PENDEKATAN SEJARAH
Sejarah (masa lampau) dapat memberikan sumbangan atau peranannya
yang berarti bagi kehidupan manusia.
Awal manusia ada hingga sekarang, pasti ada sejarah yang panjang. Dalam
sejarah yang panjang itu, pasti ada perkembangan peradaban.
Cth 2: yang sekarang menyebut diri tua ternyata berasal dari masa muda
yang mendahului.
Sejarah memberi petunjuk kalau hidup manusia yang dulu dan sekarang,
yang sekarang dan yang masa datang, tidak terputus, melainkan
berkesinambungan. Antara masa dulu, sekarang dan masa datang, ada
kesinambungan (kontinuitas). Masa sekarang adalah titik temu antara masa
dulu dan masa datang.
Demikian juga budaya dan peradaban kita, tumbuh dari masa lalu ke masa
kini. Ingat juga kata “revolusi”. Dahulu, sekarang dan masa akan datang
adalah suatu kesinambungan.
W.J. van der Meulen SJ (Ilmu Sejarah dan Filsafat, 1987, Kanisius-
Yogyakarta): Ilmu Sejarah berusaha menganalisis dan mengadakan
klasifikasi tentang gejala-gejala yang terjadi, mengumpulkan beberapa pola
dalam tingkah laku manusia sehingga dapat dimengerti oleh akal budi, maka
berdampingan dengan itu mencatat pula (sedapat mungkin) penyimpangan-
penyimpangan manakah yang pernah dikonstatasikan sehingga tidak dapat
didekati secara tradisional. Sejarah pasti menghendaki masa depan yang
cemerlang (adanya kemajuan).
Hubungan ilmu sejarah dan filsafat: sejarah dan Filsafat adalah dua ilmu
yang berbeda lapangan dan metode kerjanya. Sejarah: meneliti dan
memberi penjelasan tentang proses perkembangan peradaban manusia.
Filsafat: mempelajari sampai taraf yang paling dalam gejala-gejala alam dan
kehidupan.
Sejarah dan filsafat tidak dapat dipisahkan, namun keduanya dapat saling
membantu.
PENGERTIAN FILSAFAT
Etika (Latin, ethos, ethikos) disebutkan dengan kata “mos” dan “moralitas”.
Oleh sebab itu, etika sering pula diterangkan dengan kata “moral”.
Istilah etika kemudian menjadi terminus teknicus (istilah yang khusus) yaitu
istilah yang digunakan untuk ilmu pengetahuan yang menyelidiki soal
kaidah-kaidah, kelakuan dan perbuatan manusia.
Etika dan moral tidak memiliki arti yang sama, sebab etika lebih memiliki
arti yang dalam dibandingkan dengan moral. Etika bukan menjadi sumber
daripada moral, melainkan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral,
dengan memiliki 5 ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik
dan normatif.
Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan yang buruk,
tentang hak serta kewajiban moral (ahklak). Etika juga merupakan kajian
atas nilai yang dapat berkenan kepada akhlak. Etika adalah kajian nilai
terhadap apa yang benar dan apa yang salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat. Etika adalah suatu kajian ilmu yang
berhubungan dengan sikap atau perilaku manusia, dalam kehidupan
bermasyarakat dan beragama.
Moral adalah ajaran tentang yang baik dan yang buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, ahklak, budi pekerti dan susila. Moral
adalah kondisi mental yang membuat seseorang tetap berani, semangat,
bergairah, berdisiplin (sesuai isi hati dan perasaan sebagaimana
terungkap/terlihat dalam perbuatan).
Jadi, moral – dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai dan yang lahir
dari adat kebiasaan yang ada, sedangkan etika dipakai pada pengkajian
sistem nilai-nilai yang ada. Atau dalam pemikiran di kalangan para ilmuwan,
kata etika ini mendapat arti yang lebih mendalam dibanding kata moral.
Eka Darmaputra: Moral adalah apa yang baik dan apa yang buruk,
sedangkan etika prinsip moral, yaitu falsafah atau pemikiran atau kajian
kritis tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
a. Dr. J. Verkuyl (Etika Kristen Bagian Umum, BPK GM, Jakarta 1999): Etika
adalah hal yang bertalian dengan norma-norma yang seharusnya berlaku
di suatu tempat dan diharuskan adanya ketaatan batiniah pada norma-
norma itu. Etika itu termasuk golongan ilmu pengetahuan normative.
c. John Stuart Mill (1806-1873) yang dikutip oleh Norman L. Geisler: Etika
adalah hal yang dicerminkan melalui problema-problema yang telah terjadi
di masyarakat dan sebagian hal yang telah menentukan kebenaran moral
berkenan dengan apa yang membawa kebaikan yang terbesar bagi orang
banyak dalam jangka panjang.
Jadi, etika dan norma-norma etis sangat begitu penting. Baik bagi pribadi,
kelompok (keluarga), golongan dan bangsa.
Kesimpulan:
a. Sejarah hidup dan filsafat adalah bagian etika yang menjadi pembelajaran
berharga menuju masa depan yang baik.
b. Moral adalah apa yang baik dan apa yang benar.
c. Kesusilaan adalah filsafat moral.
d. Etika adalah kajian kritis atau ilmu yang memperlajari tentang kesusilaan.
e. Etika yang baik mengikuti norma-norma yang baik.