Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fahmi Aprilianty

Nim : 012 101 020


Kelas :A
Prodi : Bimbingan Konseling
Kelompok :2

HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN

1. Hakikat Pengetahuan

Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud
dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan
hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi,
tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Pengetahuan adalah
suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara.
Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita
sangat bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan
kita dengan objek-objek eksternal. Oleh karena itu, makrifat dan pengetahuan ialah
suatu keyakinan yang dimiliki yang hadir dalam syarat-syarat tertentu dan terwujud
karena terbentuknya hubungan-hubungan khusus antara subjek (yang mengetahui)
dan objek (yang diketahui) dimana hubungan ini sama sekali tidak diragukan. John
Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan
bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan
observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan
dia dengan realitas-realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.

Dalam pengetahuan sangat mungkin terdapat dua aspek yang berbeda, antara
lain:

1. Hal-hal yang diperoleh. Pengetahuan seperti ini mencakup tradisi,


keterampilan, informasi, pemilkiran-pemikiran, dan akidah-akidah yang
diyakini oleh seseorang dan diaplikasikan dalam semua kondisi dan
dimensi penting kehidupan. Misalnya pengetahuan seseorang tentang
sejarah negaranya dan pengetahuannya terhadap etika dan agama dimana
pengetahuan-pengetahuan ini nantinya ia bisa aplikasikan dan
menjadikannya sebagai dasar pembahasan.
2. Realitas yang terus berubah. Sangat mungkin pengetahuan itu
diasumsikan sebagai suatu realitas yang senantiasa berubah dimana
perolehan itu tidak pernah berakhir. Pada kondisi ini, seseorang
mengetahui secara khusus perkara- perkara yang beragam, kemudian ia
membandingkan perkara tersebut satu sama lain dan memberikan
pandangan atasnya, dengan demikian, ia menyiapkan dirinya untuk
mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang lebih global.
Pengetahuan pada hakikatnya adalah keadaan mental (mental state).
Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat suatu objek,dengan kata
lain  menyusun gambaran  tentang fakta di luar akal. Ada dua teori  untuk mengetahui
hakikatc  pengetahuan  yaitu:

a. Realisme

Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut


realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam
nyata (dari fakta atau hakikat). Menurut Prof.Dr.Rasjidi, penganut agama perlu sekali
mempelajari  realisme dengan alasan:
1. Dengan menjelaskan kesuitan-kesulitan dalam pikiran. Kesulitan da pikiran
tersebut adlah megatakan bahwa tiap-tiap kejadian dapat di ketahui hanya dari
segi subjektif.
2. Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif.
b. Idealisme

Ajaran idialisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang


benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-
proses mental atau proses psikologi yang bersifat subjektif.

2. Sumber Pengetahuan

Semua orang mengakui memiliki pengetahuan. Persoalannya adalah dari mana


pengetahuan itu diperoleh atau lewat apa pengetahuan didapat. Persoalan yang
muncul tentang bagaimana proses terbentuknya pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia dapat diperoleh melalui cara pendekatan apriori maupun aposteriori.
Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan apriori adalah pengetahuan yang
diperoleh tanpa mengetahui proses pengalaman, baik pengalaman yang bersumber
pada panca indra maupun pengalaman batin atau jiwa. Sebaliknya, pengetahuan yang
diperoleh melalui pendekatan aposteriori adalah pengetahuan yang diperolehnya
melalui informasi dari orang lain atau pengalaman yang telah ada sebelumnya.
Pengetahuan yang ada pada kita diperoleh dengan menggunakan berbagai alat yang
merupakan sumber pengetahuan tersebut. Dalam hal ini ada beberapa pendapat
tentang sumber pengetahuan, antara lain:

a. Empirisme

Menurut aliran ini, manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya,


kebenaran pengetahuan hanya didasarkan pada fakta-fakta yang ada dilapangan.
Pengetahuan manusia itu dapat diperoleh melalui pengalaman yang konkret karena
gejala-gejala alamiah yang terjadi dimuka bumi ini adalah bersifat konkret dan dapat
dinyatakan melalui pancaindra manusia. Sumber pengetahuan adalah pengamatan.
Pengamatan memberikan dua hal, yakni kesan-kesan (impressions) dan pengertian-
pengertian atau ide-ide (ideas). Yang dimaksud kesan-kesan adalah pengamatan
langsung yang diterima dari pengalaman, seperti merasakan tangan terbakar. Yang
dimaksud dengan ide adalah gambaran tentang pengamatan yang samar-samar yang
dihasilkan dengan merenungkan kembali atau terefleksikan dalam kesan-kesan yang
diterima dari pengalaman. Berdasarkan teori ini, akal hanya megelola konsep gagasan
inderawi. Sumber utama untuk memperoleh pengetahuan adalah data empiris yang
diperoleh dari panca indera. Akal tidak berfungsi banyak, kalaupun ada, itu pun
sebatas ide yang kabur.

b. Rasionalisme

Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan.


Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Fungsi panca indera hanya untuk
memperoleh data-data dari alam nyaa dan akalnya menghubungkan data-data itu
dengan yang lain.

c. Intuisi

Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. Intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan
pengetahuan yang nisbi. Intuisi mengatasi sifat lahiriyah pengetahuan simbolis, yang
pada dasarnya bersifat analisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh
penggambaran secara simbolis. Karena itu, intuisi adalah sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika.Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur, intuisi tidak dapat
diandalkan. Pengetahuan intuisi dapat dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis
selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan.
Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan
kebenaran.

d. Wahyu

Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat
perantara para Nabi. Para Nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya,
tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan,
mereka terjadi atas kehendak Tuhan semesta. Wahyu Allah (agama) berisikan
pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman,
maupun yang mencakup masalah transendental. Kepercayaan ini yang merupakan
titik tolak dalam agama lewat pengkajian selanjutnya dapat menigkatkan atau
menurunkan kepercayaan itu.

Anda mungkin juga menyukai