Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AL-ISLAM

SHOLAT

OLEH :
KELOMPOK 1
1. AGAZI HENDRIA PUTRA
2. ANJU SEPTYANASARI
3. APRILIA DWI ANDRIYANI
4. BAIQ DWI FITRA SULISTIYA
5. DHEA ELFIRA MAULIDINA
6. HIJRATUN ISLAMIAH
7. LALU SATRIA PARMANDANI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NTB


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmatnya yang telah diberikan kepada kita
semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SHOLAT” yang
merupakan tugas kami pada mata kuliah “AL-ISLAM” guna memenuhi kegiatan belajar
mengajar.
Kami mengucapkan terima kasih pada dosen yang telah memberikan
bimbingannya dan teman – teman yang memberikan dukungan dan masukannya
kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan oleh
kami sebagaimana mestinya.
Namun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, saran serta kritik yang membangun senantiasa kami terima sebagai acuan
untuk tugas-tugas kami selanjutnya.

Mataram, 26 November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Sholat.........................................................................................3
B. Macam – Macam Sholat...............................................................................4
C. Hal-Hal yang Membatalkan Sholat..............................................................8
D. Amalan Ba’da Sholat.................................................................................12
E. Bimbingan Sholat Untuk Pasien................................................................16
BAB III PENUTUP................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
B. Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah merupakan suatu kewajiban
bagi umat manusia terhadap tuhannya dan dengan ibadah manusia akan
mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk
dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti sholat, puasa, naik haji,
membaca Al Qur’an, jihad dan lainnya.
Sholat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah
baligh berakal, dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan
bagaimanapun. Sholat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat.
Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah sholat, sehingga
barang siapa yang mendirikan sholat maka dia telah mendirikan agama dan
barang yang meninggalkan sholat maka dia meruntuhkan agama islam.
Sholat yang wajib harus didirikan dalam sehari semalam sebanyak lima
kali, berjumlah 17 raka’at. Sholat tersebut wajib dilaksanakan oleh muslim
baligh tanpa terkecuali baik dalam keadaan sehat mapun sakit, dalam keadaan
susah maupun senang, lapang ataupun sempit. Selain sholat wajib yang lima ada
juga sholat sunat.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian sholat ?
2. Apa saja macam-macam sholat ?
3. Hal-hal apa saja yang membatalkan sholat ?
4. Apa saja amalan ba’da sholat ?
5. Bagaimana bimbingan sholat untuk pasien ?

1
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian sholat
2. Untuk mengetahui macam-macam sholat
3. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan sholat
4. Untuk mengetahui amalan ba’da sholat
5. Untuk mengetahui bimbingan sholat untuk pasien

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Secara etimologi sholat berarti do’a dan secara terminology (istilah), para
ahli Fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah sholat berarti
“Beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan di akhiri
dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-
syarat yang telah ditentukan”(Sidi Gazalba : 88).
Secara hakiki sholat ialah “Berhadapan hati, jiwa dan raga kepada Allah,
secara yang mendatangkan rasa takut kepada-Nya atau mendhairkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan perbuatan”
(Hasbi Asy-syidiqi : 59).
Dalam pengertian lain sholat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang didalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara (Imam Basyahri Assayuthi : 30).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sholat adalah
suatu ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali
dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara’ berupa penyerahan diri secara lahir batin kepada Allah dalam
rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
Menurut A. Hasan (1991) Baqha (1984), Muhammad bin Qasim As-
Syafi’i (1982) dan Rasyid (1976) sholat menurut bahasa Arab berarti berdo’a.
ditambahakan oleh Ash-Shiddiqy (1983) bahwa perkataan sholat dalam bahasa
Arab berarti do’a memohon kebajikan dan pujian. Sedangkan secara hakekat
mengandung pengertian berhadap (jiwa) kepada Allah dan mendatangkan takut
kepadanya, serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa keagungan, kebesaran-Nya
dan kesempurnaan kekuasaannya.

