Anda di halaman 1dari 18

Seni Grafis

X PMIIA 6
• Anindhea Putri Kusuma Dewantari (04)
• Bintang Arif Prasetya (11)
• Nur Fatihah Rustyaning Kusuma (22)
• Wildan Firdaus (31)
Pengertian
Istilah grafis berasal dari bahasa Inggris graphic atau graph yang
artinya membuat tulisan, gambar, atau lukisan yang dikerjakan dengan
cara digores atau ditoreh. Seni grafis adalah salah satu karya seni rupa
murni berwujud dua dimensi yang proses pembuatannya melalui teknik
cetak. Menurut tekniknya, seni grafis dapat dibedakan menjadi lima
jenis, yaitu cetak saring (silkscreen) atau cetak sablon, cetak datar
(lithography), cetak tinggi (woodcut), cetak dalam (intaglio) dan cetak
foto (fotografi).
1. Cetak Saring (Silkscreen)
Cetak saring merupakan salah satu teknik cetak yang banyak dikenal
orang dengan nama sablon. Teknik yang digunakan mencetak adalah
menggunakan cetakan yang terbuat dari kasa (screen) yang bersifat
elastis, lentur, dan halus. Cetak saring umumnya digunakan dalam
pembuatan poster, spanduk, kaos, dan lain-lain. Seniman yang
menggunakan teknik cetak saring dalam menghasilkan karya seni antara
lain Chuck Close, Joseft Albert, Ralston Crawford, Robert Indiana,
Julia Opie, Bridge Riley, Edward Ruscha, dan Andy Warhol.
2. Cetak Datar (Lithography)
Lithography berasal dari bahasa Yunani, yaitu Lithos (batu) dan
graphein (menulis). Lithography merupakan seni grafis dengan teknik
cetak datar yang menggunakan acuan cetak dari lempeng batu kapur.
Media batu kapur digunakan karena dapat menghisap lemak dan tinta
cair. Seniman yang menggunakan teknik cetak datar adalah Pierre
Bonnard, M.C Escher, George Bellows, Joan Miro, Honore Daumier,
Ellsworth Kelly, Willem de Kooning, Edvard Munch, Pablo Picasso, Emil
Nolde, Odilon Redon, dan Stow Wengenroth.
3. Cetak Tinggi (Woodcut)
Cetak tinggi atau cetak timbul adalah cara membuat acuan cetak
dengan membentuk gambar timbul pada permukaan media cetak. Contoh
sederhana penggunaan teknik cetak timbul adalah cap atau stempel.
Media yang sering digunakan dalam penerapan teknik ini adalah
menggunakan kayu lapis triplek, metal, harboard, papan kayu, dan karet
(linoleum).
3. Cetak Tinggi (Woodcut)
Teknik cetak tinggi yang paling populer adalah seni grafis cukil kayu
(woodcut). Teknik ini mulai dikenal pada abad ke-14 M oleh orang Koptia
di Mesir. Orang Eropa menggunakan teknik ini untuk membuat hiasan
pada kain tenun. Seni ini juga digunakan pada media cetak huruf dan
buku. Salah satu orang yang berjasa dalam penemuan teknik cetak ini
adalah Johanes Gutenberg (1400-1468) dari Jerman.
3. Cetak Tinggi (Woodcut)
Seniman yang menggunakan teknik cetak tinggi untuk membuat karya
seninya diantaranya adalah H. Holbein, Albrecht Durer, L. Granach, HB.
Grien (Jerman), Kastuhista Hukosai, Ando Hirosige (Jepang), Edi
Sunaryo, Kaboel Suadi, Andang Supriadi (Indonesia).
4. Cetak Dalam (Intaglio)
Cetak dalam adalah salah satu teknik seni grafis dengan menggunakan
acaun cetak dari lempeng logam (tembaga, besi, alumunium, seng, dan
lain-lain). Teknik pembuatan cetak dalam adalah dengan ditoreh atau
digoreskan langsung menggunakan alat bantu tumpul. Adapula yang
menggunakan larutan senyawa asam nitrit yang bersifat korosit
terhadap logam tembaga. Seni grafis cetak dalam dibagi dalam
beberapa bagian, antara lain Engraving, Etsa, Mezzotint, dan Drypoint.
A. Engraving
Engraving pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1430, dari
ukiran halus yang digunakan para pengrajin emas untuk mendekorasi
