STUDI AL QUR’AN
AMTSAL, AQSAM DAN JADAL AL QUR’AN
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok sebagai materi presentasi pada Mata
Kuliah Studi Al-Qur’an
Disusun oleh:
Ai Imas
Tatang
Muhamad Sahal Muharram (202110079)
Bismillahirrohmanirohhim,
Rasa syukur yang tiada hentinya kita ucapkan kepada Allah SWT, yang Maha
Kuasa dan Maha Berkehendak. Kepada-Nya juga kita sampaikan pujian atas keleluasaan
ilmu dan pikiran hingga mampu memahami sebagian dari ilmu-Nya. Shalawat serta salam
tidak hentinya kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, kepada
beliau yang senantiasa istiqamah menjalankan sunnahsunnah beliau hingga akhir zaman.
makalah ini, untuk itu diperlukan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Wassalamualaikum wr.wb
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN-.................................................................................
1. AMTSAL AL-QUR’AN
A. Pengertian Amtsal dalam Al-Qur’an ………………………………..
B. Jenis-jenis Amtsal beserta contohnya ………………………………
C. Faidah Amtsal dalam Al-Qur’an
2. AQSAM AL-QUR’AN
A. Pengertian aqsam Al-Quran ..........................................................
B. Huruf aqsam dalam Al-Quran ......................................................
C. Macam-macam aqsam dalam Al-Quran ......................................
D. Unsur-unsur aqsam dalam Al-Quran ...........................................
E. Fungsi dan Urgensi aqsam Al-Quran.............................................
F. Hikmah aqsam Al-Quran...............................................................
3. JADAL AL-QUR’AN
A. Pengertian jadal dalam Al-Qur’an ………………………………
B. Urgensi jadal dalam Al-Qur’an ……………………………………
C. Bentuk-bentuk jadal dalam Al-Qur’an ……………………………
D. Tujuan dan Metode Jadal dalam Al-Qur’an …………………………
Saran ……………………………………………………………………
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan agama, manusia- terkadang memiliki cara berbeda dalam
menerima, menghayati, dan mengamalkannya. Bagi orang yang bersih jiwa, akalnya
dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsunya, maka mereka siap menerima kebenaran
agama dengan mudah dan lancar. Penerimaan terhadap agama tidak berlangsung
begitu saja, akan tetapi hal itu dilalui dengan ikhtiar/usaha dalam menemukan
kebenaran dari agama. Dalam mencapai tingkat keyakinan yang tinggi, manusia perlu
mempelajari kemudian melihat kembali firman Allah swt yang diturunkan kepada
Adapun pesan atau perkataan Allah swt telah terangkum dalam kitab yang
arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang
didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Pada saat Al-Quran
walaupun memang harus diakui bahwa penjelasan tersebut tidak semua kita ketahui
untuk mengetahui ilmu Al-Quran agar mengetahui makna daripada Al-Quran. Salah
didalam Al-Qur’an ada begitu banyak perumpamaan perumpamaan yang perlu kita
kaji dan pahami, penegasan akan sebuah penyataan. Penegasan itu berbentuk
pernyataan sumpah yang langsung difirmankan oleh Allah swt. Qasam (sumpah)
dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi
dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang
diingkarinya.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Amtsal Al-Qur’an
B. Aqsam Al-Qur’an
C. Jadal Al-Qur’an
PEMBAHASAN
1. AMTSAL AL QUR’AN
dengan sesuatu yang serupa lainnya, dan membuat setara antara keduanya dalam hukum.
Dari segi bahasa amsal yaitu bentuk jamak dari masal. Kata masal, missal, dan masil yaitu
sama dengan kata syabah, syibh, dan syabih, baik lafal dan juga maknanya yang berarti
Amtsal jamak dari matsal, mitsl dan matsil sama dengan syibh dan syabih (semakna).
