Konseling
Fungsi, peran dan optimalisasi minat, bakat dan kepribadian dalam
perencanaan karier
Tugas Kelompok Mata Kuliah Profesi BK yang dibimbing oleh dosen: Hardiyansyah
Masya S.Pd
Oleh Kelompok 3, BKI Kelas A:
Maryanti
Pajri Sidik
Renita Susanti
Rival
Satya Fattah Ibrahim
Septio Mauliana
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas tentang fungsi, Peranan dan Optimalisasi Minat,
Bakat dan Kepribadian dalam halnya Perencanaan Karier, yaitu:
1. Pengertian Karier
2. Pengertian Perencanaan Karier
3. Fungsi dan Peranan dalam Perencanaan Karier
4. Optimalisasi Minat, Bakat dan Kepribadian Dalam Perencanaan Karier
2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Karir
Sebelum mengenal karir, harus terlebih dahulu mengenal konsep bekerja,
pekerjaan, jabatan, lalu karir. Bekerja ialah konsep dasar yang menunjuk pada
sesuatu yang kita lakukan karena kita menginginkannya, dan dengan harapan
dapat kita nikmati. Pekerjaan adalah posisi ketenagakerjaan dalam suatu jabatan,
mungkin kita dapat melakukan banyak pekerjaan dalam suatu jabatan, sebab
pekerjaan itu menghasilkan uang yang kita butuhkan dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari ataupun untuk melakukan serta membeli hal-hal yang kita sukai.
Jabatan adalah lapangan kerja kita, profesi kita, yang mungkin saja berganti-ganti
selama beberapa waktu sepanjang hidup kita. Karir adalah seluruh kehidupan
kerja kita. Setiap jenjang karir yang kita tempuh mungkin terdiri dari satu atau
beberapa jabatan, yang semakin meningkat seiring dengan pengalaman kerja kita
(Corey & Corey, 2006).
Menurut Wilson (2006), karir adalah keseluruhan pekerjaan yang kita lakukan
selama hidup kita, baik itu dibayar maupun tidak. Selanjutnya Collin (dalam
Kristanto, 2003) menambahkan bahwa karir muncul akibat interaksi seseorang
dengan organisasi dan lingkungan sosialnya. Gibson dkk (1995) merumuskan
karir sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan
aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas
kerja yang terus berkelanjutan.
3
2. Pengertian Perencanaan Karir
Menurut Rosari (2002) perencanaan karir adalah proses yang sengaja dibuat agar
individu menjadi sadar akan atribut-atribut yang berkenaan dengan karir personal
(personal career related) dan serangkaian panjang tahap-tahap yang menyumbang
pada pemenuhan karirnya. Dapat dikatakan juga perencanaan karir adalah proses
seseorang memilih sasaran karir dan jalur ke sasaran itu.
Menurut Corey & Corey (2006), perencanaan karir adalah suatu proses yang
mencakup penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah karir. Selanjutnya
menurut Kleineckht & Hefferin (dalam Gail, Janice, Linda & Mary, 2004),
perencanaan karir adalah proses penilaian diri dan penetapan tujuan karir yang
selalu berkesinambungan. Witko, Bernes, Magnusson, Bardick (2005)
menyatakan bahwa perencanaan karir adalah proses yang harus dilewati sebelum
melakukan pengambilan keputusan karir. Perencanaan karir menjadi suatu hal
yang penting karena dengan adanya perencanaan karir maka akan mengurangi
ketegangan dan kekalutan individu dalam mencari informasi karir pengambilan
keputusan akan karir yang diinginkan.
Menurut Triana (2004, dalam Wati, 2005) perencanaan karir merupakan salah
satu komponen yang penting dalam mempersiapkan diri untuk memilih
pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang diinginkan. Perencanaan karir terdiri dari
persiapan diri dan menyusun daftar pilihan karir dengan lebih baik, yang dapat
dilakukan dengan cara memperbanyak informasi tentang persyaratan dunia kerja
yang dibutuhkan, menambah keterampilan, dan lain sebagainya.
Kleinknecht & Hefferin (dalam Donner & Wheeler, 2001) menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan perencanaan karir adalah suatu proses berkelanjutan dari
penilaian diri dan penetapan tujuan. Sedangkan menurut Crane (1986),
perencanaan karir adalah proses individual dalam memilih pekerjaan dan
merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mendapatkan
pekerjaan itu.
4
Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2006) merumuskan perencanaan karir sebagai
proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karir. Proses ini mencakup tiga
aspek utama yaitu pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan
dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara
diri sendiri dan dunia kerja.
Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan
karir individual (individual career planning) dan perencanaan karir organisasional
(organizational career planning). Perencanaan karir individual (individual career
planning) terfokus pada individu yang meliputi latihan diagnostik, dan prosedur
untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan
kemampuannya. Prosedur ini meliputi suatu pengecekan realitas untuk membantu
individu menuju suatu identifikasi yang bermakna dari kekuatan dan
kelemahannya dan dorongan memimpin kekuatan dan mengoreksi kelemahan.
Dengan demikian perencanaan karir individual meliputi :
5
1) penilaian diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan, aspirasi,
preferensi, kebutuhan, ataupun jangkar karirnya (career anchor),
2) penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang
tersedia baik di dalam maupun di luar organisasi,
3) penyusunan tujuan karir berdasarkan evaluasi diri,
4) pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta
pengembangan strategi karir,
5) perencanaan transisi karir.
6
perencanaan karir tertentu dan lebih memahami tujuan pengembangan
karir organisasional.
7
memiliki kualifikasi yang tepat, maka fakta ini dapat mengidentifikasi
kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan.
8
karyawan individual dan memastikan bahwa kebutuhankebutuhan tersebut dapat
tercapai.
Semua kegiatan penstafan, dengan kata lain, dapat digunakan untuk memuaskan
kebutuhan baik organisasi maupun individu sedemikian rupa sehingga organisasi
mendapatkan kinerja yang diperbaiki dari angkatan kerja yang lebih
bertanggungjawab serta karyawan mendapatkan suatu karir yang lebih
meyakinkan dan lebih menantang.
Menurut Soetjipto, dkk (2002 : 276) program manajemen karir meliputi konseling
karyawan, melacak pekerjaan, keahlian, dan pengalaman relevan lainnya dari
karyawan, menawarkan workshop dalam perencanaan karir dan kehidupan,
menekankan penilaian kinerja yang bersifat pengembangan dan mengadakan
pusat penilaian. Aktivitas perencanaan karir terfokus pada membantu perencanaan
karir individu, menyediakan nasehat untuk membantu individu secara efektif
berpindah di dalam organisasi, dan membentuk aneka urutan pekerjaan atau jalur
karir bagi karyawan.
9
2) Mengembangkan karyawan-karyawan yang dapat dipromosikan.
3) Memfasilitasi penempatan karyawan.
4) Membantu menciptakan keragaman pekerjaan.
5) Memperkecil perpindahan (turn-over).
6) Membuka saluran potensi karyawan.
7) Memajukan pertumbuhan individu.
8) Mengurangi kasalahan dalam penempatan.
9) Memuaskan kebutuhan individu.
10) Mengurangi penumpukan karyawan.
A. Minat
Menurut Hurlock (2004), pada masa remaja terjadi perubahan minat seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Ada tujuh minat utama pada masa
remaja, yaitu (1) minat rekreasi; (2) minat sosial; (3) minat-minat pribadi; (4)
minat pendidikan; (5) minat pekerjaan; (6) minat pada agama; dan (7) minat pada
simbol dan status. Dalam kaitanya dengan perencanaan karir remaja, ada dua
minat remaja yang penting, yaitu:
10
pada karir seringkali menjadi pikiran. Hal ini disebabkan karena pada
masa remaja, individu belajar membedakan anatara pilihan pekerjaan yang
disukai dan pekerjaan yang dicita-citakan. Remaja yang lebih tua akan
lebih memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa yang mampu
dilakukan. Semakin mereka mendengar dan membicarakan berbagai jenis
pekerjaan, semakin ia kurang yakin mengenai apa yang akan dilakukan.
Selain itu remaja juga memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan yang
diinginkan. Karena sikap terhadap perkejaan lambat kaun menjadi
realistik, sebagian besar remaja mengubah pandangannya tentang
penjajakan dan mungkin bekerja sambilan sesudah pulang sekolah.
Pengalaman kerja akan memberikan informasi lebih banyak sehingga
dapat dijadikan dasar dalam membuat keputusan akhir mengenai karir.
Seseorang yang memangku jabatan belum cukup lama atau terlalu singkat
maka akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut ini :
11
Seseorang yang memangku jabatan terlalu lama dalam suatu organisasi maka
akan mengakibatkan hal-hal seperti berikut ini :
a) Adanya rasa bosan karena pekerjaan yang sama dan rutinitas sehingga
kurang bervariasi.
b) Sikap pasif dan apatis sehingga menurunnya motivasi dan inisiatif
dalam bekerja.
c) Mengumpulkan kreativitas karena kurang tantangan yang berarti.
d) Menimbulkan iklim kerja yang statis dan menutup kemungkinan
pejabat baru dari generasi penerusnya.
