Anda di halaman 1dari 4

BIOGRAFI

MUSSO

Musso atau Paul Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso
lahir di Kediri, Jawa Timur tahun 1897. Musso berasal dari keluarga berada dan hidupnya
berkecukupan. Ayahnya, Mas Martorejo adalah pegawai bank di Kecamatan Wates. Ibunya
mengelola kebun kelapa dan kebun mangga. Sedari kecil Musso rajin mengaji di mushala di
desanya. Pada usia 16 tahun Musso melanjutkan pendidikan ke sekolah guru di Batavia. Di
Batavia Musso diangkat anak oleh G.A.J. Hazeu.

Musso adalah salah satu pemimpin PKI di awal 1920-an. Dia adalah pengikut Stalin dan
anggota dari Internasional Komunis di Moskwa. Pada tahun 1948, Musso memimpin
pemberontakan PKI di Madiun. Pemberontakan ini diawali dengan jatuhnya kabinet RI yang
pada waktu itu dipimpin oleh Amir Sjarifuddin karena kabinetnya tidak mendapat dukungan
lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville. Lalu dibentuklah kabinet baru dengan
Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta kelompok-kelompok sayap
kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut. Ia merasa kecewa karena
kabinetnya jatuh kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal 28 Juni
1948 dan melakukan pemberontakan di Madiun. Front Demokrasi Rakyat (FDR) ini
didukung oleh Partai Sosialis Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, PKI, dan Sentral
Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Kelompok ini seringkali melakukan aksi-
aksinyaantaralain:
1. Melancarkan propaganda anti pemerintah.
2. Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi para buruh di perusahaan misalnya di
pabrik karung di Delanggu Klaten.
3. Melakukan pembunuhan-pembunuhan misalnya dalam bentrokan senjata di Solo
tanggal 2 Juli 1948, Komandan Divisi LIV yakni Kolonel Sutarto secara tiba-tiba
terbunuh. Pada tanggal 13 September 1948 tokoh pejuang 1945, Dr. Moewardi diculik
dan dibunuh.

Dalam sidang Politbiro PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948, Musso, menjelasan
tentang “pekerjaan dan kesalahan partai dalam dasar organisasi dan politik” dan menawarkan
gagasan yang disebutnya “Jalan Baru untuk Republik Indonesia”. Musso menghendaki satu
partai kelas buruh dengan memakai nama yang bersejarah, yakni PKI. Untuk itu harus
dilakukan fusi tiga partai yang beraliran Marxsisme-Leninisme: PKI ilegal, Partai Buruh
Indonesia (PBI), dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). PKI hasil fusi ini akan memimpin
revolusi proletariat untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang disebut "Komite Front
Nasional". Selanjutnya, Musso menggelar rapat raksasa di Yogya. Di sini dia melontarkan
pentingnya kabinet presidensial diganti jadi kabinet front persatuan. Musso juga menyerukan
kerjasama internasional, terutama dengan Uni Soviet, untuk mematahkan blokade Belanda.
Untuk menyebarkan gagasannya, Musso beserta Amir dan kelompok-kelompok kiri lainnya
berencana untuk menguasai daerah-daerah yang dianggap strategis di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, yaitu Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo.
Penguasaan itu dilakukan dengan agitasi, demonstrasi, dan aksi-aksi pengacauan
lainnya.Rencana itu diawali dengan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh yang dianggap
musuh di kota Surakarta (Solo), serta mengadudomba kesatuan-kesatuan TNI setempat,
termasuk kesatuan Siliwangi yang ada di sana.

Aksi pengacauan di Solo yang dilakukan PKI ini selanjutnya meluas dan mencapai
puncaknya pada tanggal 18 September 1948. PKI berhasil menguasai Madiun dan sekitarnya
seperti Blora, Rembang, Pati, Kudus, Purwadadi, Ponorogo, dan Trenggalek. PKI
mengumumkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia.” Setelah menguasai Madiun para
pemberontak melakukan penyiksaan dan pembunuhan besar-besaran. Pejabat-pejabat
pemerintah, para perwira TNI dan polisi, pemimpin-pemimpin partai, para ulama, dan tokoh-
tokoh masyarakat banyak yang menjadi korban keganasan PKI. Pemberontakan PKI di
Madiun ini bertujuan meruntuhkan pemerintah RI yang berdasarkan Proklamasi 17 Agustus
1945 yang akan diganti dengan pemerintahan yang berdasar paham komunis.

Oleh Karena itu pemerintah bersama rakyat segera mengambil tindakan tegas
terhadap kaum pemberontak. Dalam usaha mengatasi keadaan, Pemerintah mengangkat
Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya,
yang meliputi Semarang, Pati, dan Madiun. Panglima Jenderal Sudirman segera
memerintahkan kepada Kolonel Gatot Soebroto di Jawa Tengah dan Kolonel Soengkono di
Jawa Timur agar mengerahkan kekuatan kekuatan TNI dan polisi untuk menumpas kaum
pemberontak. Karena Panglima Besar Jenderal Sudirman sedang sakit maka pimpinan
operasi penumpasan diserahkan kepada Kolonel A. H. Nasution, Panglima Markas Besar
Komando Jawa (MBKD). Walaupun dalam operasi penumpasan PKI Madiun ini menghadapi
kesulitan karena sebagian besar pasukan TNI menjaga garis demarkasi menghadapi Belanda,
dengan menggunakan dua brigade kesatuan cadangan umum Divisi III Siliwangi dan brigade
Surachmad dari Jawa Timur serta kesatuan-kesatuan lainnya yang setia kepada negara
Indonesia maka pemberontak dapat ditumpas. Pada tanggal 30 September 1948 seluruh kota
Madiun dapat direbut kembali oleh TNI. Musso yang melarikan diri ke luar kota dapat
dikejar dan ditembak TNI. Sedangkan Amir Syarifuddin tertangkap di hutan Ngrambe,
Grobogan, daerah Puwadadi dan dihukum mati. Akhirnya pemberontakan PKI di Madiun
dapat dipadamkan meskipun banyak memakan korban dan melemahkan kekuatan pertahanan
RI.

KOMENTAR : Dari kisah pemberontakan PKI yang dipimpin muso dapat diambil
beberapa hikmah, yaitu jangan mementingkan ego sendiri, Indonesia adalah negara yang
tidak cocok dengan pemerintahan berdasar paham komunis. Dalam kasus ini, pemerintah
sudah melakukan yang terbaik untuk operasi penumpasan, meskipun menurut saya sudah
agak terlambat.
Daftar Pustaka
Diakses pada : Sabtu, 3 September 2016 pukul 20.45

file:///D:/ida/Pemberontakan%20PKI%201948%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.htm

file:///D:/ida/Pemberontakan%20PKI%201948%20-%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.htm

http://harunarcom.blogspot.co.id/2011/07/28-pemberontakan-partai-komunis.html

Anda mungkin juga menyukai