk penyesuaian itu tercermin di dalam kurikulumnya, terdapat mata kuliah
Sistem Produksi Grafika dan simulasinya. Mata kuliah ini disajikan dengan menyertakan CD
software yang baru saja diselesaikan oleh tim.
Kuliah sistem simulasi produksi grafika ini disajikan pada semester 4 dan semester 5, setelah para
mahasiswa memperoleh materi tentang keteknikan di semester 1, 2, 3 dan 4, dan selanjutnya di
semester 6 mahasiswa melakukan PKL (praktek kerja lapangan) dengan sistem kelompok sesuai
dengan produk grafika yang akan ditekuni.
Di dalam mata kuliah sistem simulasi produksi grafika itu materi penyajiannya ditekankan
bagaimana mahasiswa menangani dan mengelola order cetakan mulai dari awal sampai akhir,
sehingga bobot manajerialnya lebih menonjol. Tugas demikian pada umumnya di perusahaan-
perusahaan percetakan berperan sebagai perencana dan pengendalian produksi (PPC = Planning
Production and Controll) atau dalam istilah manajemen, sebagai middle manager yang menentukan
alur proses produksi.
Dari materi kuliah yang disajikan ini, diharapkan mahasiswa mampu menyiapkan dan
menyusun rencana produksi, mendesain produk, memilih bahan dan alat/mesin produksi, menyusun
jadwal produksi, melakukan pengendalian proses produksi dan mengendalikan mutu produksi. Para
mahasiswa dituntut pula untuk mengestimasi apakah barang cetakan itu sebagai barang cetakan
yang diproduksi akan menguntungkan perusahaan atau sebaliknya.
Selain sebagai seorang perencana dan pengendalian produksi, kemampuan yang diperoleh para
mahasiswa itu dapat pula mendukung seseorang sebagai estimator, tenaga pemasaran, dan apabila
dibarengi dengan pengembangan diri (melalui pengalaman dan menuntut pendidikan) akan sangat
mungkin menjadi manajer setiap bagian dan mungkin lebih tinggi lagi, atau sebagai seorang
wiraswastawan.
Percetakan adalah sebuah proses untuk mereproduksi teks dan gambar, biasanya dengan
tinta di atas kertas menggunakan mesin cetak. Hal ini sering dilakukan sebagai proses industri skala
besar, dan merupakan bagian penting dari penerbitan dan percetakan transaksi.
Perkembangan pencetakan diawali dengan penggunaan segel silinder di Mesopotamia
dikembangkan di 3500 SM, dan lainnya yang terkait segel cap . Bentuk paling awal dari pencetakan
adalah pencetakan woodblock , dengan contoh-contoh yang ada dari China berasal sebelum 220 AD
dan Mesir ke abad keempat. Kemudian perkembangan dalam pencetakan termasuk jenis bergerak ,
pertama kali dikembangkan oleh Bi Sheng di Cina, dan mesin cetak , proses pencetakan lebih efisien
untuk bahasa barat dengan mereka lebih terbatas huruf , dikembangkan oleh Johannes Gutenberg
pada abad kelima belas.

Anda mungkin juga menyukai