Matsal diartikan juga dengan keadaan, kisah dan sifat yang menarik perhatian,
Itulah tempat kesudahan orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi
Menurut Ibn Al-Qayyim yang diulis dalam buku Achmad Abubakar, dkk mengatakan
bahwa ‘amsal adalah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hukum,
mendekatkan yang rasional kepada yang inderawi, atau salah satu dari dua indera dengan
yang lain karena adanya kemiripan. Adapun tujuan daripada dibuatnya perumpamaan
(tamsil) dalam Al-Qur’an yaitu agar manusia mau melakukan kajian terhadap kandungan
Al-Qur’an, baik yang berkaitan dengan Ekosistem, Ekologi, Astronomi, Teologi, Biologi,
Sosiologi, dan Ilmu-ilmulannya, termasuk untuk mengambil pelajaran dari kejadian yang
1. Amtsal yang tegas (musharrahah) Yaitu lafalnya yang jelas menggunakan kalimat
seperti ini banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, diantaranya firman Allah mengenai
disebutkan dengan jelas (samar), atau yang didalamnya tidak disebutkan dengan
jelas lafal tamsil, tetapi ia menunjukkan makna yang indah, menarik, dalam
kepada yang serupa dengannya. Bagian ini dapat dilihat dari beberapa bentuk,
yaitu:
kepada kami, sapi betina apakah itu?” Musa menjawab, “Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak
kepada kamu.”
b. Ayat yang senada dengan perkataan (kabar itu tidak sama dengan
menyaksikan sendiri), seperti firman Allah tentang Nabi Ibrahim dalam QS.
Al-Baqarah/02 : 260
supaya hatiku tetap mantap.” Allah berfirman, “Ambillah empat ekor burung,
lalu cingcanglah. Kemudian, letakkanlah di atas setiap bukit satu bagian dari
burung itu akan datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa
AlNisa/04 : 123. “
“(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-
angan ahli kitab. Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas
sesuai dengan kejahatan itu dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan
d. Ayat yang senada dengan perkataan (orang mukmin tidak disengat dua kali
dari lubang yang sama), contohnya firman Allah melalui lisan Ya’qub dalam
Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di
berlaku sebagai masal. Diantara contohnya ialah firman Allah pada QS. Al-
Ma’idah/05 : 100.
Katakanlah, “Tidak sama yang buruk dengan yang baik meskipun banyaknya
yang buruk itu menarik hatimu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, hai
1. Melahirkan sesuatu yang dapat dipahami dengan akal dalam rupa yang dapat
dipahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan oleh panca
indera, lalu mudah diterima oleh akal, lantaran makna-makna yang dapat
dituangkan dalam bentuk yang dapat dirasakan yang dekat kepada paham.
Adapun beberapa faedah mempelajari amsal dalam al-Qur’an seperti yang ditulis
akal, abstrak) dalam bentuk konkrit yang dapat dirasakan indera manusia,
akan tertanam dalam benak kecuali jika ia dituangkan dalam bentuk inderawi
3. Mengumpulkan atau menghimpun makna yang menarik lagi indah dalam satu
ungkapan yang singkat dan padat, seperti amsal kaminah dan amsal mursalah.
4. Mendorong orang yang diberi masal untuk berbuat sesuai isi masal, jika ia
merupakan sesuatu yang disenangi jiwa. Misalnya, Allah membuat masal bagi
keadaan orang yang menafkahkan harta di jalan Allah, dimana hal itu akan
5. Menjauhkan dan meghindarkan dari perbuatan tercela, jika isi masal berupa
sesuatu yang dibenci jiwa. Misalnya firman Allah tentang larangan bergunjing
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik
6. Untuk memuji orang yang diberi maal. Seperti firman Allah tentang para
8. Untuk memberikan rasa berkesan dan membekas dalam jiwa, karena amsal
firman Allah dalam QS. Az-Zumar/39 : 27 dan juga dalam QS. AlAnkabut/29 :
43.
2. AQSAM AL-QUR’AN
yamin, yang berarti sumpah. Bentuk asli dari qasam adalah dengan menggunakan kata
kerja aqsama- atau ahlafa yang di muta’addi (transitifkan) ke muqsam bih (sesuatu
digunakan untuk bersumpah) dengan huruf ba, setelah itu baru disebutkan muqsam
‘alaih (sesuatu yang karena sumpah diucapkan), atau disebut juga dengan jawab
qasam.
berarti dengan-perkataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Tuhan
atau sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang disampaikan atau dijanjikan itu
benar. Menurut Manna’ al-Qattan, qasam-adalah sebagai pengikat jiwa (hati) agar
melaksankan atau tidak melaksnakan sesuatu, dengan sesuatu yang dianggap mulia
atau agung, baik dalam wujud sebenarnya, maupun hanya dalam keyakinan.
