Anda di halaman 1dari 39

PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama


yang berada di daerah/kecamatan, tentunya merupakan Unit Pelaksanaan
Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang berfungsi sebagai
organisasi untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas salah satunya adalah


upaya promotif dan preventif yang menitikberatkan pada kemandirian dan
pemberdayaan masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Pelayanan
kesehatan Preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit, yang termasuk dalam upaya kesehatan masyarakat ( UKM ).
Penguatan UKM di Puskesmas mutlak diperlukan, yang mencakup dua macam
UKM, yaitu UKM esensial dan UKM pengembangan. Puskesmas wajib
melaksanakan UKM esensial yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan
lingkungan yang berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang berada di daerah wilayah kerja puskesmas.
Program kesehatan lingkungan sebagai UKM esensial yang ada di
Puskesmas memiliki peranan penting sebagai ujung tombak pelaksana teknis
yang langsung berhadapan dengan masyarakat, segala bentuk permasalahan
lingkungan yang berada di desa/daerah wilayah kerja Puskesmas yang berkaitan
erat hubungannya dengan kesehatan dan berdampak bagi masyarakat yang ada
didalamnya merupakan tanggung jawab Puskesmas yang di bebankan pada
program kesehatan lingkungan untuk membina, memantau, mengidentifikasi dan
menganalisa sampai kepada manajemen pengendalian terhadap permasalahan
lingkungan yang ada.

1
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Begitupun program kesehatan lingkungan yang berada di Puskesmas


Parungkuda tak kalah penting memiliki peranan terhadap upaya pelayanan di
bidang Preventif ( pencegahan ) terhadap daerah/desa yang ada diwilayah
kerjanya. Upaya tersebut terimplimentasi melalui program prioritas yaitu antara
lain (1) pengawasan air bersih, (2) pengelolaan limbah rumah tangga ( SPAL ),
(3) peningkatan dan pengawasan rumah sehat, (4) pemberantasan sarang-
sarang nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk, serta penanggulangan
penderita penyakit yang berbasis lingkungan dan (5) perubahan perilaku melalui
metode pemicuan STBM.
Beberapa indikator sanitasi lingkungan yang direkomendasikan oleh Dinas
Kesehatan Kab. Sukabumi sebagai upaya terhadap pemantauan kesehatan
lingkungan yang berada di wilayah kerjanya dan juga sebagai intrumen terhadap
penilaian kinerja Puskesmas khusus program kesehatan lingkungan antara lain
persentase cakupan pengawasan rumah sehat 75%, Sarana Air bersih 80%,
pengawasan Jamban sehat 75%, SPAL 80%, pengawasan sanitasi tempat-
tempat umum ( TTU ) 75%, TPM 75%, Industri 75% dan kegiatan Klinik sanitasi
25% dari kunjungan pasien/klien Puskesmas Parungkuda.
Peranan kesehatan lingkungan yang berada di Puskesams Parungkuda yang
salah satunya menelaah masalah sanitasi lingkungan dan penyakit berbasis
lingkungan adalah klinik sanitasi. Klinik sanitasi yang ada di Puskesmas
Paungkuda selain bertujuan sebagai penggalian terhadap permasalahan
lingkungan pasien/klien namun juga untuk mengetahui perkembangan
penyelesaian permasalahan kesehatan lingkungan yang melibatkan masyarakat,
lintas program dan lintas sektor. Tentunya petugas kesehatan lingkungan yang
ada di Puskesmas Parungkuda sebagai pengelola klinik sanitasi dituntut
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membantu menemukan
masalah lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak
diderita oleh masyarakat.
Sangat penting sekali bagi Puskesmas Parungkuda terutama program
kesehatan lingkungan yang ada didalamnya untuk memiliki data berupa Profil
Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Parungkuda tahun 2018 sebagai
bukti terhadap kinerja yang bisa dijadikan acuan keberhasilan program kesehatan
lingkungan di tahun berikutnya. Tidak hanya itu profil ini juga bisa dijadikan
sebagai sumber data dan informasi resmi. Karena penyusunan profil ini telah

2
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

melibatkan lintas programmer terkait dan data yang diperoleh langsung dari
lapangan wilayah kerja Puskesmas Parungkuda. Profil ini disajikan secara
sederhana dan informatif dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Umum

Tujuan disusunnya Laporan Program Kesehatan Lingkungan adalah


tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan
lingkungan secara berhasil guna dan berdayaguna sebagai upaya
peningkatan terhadap kinerja Program Kesehatan Lingkungan di tahun
berikutnya.
1.2.2. Khusus

Tujuan khusus dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:


1 Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan program yang telah
direncanakan selama tahun anggaran 2018
2 Sebagai bahan penilaian kinerja program kesehatan lingkungan dan
kinerja petugas pemegang program kesehatan lingkungan
3 Sebagai bahan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan
menjadi bahan acuan untuk menyusun rencana kegiatan tahun selanjutnya

1.3 VISI DAN MISI


a.VISI
Terwujudnya Masyarakat Kcamatan Paungkuda Religius,Sehat Dan
Mandiri

b.MISI
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan ang bermutu, Ramah, Berahlak mulia,
mrta dan terjangkau bagi masyarakat
2) Menndorong Kmandirian Masyarakat untuk berperilau Hidup Bersih dan
sehat

3
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

3) Menciptakan Suasana Kerja yang produktif, nyaman dan berwawasan


lingkungan
1.4 MOTTO
“ KITA SEHAT, MASYARAKAT SEHAT”
1.5 TATA NILAI
“ SANTU, EMPATI, HANDAL ADIL DAN TAULADAN”
1.6 BUDAYA KERJA
“ TEGARR ( Tepat Waktu, Gesit. Apik, Ringkas, Ramah )

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PARUNGKUDA

2. I DATA UMUM

2.1.I Demografi dan Geografi

Kecamatan Parungkuda merupakan salah satu kecamatan yang

ada di wilayah Kabupaten Sukabumi dengan luas 2.351.02 Ha Dengan

keadaan wilayah pada umumnya meliputi permukaan yang terdiri dari

dataran tinggi, lereng dan lembah. Keadaan topografi yang demikian

menyebabkan sebagai wilayah atau daerah rawan terhadap bencana

longsor, erosi tanah dan bencana lainnya.

