Anda di halaman 1dari 5

Seni Grafis

Secara etimologis kata, grafis berasal dari kata graphic (Bahasa Inggris) yang berarti
membuat gambar, tulisan, maupun lukisan dengan cara ditorehkan atau dituliskan. Sedangkan
seni adalah hasil karya manusia yang mengandung nilai estetika.
Sedangkan secara umum, seni grafis ini merupakan seni rupa dua dimensi yang dibuat
dengan teknik cetak di atas sebuah media. Dari pengertian ini bisa mengetahui jika sebuah
seni grafis hanya sebuah gambar dua dimensi yang untuk dinikmati estetikanya. Seni yang
satu ini bertujuan memperindah sebuah media.
Media yang digunakan dalam seni ini juga beragam mulai dari kertas, papan kayu,
aluminium dan apapun yang bisa dilukis di atasnya. Seni grafis juga bisa dihasilkan dengan
beragam teknik cetak.

Sejarah Seni Grafis

Seni grafis mulai berkembang di Indonesia sejak kolonialisasi mulai masuk menjajah
Indonesia, tapi yang paling berperan adalah kolonialisasi Belanda. Dalam masa penjajahan,
pemerintah Belanda pernah meminta beberapa seniman asal negaranya untuk merekam
pemandangan alam di Indonesia. Semua rekaman tentang keindahan landscape Indonesia itu
dibuat dalam bentuk lukisan yang beraliran romantisme. Beberapa juga diletakkan dalam
teknik wood engraving maupun lithografi. Kegiatan merekam eksotisme alam Indonesia
inilah yang mengenalkan masyarakat Indonesia ke seni grafis.
Ketika seni grafis sudah dipelajari dan dikenal lebih jauh, keberadaannya di Indonesia
hanya dianggap sebagai seni kelas dua. Seni grafis sering kali dianggap sebagai seni yang
hanya mendampingi seni lainnya, misalnya sebagai keterangan dalam pameran lukis dan
sebagainya. Baru di sekitar tahun 1970-1980 lah ada beberapa pameran seni grafis tunggal.
Dimana seni ini tidak lagi dipamerkan dalam rangkan ‘mendampingi’ seni patung atau
seni lukis, melainkan telah mendapatkan tempatnya sendiri dalam sebuah pameran seni.
Pameran Seni Grafis ini diadakan di Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Dua tahun
setelah pameran, barulah muncul keompok yang berkonsentrasi di seni grafis bernama
Decenta. Di akhir tahun 1990 adalah masa perubahan besar terhadap seni grafis yang ada di
Indonesia. Aliran post-modern yang semakin populer membuat banyak seniman latah dan
membuat beberapa karya seni di tempat yang tidak lazim.Kemudian, dengan perkembangan
teknologi, seni grafis didorong dan berkembang pesat hingga dikenal sesuatu yang disebut
dengan desain grafis.

Jenis - Jenis Seni Grafis

1. Cetak Saring (Silkscreen)

Cetak saring ini biasa


disebut juga dengan cetak sablon, biasanya digunakan dalam pembuatan poster, spanduk,
ataupun gambar pada kaos. Dalam menggunakan teknik ini, biasanya para penyablon
menggunakan cetakan yang terdiri dari bahan yang lentur, elastis, dan halus seperti kain kasa.
Seniman seni grafis yang biasa menggunakan teknik ini adalah Andy Warhol, Chuck Close,
dan Joseft Albert.

2. Cetak Datar (Lithography)

Secara etimologi kata, lithography berasal dari bahasa Yunani, yakni Lithos dan
graphein. Lithos berarti batu dan graphein berarti menulis. Sehingga, bisa diartikan bahwa
lithography adalah seni cetak yang dituliskan di atas batu.
Untuk menggunakan teknik ini, seniman biasa membuat motif di atas batu (biasanya
batu kapur yang sedikit lebih mudah dibentuk), kemudian mengolesnya dengan pewarna, dan
setelah itu meletakkan media cetakan (biasanya kertas) ke atas ukiran yang telah diberi
pewarna tersebut. Seniman yang menggunakan teknik ini adalah Pablo Picasso, Odilon
Redon, Joan Miro, dan lain sebagainya.
3. Cetak Tinggi (Woodcut)