Kendati seperti itu, maka pengertian-aqsam al Qur’an adalah salah satu dari ilmu-
ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, hikmah, maksud, dan rahasia
“Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu
bih nya, atau qasam yang tidak dilafalkan fi’il qasamnya, akan tetapi diganti
dengan huruf ba’, wawu, ta’. Dan juga yang didahului oleh- “la nafy”. Seperti
“Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat
Sebagian ulama-mengatakan bahwa “la” didua tempat ini adalah “la nafy”
yang gunanya untuk menolak sesuatu hal yang tidak dilafalkan yang sesuai konteks
sumpah.
dan tidak pula muqsam-bihnya, tetapi dapat dilihat dengan lam taukid yang
masuk pada jawab qasam. sebagaimana dalam surat Ali Imran ayat 186
Ketika melihat unsur-unsur dalam aqsam maka kita dapat membagi sebagai
berikut.
1. Muqsim
2. Adat Qasam
menggunakan fi’il qasam maupun huruf seperti ba’, wawu, , ta’. Perangkat
qasam baik yang berbentuk ahlifu ataupun uqsimu harus disertai dengan
3. Muqsam Bih
Muqsam bih merupakan hal yang digunakan untuk sumpah agar apa yang
nama Allah, dan biasa juga dengan memakai nama ciptaan-Nya-. Muslim
“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka dia telah kafir atau
4. Jawab Qasam
Qasam adalah taukid yang masyur untuk mempertegas kebenaran apa yang
berbagai macam-macam keadaan. Ada meragu, menolak, bahkan ada yang melakukan
penentangan, maka dari itu perlu penguatan dengan sumpah agar rasa ragu dalam diri
itu hilang.
‘alaih
4. Agar manusia memerhatikan tanda tanda kebesaran Allah lewat apa yang
diciptakan.
3. JADAL AL-QUR’AN
Jadal dalam arti bahasa adalah “Kusut", contoh. جدلت الحبلyang berarti " tali yang
kusut “ dan menurut Istilah yaitu: Perdebatan dalam suatu masalah dan berargumen untuk
pemuatannya tersebar pada 16 Surat dalam 27 ayat yakni pada surah: al-Nisaa/4: 109 dan
Huud/ll: 32 masing-masing dua kali; al- Baqaruh|2:197; kemuadian pada al-Nisaa/4: 107;
masing-masing satu kali. Dalam bahasa Indbnesia, Jadal dapat dipadankan dengan debat.
Debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling
bahasa Arab dapat dipahami sebagai "perbantahan dalam suatu permusuhan yang sengit
Sebagai suatu istilah, Jadal adalah saling bertukar pikiran atau pendapat dengan
jalan masing-masing berusaha berargumen dalam rangka untuk memenangkan pikiran atau
Jadal dirumuskan para ulama namun pada dasarnya mengacu pada perdebatan serta usaha
menunjukkan kebenaran atau membela kebenaran yang ditujunya dengan berbagai macam
argumentasi. Dari definisi-definisi yang ada bila hendak dibuatkan rambu-rambu, maka itu
Dengan rambu yang demikian itu, para pihak yang terlibat dalam jadal memang
tidak harus saling membenci, walaupun pada dasarnya sulit menghidari suasana saling
bermusuhan. Sebab, sebagian dari watak dasar manusia adalah memang suka membantah
atau berbantah-bantahan, bahkan Tuhannya pun dibantah. (Q.S al Kahfi/18 : 54). Kenapa
demikian? Sebab manusia memang memiliki potensi kebebasan untuk itu, yang tidak
dimiliki oleh makhluk yang lainnya . untungnya kita punya pedoman yaitu al-Qur'an yang
Istilah yang dapat dipandang sebagai padanan daripada istilah Jadal adalah al
dapat dipandang sepadan, sebab pada dasarnya mengacu pada tujuan yang sama yakni
untuk menjelaskan dan kejelasan sesuatu permasalahan. Hanya saja Jadal lebih
menekankan kemenangan, dan pada saat yang sama kekalahan bagi pihak lawan
pemikiran lawan (debat)nya dengan jalan saling mencoba menguji pembuktian dalam
pembicaraan dimana di dalamnya ada dialog/tanya jawab dengan sopan yang bertujuan
hampir sama saja dengan Jadal. Tentang munaqasyah dan mubahatsah hampir sama saja.