Batas-batas wilayah terdiri dari :

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cidahu

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Nagrak.

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cicurug.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibadak.

4
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Pembangian wilayah Kecamatan Parungkuda terdiri dari 8 Desa

dengan jumlah Rw 17 da Rt 245, Yaitu :

1. Desa Palasari Hilir

2. Desa Parungkuda

3. Desa Kompa

4. Desa Pondokkaso Landeuh

5. Desa Sundawenang

6. Desa Babakanjaya

7. Desa Langensari

8. Desa Bojongkokosan

2.1.2 Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan tahun 2018 maka jumlah

penduduk Kecamatan Parungkuda sampai dengan bulan Desember 2018

dari Delapan Desa berjumlah : 72.381 jiwa, terdiri dari laki-laki : 34.411 jiwa

5
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

dan perempuan : 33.745jiwa, untuk lebih jelasnya tersaji pada tabel dibawah

ini.

Tabel.01 Distribusi Penduduk Dalam Kecamatan Parungkuda

No Nama Desa KK Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Palasari Hilir 3.100 5.702 5.409 11.111

2 Parungkuda 1.860 4.790 4.969 9.759

3 Kompa 1.714 3.220 3.168 6.388

Pondokkaso
4 3.190 5.535 5.762 11.297
Landeuh

5 Sundawenang 3.817 6.176 6.267 12.443

6 Babakanjaya 1.921 3.662 3.475 7.137

7 Langensari 2.281 3.568 3.459 7.027

8 Bojongkokosan 1.810 3.637 3.730 7.367

Jumlah 19.698 36.290 36.239 72.529

Sumber Data : Kec.Parungkuda

Analisa Demografi :

Jumlah Penduduk Kecamatan Parungkuda seluruhnya 72.529 Orang

Kepadatan Penduduk 29.399 orang/km 2

Jumlah KK 19.689 KK

6
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

2.2 DATA KHUSUS

2.2.1 Struktur Organisasi

Puskesmas adalah satu kesatuan organisasi kesehatan yang

langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan integral

kepada masyarakat yang ada di wilayah kerjanya, dalam usaha-usaha

tertentu dibidang kesehatan pokok. Dari definisi ini dapat kita cari makna

yang lebih mendalam yakni kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas

7
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

meliputi Upaya Kesehatan Mayarakat(UKM) Esensial dan Upaya

Kesehatan Mayarakat (UKM) Pengembangan antara lain :

A. UKM Esensial :

1) Upaya Promosi Kesehatan

2) Upaya Kesehatan Lingkungan

3) Upaya KIA serta KB

4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5) Upaya P 2 M serta Imunisasi

B.UKM Pengembangan :

1) Upaya Kesehatan Olah Raga

2) Upaya Kesehatan Sekolah

3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4) Upaya Kesehatan Kerja

5) Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

6) Upaya Kesehatan Jiwa

7) Upaya Kesehatan Mata

8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

9) Upaya Keseatan Tradisional

10)Upaya Kesehatan Matra

Didalam melaksanakan tugas kegiatan-kegiatan diatas

Puskesmas Parungkuda dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas dan

dibantu oleh staf. Didalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas

bertugas untuk memonitor, mengarahkan dan mengkoordinasikan dan

mengevaluasi baik lintas program maupun lintas sektor

8
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

2.2.2 Keadaan Tenaga

Tabel 02.Keadaan Tenaga di Puskesmas Parungkuda Tahun 2018

No Jenis Tenaga Yang


Ada
1 Doket Umum PNS 2
2 Dokter Gigi PNS 1
3 Perawat Gigi 1
4 S1 ( SKM) 0
5 Apoteker 1
6 Asisten Apoteker 1
7 D3 Keperawatan 5
8 D3 Kesehatan Lingkungan 1
(Sanitarian)
9 D3 Nutrisionis 1
10 BidaPNS/PTT/BHL 18
11 SPK 3
12 Analis Kesehatan 1
13 Non Kesehatan 6
14 Tenaga Lain 2
Total 43
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Parungkuda Tahun 2018

9
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

2.2.3 Saran Dan Prasarana

Tabel 03. Kondisi Sarana dan Prasarana Puskesmas parungkuda


Tahun 2018
Jumlah
No Sarana
( Buah)
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Poskesdes 8
4 Posyandu 83
5 Posbindu 78
6 Desa Siaga 8
7 Dana Sehat Pola UKS 2
8 Kendaraan Roda Dua (Motor) 5
9 Kendaraan Roda Empat (Pusling) 2
Sumber : Laporan Tahuna Puskesmas Parungkuda Tahun 2018

10
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

BAB III
HASIL DAN ANALISA KEGIATAN

3.1 HASIL DAN ANALISA KEGIATAN


3.1.1 HASIL PEMERIKSAAN SARANA SANITASI DASAR

Salah satu program kesehatan lingkungan adalah mengenai

penyehatan Sarana Sanitasi Dasar yang meliputi :

A. Sarana Air bersih

Yaitu Sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat harus

memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan standar kualitas air bersih dan

air minum. Yang dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan adalah :

Melakukan inspeksi sarana air bersih tiap bulan

Penyuluhan kepada masyarakat yang belum

mengetahui tentang bahaya akibat penggunaan air bersih yang tidak

memenuhi syarat kesehatan.

Untuk cakupan kepemilikan Sarana air bersih 3120 (100%)

sedangkan cakupan sarana air bersih yang memenuhi syarat 2330

(75.9%) target untuk cakupan air bersih yaitu 80 % sehingga masih ada

kesenjangan sebesar 1.3%

B. Jamban Keluarga (JAGA)

Yaitu suatu sarana pelayanan sanitasi yang digunakan untuk

aktivitas keluarga dalam membuang kotoran manusia (tinja dan urine).

Jaga sebaiknya dibagun, dimiliki dan digunakan oleh satu keluarga,

dengan penempatan yang mudah terjangkau oleh penghuni rumah (bisa

didalam rumah atau diluar rumah).