3
Sholat yang berarti do’a terlihat dari firman Allah dalam Surah At-
Taubah ayat 103 : Artinya: “Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya do’a
kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka”. Secara dimensi fiqh sholat
adalah beberapa ucapan atau rangkaian ucapan dan perbuatan (gerakan) yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah
kepada Allah, dan menurut syarat-syarat yang telah di tentukan oleh agama.
B. Macam-Macam Sholat
1. Sholat Wajib
a. Sholat Isya' yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Waktu pelaksanaannya dilakukan
menjelang malam (+ pukul 19:00 s/d menjelang fajar) yang diiringi
dengan sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan ba'diyah (sesudah) sholat
isya.
b. Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua) raka'at dengan satu
kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+
pukul 04:10) yang hanya diiringi dengan sholat sunnah qobliyah saja,
sedang ba'diyah dilarang.
c.  Sholat Lohor (Zhuhur) yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at
dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu
pelaksaannya dilakukan sa'at matahari tepat di atas kepala (tegak lurus)
+ pukul 12:00 siang, yang diiringi dengan sholat sunnah
qobliyah dan sholat sunnah ba'diyah (dua raka'at-dua raka'at atau empat
raka'at-empat raka'at dengan satu kali salam).
d. Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat) raka'at dengan dua
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaannya
dilakukan setelah matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas
pandangan mata) yang hanya diiringi oleh sholat sunnah qobliyah
dengan dua raka'at atau empat raka'at (satu kali salam).
e. Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga) raka'at dengan dua

4
kali tasyahud dan satu kali salam. Adapun waktu pelaksanaanya
dilakukan setelah matahari terbenam (+ pukul 18:00) yang diiringi
oleh sholat sunnah ba'diyah dua raka'at atau empat raka'at dengan satu
kali salam, sedang sholat sunnah qobliyah hanya dianjurkan saja bila
mungkin dilakukan, tapi bila tidak jangan (karena akan kehabisan
waktu).
2. Sholat Sunah
a. Sholat Sunah Tahajud
Sholat sunah tahajud adalah sholat yang dikerjakan pada waktu tengah
malam di antara sholat isya’ dan sholat shubuh setelah bangun tidur.
Jumlah rokaat sholat tahajud minimal dua roka’at hingga tidak  terbatas.
Saat hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al-
ikhlas, surat al-falaq dan surat an-nas.
b. Sholat Sunah Dhuha
Shalot Dhuha adalah sholat sunah yang dilakukan pada pagi hari antara
pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah
roka'at sholat dhuha minimal dua roka’at dan maksimal dua belas
roka'at dengan satu salam setiap dua roka'at. Manfaat dari sholat dhuha
adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat
melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah,
adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.
c. Sholat Sunah Istikharah
Sholat istikharah adalah sholat yang tujuannya adalah untuk
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan
hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua.
Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan
kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan
pelajaran dan pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan
datang. Contoh kasus penentuan pilihan :         

5
1) memilih jodoh suami/istri
2) memilih pekerjaan    
3) memutuskan suatu perkara  
4) memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya           
Dalam melakukan sholat istikharah sebaiknya  juga 
melakukan, puasa sunah, shodaqoh, zikir, dan amalan baik lainnya
d. Sholat Sunah Tasbih
Sholat tasbih adalah sholat yang bertujuan untuk memperbanyak
memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan sholat bebas. Setiap
roka’at dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika sholat dilakukan
siang hari, jumlah roka’atnya adalah empat roka’at salam salam,
sedangkan jika malam hari dengan dua salam.
e. Sholat Sunah Taubat
Sholat taubat adalah sholat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang
ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah
dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta
mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya sholat sunah taubat
dibarengi dengan puasa, shodaqoh dan sholat.
f. Sholat Sunah Hajat
Sholat Hajat adalah sholat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh
Allah SWT. Sholat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau
usaha untuk mencapai hajat atau cita-cita. Sholat sunah hajat dilakukan
minimal dua roka’at dan maksimal dua belas bisa kapan saja dengan
satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada
sepertiga terakhir waktu malam.
g. Sholat Sunah Safar
Sholat safar adalah sholat yang dilakukan oleh orang yang sebelum
bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk
maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan

6
sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan,
keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.
h. Sholat Sunah Rawatib.
Sholat sunah rawatib dilakukan sebelum dan setelah sholat fardhu.
Yang sebelum sholat fardhu disebut sholat qobliyah, dan yang
setelah sholat fardhu di sebut sholat ba'diyah. Keutamaannya adalah
sebagai pelengkap dan penambal sholat fardhu yang mungkin kurang
khusu atau tidak tumaninah.
i. Sholat Sunah Istisqho’
Sholat sunah ini di lakukan untuk memohon turunnya hujan. dilakukan
secara berjamaah saat musim kemarau.
j. Sholat Sunah Witir.
Sholat sunah witir dilakukan  setelah sampai sebelum fajar. bagi yang
yakin akan bangun malam diutamakan dilakukan saat sepertiga malam
setelah sholat tahajud. Sholat witir disebut juga sholat penutup, biasa
dilakukan sebanyak tiga rak’aat dalam dua kali salam, dua raka’at
pertama salam dan dilanjutkan satu raka’at lagi.
k. Sholat Tahiyatul Masjid.
Sholat tahiyatul masjid ialah sholat untuk menghormati masjid.
Disunnahkan sholat tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid,
sebelum ia duduk. Sholat tahiyatul masjid itu dua raka’at.
l. Sholat Tarawih.
Sholat tarawih yaitu sholat malam pada bulan ramadhan hukumnya
sunnah muakad atau penting bagi laki-laki atau perempuan, boleh
dikerjakan sendiri-sendiri dan boleh pula berjama’ah.
m. Sholat Hari Raya (Idul Adha dan Idul Fitri).
Sebagaimana telah diterangkan bahwa waktu sholat hari raya idul fitri
adalah tanggal 1 syawal mulai dari terbit matahari sampai tergeincirnya.
Akan tetapi, jika diketahui sesudah tergelincirnya matahari bahwa hari

7
itu tanggal 1 syawal jadi waktu sholat telah habis, maka hendaklah
sholat di hari kedua atau tanggal 2 saja. Sedangkan untuk sholat hari
raya Idul Adha tanggal 10 Dzulhijjah.
n. Sholat Dua Gerhana
Kusuf adalah gerhana matahari dan khusuf adalah gerhana bulan. Sholat
kusuf dan khusuf hukumnya sunnah muakaddah berdasarkan sabda
Nabi saw. Yang artinya : “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak
mengalami gerhana karena kematian seseorang maupun kehidupannya.
Maka apabila kalian menyaksikan itu, hendaklah kalian sholat dan
berdoa kepada Allah Ta’ala.” (H.R. Syaikhain).
o. Sholat Rawatib
Sholat rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum dan
sesudah sholat fardu. Seluruh dari sholat rawatib ini yaitu ada 22 rakaat,
yaitu :
1) 2 rakaat sebelum sholat subuh (sesudah sholat subuh tidak ada
sholat sunah ba’diyah).
2) 2 rakaat sebelum sholat zuhur, 2 atau 4 rakaat sesudah zuhur.
3) 2 rakaat atau 4 rakaat sebelum sholat ashar, (sesudah sholat ashar
tidak ada sholat ba’diyah).
4) 2 rakaat sesudah sholat maghrib.
5) 2 rakaat sebelum sholat isya.
6) 2 rakaat sesudah sholat isya.
7) Sholat-sholat tersebut yang dikerjakan sebelum sholat fardhu,
dinamakan “qobliyah” dan sesudahnya disebut “ ba’diyah”.
C. Hal-Hal yang Membatalkan Sholat
1. Sholat batal dengan adanya salah satu pembatal wudhu.
2. Sholat batal dengan meninggalkan salah satu wajib-wajib sholat seperti
takbir intiqhol, tasbih, tasmi’, tahmid, dan semisalnya secara sengaja bukan
karena lupa atau tidak tahu. (Dan masalah apa saja yang merupakan wajib-