dalamnya digunakan kedua istilah tersebut, yaitu pada surah Q.,S. al Mujadalah ayat
pertama.
adalah Kalam Allah SWT. Yang merupakan mu’jiizat yang diturunkan (diwahyukan)
kepada Nabi Muhamad SAW. dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya
serta pengungkapan dalil dalil yang terkandung di dalamnya untuk dihadapkan pada orang-
orang kafir dan mematahkan argumentasi para penentang dengan seluruh tujuan dan
maksud mereka, sehingga kebenaran ajaran-Nya dapat diterima dan melekat di hati
manusia. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 54
سانُ أَ ْكثَ َر ش َْي ٍء َج َداًل
َ َو َكانَ اإْل ِ ْن
Artinya : " Dan manusia itu sering kali membantah ( berdebat )"
Oleh sebab itu dalam ayat yang lain Allah swr juga memerintahkan untuk berdebat
dengan orang-orang yang melawan Islarn dengan cara yang santun, yaitu dalam Surat An-
Artinya :" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhnnmu dengan Hilkmah dan pelajaran yang
Dan juga dibolehkannya membantah para Ahli Kitab dengan bantahan yang baik
Artinya : " Dan janganlah kamu membantah terhadap Ahli Kitab, kecuali dengan
Itulah beberapa contoh cara perdebatan yang santrn yang disampaikan Allah SWT dalam
Al-Qur'an yang suci, namun ada juga perdebatan-perdebatan kosong yang dilakukan oleh
ُه ُز ًوا
Artinya : " Dan orang-orang lufir membantah dengan yang batil, agar dengan demikian
mereka dapat menolak yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan
perdebatan yang dibolehkan, perlu kita ketahui urgensi dari Jadal dalam al-Qur'an.
Mengapa Al-Qur'an itu mernbanlah argumenl-argumen orang-orang kafir dan musyrik?,
3) Fitroh manusia yang suci akan selalu menerima hal- hal yang pasti dan rasional
sebagaimana yang mereka lihat dan mereka rasakan dan bukan angan-angan yang
tiada batas.
4) Menghindari dari kata kata yang rumit dan membutuhkan rincian merupakan hal
penjelasan panjang lebar merupakan sebuah kerumitan yang sulit dipahami oleh
tepat dan tidak rumit akan menang dalam berargumen. Begitulah Allah SWT
memberikan bantahan- bantahan yang jelas dan mudah diterima oleh siapapun.
Aqidah yang benar dalam kepercayaan, Iman kepada Allah SWT, Malaikatnya
Kitab-kitab Suci, Rasul-rasulnya, dan Hari Akhir.Contoh Firman Allah SWT dalam
َت ِر ْزقًا لَ ُك ْم فَاَل ت َْج َعلُوا هَّلِل ِ أَ ْندَادًا َوأَ ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون
ِ س َما ِء َما ًء فَأ َ ْخ َر َج بِ ِه ِمنَ الثَّ َم َرا
َّ َوأَ ْنزَ َل ِمنَ ال
merrciptakan Bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebadai atap, dan Dia
menurunkan air hujan dari langil, lalu Dia menjadikan dengan hujan itu segala
2. Menolak argumen-argumen yang salah dari para penyeleweng. Dalam hal ini
a. Menyebutkan orang yang diajak berbicara itu dengan kata-kata pertanyaan, sehingga
terbebas dari permusuhan dan terselamatkan dari permainan akal, sehingga mereka
mengakui kesalahan yang mereka perbuat. Dalam hal ini Allah SWT berfrman dalam
Artinya : "Apakah mereka yang menciptakan segala sesuatu atau mereka yang
diciptakan".