11
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Tujuan dari kepemilikan jamban keluarga adalah untuk kesehatan dan

estetika, karena jika masyarakat memilii jamban keluarga maka tingkat

resiko terjadinya penyakit akibat buang air besar sembarangan seperti

penyakit gangguan saluran pencernaan (diare) dan penyakit lainya.

Masyarakat di wilayah UPTD Puksesmas Parungkuda sebagian besar

sudah menggunakan jamban keluarga, tapi banyak yang tidak dilengkapi

dengan tangki septik untuk menampung tinjanya, sehingga meskipun

masyarakat mempunyai kloset tapi pembuangannya masih ke kolam dan

sungai sekitar. Hal tersebut dapat membantu meningkatkan tingkat resiko

pencemaran air dan lingkungan. Maka persentase cakupan kepemilikan

jamban keluarga adalah 3120 ( 100% ) dan jamban yang memenuhi syarat

2137 (68.5%). Sedangkan target untuk jamban keluarga adalah 85 %

sehingga masih ada kesenjangan 14.7%

C. Tempat Pembuangan Sampah

Yaitu tempat sampah sementara yang berbentuk apa saja, asalkan

tidak bocor, kedap air. Rata-rata rumah yang ada di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Parungkuda sudah memiliki tempat pembuangan sampah,

dimana sampah organik ditimbun sedangkan sampah anorganik dibakar.

Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Parungkuda, kebanyakan masyarakat

mengelola sampah sendiri seperti dibakar sendiri. Sehingga cakupan

tempat pembuangan sampah yaitu 3120 (100 % ) dan tempat sampah

yang sehat 1774 (57.0%). Sedangkan Target 86% sehingga masih ada

kesenjangan %..Masalah yang masih ada dimayarakat mengenai sampah

yaitu:

12
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Masyarakat belum mengetahui penyakit yang bisa

muncul akibat sampah

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola

sampah.

Masyarakat belum mengelola sampah berdasarkan

jenis sampah yaitu organic dan anorganik

Yang dilakukan petugas yaitu :

Melakukan Penyuluhan mengenai penyakit yang muncul akibat

sampah

Melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakt

mengenai pengelolaan sampah.

D. Rumah Sehat

Yaitu rumah tempat manusia berteduh, berlindnung dari segala

macam bentuk bahaya, interaksi dengan yang lain, tempat menyimpan

barang dan lain-lain.

Persyaratan rumah sehat adalah :

Lokasi tidak terletak pada daerah rawan banjir, longsor,

tidak dekat dengan tempat pembuangan sapah, dan tidak terletak di

daerah rawan kecelakaan.

Memenuhi syarat kesehatan secara fisiologis seperti

pencahayaan/ ventisai yang baik  10-20% dari luas lantai, karena

ventilasi yang baik akan memberika udara segar, suhu 22-24 0C,

kelembaban 60 %, kebisingan 40-50 dBA, kepadatan hunian min 9m 2/2

org.

13
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Rumah-rumah yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Parungkuda

rata-rata masih belum memenuhi syarat secara fisiologis. Sehingga

cakupan untuk rumah sehat 3120 (51.4%) dari target 70 % sehingga masih

ada kesenjangan 13.6 % maka perlu dilakukan upaya seperti :

Penyuluhan mengenai rumah sehat

Perbaikan lingkungan fisik perumahan bagi pasien penderita penyakit

menular berbasis lingkungan.

E. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Tujuan kepemilikan SPAL adalah untuk menghindari adanya

pencemaran lingkungan seperti pencemaran air, pencemaran tanah dan

akibat menjadi tempat perindukan vector penyakit. Target SPAL adalah 77

% sedangkan cakupan kepemilikan SPAL adalah 3120 (100%), sedangkan

cakupan spal yang sehat 1604(51.4%) sehingga masih ada kesenjangan

10.4 %

Untuk lebih jelasnya, cakupan Sarana Sanitasi Dasar bisa dilihat pada

tabel 1 dibawah ini :

Tabel 04
Cakupan Berdasarkan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Di UPTD Puskesmas Parungkuda
Tahun 2018
Cakupa
Cakupa Cakupan Cakup
n
n Air Jamban an
No Nama Desa Tempat
Bersih Keluarga SPAL
Sampah
( %) (%) (%)
(%)
1. Palasari Hilir 74.1 63.8 42.1 582

2. Parungkuda 82.3 75.21 59.7 50.3

3. Kompa 75.1 66.1 60.0 44.4

4. Pondokaso Landeuh 72.6 65.6 60.3 51.3

5. Sundawenang 80.6 80.5 65.1 48.5

14
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

6. Babakanjaya 74.1 59.0 50.0 55.4

7. Langensari 65.1 56.7 47.4 58.7

8. Bojongkokosan 83.6 81.0 70.5 44.6

Rata-rata Puskesmas 75.9 68.5 57.0 51.4

3.1.2 Hasil Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat umum

Tempat- tempat umum adalah tempat bertemunya segala macam

kegiatan masyarakat untuk melakukan aktivitas tertentu seperti sekolah,

perkantoran, pesantren, mesjid, pasar.

Tabel 06
Hasil Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum Yang Memenuhi syarat
Di UPTD PUskesmas Parungkuda
Tahun 2018
Jumlah
N Jumlah Persentas
Nama Desa Sarana Yang
o Sarana e (%)
MS
1. Palasari Hilir 25 18 72

2. Parungkuda 15 15 100

3. Kompa 17 12 70.6

4. Pondokaso Landeuh 24 13 54.2

5. Sundawenang 20 17 85.0

6. Babakanjaya 19 14 73.7

7. Langensari 22 13 59.1

8. Bojongkokosan 16 12 75.0

Jumlah 158 115 72.2

15
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana tempat-

tempat umum yang dibina baru 72.2%, sedangkan target yang ada yaitu 80%

dari tempat-tempat umum yang ada. Sehingga masih ada selisih sebesar 7.8 %.

3.1.3 Hasil Pemeriksaan Tempat Umum Pengelolaan Makanan

Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan

harus melalui beberapa prinsip Hygiene Sanitasi Makanan antara lain :

Pengamanan bahan makanan (bahan baku)

Penyimpanan bahan makanan

Pengelolaan makanan

Pengangkutan makanan

Penyimpanan makanan

Penyajian makanan

Dalam segi pengolahan makanan penjamah harus personal

hygiene, memakai penutup hidung, sarung tangan. Sedangkan untuk tempat

makanan, alat pengangkutan, tempat penyajian harus bersih dan diusahakan

steril.