karya mereka. Dalam melakukan teknik ini, seseorang harus memiliki
keterampilan karena harus menggunakan alat yang bernama burin. Burin
digunakan untuk mengukir logam. Seluruh permukaan cat logam diberi
tinta, kemudian tinta dibersihkan hingga yang tersisa hanya tinta yang
berada pada garis yang diukir. Setelah itu plat logam diletakkan pada
alat pres bertekanan tinggi di atas lembaran kertas. Selanjutnya kertas
mengambil tinta dari garis engraving dan menghasilkan karya cetak.
B. Etsa (Etching)
Etsa merupakan teknik cetak seni yang menggunakan media berupa
lempeng tembaga. Untuk membuat acuan cetak atau klise dilakukan
dengan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) yang memiliki sifat
korosit terhadap logam tembaga. Teknik ini ditemukan oleh Daniel
Hopfer (sekitar tahun 1470-1536) dari Augsburg, Jerman. Dengan
teknik ini ia mendekorasi baju besinya
B. Etsa (Etching)
Etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan memiliki detail dan
kontur halus. Pengerjaan teknik etsa adalah dengan menutup lembaran
plat logam menggunakan lapisan semacam lilin. Kemudian, lapisan
tersebut digores menggunakan jarum etsa yang runcing hingga bagian
logamnya terbuka. Plat tersebut kemudian dicelupkan atau diberi
larutan asam di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores.
Setelah itu lapisan yang tersisa dibersihkan dari plat, dan selanjutnya
proses pencetakan yang sama dengan proses pencetakan pada
engraving.
C. Mezzotint
Mezzotint adalah teknik cetak dalam menggunakan plat logam yang
terlebih dahulu permukaannya dibuat kasar secara merata. Sketsa atau
rancangan gambar dibuat dengan mengerok halus permukaan logam
dengan menerapkan efek gelap terang. Gambar dapat dibuat dengan
cara membuat kasar bagian tertentu saja, bekerja dari warna gelap ke
terang. Alat yang digunakan pada teknik ini adalah rocker. Metode
Mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini
digunakan secara luas di Inggris untuk memproduksi foto dan lukisan
pada pertengahan abad ke-18 M.
D. Drypoint
Drypoint merupakan variasi dari teknik cetak engraving. Teknik ini
disebut dengan goresan langsung menggunakan alat runcing. Goresan
drypoint akan menghasilkan kesan kasar pada tepi garis. Drypoint hanya
dapat digunakan untuk jumlah cetakan yang kecil, sekitar sepuluh
sampai dua puluh karya karena tekanan alat press dapat cepat merusak
kesan kabur yang dibuat. Untuk mengatasi ini, penggunaan elektro-
plating telah digunakan sejak abad ke-19 M untuk mengeraskan
permukaan plat.
D. Drypoint
Teknik ini ditemukan pada abad ke-15 M oleh seniman Jerman Selatan
yang memiliki julukan Housebook Master. Semua karya yang dihasilkan
oleh seniman yang mendapat julukan housebook master ini menggunakan
teknik drypoint. Beberapa seniman dunia yang juga menggunakan teknik
ini adalah Rembrandt dan Albrecht Durer.
5. Cetak Foto atau Fotografi
Cetak foto atau fotografi adalah ragam seni grafis yang pembuatannya
melalui proses pemotretan dengan kamera, pencucian film, dan
pencetakan gambar foto. Teknik cetak afdruk pada fotografi analog
menggunakan bahan film, kertas foto, dan bahan cuci film, dengan alat
yang digunakan adalah kamera analog. Pada perkembangannya saat ini
ada teknik cetak lainnya yang berkaitan dengan fotografi, yaitu teknik
cetak digital. Teknik ini menggunakan kamera digital dan dicetak pada
kertas menggunakan tinta cetak, komputer, dan printer.
CETAK TINGGI /
WOODCUT

CETAK SARING / CETAK DALAM


SABLON
CETAK DATAR

CETAK FOTOGRAFI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai