Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASBABUN NUZUL AL-QUR’AN

Oleh :

AEP MULYONO 24092121001


LUTHFI MUBAROK 24092121028
FENI MARDIANI 24092121012
RAPI ALAWIYAH RAIS 24092121035

PASCASARJANA UNIVERSITAS GARUT


MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah rabbun ghafur yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah tentang asbabun nuzul Al-Qur’an.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Studi Al-
Qur’an. Dengan penuh kesadaran kami mengakui bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran untuk perbaikan makalah
ini senantiasa dinantikan.

Kami menyusun makalah ini dengan tujuan agar mampu mengetahui


definisi, macam-macam dan juga urgensi dan kegunaan dari asbabun nuzul.
Sehingga diharapkan, makalah ini mampu memberikan manfaat bagi para
pembaca agar lebih terdorong untuk mengkaji dan mempelajari lebih dalam
mengenai isi kandungan Al-Qur’an.

Semoga kebaikan dari semua pihak mendapatkan balasan yang berlipat


ganda dari Allah SWT, Amin. Akhirnya, penyusun berharap makalah ini
bermanfaat bagi siapa pun yang membutuhkannya.

Wallahul Muwafiq Ilaa Aqwamith Thariq

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Garut, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH........................................................................ 2
C. TUJUAN ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Pengertian Asbabun Nuzul ..................................................................... 3


B. Macam-Macam Asbabun Nuzul.............................................................. 4
C. Pedoman Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul ..................................... 8
D. Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul .................................................. 9
E. Persoalan Semua Ayat-Ayat Al-Qur'an Ada Asbabun Nuzulnya ........... 10

BAB III PENUTUP............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sebuah kitab bacaan yang sangat dekat dengan umat
muslim karena hampir di setiap waktu kitab ini dibaca bahkan dipelajari oleh
beberapa kalangan di sebuah majelis, madrasah bahkan di perguruan tinggi. Sudah
menjadi barang tentu, Al-Qur’an dengan segala kemukjizatannya merupakan
sebuah ladang pahala bagi umat muslim ketika ia membacanya [ CITATION
Muh20 \l 1057 ]. Apalagi jika seorang muslim memiliki tekad untuk mempelajari
dan mengkaji Al-Qur’an, maka akan ada begitu banyak kebaikan yang ia peroleh
kelak di yaumul akhirat.

Pada dasarnya, dalam mempelajari ulumul qur’an atau ilmu-ilmu Al-


Qur’an tentu akan ada beberapa hal penting yang patut dijadikan poin utama
yakni salah satunya kajian asbabun nuzul atau sebab-sebab yang melatarbelakangi
turunnya sebuah ayat atau lebih [ CITATION Sya18 \l 1057 ]. Kajian asbabun nuzul
tidak hanya merespons masalah mengenai kehidupan para Nabi dan masyarakat,
tetapi juga mengandung pelajaran bahwa wahyu Al-Qur’an turun melalui proses
dan melatih kesabaran karena mempelajari dan mengkaji Al-Qur’an tidak cukup
hanya sebatas membaca teks-teks terjemahan semata [CITATION Moh18 \l 1057 ].

Asbabun nuzul merupakan sebuah jalan untuk mengetahui betapa


agungnya Allah Swt. dalam menetapkan sebuah hukum, pun sebagai sebuah
metode terbaik untuk memahami makna Al-Qur’an dan menyingkap yang
tersembunyi dalam ayat [CITATION Sya18 \p 46 \l 1057 ] . Al-Wahidi an-Naisaburi
pernah mengemukakan bahwa “tidak mungkin bisa memahami suatu ayat tertentu
tanpa mengetahui latar belakang sejarah turunnya ayat tersebut”. Ia menyatakan
pula bahwa “asbabun nuzul adalah bidang ilmu Al-Qur’an yang paling penting
untuk dicermati dan diperhatikan, sebab penafsiran dan pengungkapan maksud
dari suatu ayat tidak akan dapat dilakukan tanpa mengetahui kronologis yang
2

menjadi penyebab turunnya ayat tersebut” Untuk itulah, kami menyusun makalah
ini dengan tujuan agar mampu mengetahui definisi, macam-macam dan juga
urgensi dan kegunaan dari asbabun nuzul. Sehingga diharapkan, makalah ini
mampu memberikan manfaat bagi para pembaca agar lebih terdorong untuk
mengkaji dan mempelajari lebih dalam mengenai isi kandungan Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan asbabun nuzul?

2. Apa saja macam-macam asbabun nuzul dan contohnya?

3. Bagaimana mengetahui riwayat asbabun Nuzul?


4. Bagaimana urgensi dan kegunaan asbabun nuzul?

5. Apakah semua ayat Al-Qur'an ada asbabun nuzulnya?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian asbabun nuzul.

2. Untuk mengetahui macam-macam asbabun nuzul dan contohnya.

3. Untuk mengetahui pedoman riwayat asbabun nuzul.

4. Untuk mengetahui bagaimana urgensi dan kegunaan asbabun nuzul.

5. Untuk mengetahui apakah semua ayat-ayat Al-Qur'an ada asbabun


nuzulnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul

Secara etimologi asbabun nuzul adalah kata majemuk yang terdiri dari dua
suku kata: asbab dan nuzul. Kata “asbab” (bentuk jamak dari kata “sababa”) yang
artinya sebab-sebab. (almunawwir:1997:602). Sedang kata “nuzul” berasal dari
kata “nazala” yang berarti turun (almunawwir:1997:1409). Dalam tata bahasa
Arab, dua suku kata ini dikenal sebagai tarkib al-idhafiy. Asbab Al-Nuzul adalah
sebab-sebab diturunkannya ayat Al-Qur’an

Adapun pengertian asbabun nuzul dalam terminologi pakar ilmu-ilmu Al-


Qur’an diantaranya adalah

1. Menurut Az-Zarqani

“Asbabun nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan
dengan turunnya ayat Al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada
saat peristiwa itu terjadi”.

2. Ash-Shabuni

,‫ فتنزل اية اوايات كريمة في شأن تلك الواقعة او الحادثة‬,‫ اوتحدث حادثة‬,‫قد تحصل واقعة‬
)‫فهذا هو مايسمى بـ (سبب النزول‬

“Asbabun nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya


satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan
kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau
kejadian yang berkaitan dengan urusan agama”.

3. Subhi Shalih

‫ما نزلت اآلية اواآيات بسببه متضمنة له او مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه‬

“Asbabun nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa sebagai

3
4

respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa


itu terjadi”.

4. Mana’ al-Qathan

‫مانزل قرآن بشأنه وقت وقوعه كحادثة او سؤال‬

“Asbabun nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Qur’an


berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian
atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.

Meskipun redaksi pengertian sedikit berbeda, semuanya sepakat


menyimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang
melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur'an untuk menjawab, menjelaskan,
dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.

Maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa yang menjadi “asbab” itu
adakalanya terjadi suatu peristiwa yang membutuhkan penjelasan hukum, atau
adanya suatu pertanyaan yang di ajukan kepada Nabi saw, kemudian turun suatu
ayat untuk menjelaskan hukum dari peristiwa atau pertanyaan tersebut. Makna
peristiwa (waqi’ah) dalam definisi di atas dapat dipahami dalam bentuk
pertengkaran, kesalahan yang dilakukan, pujian atas suatu sikap dan pemecahan
masalah. Asbabun nuzul merupakan sumber sejarah yang dapat dimanfaatkan
untuk memberikan keterangan tentang turunnya ayat-ayat Al-Qur'an dan untuk
mengkontekstualisasikan maknanya. Sumber-sumber ini tentu saja hanya meliput
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Al-Qur'an diturunkan.

B. Macam-Macam Asbabun Nuzul

Dilihat dari sudut pandang redaksi atau ungkapan yang dipergunakan


dalam riwayat asbabun nuzul dibagi menjadi dua kategori :

1. Redaksi yang jelas (al-nash al-sharih)

Artinya apabila dalam riwayat yang memang sudah jelas seorang perawi
menunjukkan asbabun nuzul dengan indikasi menggunakan lafal (pendahuluan).
5

‫سبب نزول هذه اآلية هذا‬...

Sebab turun ayat ini adalah

‫ فنزلت اآلية‬...‫حدث هذا‬

Telah terjadi …… maka turunlah ayat

‫ فنزلت اآلية‬...‫سئل رسول هللا عن كذا‬

Rasulullah pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat.

2. Redaksi yang mengandung kemungkinan (muhtamal)

Riwayat belum dipastikan sebagai asbabun nuzul karena masih terdapat


keraguan. Artinya apabila seorang perawi menggunakan ungkapan sebagai
berikut:

‫نزلت هذه اآلية فى كذا‬...

(ayat ini diturunkan berkenaan dengan)

‫احسب هذه اآلية نزلت فىكذا‬...

(saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ……)

‫ما احسب نزلت هذه اآلية اال فىكذا‬...

(saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …)

Dilihat dari sudut pandang terbilangnya/jumlah sebab dan ayat yang turun,
asbabun nuzul dapat dibagi menjadi dua:

1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid

Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat/ wahyu.


Beberapa wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab, misalnya
turunnya Q.S. Al-Ikhlas: 1-4, yang berbunyi:

‫ َولَمۡ يَ ُكن لَّهۥُ ُكفُ ًوا أَ َح ۢ ُد‬٣ ‫ لَمۡ يَلِ ۡد َولَمۡ يُولَ ۡد‬٢ ‫ص َم ُد‬
َّ ‫ ٱهَّلل ُ ٱل‬١ ‫قُ ۡل هُ َو ٱهَّلل ُ أَ َح ٌد‬
٤
6

Artinya: “Katakanlah:”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah


tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan
tiada pula di peranakkan. Dan tiada seoarangpun yang setara dengan dengan
dia”.

Ayat-ayat yang terdapat pada surat di atas diturunkan sebagai


tanggapan terhadap kaum musyrikin Mekah sebelum nabi hijrah, dan terhadap
kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah hijrah.

Contoh yang lain: “peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharah) shalat


wustha. Berdirilah untuk Allah(dalam shalatmu) dengan khusyu’.

Ayat di atas menurut riwayat diturunkan berkaitan dengan beberapa sebab


berikut;

a. Dalam sustu riwayat dikemukakan bahwa nabi saw. Shalat dzuhur di


waktu hari yang sangat panas. Shalat seperti ini sangat berat dirasakan
oleh para sahabat. Maka turunnlah ayat tersebut di atas. (HR. Ahmad,
bukhari, abu daud).
b. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa nabi saw.. Shalat dzuhur di waktu
yang sangat panas. Di belakang rasulullah tidak lebih dari satu atau dua saf
saja yang mengikutinya. Kebanyakan diantara mereka sedang tidur siang,
adapula yang sedang sibuk berdagang. Maka turunlah ayat tersebut diatas
(HR.ahmad, an-nasa’i, ibnu jarir).
c. Dalam riwayat lain dikemukakan pada zaman rasulullah SAW. Ada orang-
orang yang suka bercakap-cakap dengan kawan yang ada di sampingnya
saat meraka shalat. Maka turunlah ayat tersebut yang memerintahkan
supaya diam pada waktu sedang shalat (HR. Bukhari muslim, tirmidhi,
abu daud, nasa’i dan ibnu majah).
d. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ada orang-orang yang bercakap-
cakap di waktu shalat, dan ada pula yang menyuruh temannya
menyelesaikan dulu keperluannya(di waktu sedang shalat). Maka turunlah
ayat ini yang sedang memerintahkan supaya khusyuk ketika shalat.
7

2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid

Satu sebab yang mekatarbelakangi turunnya beberapa ayat. Contoh: Q.S.


Ad-dukhan: 10,15 dan16, yang berbunyi:

ۡ
١٠ ‫ين‬ ٖ ‫فَ ۡٱرتَقِ ۡب يَ ۡو َم تَأتِي ٱل َّس َمٓا ُء بِ ُد َخ‬
ٖ ِ‫ان ُّمب‬
Artinya: maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.