Tabel 07.
Hasil Pemeriksaan Tempat Umum Pengelolaan Makanan
Di UPTD PUskesmas Parungkuda
Tahun 2018
Jumlah
Jumlah Jumlah
TUPM Persent
No Nama Desa TUPM Yang TUPM
diperiks ase (%)
Ada Sehat
a
Palasari Hilir 10 7 4 57.1
1.
Parungkuda 23 13 5 38.5
2.
Kompa 13 6 3 50.0
3.
Pondokaso Landeuh 17 8 1 12.5
4.
Sundawenang 31 18 5 27.8
5.

16
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Babakanjaya 16 8 2 25.0
6.
Langensari 1 5 2 40.0
7.
Bojongkokosan 16 7 4 57.1
8.
137 72 26 36.1

Berdasarkan tabel di atas ,maka dapat diketahui bahwa persentase

TUPM yang memenuhi syarat sebesar 36.1 %, sedangkan targetnya yaitu 80 %.

Jadi masih ada kesenjangan 43.9. %

3.1.4 Hasil Kegiatan Klinik Sanitasi

Kegiatan klinik sanitasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk

mengatasi masalah kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan.

Maka di UPTD Puskesmas Parungkuda mengadakan konseling untuk pasien /

klien yang memiliki masalah dengan kesehatan khususnya seperti penyakit tb

paru, diare, ispa, penyakit kulit, kecacingan dan lainnya. Konseling klinik sanitasi

dilakukan 2x dalam seminggu setiap hari selasa dan Jumat. Hal ini dilakukan

karena setiap hari selasa dan jumat adalah jadwal pemeriksaan oleh dokter

umum puskesmas. Setelah diberikan konseling di pojok klinik sanitasi, maka

petugas kesehatan lingkungan membuat jadwal kunjungan rumah dengan

membuat kesepakan dengan pasien terlebih dahulu.

Tabel 08
Hasil Kegiatan Klinik Sanitasi
Berdasarkan Jenis Kunjungan
Di UPTD Puskesmas Parungkuda
Tahun 2018
Kegiatan
Kegiatan Dalam Gedung Luar
No Nama Desa Gedung
Kunjungan
Kunjungan Kunjungan

17
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Pasien Klien Rumah


1. Palasari Hilir 82 0 49
2. Parungkuda 59 0 34
3. Kompa 48 0 33
4. Pondokaso Landeuh 39 0 26
5. Sundawenang 48 0 38
6. Babakanjaya 44 0 38
7. Langensari 45 0 28
8. Bojongkokosan 44 0 29
Jumlah 409 0 275

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jenis

kunjungan klinik sanitasi terbanyak yaitu jenis kunjungan pasien sebanyak 409

pasien.

Tabel 09.
Hasil Kegiatan Klinik Sanitasi
Berdasarkan Jenis Penyakit
Di UPTD Puskesmas Parungkuda
Tahun 2018
No Nama Jenis Penyakit Jumlah
1. Scabies 146
2. Demam Chikungunya 0
3. DBD 17
4. TBC 45
5. Ispa 112
6. Diare 89
Jumlah 409

3.1.5 Hasil Pemeriksaan Angka Bebas Jentik


Hasil pemeriksaan Jentik di UPTD Puskesmas Parungkuda pada
Tahun 2018 yaitu bisa dilihat pada tabel berikut :

18
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Tabel 10
Angka Bebas Jentik (ABJ)
Di UPTD Puskesmas parungkuda
Tahun 2018
Rumah Yang Rumah Yang
No Nama Desa ABJ (%)
Diperiksa Bebas Jentik
1. Palasari Hilir 1240 871 70.2
2. Parungkuda 840 695 82.7
3. Kompa 740 668 90.3
6. Pondokaso Landeuh 1160 962 82.9
6. Sundawenang 1320 1043 79.0
6. Babakanjaya 900 744 82.7
7. Langensari 820 715 87.2
8. Bojongkokosan 740 614 83.0
Jumlah 7760 6312 81.3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa angka bebas jentik


(ABJ ) 81.3 % sedangkan target cakupan angka bebas jentik ( ABJ) 95%
sehingga masih ada kesenjangan 13.7 %

19
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

3.1.6 Penyakit Berbasis Lingkungan


Tabel 11
Penyakit Berbasis Lingkungan
Di UPTD Puskesmas Parungkuda
Tahun 2018

No Jenis Penyakit Jumlah

1. Ispa 12924
2. Diare 2093
3. Dermatitis 2244
4. Scabies 588
5. Disentri 251
6. TBC Bta 31
7. DBD 17
8. Pneumoni 10
9. Kusta 1
Jumlah Total 18159

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa penyakit berbasis


lingkungan yang paling banyak di UPTD Puskesmas Parungkuda Pada Tahun
2018 adalah penyakit Scabies 588 kasus, Diare 2093 kasus, Demam
Chikungunya 0, DBD 17 Kasus, ISPA 12924 kasus dan TBC 31 kasus.
3.1.7 Capaian Desa ODF Program STBM

20
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Dari 8 desa yang berada diwilayah kerja Puskesmas Parungkuda


belum semua desa menjadi desa ODF, karena dilihat dari perubahan perilaku
masyarakat masih kental dengan kebiasaan nyaman untuk BAB di sungai atau air
yang mengalir. Progran STBM yang digulirkan dari Kementrian Kesehatan
tentunya bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia dengan
pendekatan penggalian analisa masalah menggunakan metode pemicuan,
memberikan kepada masyarakat untuk tahu, kenal dan paham apa masalah yang
dihadapi dilingkungannya dengan tanpa danya unsur paksaan dalam merubah
perilaku, namun mendorong untuk mengatasi masalah dengan kemampuan yang
dimiliki oleh masyarakat. Indikator keberhasilan program ini adalah dengan
adanya deklarasi mengenai pilar satu STBM yaitu tentang stop BABS, yang
selanjutnya diikuti dengan pilar lainnya yaitu CTPS, Pengelolaan Makanan dan
Minuman Rumah Tangga, Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga dan
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Target Capaian Desa ODF 100 %
sedangakan capaian baru 2 desa ya dinyatakan desa ODF