8
wajib sholat terjadi perbedaan pendapat dikalangan Ulama sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam pembahasan wajib-wajib sholat).
3. Dengan meninggalkan salah satu rukun sholat seperti takbirotul ihrom,
ruku’, sujud dan lain-lainnya, dan meninggalkan salah satu rukun ini
menyebabkan sholat batal secara muthlak, baik meninggalkannya secara
sengaja, lupa, atau karena tidak tahu.
4. Terkena najis. Jika segera menghilangkan najis tersebut maka tidak batal,
tapi kalau tidak langsung menghilangkannya maka sholatnya batal.
5. Membelakangi kiblat secara sengaja, karena sholat disyaratkan untuk
menghadap kiblat, adapun dalam sholat khouf maka membelakangi kiblat
tidak membatalkan.
6. Tersingkapnya sebagian besar auratnya dan tidak segera menutupnya,
adapun apabila segera menutupnya maka tidak mengapa, dalil wajibnya
untuk menutup aurat adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala.
7. Dengan menambahkan 1 rukun sholat, seperti menambah ruku’ atau sujud
secara sengaja.
8. Mengedepankan salah satu rukun dari rukun yang lainnya, seperti
melakukan sujud sebelum ruku’, karena dalam sholat setiap gerakannya
harus dilakukan secara berurutan.
9. Melakukan salam sebelum sempurnanya sholat secara sengaja. Dengan
mengubah makna bacaan surat al-fatihah, seperti ketika membaca “an’amta”
dengan mendhommahkan huruf ta-nya menjadi “an’amtu” atau
mengkasrohkan huruf ta-nya menjadi “an’amti” secara sengaja.
10. Dengan adanya penutup yang jauh untuk orang yang sholat telanjang
(karena ada udzur, yaitu tidak memiliki pakaian untuk sholat), contohnya
adalah ketika seseorang yang tidak memiliki pakaian untuk menutup
auratnya maka diharuskan baginya untuk sholat mencari sutroh/penutup
yang menutupi tubuhnya, apabila ia tidak mendapatinya maka ia boleh
sholat dalam kondisi telanjang. Namun ternyata dipertengahan sholatnya dia

9
mendapati sutroh/penutup namun letaknya jauh darinya maka hal tersebut
langsung menyebabkan batal sholatnya, karena kalau dia tetap sholat maka
dia sholat dalam keadaan auratnya terbuka sedangkan ada penutup yang bisa
menutupi tubuhnya, kalau dia mengambil penutup tersebut maka dia
membutuhkan gerakan langkah yang banyak, dan banyaknya gerakan bisa
membatalkan sholatnya, maka dari itu hanya dengan adanya sutroh/penutup
yang jauh darinya sudah menyebabkan sholat orang yang telanjang tadi
menjadi batal.
11. Dengan bersandar dengan sandaran tanpa adanya udzur dalam sholat fardhu,
dimana jika seandainya sandaran tersebut diambil maka ia akan jatuh. Hal
ini karena sholat fardhu diwajibkan untuk dilakukan dengan berdiri bagi
yang mampu.  Dan orang yang melakukan sholat dengan bersandar kepada
sesuatu yang dimana ketika sandarannya dijauhkan darinya maka dia akan
terjatuh, maka sejatinya dia tidak melakukan sholatnya dengan berdiri. Lain
halnya jika ia hanya bersandar ringan pada sesuatu, dimana jika sesuatu
tersebut diambil ia tidak jatuh dan pada hakikatnya ia masih berdiri, maka
sandaran seperti ini tidak membatalkan sholatnya karena tidak menafikan
kondisinya yang “masih dikatakan berdiri”.
12. Dengan kembalinya seseorang dengan sengaja ke posisi tasyahhud awal
(yang ditinggalkan karena lupa) setelah ia sudah dalam posisi tegak berdiri
dan memulai membaca al-fatihah, maka yang benar adalah ia tetap berada di
posisi berdirinya dan melanjutkan bacaannya, adapun tasyahhud awal yang
luput maka diganti dengan sujud sahwi.
13. Dengan kembalinya seseorang ke posisi ruku’ atau sujud untuk
mengucapkan tasbih (yang tertinggal karena lupa) setelah ia berada di posisi
i’tidal atau setelah ia berada di posisi duduk, dan ini qiyas dari yang
sebelumnya, ketika seseorang meninggalkan sesuatu yang wajib karena lupa
dan sudah berada posisi sempurna setelahnya maka hendaknya dia
melanjutkannya dan mengganti yang luput dengan sujud sahwi.