memakai kata-kata pertanyaan saja namun bisa dengan manfu ( kata peniadaan ), atau
syarat denga huruf-huruf Imtina (larangan). Disebutkan Allah SWT dalam Surat Al-
َصفُون
ِ َس ْب َحانَ هَّللا ِ َع َّما ي ٍ ض ُه ْم َعلَى بَ ْع
ُ ض ُ ق َولَ َعاَل بَ ْع َ َما ات ََّخ َذ هَّللا ُ ِمنْ َولَ ٍد َو َما َكانَ َم َعهُ ِمنْ إِلَ ٍه إِ ًذا لَ َذه
َ ََب ُك ُّل إِلَ ٍه بِ َما َخل
Artinya : "Allah seknli-knlli tidak mempunyai dnah dan seknli-kali tidak ada tuhan
yang menyertainya, kalau ada tuhan yang menyertairrya, masing-masing tuhan akan
membowa mahluq yang diciptakanrrya, dan sebagian dari tuhon-tuhan itu akan
mengolahksn sebagian yang lain. Maha suci Allah SW dari apa yang mereka sifatkan
itu".
ْ rا لَ ُم ْحيِي ا ْل َمrr َّزتْ َو َربَتْ إِنَّ الَّ ِذي أَ ْحيَا َهr َش َعةً فَإ ِ َذا أَ ْن َز ْلنَا َعلَ ْي َها ا ْل َما َء ا ْهت
ِّلrوتَى إِنَّهُ َعلَى ُكr َ َو ِمنْ آَيَاتِ ِه أَنَّ َك تَ َرى اأْل َ ْر
ِ ض َخا
Artinya : "Dan sebagian dari tanda-tanda-Nya, bahwa kamu melihat bumi itu kering
tandus, maka apabila Kami turunkan air diatasnya, niscaya ia akan bergerak dan
Begitu juga dalam Surat Al-Qiyamah ayat36-40, At-Thoriq ayat 5-8, dimana ayat-
ayat ini menunjukkan kehidupan awal didunia dengan segala isinya yang takkan habis,
dalam Surat Al-An'am ayat 91, di.unu dalam ayat tersebut Allah swr menolak
ketika mereka berkata “Allah SWT tidak menciptakon sesuatupun untuk manusia ".
d. Membatasi dan membagi sesuai dengan sifat dan menolak untuk membagi salah satunya
sebagai dasar hukum seperti dalam Surat Al- An'am ayat 143: :
Artinya " yaitu delapan binatang yang berpasangan sepasang dari domba dan sepasang
dari kambing"
Artinya: "Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah " Apakah dua
yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam
kandungan dua betinanya. Apakah kamu menyaksikan diwaktu Allah menetapkan ini
bagimu?
e. Mengunci lawan dengan penjelasan lebih banyak, dimana seolah- olah perselisihan
tersebut tidak akan diakui oleh siapapun. Seperti dalam firman Allah Surat Al-An'am
ayat 100 :
disisni Allah SWT menafikan dirinya dari tawallud (beranak-pinak) disebabkan keesaan-
Nya, karena beranak-pinak itu menurut kita adalah harus melalui dua mahluq, dan Allah
SWT tiada sekutu bagi-Nya. Contoh lainnya adalah pengakuan atas Risalah kenabian yang
mana Nabi merupakan orang-orang pilihan, hal ini dicontohkan oleh Allah SWT dalam Al-
ش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم َولَ ِكنَّ هَّللا َ يَ ُمنُّ َعلَى َمنْ يَشَا ُء ِمنْ ِعبَا ِد ِه ُ قَالَتْ لَ ُه ْم ُر
َ َسلُ ُه ْم إِنْ نَ ْحنُ إِاَّل ب
Didalam kitab Al-Itqon fii Ulumil Qur'an, lmam syuyuti menyebutkan beberapa hal
1.Al-Isyjal yaitu meletakkan kata yang menunjuk kepada lawan bicara dan juga apa
yang dibicarakan. Contohnya dalam firman Allah dalam Surat Ali Imron ayat194.
yang tidak dapat diikuti sehingga didalam perdebatan kadang argument tidak dimengerti
maksudnya oleh lawan. contoh dalam surat Al-Baqoroh ayat 258, memaknai istilah
merubah argument dengan yang lainnya yaitu menerbitkan matahari dari barat.