B. Bakat
Bakat adalah kapasitas atau kemampuan khusus dalam diri individu yang dibawa
sejak lahir dan terkait dengan struktur otak. Istilah bakat terjemahan dari aptitude,
yang merupakan potensi atau kemampuan yang potensial yang perlu
dikembangkan atau dilatih. Bakat terkait dengan unjuk kinerja atau penguasaan
pola tingkah laku tertentu.
12
disebut memiliki bakat. Individu yang dengan kemampuan khusus yang tinggi
dalam berbagai bidang atau menunjukkan keunggulan secara umum pada berbagai
kapasitas dapat disebut berbakat.
Menurut Super (dalam Winkel & Hastuti, 2006) perencanaan garis besar masa
depan (crystallizaion) terjadi antara umur 14 sampai 18 tahun, yang terutama
bersifat kognitif dengan meninjau diri sendiri dan situasi hidupnya. Perencanaan
karir merupakan tugas perkembangan karir pada fase eksplorasi (exploration),
dari umur 15 sampai 24 tahun, dimana orang muda memikirkan berbagai alternatif
jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat. Fase ini merupakan
13
fase paling penting sesudah fase paling awal yang harus dilalui pertama kali, yaitu
fase pengembangan (growth), dari saat lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun,
dimana anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan khas, sikap, minat,
dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam struktur gambaran diri (self-
concept structure).
C. Kepribadian
Simamora (2001:519) juga mengatakan bahwa kepribadian seseorang (termasuk
nilai-nilai, motivasi, dan kebutuhan) merupakan hal yang penting dalam
menentukan pilihan karir. Terdapat enam orientasi pribadi yang menentukan
jenis-jenis karir yang dapat memikat individu untuk menentukan pilihan karirnya.
Ke enam jenis orientasi pribadi tersebut adalah :
1) Orientasi realistik.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitasaktivitas fisik yang menuntut keahlian, kekuatan, dan koordinasi.
Beberapa contoh : pertanian, kehutanan, dan agrikultur.
2) Orientasi investigatif.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitasaktivitas kognitif (berpikir, berorganisasi, pemahaman) daripada
yang afektif (perasaan, akting, dan emosional). Beberapa contoh : biolog,
ahli kimia, dan dosen.
3) Orientasi sosial.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitasaktivitas antarpribadi daripada fisik atau intelektual. Beberapa
contoh : psikologi klinis, layanan asing dan kerja sosial.
4) Orientasi konvensional.
14
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitasaktivitas terstruktur dan teratur. Beberapa contoh : akuntan dan
bankir.
5) Orientasi perusahaan.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan aktivitas
aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa
contoh : manajer, pengacara dan tenaga humas.
6) Orientasi artistik.
Individu tipe ini akan terpikat dengan karir yang melibatkan
aktivitasaktivitas ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan
individualistik. Beberapa contoh : artis, eksekutif periklanan, dan musisi.
Sebagian besar individu mempunyai lebih dari satu orientasi pribadi. Semakin
mirip dan cocok orientasi-orientasi pribadi tersebut, maka semakin kecil terjadi
konflik internal dalam diri individu untuk menentukan pilihan karir.
15
PENUTUP
KESIMPULAN
Perencanaan karier adalah suatu perencanaan tentang kemungkinan seorang
karyawan suatu organisasi atau perusahaan sebagai individu meniti proses
kenaikan pangkat atau jabatan sesuai persyaratan dan kemampuannya. Ruang
lingkup perencanaan karier mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Perencanaan jenjang jabatan atau pangkat karyawan.
2) Perencanaan tujuan-tujuan organisasi atau perusahaan.
Dalam peyusunan perencanaan karier diperlukan empat hal pokok, yaitu :
1) Jabatan Pokok dan Jabatan Penunjang
2) Pola Jalur Karier Bertahap
3) Jabatan Struktural
4) Tenggang Waktu
Dalam perencanaan karier perlu dipertimbangkan beberapa hal, terutama yang
menyangkut masa jabatan atau pemindahan jabatan seseorang yang berpengaruh
pada jenjang kariernya. Pertimbangan tersebut antara lain :
1) Masa Jabatan yang Singkat
2) Masa Jabatan yang Terlalu Lama
3) Keinginan Pindah jabatan
DAFTAR PUSTAKA
Walgito, Bimo. 2004, Bimbingan & Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
Andi Offset.
http://saputra83.blog.friendster.com/2010/07/pengertian-perencanaan-karier/
http://shelmi.wordpress.com/2008/10/25/perencanaan-karir/
16