10
14. Dengan sengaja meninggalkan meminta ampunan (yang diucapkan ketika
duduk diantara dua sujud) setelah sujud kedua, karena ini termasuk wajib-
wajib sholat yang ketika ditinggalkan sengaja maka batal sholatnya.
Kaidahnya :  Sengaja meninggalkan salah satu kewajiban sholat maka
membatalkan sholat.
15. Dengan membatalkan atau memutuskan niat sholat ditengah gerakan sholat.
16. Mengucapkan huruf “ َ‫( ”ك‬Kamu) kata ganti kedua dalam kalimat “‫ك‬
َ ‫”إِيَّا‬
َ ‫ ”ال َّسالَ ُم َعلَ ْي‬dengan niat
dengan niat untuk selain Allah, dan pada kalimat “ ‫ك‬
untuk selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
17. Dengan tertawa terbahak, Ibnu Taimiyah pernah ditanya, “Bagaimana jika
ada seseorang tertawa ketika sholat, apakah sholatnya batal?”. 
Beliau rahimahullah menjawab, “Jika sekedar tersenyum, tidak
membatalkan sholat. Adapun jika tertawa apalagi sampai terbahak-bahak,
maka itu membatalkan sholat namun tidak membatalkan wudhu menurut
mayoritas ulama seperti Imam Malik, Imam Asy Syafi’i dan Imam
Ahmad”. 
18. Dengan bicara walaupun sedikit dengan sengaja dan bukan orang yang jahil
(tidak tahu (tidak mengerti) hukum berbicara ketika sholat) dan bukan pula
dalam kondisi lupa, karena tidak ada perbedaan antara sedikit dan
banyaknya bicara.
19. Batal sholat seorang makmum apabila melakukan takbirotul ihrom sebelum
takbirnya imam, karena imam adalah pemimpin sholat dan tidak boleh ada
satupun yang boleh memulai sholat ketika imam belum memulainya.
20. Batalnya sholat ma’mum apabila mendahului gerakan imamnya, karena
imam diangkat untuk diikuti, maka akan hilang fungsinya sebagai imam
ketika makmum tidak mengikutinya dna bahkan mendahulinya.
21. Batalnya sholat ma’mum apabila salam sebelum imamnya secara sengaja
tanpa ada udzur.

11
22. Batalnya sholat makmum jika ia sengaja (tanpa udzur) terlambat dari imam,
sehingga imam masuk pada rukun berikutnya. Karena sebagaimana
makmum tidak boleh mendahului imam, demikian juga makmum tidak
boleh terlambat dari imam sehingga terlambat 1 rukun . Karena mengikuti
imam hukumnya wajib, dan sesuai kaidah “sengaja meninggalkan
kewajiban dalam sholat mengakibatkan sholat batal”.
23. Dengan makan atau minum secara sengaja sedikit atau banyak dalam sholat.
24. Dengan melakukan gerakan terus menerus yang banyak menurut ‘urf.
25. Sholat batal dengan lewatnya wanita, atau anjing hitam, atau himar (keledai)
di depan orang yang sholat.
D. Amalan Ba’da Sholat
1. Istigfar Sebanyak 3 Kali
Salah satu dari 3 doa setelah sholat yang wajib dilafalkan adalah
membaca kalimat istighfar sebanyak tiga kali. Adapun bacaan lengkapnya
adalah sebagai berikut :
“Astaghfirullah hal’adzim, aladzi laailaha illahuwal khayyul qoyyuumu wa
atuubu ilaiih”.
Artinya: “Hamba mohon ampun kepada Allah yang maha besar. Tidak ada
tuhan melainkan dia Yang Maha Hidup yang terus-menerus mengurus
makhluknya, dan hamba bertobat kepadanya.”
2. Dzikir Memohon Ampunan
Bagian dari 3 doa setelah sholat Muhammadiyah dan artinya adalah
membaca dzikir untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Bacaan
tersebut adalah :
“Laa ilaha illallah wakhdahu laa syarika lahu, lahul mulku walahul khamdu
yukhyiiy wayumiitu wahuwa ‘alaa kulli syai’innqodiir.”
Artinya: “Tiada Illah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan

12
adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
3. Dzikir Memohon Perlindungan
Daftar urutan 9 doa setelah sholat fardhu selanjutnya adalah
mengucapkan dzikir untuk memohon perlindungan. Bacaan dzikir yang
dimaksud adalah:
“Allahumma ajirni minan-naar.”
Artinya: “Yaa Allah, lindungilah hamba dari panasnya api neraka.”
4. Membaca Pujian-Pujian Kepada Allah SWT
Selanjutnya dalam urutan doa sesudah sholat maghrib dan sholat fardhu
lainnya adalah membaca pujian-pujian yang ditujukan kepada Allah SWT
semata. Bacaan tersebut adalah:
“Allahumma angtassalam, wamingkassalam, wa ilayka ya’uudussalam
fakhayyina rabbanaa bissalaam wa-adkhilnaljannata darossalaam
tabarokta rabbanaa wata’alayta yaa dzaljalaali wal ikraam.
Artinya: “Yaa Allah Engkau-lah as salam, dan keselamatan hanya dari-Mu,
Maha Suci Engkau wahai Dzat yang memiliki semua keagungan dan
kemuliaan.”
5. Baca Tasbih, Tahmid, dan Tahlil
Setelah itu, dilanjut dengan membaca kalimat tasbih, tahmid, takbir dan
tahlil. Berikut ini bacaan doa setelah sholat 5 waktu tersebut secara lengkap :
a. Tasbih : “Subhanallah” yang artinya Maha Suci Allah dibaca sebanyak
33 kali
b. Tahmid : “Alhamdulillah” yang artinya Segala Puji Bagi Allah dibaca
sebanyak 33 kali
c. Takbir : “Allohuakbar” yang artinya Maha Besar Allah dibaca sebanyak
33 kali
d. Tahlil : “Laa Ilaha Illallah” yang artinya Tiada Tuhan selain Allah
dibaca sebanyak 33 kali

13
Bacaan di atas ditujukan untuk menunjukan kebesaran Allah SWT. Kita
hanya hamba-Nya yang tidak bisa melakukan apa-apa dan patut untuk
bersyukur dan menyembah-Nya.
6. Membaca Surat Al-Ikhlas
Doa setelah sholat fardhu dan artinya di urutan selanjutnya adalah
membaca surat Al-Ikhlas. Tujuan membaca surat ini adalah bukti sebagai
keikhlasan diri kita atas agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT
sebagai rahmat di muka Bumi. Setelah sholat fardu merupakan waktu yang
tepat untuk membaca surat ini. Surat ini merupakan surat yang ringan untuk
dihafal dan sering dijadikan sebagai surat dalam bacaan sholat.
7. Membaca Surat Al-Falaq
Surat Al-Quran selanjutnya yang dibaca sebagai doa setelah sholat
adalah surat Al-Falaq. Tujuan membaca surat ini untuk meminta
perlindungan. Surat Al-Falaq sendiri memiliki keutamaan sebagai doa untuk
melindungi diri dari sihir, bahaya, dan hal-hal jahat lainnya. Selain setelah
sholat, surat Al-Falaq juga dianjurkan dibaca ketika kita hendak akan tidur di
malam hari.
8. Membaca Surat An-Nas
Surat Al-Quran yang menjadi rangkaian doa setelah sholat adalah surat
An-Nas. Keutamaan membaca surat ini setelah sholat adalah untuk
menunjukan bahwa Allah SWT merupakan Maha Pengampun dan
memberikan pertolongan terhadap setiap umatnya. Selain itu surat An-Nas
juga merupakan bukti kebenaran Al-Quran dan juga sebagai kabar gembira
untuk setiap umat manusia.
9. Membaca Ayat Kursi
Surat selanjutnya adalah membaca Ayat Kursi. Ayat Kursi merupakan
doa setelah sholat yang memberikan manfaat untuk melindungi kita dari
berbagai godaan setan, kejahatan manusia, binatang buas dan juga dapat
melindungi keluarga kita dan harta benda yang kita miliki. Ayat Kursi

14
meliputi langit dan Bumi yang memiliki keutamaan tinggi. Berikut ini
bacaan Surat Ayat Kursi yang bisa Sedulur hafalkan:
“Allaahu laa illaa huwal-hayyul-qayyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa
nauum, lahuu maa fis-samawati wa maa fil-ard, man dzalladzii yasyfa’u
‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum,
wa laa yuhiithuuna bi syai’im min’ilmihii illaa bimaa syaa’a, wa si’a
kursiyyuhus-samaawaati wal-ard, wa laa ya’uudhuhuu hifzhuhumaa wa
huwal-‘aliyyul-‘azhiim.”
Artinya: “Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk
dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada tuhan
yang memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-
apa yang di hadapan dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”
10. Keutamaan Mengamalkan Doa Setelah Sholat Fardhu
Lalu, apa saja keutamaan mengamalkan bacaan doa setelah sholat fardhu
di atas? Menurut para ulama dan para ahli, setidaknya ada beberapa
keutamaan membaca urutan doa di atas, yaitu di antaranya:
a. Melengkapi khusyu’ sholat fardhu
b. Merupakan bagian dari rangkaian sholat fardhu
c. Mendapatkan pahala yang mulia
d. Salah satu jalan untuk masuk surga
e. Merupakan amalan terbaik di pandangan Allah SWT
f. Mendekatkan diri kepada Allah SWT
g. Melunturkan dosa-dosa di dunia

15
E. Bimbingan Sholat Untuk Pasien
1. Perawat Membacakan Doa Menjenguk Orang Sakit
Nabi muhammad SAW sangat menganjurkan kita sebagai umat islam untuk
menjenguk saudara kita khususnya sesama muslim saat muslim tersebut
menderita suatu penyakit atau sedang tertimpa musibah. Kita disunahkan
untuk mendoakan orang yang sakit agar diberikan kesembuhan.
2. Perawat Membimbing Berwudhu atau Bertayamum
Peran perawat dalam membimbing pasien untuk beribadah sebaiknya
diawali dengan
a. Mengingatkan pasien bahwa sudah masuk waktu sholat
b. Menawarkan pasien untuk beribadah atau tidak
c. Menanyakan kepada pasien apa memerlukan bimbingan dalam
melaksanakan sholat atau tidak
d. Menanyakan pasien apa memerlukan bimbingan dalam bersuci atau
tidak
Tidak semua orang yang sedang sakit mampu untuk berjalan lalu berwudhu
dengan air, beberapa hanya terbaring di tempat tidur padahal mereka di
wajibkan untuk beribadah, dalam konteks ini sholat bagi yang masih
mampu. Oleh karena itu, Allah swt memudahkan bagi orang-orang seperti
itu untuk bersuci walaupun tanpa air. Berikut adalah tata cara untuk
melakukan tayamum :
a. Membaca basmalah
b. Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga debu
melekat
c. Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu
yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi
d. Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati
fardhollillahi ta’aala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan
melakukan sholat karena Allah Ta’ala)

16
e. Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
f. Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
g. Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemari, tempelkan ke
debu, tekan-tekan hingga debu melekat
h. Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan untuk menipiskan debu
yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
i. Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan kiri
3. Perawat Membimbing Pasien Untuk Sholat
Setelah berwudhu, pasien kemudian dibimbing untuk melaksanakan
kewajibannya yaitu sholat. Jika pasien tidak mampu melaksanakan sholat
dengan berdiri, maka bisa dengan posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi
duduk  pasien bisa melakukan dalam posisi berbaring dengan menghadap ke
arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya sangat lemah bisa melakukan
solatnya dalam hati. Sesuai dengan hadits Imran Bin Husain
Radhiyallahu‘anhu diatas maka dapat dijabarkan tentang tata cara sholat
bagi orang yang sakit .Tata caranya yaitu :
a. Diwajibkan bagi orang yang sakit untuk sholat dengan berdiri apabila
mampu dan tak khawatir sakitnya bertambah parah, karena berdiri
dalam sholat wajib merupakan rukun sholat.
b. Orang sakit yang mampu berdiri namun tidak mampu ruku’ atau sujud ,
dia tetap wajib berdiri. Dia harus sholat dengan berdiri dan melakukan
rukuk dengan menundukkan badannya.
c. Orang sakit yang tidak mampu berdiri, maka dia melakukan sholatnya
dengan duduk, berdasarkan hadits Imrân bin Hushain dan ijma para
ulama.
d. Orang sakit yang khawatir akan bertambah parah sakitnya atau
memperlambat kesembuhannya atau sangat susah berdiri,
diperbolehkan sholat dengan duduk.