ا َلrrَا أُ ْحيِي َوأُ ِميتُ قrَاج إِ ْب َرا ِهي َم ِفي َربِّ ِه أَنْ آَتَاهُ هَّللا ُ ا ْل ُم ْل َك إِ ْذ قَا َل إِ ْب َرا ِهي ُم َربِّ َي الَّ ِذي يُ ْحيِي َويُ ِميتُ قَا َل أَن
َّ أَلَ ْم ت ََر إِلَى الَّ ِذي َح
َب فَبُ ِهتَ الَّ ِذي َكفَ َر َوهَّللا ُ اَل يَ ْه ِدي ا ْلقَ ْو َم الظَّالِ ِمين ِ ْق فَأ
ِ ت ِب َها ِمنَ ا ْل َم ْغ ِر ْ س ِمنَ ا ْل َم
ِ ش ِر َّ إِ ْب َرا ِهي ُم َفإِنَّ هَّللا َ يَأْتِي بِال
ِ ش ْم
mengisyaratkan kemungkinan terdadi. Contoh dalam Al-qur'an Surat Al-A'raf ayat 40.
Artirrya: "Dan mereka tidak akan masuk kedalam surga hingga unta masuk keIobang
jarum " .
Jadal al-Qur'an memiliki berbagai tujuan, yang dapat ditangkap dari ayat-ayat al-
(1) Sebagai jawaban atau untuk mengungkapkan kehendak Allah dalam rangka
yang dibawa dan dihadapi para Rasul, Nabi dan orang-orang shaleh. Sekaligus
menjadi jelas jalan dan petunjuk ke arah yang benar. Jadal dengan tujuan
seperti ini dapat dicermati contohnya mengenai dialog Nabi Musa a.s. dengan
(2) Sebagai layanan dialog bagi kalangan yang memang benar-benar ingin tahu,
ingin mengkaji sesuatu persoalan secara nalar yang rasional , atau melalui
dapat dijadikan pegangan, nasehat dan semacamnya. Untuk tujuan seperti ini
Nya yang telah mati (Q.,S. al Baqarah/2 :260, juga dapat dilihat pada ayat 30
5). Sebagai contoh Jadal dengan tujuan seperti ini bisa dilihat dalam Q.,s. al
Mukminun/23 : 81-83 dan Q.,s. Qaafl50 : 12-15 serta Q.,s. Yaasiin/36 : 78-79.
Adapun mengenai metode yang ditempvh Jadat al-Qur'an, para ulama pada
dasarnya sama saja, walaupun secara tehnis ada perbedaan dalam mengelompokkan
apakah suatu jadal dalam al-Qur'in termasuk metode atau macam/jenis dari jadal tersebut.
(l) Al Ta'rifat.
Bahwa Allah SWT secara langsung memperkenalkan diri-Nya dan cipaan-
tidak terjangkau oleh indera manusia maka dengan mengukapkan hal-hal yang
bisa ditangkap indera manusia, manusia akan mampu memahami akan wujud
dan kekuasaan Sang Maha Kuasa. Hal inilah yang antara lain dapat dipahami
dari firman Allah seperti tertera pada Q.,s. al An'am/6:95-100, tentunya banyak
jawaban atasnya. Pertanyaan tentang hal yang memang sudah nyata, diangkat
lagi lalu disertai dengan jawaban yang merupakan penetapan atas kebenaran
yang sudah pasti. Prosedur ini dipandang oleh para ahli ulum al- Qur'an sebagai
yang ampuh sekali sebab dapat langsung membatalkan jidal atau argumen para
pembanlah. sebagai contohnya dapat disebut antara lain firman-Nya dalam Q.,S.