3.2 Mengidentifikasi Masalah Kesehatan dan Potensi Pemecahannya

Data yang sudah ada selanjutnya dianalisis untuk mengidentifikasi


masalah kesehatan, masalah sumber daya, dan masalah-masalah lain yang
berkaitan. Dalam laporan ini, pemegang program kesehatan lingkungan membuat
rumusan masalah kesehatan lingkungan yang ada di 8 desa wilayah kerja
Puskesmas Parungkuda dan menyusun program tersebut untuk kemudian
dijalankan dengan harapan dapat menjadi solusi dari permasalahan Kesehatan
lingkungan di Kecamatan Parungkuda
1. Rumusan Masalah
Ditingkat puskesmas, identifikasi masalah kesehatan lingkungan dilakukan
berdasar pada hasil pengolahan data yang telah di analisis dan didapat dari
kegiatan program kesehatan lingkungan sebelumnya. Program kesehatan
lingkungan mengetahui masalahnya didapat dari indikator-indikator yang
cakupannya rendah sesuai dengan Target cakupan tahun 2018 di tambah
dengan kegiatan program STBM. Adapun identifikasi masalah-masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi di wilayah kerja Puskesmas Parungkuda
sebagai berikut :
1. Cakupan rumah sehat 51.4 % dari target 68%

21
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

2. Cakupan saran air bersih 75.7 % dari target 73%


3. Cakupan jamban 58.3 % dari target 3%
4. Cakupan spal 64.6 % dari target 75%
5. Cakupan tempat-tempat umum ( TTU ) 72.2 % dari target 80 %
6. Cakupan tempat pengolahan makanan ( TPM ) 36.1 % dari target 80 %
7. Cakupan kegiatan klinik sanitasi 8 % dari target 25%
8. Rendahnya cakupan desa ODF dari target 100 %
2. Permasalahan Faktor resiko
Masih adanya kasus penyakit berbasis lingkungan di kecamatan
Paungkuda yang perkembangannya fluktuatif dari bulan ke bulan dikarenakan
adanya masalah-masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya sanitasi dari
dampak sanitasi buruk dan bagaimana pencegahan terhadap penyakit
berbasis lingkungan.
2. Kurangnya kesadaran terutama dari perilaku masyarakat di kecamatan
Parungkuda terutama dalam buang air besar masih ada yang ke sungai,
karena adanya faktor psikologi yaitu adanya rasa nyaman
3. Kurangnya kesadaran yaitu terlihat dari adanya kebiasaan mandi di sungai
karena melihat kondisi air yang berlimpah ada kenyamanan tersendiri.
4. Padatnya Penduduk dan lahan semakin sempit ditambah dengan mobilitas
penduduk yang tinggi sehingga berpengaruh terhadap cakupan akan
sarana sanitasi dasar dan kebiasaan perilaku yang kurang sehat.
5. Kurangnya tenaga sanitarian di Puskesmas Parungkuda
3.3 Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan lingkungan, yang


ada di setiap desa/kelurahan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Jampangtengah dengan memperhatikan masalah-masalah kesehatan yang telah
diidentifikasi. Penentuan prioritas masalah kesehatan lingkungan ini ditentukan
dengan melihat data satu kecamatan secara keseluruhan. Dengan teknis
pelaksanaan dilakukan voting yang hanya melibatkan tenaga sanitarian
puskesmas saja. Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan metode USG
dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

22
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

1.tingkat urgensinya (U), yakni apakah masalah tersebut penting untuk segera
diatasi
2.keseriusannya (S), yakni apakah masalah tersebut cukup parah
3.potensi perkembangannya (G), yakni apakah masalah tersebut akan segera
menjadi besar dan/atau menjalar
Masing-masing faktor diberi nilai 1–5 berdasarkan skala likert (5=sangat besar,
4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil), dan nilai total tiap masalah
kesehatan diperoleh dari rumus:
T=U+S+G
Nilai total (T) digunakan untuk mengurutkan masalah kesehatan berdasar
prioritasnya, Nilai total tertinggi akan menjadi masalah utama dalam pember
ian intervensi.
N CAKUPAN NILAI NILAI NILAI NILAI PRIORI
INDIKATOR
O % (U) (S) (G) TOTAL TAS
51.4
1 Cakupan rumah sehat 2 3 4 9 III
Cakupan sarana air 75.7
2 1 2 3 6 VI
bersih
68.
3 Cakupan jamban 4 3 4 11 I

4 Cakupan spal 1 2 2 5 VII


Cakupan Tempat
5 3 4 3 10 II
Sampah
Cakupan tempat-tempat
6 1 1 1 3 IX
umum ( TTU )
Cakupantempat
7 pengolahan makanan 1 2 1 4 VIII
( TPM )
Cakupan kegiatan klinik
8 2 2 3 7 V
sanitasi

9 Angka Bebas Jentik 2 3 3 8 IV


Tabel 12 Metode USG tentang Penentuan Prioritas Masalah

3.4 Rumusan Masalah

23
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Rumusan masalah yang diambil dari hasil prioritas masalah


mencakup pernyataan tentang apa masalahnya, siapa yang terkena masalah,
besarnya masalah, di mana terjadinya.
Adapun rumusan masalah yang ada di Kecamatan Parungkuda adalah sebagai
berikut: jamban, sampah dan Rumah sehat

3.5 Mencari Penyebab Masalah Kesehatan

Akar penyebab setiap masalah kesehatan prioritas dicari dengan


memperhatikan hasil identifikasi masalah dan potensi (baik dari data umum,
maupun data khusus), dengan menggunakan alat diagram Ishikawa (diagram
tulang ikan).
Adapun rincian penyebab masalah terhadap masalah yang di prioritaskan
yaitu:
Cakupan Jamban yang masih rendah , rincian penyebab masalah sebagai
berikut
1. Manusia
 Kemauan masyarakat BAB dijamban masih kurang
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS
 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya memiliki
jamban sehat.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang akibat BAB
sembarangan.
2. Sarana
 Tidak tersedianya air bersih yang mencukupi untuk kebutuhan
jamban
 Ketersediaan jamban yang masih kurang.
3. Dana
 Masih adanya ketidakmampuan dari sebagian masyarakat
membuat jamban secara mandiri/individu.
 Ketergantungan masyarakat terhadap bantuan jamban dari
pemerintah
4. Lingkungan
 Lahan sempit dikarenakan padatya penduduk .

