Tari Kipas
Tari Kipas
Jakarta - Tari Kipas atau tari Kipas Pakarena adalah salah satu tarian tradisional khas
Sulawesi Selatan khususnya Makassar. Tarian dengan properti utama kipas ini kerap
dipertunjukkan di acara-acara besar seperti perayaan adat.
Pakarena berasal dari bahasa Makassar yang artinya main. Seperti kebudayaan Indonesia
lainnya, tari Kipas memiliki sejarah yang cukup panjang bahkan sejak Raja Gowa ke-16.
Sedangkan versi kedua menceritakan bila tari Kipas berhubungan dengan mitos perpisahan
To Manurung. Setelah To Manurung meninggalkan masyarakat di bumi, dibuatlah tarian
untuk mengenangnya.
Namun ada satu versi lain dimana disebutkan tari Kipas Pakarena berasal dari tarian istana
yang bernama sere. Tarian tersebut berfungsi sebagai bagian upacara ritual khusus
sebelum menanam padi dan usia menanam padi.
Tari Kipas hanya dibawakan oleh putri-putri dan diiringi tabuhan gendang sebagai simbol
penghargaan kepada nenek moyang dan leluhur. Sehingga pelaksanaan tari Kipas tidak
boleh asal-asalan.
Sejumlah kalangan masih percaya akan ada gangguan dari arwah leluhur yang merasa
tidak mendapat penghormatan jika tarian ini dibawakan dengan serampangan.
Tari Kipas dilakukan dengan menggunakan properti sebagai berikut:
1. Baju Bodo
Baju Bodo adalah pakaian tradisional masyarakat Bugis Makassar. Biasanya tari Kipas
menggunakan warna merah dan hijau.
2. Sarung
Sarung yang dipakai dalam tari Kipas dulunya tidak memiliki corak. Namun sekarang sudah
dikenakan sarung yang memiliki motif beragam.
3. Selendang
Selendang yang digunakan dalam tari Kipas diselempangkan di pundak sebelah kiri dan
dimainkan dengan tangan kiri. Warnanya diselaraskan dengan warna baju Bodo.
4. Kipas
Kipas yang dipakai adalah kipas yang biasa dan tak ada model khusus. Nantinya dimainkan
dengan tangan kanan.
Tari Kipas mencerminkan sikap teduh, hening dan kontemplatif karena tari Kipas
mengungkapkan hubungan manusia dengan Tuhannya. Pola-pola dalam tarian ini memiliki
makna khusus seperti:
- Gerakan pada posisi tegak berdiri dengan badan membusung ke depan merefleksikan
bahwa sebagai manusia kita harus selalu tegak berdiri, tegar dan tidak gampang roboh.
- Gerakan pada posisi duduk menjadi pertanda awal dan akhir dalam tari Kipas Pakarena.
- Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam menunjukkan kehidupan manusia.
- Gerakan naik turun dalam tarian mencerminkan irama kehidupan.
- Alunan lagu dengan nada e..e..e yang mendayu-dayu menggambarkan irama perempuan
Makassar yang lemah lembut dan menjadi meredam ego lelaki.