Anda di halaman 1dari 2

Nama: Mellati Dian Utami

NIM: 20190340063
Tutorial: 5

Resume Jurnal PBL 3 Blok 17


Factors Affecting Quality of Health Service and Patient Satisfaction in Community
Health Centers in North Lampung, Sumatera
Widayati, Mulia Yuli dkk.
1. Pendahuluan
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah seperangkat tujuan, target, dan
indikator pembangunan berkelanjutan yang bersifat universal. Salah satu tujuan SDGs adalah
tujuan di bidang kesehatan, dimana tujuan ketiga disebutkan untuk menjamin kehidupan yang
sehat dan kesejahteraan bagi setiap orang. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat
pertama, dengan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI,
2014). Kualitas pelayanan kesehatan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien. Hal ini
sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Batbaatar dkk. (2016) bahwa indikator mutu
pelayanan kesehatan memiliki pengaruh yang kuat dan positif terhadap kepuasan pasien.
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Lankarani et al. (2016) yang menyatakan bahwa
kepuasan pasien merupakan indikator kualitas pelayanan dan efisiensi pelayanan kesehatan.
Provinsi Lampung tahun 2015, termasuk 10 besar provinsi yang memiliki tingkat
pertumbuhan Puskesmas yang rendah, walaupun rasio tersebut belum sepenuhnya
menggambarkan kondisi aktual akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien di Puskesmas Lampung
Utara Sumatera.
2. Subjek dan Metode
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross
sectional. Penelitian dilakukan di 25 Puskesmas, Lampung Utara, Sumatera, pada bulan
Januari 2017. Populasi sasaran adalah semua pasien yang berkunjung ke Puskesmas.
Sedangkan populasi sumber adalah seluruh pasien yang berkunjung ke Puskesmas di
Kabupaten Lampung Utara untuk mendapatkan pelayanan Puskesmas yang terdiri dari 27
Puskesmas. Jumlah sampel sebanyak 200 subjek penelitian dikumpulkan dengan Jumlah
sampel yang dipilih sebanyak 200 secara simple random sampling. Sebanyak 25 Puskesmas
dipilih secara stratified random sampling. Variabel terikat adalah kualitas pelayanan dan
kepuasan pasien. Variabel bebas adalah pendidikan, pendapatan, frekuensi kunjungan, dan
status akreditasi puskesmas. pendidikan didefinisikan sebagai tingkat pendidikan formal yang
pernah ditempuh oleh responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Uji
validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 pasien yang berkunjung ke Puskesmas di
Kabupaten Lampung Utara. Karakteristik subjek penelitian ditunjukkan dengan frekuensi dan
persentase. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson. Izin etik penelitian diperoleh
dari Panitia Penelitian RS Dr. Moewardi. Etika penelitian termasuk informed consent,
anonimitas, dan kerahasiaan.
3. Hasil
Berdasarkan hasil analisis multilevel, variabel pada kelompok fixed effect yang
berperan dalam meningkatkan dan menurunkan nilai kepuasan pasien secara signifikan
adalah pendapatan. Hasil faktor ICC yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah 13,79%.
Hal ini menunjukkan bahwa status akreditasi puskesmas memiliki pengaruh kontekstual
terhadap kepuasan pasien variasi 13,79%. Angka ini lebih besar dari standar peran ibu jari 8-
10% maka pengaruh kontekstual Puskesmas ditampilkan dari analisis bertingkat sangat
penting untuk diperhatikan. Puskesmas dengan status akreditasi utama meningkatkan
kemungkinan memberikan kepuasan pasien yang lebih tinggi daripada posyandu dengan
tingkat menengah dan dasar bahkan dengan yang tidak terakreditasi.
4. Diskusi
Pendapatan keluarga berpengaruh negatif terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Semakin tinggi pendapatan pasien maka semakin besar pula harapan pasien untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dari tenaga Kesehatan. Temuan ini
konsisten dengan Mapatano dkk., (2017) bahwa persepsi kualitas pelayanan kesehatan
tergantung pada sosial ekonomi pasien. Findikdkk., (2010) menyatakan bahwa keberhasilan
pengobatan berhubungan dengan status sosial ekonomi. Pasien dengan pendapatan rendah
cenderung memberikan penilaian kualitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Pendidikan
berpengaruh terhadap persepsi kualitas pelayanan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
masyarakat. Semakin tinggi pendidikan pasien, semakin rendah penilaian mutu pelayanan
kesehatan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Temuan ini sesuai dengan Péfoyo dan
Wodchis (2013) bahwa pasien dengan pendidikan tinggi memiliki harapan yang lebih tinggi
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. rekuensi kunjungan berhubungan positif
dengan kualitas pelayanan kesehatan. Semakin sering pasien berkunjung ke Puskesmas, maka
semakin tinggi pula nilai mutu pelayanan kesehatan. Temuan ini konsisten dengan Birhanu et
al. (2010) bahwa frekuensi kunjungan memiliki hubungan dengan persepsi kualitas pelayanan
yang diberikan oleh petugas karena rata-rata pasien yang berkunjung akan memberikan
penilaian yang lebih tinggi terhadap kualitas pelayanan.
5. Kesimpulan
Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh pendapatan, pendidikan, dan frekuensi
kunjungan ke puskesmas. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh pendapatan, pendidikan,
frekuensi kunjungan, dan kualitas pelayanan. Status akreditasi Puskesmas memiliki pengaruh
kontekstual yang cukup besar terhadap kepuasan pasien.

Anda mungkin juga menyukai