١٥ ‫ون‬ ِ ‫وا ۡٱل َع َذا‬


َ ‫ب قَلِياًل ۚ إِنَّ ُكمۡ َعٓائِ ُد‬ ْ ُ‫اشف‬
ِ ‫إِنَّا َك‬
Artinya: “sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak
sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)”.

ٓ ٰ ‫يَ ۡو َم نَ ۡب ِطشُ ۡٱلبَ ۡط َشةَ ۡٱل ُك ۡب َر‬


َ ‫ى إِنَّا ُمنتَقِ ُم‬
١٦ ‫ون‬
Artinya:“(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan
hantaman yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan”.

Asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah dalam suatu riwayat


dikemukakan, ketika kaum Quraisy durhaka kepada nabi SAW, beliau berdo’a
supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah
terjadi pada zaman Nabi Yusuf. Alhasil mereka menderita kekurangan, sampai-
sampai merekapun makan tulang, sehingga turunlah (QS. Ad-Dukhan: 10).
Kemudian mereka menghadap nabi SAW untuk meminta bantuan. Maka
Rasulullah SAW berdo’a agar di turunkan hujan. Akhirnya hujanpun turun, maka
turunlah ayat selanjutnya (QS. Ad-Dukhan: 15), namun setelah mereka
memperoleh kemewahan merekapun kembali kepada keadaan semula (sesat dan
durhaka) maka turunlah ayat ini (QS. Ad-Dukhan: 16) dalam riwayat tersebut
dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang badar.

C. Pedoman Mengetahui Riwayat Asbabun Nuzul


8

Asbab annuzul adalah peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah saw.
Oleh karena itu, tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan
riwayat (transmisi) (naql as-shalih) yang benar dari orang-orang yang telah
melihat dan mendengar wahyu langsung dari ayat-ayat Al-Qur'an. Untuk
mengkaji asbabun nuzul, para ulama berpedoman pada riwayat-riwayat shahih
yang bersumber dari Nabi SAW atau para sahabatnya. Hal ini karena
pemberitahuan para sahabat tentang masalah ini, jika redaksinya jelas, bukanlah
didasarkan pada ijtihad, tetapi memiliki hukum marfu` yang didasarkan pada Nabi
saw.

Seperti yang dikemukakan oleh ‘Ali as-Shabuniy bahwa “pengetahuan


tentang asbabun nuzul tidak bisa diperoleh melalui penalaran (ra’yi), tetapi harus
berdasarkan riwayat sahih yang marfu’ kepada Nabi saw”. Demikian juga dalam
pandangan al-Wahidiy “Tidak dibolehkan seseorang berpendapat mengenai
asbabun nuzul Al-Qur’an, melainkan harus berdasarkan riwayat atau mendengar
langsung dari orang-orang yang menyaksikan turunnya ayat, mengetahui sebab-
sebabnya, membahas tentang pengertiannya dan bersungguh-sungguh dalam
mencarinya”. Inilah metode yang ditempuh ulama al-salaf al-shalih untuk
menentukan asbabun nuzul.

Para ulama salaf sangat selektif mengenai berbagai riwayat yang berkaitan
dengan asbabun nuzul, dikarenakan dengan seiringnya berjalan waktu, maka
semakin jauh dari sumber yang asli, dan berimplikasi pada banyaknya ayat-ayat
yang tidak bisa diketahui sebab-sebab turunnya. Seleksi yang dilakukan oleh
ulama salaf dititik beratkan pada kepribadian para rawi, sumber riwayat dan
ungkapan yang digunakannnya. Khusus mengenai pribadi rawi, orang yang
memiliki kredibilitas yang tinggi lah yang dimintai penjelasannya mengenai
asbabun nuzul.

Ibnu Sirin menceritakan “ketika aku bertanya kepada ‘Ubaidah tentang


ayat Al-Qur’an, ia menjawab “bertakwa lah engkau kepada Allah dan katakan lah
yang benar, orang-orang yang mengetahui tentang apa Al-Qur’an itu
diturunkan telah meninggal”. Pernyataan Ibnu Sirin di atas yang merupakan salah
9

seorang tabi’in terkemuka menunjukkan kecermatan dan kehati- hatian mereka


dalam menerima riwayat asbabun nuzul.

D. Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul

Banyak diantara pakar ilmu-ilmu Al-Qur’an mengungkapkan dan menulis


secara panjang lebar tentang manfaat mempelajari asbabun nuzul. Nama-nama
seperti ‘Abdul ‘Adzim al-Zarqaniy, ‘Abdullah al-Zarkasyi, Jalaluddin al-Suyuthi,
al-Wahidiy, Ibnu Taimiyah dan masih banyak lagi yang lainnya adalah orang-
orang yang berkontribusi besar dalam menyingkap rahasia dan manfaat
mempelajari ilmu ini.

Untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an, diperlukan berbagai jenis


pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur'an, sehingga ketika menafsirkan ayat-
ayat Al-Qur'an, tidak ada kesalahan dalam menafsirkan isi Al-Qur'an. Mengetahui
asbab al-nuzul sangat penting bagi seseorang yang ingin meneliti makna ayat-ayat
Al-Qur'an. Jika sudah mengetahui asbab al-nuzul, maka akan mengetahui situasi
dan kondisi yang terjadi ketika ayat-ayat tersebut diturunkan, sehingga mudah
untuk mengetahui dan memikirkan apa yang terjadi di balik ayat-ayat tersebut.

Menurut Nashr Hamid Abu Zayd sebagaimana yang dikutip oleh


Fakhruddin Faiz, menyatakan bahwa ilmu asbabun nuzul merupakan disiplin ilmu
yang paling penting dalam menunjukkan hubungan dan dialektika antara teks dan
realitas. Ilmu ini memberikan bekal kepada seorang mufasir mengenai materi
yang merespons realitas, baik dengan cara menguatkan ataupun menolak, dan
menegaskan hubungan yang dialogis dan dialektis antara teks dan realitas.

Secara umum, urgensi asbabun nuzul dalam memahami dan menafsirkan


Al-Qur’an dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mengetahui keagungan dan rahmat Allah dalam proses penetapan suatu


hukum. Hukum dan perhatian syara’ tehadap kepentingan umum, tanpa
membedakan etnik, jenis kelamin dan agama. Jika dianalisa secara cermat,
c i r i proses penetapan hukum dalam Islam adalah dengan cara tadriji
(berangsur-angsur). Misalnya khamr, sebelum ditetapkan keharamannya,
10

terlebih dahulu dijelaskan sifat dan karakteristiknya, barulah pada ayat


terakhir ditentukan keharamannya. Ayat-ayat Al-Qur’an turun dalam empat
kali tahapan yaitu: QS. An-nahl: 67, QS. Al-baqarah: 219, QS. An-nisa’: 43
dan QS Al-Maidah: 90-91.
2. Mengetahui Asbabun Nuzul adalah cara terbaik untuk mengetahui makna Al-
Qur'an dan mengungkapkan apa yang tersembunyi dalam ayat tersebut. Tanpa
bantuan Asbabun Nuzul, seseorang tidak akan bisa menafsirkan ayat tersebut.
Berkenaan dengan itu, al-Wahidiy mengeluarkan pernyataan “Tidak mungkin
mengetahui tafsir ayat tanpa mengetahui kisahnya dan penjelasan turunnya”
Mengetahui alasan turunnya sebuah ayat membantu untuk memahami sebuah
ayat, mengetahui alasannya mewarisi pengetahuan tentang penyebabnya, tulis
Ibn Taymiyyah. Ibnu Daqiq al'Id berkata: “Penjelasan asbabun nuzul adalah
cara yang benar untuk memahami makna Al-Qur'an.”
3. Asbabun nuzul dapat menjelaskan untuk siapa ayat yang diturunkan sehingga
ayat tersebut tidak dapat diterapkan kepada orang lain karena dorongan
permusuhan dan perselisihan
4. Apabila redaksi ayat bersifat umum, kemudian datang dalil yang
mengkhususkannya, maka mengetahui asbabun nuzul membatasi
pengkhususan itu kepada selain gambaran sebab.