(3) Al Tajzi'at
yang berlawanan. Tentang metode Jadal seperti ini dapat disebut firman Allah
(5) Al Tamtsil
dimaksudkan agar suatu kebenaran dapat dipahami secara lebih cepat dan lebih
mudah, lalu lebih melekat di sanubari "lawan". Untuk ini antara lain dapat
(6) Al Muqabalat
memiliki efek yang jauh lebih besar dibanding dengan yang lainnya. Seperti
orang-orang musyrik. Contoh Jadal al-Qur'an dalam prosedur seperti ini dapat
dilihat antara lain pada Q.s. alWaqi'ah/56:57-59. Demikian itulah antara lain
Metode Jadal al-Qur'an.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bermanfaat bagi kehidupan untuk dikaji dan dipelajari. Sebab didalam amsal kita dapat
menemukan perbedaan-perbedaan atau perumpamaan yang selama ini belum kita pahami
dan juga dikaji. Terdapat tiga macam amsal dalam Al-Qur’an yaitu : amtsal yang tegas
(musharrahah), amtsal yang tersembunyi (kaminah), dan yang ketiga yaitu amtsal yang
terlepas (mursalah).
Adapun tujuannya yaitu untuk menjadi pelajaran bagi manusia, dan salah satu faedah
dari amtsal yaitu dapat mengungkapkan kenyataan dan mengkonkritkan hal-hal yang
abstrak.
Aqsam Al-Qur’an merupakan bagian dari ilmu alquran yang membahas tentang
Tujuan diucapkan sumpah adalah sebagai taukid untuk mempertegas kebenaran apa
yang dipahami. Al-Qur’an diturunkan untuk segenap manusia agar mampu merespon
berbagai macam-macam keadaan. Ada meragu, menolak, bahkan ada yang melakukan
penentangan, maka dari itu perlu penguatan dengan sumpah agar rasa ragu dalam diri itu
hilang.
Unsur-unsur yang terdapat dalam qasam yakni Muqsim, adat qasam,muqsam bih,
Huruf-huruf yang terkandung dalam aqsam terdiri dari wawu,ba’ dan ta’.
Jadal adalah debat, dialog antar dua pihak dengan kehendak untuk menang melalui
alasan dan argumentasi. Jadal al-Qur'an ialah pengungkapan bukti-bukti dan dalil-dalil
dengan tujuan untuk mengalahkan orang kafir dan para penantang sekaligus untuk
menegakkan aqidah dan syari'ah, melalui pembuktian atas kebenaran yang dapat diterima
contohnya masing-masing di dalam al-Qur'an. Jadal dalam al-Qur'an, dilihat dari pelaku
dan hal yang dipersoalkan, menyangkut space and time yang sangat luas. Pernah terjadi
antara Allah dengan Malaikat, dengan para Nabi, Nabi dengan kaumnya atau
penentangnya, orang perorang di kalangan Bani Adam, dari dulu sampai dengan masa al-
antaranya masih belangsung sampai sekarang. Demikian pula hal yang dipersoalkan dalam
Tujuan dari Jadal al-Qur'an antara lain untuk menetapkan aqidah tentang wujud dan
wahdaniyah Allah serta petunjuk dan syari'ah bagi yang membutuhkan. Menjelaskan
pembuktian yang lebih kuat dan akurat, dengan berbagai tehnis pendekatan seperti : al
berbagai kalangan yang terekam di dalam al-Qur'an. Dengan memahami Jadal al-Qur'an,
akan lebih memudahkan dalam menafsirkan ayat- ayat al-Qur'an. Bagi pendidikan, jelas
Jadal memiliki pengaruh kuat. sebab, di samping manusia sebagai makhluk yang
thabi'iyah, juga rational dan emosional sekaligus. sehingga dengan Jadal manusia akan
B. Saran
Adapun saran yang penulis harapkan dalam penulisan ini agar membawa manfaat bagi
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Achmad, dkk. Ulumul Qur’an : Pisau Analisis Dalam Menafsirkan
Abubakar, Achmad, La Ode Ismail Ahmad, Yusuf Assagaf. Ulumul Quran. Cet.I;
Yogyakarta: Semesta Aksara, 2019.
Khalil Manna’ al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa,
2013.
Muhammad Teungku hasbi Ash Shiddieqi, Ilmu-ilmu Al-Qur-an Ilmu- ilmu Pokok
Dalam Menafsirkan Al- Qur’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002).
Ibnu Manzhur, Lisan al-'Arab, Jilid XI dari XV Jilid (Beirut: Dar Shadir, t.th.)