17
e. Orang sakit yang tidak mampu melakukan sholat berdiri dan duduk,
cara melakukannya adalah dengan berbaring, boleh dengan miring ke
kanan atau ke kiri, dengan menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
f. Orang sakit yang tidak mampu berbaring, boleh melakukan sholat
dengan terlentang dan menghadapkan kakinya ke arah kiblat, karena hal
ini lebih dekat kepada cara berdiri.
g. Apabila tidak mampu menghadap kiblat dan tidak ada yang
mengarahkan atau membantu mengarahkannya, maka hendaklah dia
sholat sesuai keadaannya tersebut.
h. Orang sakit yang tidak mampu sholat dengan terlentang maka sholatnya
sesuai keadaannya.
i. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan sholat dengan semua
gerakan di atas (Dia tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan
tidak mampu juga dengan matanya), hendaknya dia melakukan sholat
dengan hatinya.
j. Apabila sholat orang yang sakit mampu melakukan perbuatan yang
sebelumnya tidak mampu, baik keadaan berdiri, ruku’ atau sujud, maka
dia wajib melaksanakan sholatnya dengan kemampuan yang ada dan
menyempurnakan yang tersisa.
k. Apabila yang orang sakit tidak mampu melakukan sujud di atas tanah,
hendaknya dia cukup menundukkan kepalanya dan tidak mengambil
sesuatu sebagai alas sujud.
4. Perawat Membimbing Pasien Untuk Berdzikir dan Berdoa
Kekuatan doa memang tak ada yang menandingi, seseorang yang sedang
terkena musibah atau sedang sakit sebaiknya berdoa kepada Allah swt untuk
memohon kesembuhan karena hanya Allah swt maha pemberi kesembuhan.
Dalam konteks ini, perawat harus membimbing pasien dalam hal berdoa dan
meyakinkan pasien bahwa kita harus berdoa dan memohon kesembuhan
agar cepat sembuh. Perawat harus membimbing pasien untuk selalu berdoa

18
dan berserah diri kepan allah agar diberi kesembuhan. Perawat  juga harus
membimbing pasien yang mendekati ajalnya dengan menuntun
mengucapkan lafal laa ilaha illalah.
5. Perawat Membimbing Pasien Membaca Al-Quran
Bimbinglah  pasien dengan membaca Al-Quran  terutama ayat-ayat suci Al
Qur’an yang ada hubungannya dengan orang sakit, rahmat Allah, dan
karunia Allah, dengan begitu pasien akan termotivasi untuk sembuh. Selain
itu memberikan pengertian bagi pasien agar membaca Al-Quran, daripada
mengeluh atas penyakit yang dideritanya karena dengan membaca Al-Quran
kita bisa mendapat pahala dari Allah swt.
6. Perawat Membimbing Pasien Dalam Menjalankan Ibadah Puasa
Perawat membimbing pasien yang dibolehkan melaksanakan ibadah puasa
jika kondisi pasien memungkinkan untuk berpuasa, dengan cara
memperhatikan asupan makan pasien serta memperhatikan pola makan.
Kemudian perawat juga harus memberi pengertian kepada pasien yang
kondisinya tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

19
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sholat merupakan penyerahan diri secara totalitas untuk menghadap
Tuhan, dengan perkataan dan perbuatan menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan. Sholat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf
tanpa terkecuali. Sholat merupakan syarat menjadi taqwa. Taqwa merupakan hal
yang paling penting dalam Islam karena dapat menentukan amal/tingkah laku
manusia, orang-orang yang betuk-betuk taqwa tidak mungkin melaksanakan
perbuatan keji dan munkar, dan sebaliknya. Salah satu persyaratan orang-orang
yang betul-betul taqwa ialah dinataranya mendirikan sholat sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat Al-Baqarah. Sholat merupakan benteng kemaksiatan,
artinya bahwa sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai
perawat dapat memahami apa itu sholat, macam-macam sholat, apa saja yang
membatalkan sholat, amalan-amalan setelah sholat, serta bagaimana
membimbing pasien yang sakit untuk melakukan sholat sehingga kita mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

20
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, S.A. Zainal, Kunci Ibadah, (Semarang : PT.Karya Toha Putra Semarang,
2001)

Hamid , Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung : Pustaka Setia, 2009).

https://bekalislam.firanda.com/3007-pembatal-pembatal-shalat.html
https://superapp.id/blog/lifestyle/doa-setelah-sholat/
https://www.mengukirperadaban.com/2015/05/makalah-salat-pengertian-macam.html?
m=1

21

Anda mungkin juga menyukai