E. Persoalan Semua Ayat-Ayat Al-Qur'an Ada Asbabun Nuzulnya

Persoalan mengenai apakah seluruh ayat Al-Qur’an memiliki asbab an-


nuzul atau tidak, ternyata telah menjadi bahan kontroversi diantara para ulama.
Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat Al-Qur’an memiliki
asbabun nuzul. Oleh sebab itu, ada ayat Al-Qur’an yang diturunkan tanpa ada
yang melatarbelakanginya (ibtida’), dan sebagian lainnuya diturunkan dengan
di latarbelakamgi oleh sesuatu peristiwa (sababi).

Pendapat tersebut hampir menjadi kesepakatan para ulama. Akan tetapi


sebagian berpendapat bahwa kesejarahan arabia pra-qur’an pada masa turunnya
Al-Qur’an merupakan latar belakang makro Al-Qur’an, sedangkan riwayat-
11

riwayat asbab an-nuzul merupakan latar belakang mikronya. Pendapat ini berarti
mengaggap bahwa semua ayat Al-Quran memiliki sebab-sebab yang
melatarbelakanginya.
BAB III

PENUTUP

Asbabun nuzul adalah sebab turunnya Al-Qur’an (berupa


peristiwa/pertanyaan) yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an dalam
rangka menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul
dari kejadian tersebut. Asbabun nuzul terdiri dari kata asbab, jamak dari sababa
yang artinya sebab-sebab, dan nuzul artinya turun.

Kaidah hukum yang belum jelas dalam Al-Qur’an, dapat dipermudah


dengan mengetahui asbabun nuzulnya. Karena dengannya penafsiran ayat lebih
jelas untuk dipahami.

Untuk mengetahui asbabun nuzul maka berdasarkan dari riwayat. Riwayat


yang dapat dijadikan pegangan dalam asbabun nuzul adalah ucapan-ucapan para
sahabat yang berbentuk musnad. Ucapan tabi’in dapat diterima jika jelas
menunjukkan asbabun nuzul dan bersumber dari salah seorang imam tafsir,
seperti Mujahid, ‘Ikrimah dan Sa’id bin Jubair yang belajar langsung kepada para
sahabat.

Mempelajari asbabun nuzul sangat membantu seseorang untuk memahami


dan memperhatikan Al-Quran. Ilmu ini membuka makna yang terkandung dalam
ayat tersebut dan menjelaskan hubungan antara teks (baca: Al-Qur'an) dan
realitas. Dengan ilmu tersebut, seorang mufassir dapat menemukan hikmah di
balik tahapan-tahapan pengenalan hukum Islam. Tanpa memahami peristiwa
tersebut sebagai nuzul ayat Al-Quran, seseorang "sangat" khawatir akan salah dan
keliru dalam memahami sebuah ayat, seperti yang terlihat oleh sebagian anggota
masyarakat kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

Imaduddin, M. W. (2020). Tafsir Al-Quran. Retrieved Oktober 21, 2021, from


www.tafsiralquran.id/mengenal-pengertian-al-quran/amp/
Muhtador, M. (2018, Juli 13). Pentingnya Asbabun Nuzul dalam Memahami Al-
Qur'an. Retrieved Oktober 21, 2021, from NU Online:
www.nu.or.id/post/read/93669/pentingnya-asbabun-nuzul-dalam-
memahami-al-quran
Syafril. (2018). Asbabun Nuzul: Kajian Historis Turunnya Ayat Al-qur'an. Jurnal
Syahadah, 28.
Al-Aththar, Dawud, Mujaz ‘Ulum al-Qur’an, alih bahasa oleh Afif Muhammad
dan Ahsin Muhammad Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1994
Qattan, Manna’ Khlil al-, Mabahith Fi ‘Ulumi al-Qur’an, Alih Bahasa oleh
Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an . Bogor: Litera Antar
Nusa. Halim Jaya, 2007

13

Anda mungkin juga menyukai