Teknik woodcut biasa juga disebut dengan cetak timbul. Teknik ini digunakan untuk
membuat gambar timbul pada permukaan media cetak. Jika ingin mengetahui contoh barang
yang menggunakan cetak tinggi maka bisa melihat stempel.
Pada bagian bawah stempel selalu memiliki bagian yang telah dicetak timbul. Bagian
ini nantinya adalah tempat peletakan tinta yang akan ditekankan pada kertas. Media yang
populer untuk cetak timbul ini biasanya yang berbahan keras tetapi mudah dibentuk, seperti
kayu, besi, karet, metal, triplek dan lain sebagainya.
Teknik cetak tinggi yang dianggap paling memiliki nilai sani adalah teknik woodcut
yang dikenal pada abad ke 14 oleh koptik Mesir. Biasanya teknik ini digunakan untuk
membuat motif pada kain tenun oleh orang Eropa. Salah satu seniman terkenal dalam bidang
cetak tinggi ini adalah Johannes Guttenberg.

4. Cetak Dalam (Intaglio)

Teknik intaglio ini adalah teknik seni grafis yang cara pembuatannya berupa
menorehkan atau menggoreskan motif ke lempeng logam dengan benda tumpul. Media utama
untuk menggambarkan motif di sini adalah lempeng logam, bisa berupa tembaga, besi, seng,
kuningan, aluminium dan lain sebagainya.Teknik ini memiliki beberapa sub-teknik lagi,
yakni:
Engraving
Teknik ini menggunakan burin sebagai alat utama penggunaan teknik dan penggunaan
logam sebagai medianya. Cara pembuatannya adalah dengan mengukir logam menggunakan
burin. Setelah ukiran selesai, oleskan cat ke seluruh permukaan logam, kemudian cat itu
dibersihkan hingga hanya tersisa di bagian yang diukir saja. Setelah itu, ukiran yang masih
memiliki cat dipress ke media cetak seperti kertas atau kain untuk mendapatkan motif
ukirannya.

Etsa
Etsa disebut juga dengan Etching adalah teknik cetak dalam yang menggunakan
tembaga sebagai media ukir. Cara kerja teknik ini sebenarnya cukup mudah, yakni dengan
menutupi seluruh permukaan tembaga dengan lilin. Setelah itu, permukaan lilin diukir dengan
menggunakan jarum etsa yang tajam hingga nampak permukaan tembaganya.
Setelah permukaan tembaga tergores juga, rendam seluruh permukaan logam dengan
cairan asam agar terjadi korosi pada permukaan yang tergores. Setelah terjadi korosi,
bersihkan seluruh lilin lalu cetakkan saja ke media kertas dengan cara dipress dengan tekanan
tinggi.

Mezzotint
Teknik ini menggunakan alat khusus yang disebut dengan rocker. Cara kerjanya adalah
dengan mengerok permukaan logam dan meninggalkan kesan gelap terang, gambar juga
harus dibuat kasar di beberapa bagian. Teknik ini biasanya dipakai untuk mencetak foto.

Drypoint
Teknik ini sebenarnya hampir sama dengan engraving, yakni dengan membuat ukiran di
atas permukaan logam. Hanya saja yang digunakan untuk mengukir adalah alat runcing dan
bukannya burin. Seniman yang memperkenalkan teknik ini adalah seniman Jerman dengan
julukan Housebook Master pada abad ke 15 M.

5. Cetak Foto

Teknik ini bisa dibilang sebagai teknik modern dan menggunakan kamera untuk
mengambil gambar cetakan. Proses fotografi ini meliputi pencucian film dan pencetakan foto.
Hanya saja, teknik ini sekarang telah bergeser menjadi printing dengan alat otomatis dan
jarang sekali yang menggunakan teknik cetak foto untuk mencetak foto.
6. Kolagrafi

Cara kerja teknik ini adalah dengan meletakkan motif cetakan di bawah kertas, setelah
itu kertas dicat atau diarsir dengan menggunakan pensil memakai penekanan. Setelah itu,
kertas dilepas dari cetakan dan akan menghasilkan objek gambar yang timbul dan bagian
yang tidak bergambar akan cekung.

7. Cetak Stensil

Cara kerja teknik cetak stensil adalah dengan memotong kertas sesuai dengan motif
yang diinginkan kemudian di tempel ke media cetak. Setelah selesai ditempel, media cetak
akan dicat atau disemprot dengan cat semprot. Setelah cat kering, kertas tersebut akan dilepas
sehingga meninggalkan motif di media cetakan.

Fungsi Seni Grafis

 Sebagai Media Komunikasi


 Sebagai media promosi
 Untuk apresiasi seni
 Penyaluran hobi
 Penambah pepenghasil

Anda mungkin juga menyukai