24
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

 Adanya aliran sungai yang berada dekat dengan pemukiman


sehingga menjadi faktor pendorong kebiasaan BAB sembarangan
5. Metode
 Kurangnya koordinasi lintas sektor tentang penyediaan jamban
 Kuran kuatnya komitmen tentang desa odf
 Kurangnya penyuluhan PHBS ke masyarakat
6. Alat
Minimnya sumber media /informasi terhadap masyarakat tentang
pentingnya jamban sehat dan sarana sanitasi dasar.

Gambar Bagan Tulang Ikan ( Fishbone ) Ishikawa Tentang


Penyebab Prioritas Masalah Rendahnya Cakupan Jamban

SARAN METO DANA


A DE
Ketergantungan masyarakat terhadap
bantuan jamban dari pemerintah
K urangnya koordinasi
lintas sektor tentang
penyediaan jamban Masih adanya ketidakmampuan dar i
Tidak ter sedianya
dan air bersih sebagian masyarakat membuat
air bersih
jamban secar a mandiri/individu.
Ketersediaan Kurangnya
jamban yang masih penyuluhan PHBS
kurang. ke masyarakat
Rendahnya
cakupan Desa ODF
1.Kemauan
3.K urangnya
masyarakat
kesadaran
BAB
Lahan sempit masyarakat
dijamban
berbatu tentang Minimnya sumber media
masih kurang
pentingnya /informasi terhadap
2.Kurangnya
memiliki masyarakat tentang
pengetahuan
Adanya aliran jamban sehat. pentingnya jamban sehat
sungai masyarakat
tentang PH BS

LINGKUN MANUS
GAN IA ALAT

25
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

3. Rendahnya Cakupan Air Bersih

Gambar 4.5.2 Bagan Tulang Ikan ( Fishbone ) Ishikawa Tentang


Penyebab Prioritas Masalah Rendahnya Cakupan Air Bersih

SARAN METOD DANA


A E
K etergantungan masyarakat terhadap
bantuan air ber sih dari pemerintah
K urangnya koordinasi
lintas sektor tentang Masih adanya ketidakmampuan dari
Tidak ter sedianya air penyediaan air bersih sebagian masyarakat membuat SAB
bersih
Ketersediaan sarana secar a mandiri/individu.
K urangnya
air bersih yang kurang
penyuluhan PHBS
terpelihara
ke masyarakat
Rendahnya
Cakupan Air
1.kemauan /keinginan
Bersih
masyarakat yang masih 3.Kurangnya

nyaman menggunakan kesadar an


K ontur daerah masyarakat
yang berbatu air sungai Minimnya sumber media
2.K urangnya tentang
/informasi terhadap
pengetahuan pentingnya
masyarakat tentang
masyarakat tentang memiliki SA B.
Adanya aliran pentingnya Air Ber sih
sungai PH BS

LINGKUNG MANUSI
AN A ALAT

26
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

4. Rendahnya Cakupan Jamban sehat

Gambar 4.5.3 Bagan Tulang Ikan ( Fishbone ) Ishikawa Tentang


Penyebab Prioritas Masalah Rendahnya Cakupan Jamban

SARAN METOD DANA


A E
Ketergantungan masyarakat terhadap
Kurangnya koordinasi bantuan jamban dari pemerintah
lintas sektor tentang
Masih adanya ketidakmampuan dar i
penyediaan jamban dan
Tidak ter sedianya sebagian masyarakat membuat jamban
jamban sehat air bersih
secara mandiri/individu.
Kurangnya
Ketersediaan jamban
penyuluhan PHBS
yang masih kurang.
ke masyarakat
Rendahnya
Cakupan Jamban
1.K emauan 3.Kurangnya
Sehat
masyarakat kesadar an
BAB dijamban masyarakat
Adanya aliran
masih kur ang tentang Minimnya sumber media
sungai
2.K urangnya pentingnya /infor masi terhadap

pengetahuan memiliki masyarakat tentang

masyarakat jamban sehat. pentingnya jamban sehat

tentang PHBS

LINGKUN MANUSI
GAN A ALAT

27
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

5. Rendahnya Cakupan SPAL

Gambar 4.5.4 Bagan Tulang Ikan ( Fishbone ) Ishikawa Tentang


Penyebab Prioritas Masalah Rendahnya Cakupan SPAL

SARA METO DANA


NA DE
K etergantungan masyarakat terhadap
K urangnya bantuan dari pemerintah
koordinasi lintas
sektor tentang Masih adanya ketidakmampuan dar i
L ahan terbatas penyediaan SPAL sebagian masyarakat membuat
SPAL secara mandir i/individu,
SPAL tidak Kurangnya terutama warga kurang mampu
memenuhi syarat pemicuan ST BM

Rendahnya
Cakupan SPAL
2.K urangnya
kesadaran
Kontur daer ah 1.motivasi
masyarakat Minimnya sumber media
yang berbatu
tentang petugas
/informasi terhadap
pentingnya kurang
Adanya aliran masyarakat tentang
sungai sarana pentingnya sanitasi
kecil/selokan K esling

LINGKUN MANUS
GAN IA ALAT

28
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

3.6 Alternatif Pemecahan Masalah

Adapun pemecahan masalah untuk masalah kurangnya cakupan SAB,


cakupan JAGA sehat dan cakupan SPAL, bisa dilihat uraian pada tabel dibawah
ini :

No Faktor Masalah Keterangan Pemecahan masalah


masalah
1 Cakupan SAB -SAB memenuhi -Peningkatan cakupan
syarat belum sarana sanitasi dasar yang
mencapai target SPM memenuhi syarat
kesehatan –Penyuluhan
dan pemicuan STBM
-dukungan anggaran

2 Rendahnya cakupan -kurangnya Meningkatkan


jamban sehat pengetahuan akan penyuluhan petugas
pentingnya jamban kesehatan
sehat -Pemicuan STBM
-jamban tdk
- Kerja sama dengan
memenuhi syarat
-Tdk memilik Jaga
lintas program dan lintas
sektor.

