SENI GRAFIS
NIM : 18020025
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Kertas HVS
2. Minyak Kayu putih (untuk memindahkan gambar sketsa dari kertas di atas
plat, dengan cara dituangkan kemudian digosok-gosok dengan kain)
3. Plat karet
4. Cat khusus cetakan grafis
5. Tiner (untuk menghilangkan sisa-sisa cat yang menempel di tangan atau
di plat pada saat semua proses sudah selesai dilaksanakan)
B. Proses bekarya
1. Cetak Saring (Silkscreen) atau Cetak Sablon
Cetak saring merupakan salah satu teknik cetak yang banyak dikenal orang
dengan nama sablon. Teknik yang digunakan mencetak adalah menggunakan
cetakan yang terbuat dari kasa (screen) yang bersifat elastis, lentur, dan halus.
Cetak saring umumnya digunakan dalam pembuatan poster, spanduk, kaos, dan
lain-lain.
a. Engraving
Engraving pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1430, dari
ukiran halus yang digunakan para pengrajin emas untuk mendekorasi karya
mereka. Dalam melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki keterampilan
karena harus menggunakan alat yang bernama burin.
Burin digunakan untuk mengukir logam. Seluruh permukaan cat logam diberi
tinta, kemudian tinta dibersihkan hingga yang tersisa hanya tinta yang berada pada
garis yang diukir. Setelah itu plat logam diletakkan pada alat pres bertekanan
tinggi di atas lembaran kertas. Selanjutnya kertas mengambil tinta dari garis
engraving dan menghasilkan karya cetak.
b. Etsa (Etching)
Etsa merupakan teknik cetak seni yang menggunakan media berupa lempeng
tembaga. Untuk membuat acuan cetak atau klise dilakukan dengan menggunakan
larutan asam nitrat (HNO3) yang memiliki sifat korosit terhadap logam tembaga.
Teknik ini ditemukan oleh Daniel Hopfer (sekitar tahun 1470-1536) dari
Augsburg, Jerman. Dengan teknik ini ia mendekorasi baju besinya.
Etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar. Hasil
cetakan etsa umumnya bersifat linear dan memiliki detail dan kontur halus.
Pengerjaan teknik etsa adalah dengan menutup lembaran plat logam
menggunakan lapisan semacam lilin. Kemudian, lapisan tersebut digores
menggunakan jarum etsa yang runcing hingga bagian logamnya terbuka. Plat
tersebut kemudian dicelupkan atau diberi larutan asam di atasnya. Asam akan
mengikis bagian plat yang digores. Setelah itu lapisan yang tersisa dibersihkan
dari plat, dan selanjutnya proses pencetakan yang sama dengan proses pencetakan
pada engraving.
c. Mezzotint
Mezzotint adalah teknik cetak dalam menggunakan plat logam yang terlebih
dahulu permukaannya dibuat kasar secara merata. Sketsa atau rancangan gambar
dibuat dengan mengerok halus permukaan logam dengan menerapkan efek gelap
terang. Gambar dapat dibuat dengan cara membuat kasar bagian tertentu saja,
bekerja dari warna gelap ke terang. Alat yang digunakan pada teknik ini adalah
rocker. Metode Mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680).
Proses ini digunakan secara luas di Inggris untuk memproduksi foto dan lukisan
pada pertengahan abad ke-18 M.
d. Drypoint
Drypoint merupakan variasi dari teknik cetak engraving. Teknik ini disebut
dengan goresan langsung menggunakan alat runcing. Goresan drypoint akan
menghasilkan kesan kasar pada tepi garis. Drypoint hanya dapat digunakan untuk
jumlah cetakan yang kecil, sekitar sepuluh sampai dua puluh karya karena tekanan
alat press dapat cepat merusak kesan kabur yang dibuat. Untuk mengatasi ini,
penggunaan elektro-plating telah digunakan sejak abad ke-19 M untuk
mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini ditemukan pada abad ke-15 M oleh seniman Jerman Selatan yang
memiliki julukan Housebook Master. Semua karya yang dihasilkan oleh seniman
yang mendapat julukan housebook master ini menggunakan teknik drypoint.
Beberapa seniman dunia yang juga menggunakan teknik ini adalah Rembrandt
dan Albrecht Durer.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membuat karya grafis memang susah-susah tapi mudah. Susah apabila
tergesa-gesa dan mudah apabila mengerjakannya dengan sabar dan menikmati
prosesnya. Di dalam cetak grafispun tidak hanya satu warna saja yang dipakai,
melainkan kita dapat memngolah warna-warna tersebut menjadi sebuah gradasi,
sehingga tidak menjemukan ketika dilihat. Mungkin ini salah satu cara penulis
untuk memberikan suatu stimulus bagi orang-orang yang mau belajar seni grafis
dan mempertahankan eksistensinya di dunia seni murni. Penulis yakin orang-
orang lain dapat lebih kreatif dengan berbagai cara, teknik dan media dalam
membuat karya grafis agar tidak terkesan monoton.
B. Saran
Semoga bagi para pembaca dapat menggali lagi pengetahuan dan mengasah lagi
keterampilan dalam membuat karya grafis. Dan meningkatkan kreativitas dalam
membuat karya grafis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Seni Budayaku. 2017. Pengertian Seni Grafis dan Jenis Jenis Seni Grafis
Lengkap. Tersedia: https://www.senibudayaku.com/2017/03/pengertian-
seni-grafis-dan-jenis-jenis-seni-grafis.html. (diakses 12 Desember 2019)