3 Rendahnya kepemilikan -tidak memiliki SPAL -Peningkatan cakupan


SPAL -SP|AL tdk memenuhi sarana sanitasi dasar yang
syarat memenuhi syarat kesehatan
-Tdk memilik Jaga –Penyuluhan dan pemicuan
STBM
- Kerja sama dengan lintas
program dan lintas sektor.
- Dana stimulan kurang

3.7 Analisa Hambatan Potensial Program Kesehatan Lingkungan

Puskesmas Parugkuda Tahun 2018.

29
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Dari setiap kegiatan yang dilaksanakan, tentunya tidak semua

kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan. Dari setiap

kegiatan yang dilakukan seringkali ada hambatan yang menjadi tantangan ,

namun untuk mengantisipasinya petugas program Kesehatan Lingkungan

membuat analisa Hambatan potensial yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel
Analisa Hambatan Potensial Program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Parungkuda Tahun 2018.

KEMUNGKINAN
LANGKAH MENCEGAH
NO KEGIATAN HAMBATAN
TIMBULNYA HAMBATAN
PELAKSANAAN

       
Ø      Melalui undangan
Ø      Kunjungan rumah oleh
Tidak semua masyarakat
petugas dan kader kesling
1 Penyuluhan hadir dalam pertemuan
Ø      Menggunakan pusling
penyuluhan
Ø  Penyuluhan dilakukan di
majlis talim dan posyandu
Membuat
Adanya jadwal yang bentrok Konfirmasi ulang sebelum
2 jadwal
dengan kegiatan lain jadwal kunjungan
kunjungan
3 Menerangkan Dana tidak ada
/
menjelaskan Mengusulkan permintaan

tentang dana ke Lintas Sektor

pembuatan

30
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

jamban sehat
Melakukan pendekatan dan
Bekerjasama
Masyarakat yang sulit untuk kerjasama dengan tokoh
dengan lintas
berubah masyarakat/natural leader,
sector untuk
4 Kurang dukungan dari tokoh agama , kader
menjadikan
pemangku kebijakan ( desa Komitmen dengan desa dan
salah satu
dan kecamatan ) kecamatan terkait desa
desa ODF
ODF
Memotivasi
masyarakat
untuk mau
berperilaku Melakukan pendekatan dan
Masyarakat yang sulit untuk
5 hidup bersih kerjasama dengan tokoh
berubah
dan sehat masyarakat,aparat desa
melalui
penyuluhan
keliling
Mengusulkan Di usulkan dalam anggaran
Dana yang di anggarkan
6 pemetaan dan diprioritas bagi desa
kurang mencukupi
desa prioritas ODF
Melakukan
pelatihan Bekerjasama dengan
Kurangnya keaktifan dari
natural leader petugas kesehatan, Desa,
7 natural leader dalam
dan Kecamatan dan Dinas
melakukan pemicuan
pemicuan Kesehatan
STBM
Bekerjasama dengan guru
dalam memberikan motivasi
Kampanye
Kurang mengerti murid SD kepada murid untuk
CTPS dan
8 tentang bahaya dari CTPS melakukan perubahan
STBM
dan BABS Promosi/penyebaran media
Sekolah
seperti poster, leaflet di
sekolah
9 Refreshing Dana yang dianggarkan Diusulkan dalam anggaran

31
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

dan diadakannya
kurang mencukupi
kader studybanding ke puskesmas
Kurang wawasan dari kader
kesehatan lain yang memiliki desa
kesling terkait pembelajaran
lingkungan sehat terkait adanya
kesling di desa
program kesling didalamnya

3.8 Perencanaan Kegiatan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Parungkuda


Dalam menentukan perencanaan Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan
tahun 2018 di Puskesmas Parungkuda, tentunya perencanaan didapatkan dari
data yang sudah ada sebelumnya ( tahun 2018 ). Adapun rumusan masalah dari
data yang ada sebelumnya didapatkan di tahun 2018 bisa dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel
Rumusan Masalah dan Penyebab Masalah Program Kesehatan
Lingkungan Tahun 2018
Berbagai Faktor Perumusan Penyebab
No Rumusan Masalah
Penyebab Masalah Masalah
kemauan masyarakat
1 Cakupan desa ODF untuk BAB dijamban
yang rendah masih kurang
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
  PHBS
Sumber Daya
Kurangnya kesadaran
Manusia
masyarakat tentang
pentingnya memiliki
  jamban sehat
Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
  akibat BAB sembarangan
Tidak tersedianya air
Sarana bersih yang mencukupi
  untuk kebutuhan jamban

32
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Kontur daerah yang


Lingkungan berbatu sehingga sulit
  untuk menggali sumur
Ketergantungan
masyarakat terhadap
Faktor Dana
bantuan jamban dari
  pemerintah
Kurangnya
dukungan/sokongan dari
Dukungan LS ( Lintas lintas sektoral untuk
Sektor ) mengajak masyarakat
untuk membuat jamban
  sederhana
Kurangnya koordinasi
Metode lintas sektoral tentang
  penyediaan jamban
Kurangnya penyuluhan
Alat
  PHBS ke masyarakat
Minimnya sumber
media /informasi
  terhadap masyarakat
tentang pentingnya
  jamban sehat
Kemauan/keinginan
masyarakat yang masih
nyaman menggunakan
air sungai
Sumber Daya Kurangnya pengetahuan
2 Cakupan SAB
Manusia masyarakat tentang
PHBS
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya memiliki SAB

33
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Tidak tersedianya air


bersih yang mencukupi
Sarana untuk kebutuhan Mandi,
cuci dan Kakus serta
  minum
Ketersediaan sarana air
  bersih yang kurang
  terpelihara
Kontur daerah yang
Lingkungan berbatu sehingga sulit
  untuk menggali sumur
Adanya aliran sungai
yang berada dekat
dengan pemukiman
 
sehingga menjadi faktor
pendorong kebiasaan
  MCK di sungai
Ketergantungan
masyarakat terhadap
Faktor Dana
bantuan air bersih dari
  pemerintah
Masih adanya
ketidakmampuan dari
  sebagian masyarakat
membuat SAB secara
  mandiri/individu
Kurangnya
dukungan/sokongan dari
Dukungan LS ( Lintas
lintas sektoral untuk
Sektor )
mengajak masyarakat
  untuk membuat SAB

Kurangnya koordinasi
Metode lintas sektoral tentang
  penyediaan air bersih

34
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Alat Kurangnya penyuluhan


  PHBS ke masyarakat
Minimnya sumber
media /informasi
  terhadap masyarakat
tentang pentingnya air
    bersih
Kemauan masyarakat
BAB di dijamban masih
kurang
Rendahnya
Kurangnya pengetahuan
cakupan Jamban
Sumber Daya masyarakat tentang
3 Sehat
Manusia PHBS
 
Kurangnya kesadaran
 
masyarakat tentang
pentingnya memiliki
jamban sehat
Sarana Tidak tersedianya jamban
  sehat
  Ketersediaan jamban
  yang masih kurang
Adanya aliran sungai
yang berada dekat
dengan pemukiman
Lingkungan sehingga menjadi faktor
pendorong kebiasaan
BAB sembarangan di
  sungai
Ketergantungan
masyarakat terhadap
Faktor Dana
bantuan jamban dari
  pemerintah
Masih adanya
ketidakmampuan dari
  sebagian masyarakat
membuat jamban secara
  mandiri/individu
Kurangnya
dukungan/sokongan dari
Dukungan LS ( Lintas lintas sektoral untuk
Sektor ) mengajak masyarakat
untuk membuat jamban
  sehat
Kurangnya koordinasi
Metode lintas sektoral tentang
  penyediaan jamban sehat
Alat Kurangnya penyuluhan
  PHBS ke masyarakat

35
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

Minimnya sumber
media /informasi
  terhadap masyarakat
tentang pentingnya air
  bersih

Rendahnya Motivasi petugas kurang


kepemilikan SPAL Sumber Daya Kurangnya kesadaran
4
  Manusia masyarakat tentang
  pentingnya memiliki
sarana kesling
  Sarana Lahan terbatas
SPAL tidak memenuhi
 
  syarat
Kontur daerah yang
berbatu dan adanya
Lingkungan
aliran sungai kecil
  /selokan
Ketergantungan
Faktor Dana masyarakat terhadap
  bantuan dari pemerintah
Masih adanya
ketidakmampuan dari
sebagian masyarakat
  membuat SPAL secara
mandiri/individu, terutama
untuk warga kurang
  mampu
Kurangnya
Dukungan LS ( Lintas dukungan/sokongan dari
Sektor ) lintas sektoral untuk
mengajak masyarakat
  untuk membuat SPAL
Kurangnya koordinasi
Metode lintas sektoral tentang
  penyediaan SPAL
Alat Kurangnya penyuluhan
  PHBS ke masyarakat
Minimnya sumber
media /informasi
  terhadap masyarakat
tentang pentingnya
    sanitasi

36
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

BAB IV
KESIMPULAN

4.1. KESIMPULAN

Program kesehatan lingkungan merupakan salah satu program

prioritas dalam rangka pembangunan kesehatan khususnya dalam meningkatkan

Derajat Kesehatan masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil kegiatan Program

Kesehatan Lingkungan tahun 2018 maka dapat diketahui bahwa:

Capaian
No Targe Kesenjanga
Kegiatan
t(%) n(%)
1. Cakupan air Bersih 75.9 80 4.1

2. Cakupan Jamban keluarga 68.5 85 16.5

3. Cakupan rumah sehat 51.4 70 18.6

4. Cakupan saluran
51.4 77 25.6
pembuangan air limbah

5. Cakupan Tempat Sampah 57.0 86 29.0

6. Cakupan angka Bebas


81.3 93 11.7
Jentik

7. Cakupan TPM yang


36.1 80 43.9
memenuhi syarat

8. Cakupan TTU yang


72.1 80 7.9
memenuhi syarat

9. Akupan Klinik Sanitasi 8 25 20

10. Desa ODF 2 8 6

37
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

4.2. Saran

Diharapkan pada tahun yang akan datang segala hambatan

maupun kendala-kendala dapat sesegera mungkin dihadapi oleh petugas

kesehatan lingkungan dan petugas lainnya yang terkait, serta meningkatkan

peran lintas program dan sektor ( Kecamatan, Dinas Pendidikan, dan intansi

terkait lainnya ) yang harus didukung oleh partisipasi masyarakat, karena

program kesehatan lingkungan tersebut merupakan program yang berhubungan

erat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Apabila masalah kesehatan

lingkungan ini tidak segera di tanggulangi akan banyak sekali masyarakat yang

mengalami kondisi lingkungan yang kurang sehat salah satu dampakanya adalah

terserang penyakit berbasis lingkungan

38
PROFIL KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2018

BAB V
PENUTUP
Program Kesehatan Lingkungan bukan hanya program Pemerintah

saja tapi suatu gerakan dari bawah menuju Sukabumi Sehat Tahun 2020 dengan

visi misi “Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Sukabumi Sehat Mandiri, dan

Berkeadilan “, melalui perbaikan / rekayasa Lingkungan masyarakat Kecamatan

Parungkuda, sehingga dibutuhkan kerjasama disemua pihak terutama pemangku

kebijakan, agar tercipta suatu kondisi/keadaan terutama kegiatan kesling berjalan

dengan lancar.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan profil ini masih jauh

dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih

menyempurnakan Profil ini di tahun yang akan datang.

Semoga profil ini bermanfaat bagi semua pihak.

Mengetahui Parungkuda, Januari 2019


Kepala UPTD Puskesmas Parungkuda Pelaksana Kesehatan
Lingkungan

dr.Nina Suminarsih
NIP. 19730608200502009 Santi Sentiasari, AMKL
NIP.

39

Anda mungkin juga menyukai