Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN SEJARAH, PENGERTIAN FILSAFAT,

PENGERTIAN UMUM ETIKA DAN NORMA

Materi Kuliah Pertemuan ke-2


Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar
Manusia hidup berdampingan dengan sesama dan juga ciptaan Allah
lainnya. Dari keadaan itu, timbul pertanyaan: apa yang harus diperbuat oleh
manusia? Apa yang harus kita perbuat? Apa keputusan yang paling tepat?
Jawaban pertanyaan ini tidak boleh dirumuskan oleh Etika Kristen, tetapi
Etika Kristen menjadi petunjuk jalan (yang pasti berdasarkan Kitab Suci,
Alkitab).

PENDEKATAN SEJARAH
 Sejarah (masa lampau) dapat memberikan sumbangan atau peranannya
yang berarti bagi kehidupan manusia.

 Awal manusia ada hingga sekarang, pasti ada sejarah yang panjang. Dalam
sejarah yang panjang itu, pasti ada perkembangan peradaban.

Cth 1: Mengapa orang sekarang mampu menggunakan alat-alat modern


dalam bidang pertanian, transportasi, dll? Pertanyaan ini pasti berkaitan
dengan sejarah (masa lampau). Alat-alat modern itu adalah buah (produk)
dari sejarah.

Cth 2: yang sekarang menyebut diri tua ternyata berasal dari masa muda
yang mendahului.

 Sejarah memberi petunjuk kalau hidup manusia yang dulu dan sekarang,
yang sekarang dan yang masa datang, tidak terputus, melainkan
berkesinambungan. Antara masa dulu, sekarang dan masa datang, ada
kesinambungan (kontinuitas). Masa sekarang adalah titik temu antara masa
dulu dan masa datang.

 Demikian juga budaya dan peradaban kita, tumbuh dari masa lalu ke masa
kini. Ingat juga kata “revolusi”. Dahulu, sekarang dan masa akan datang
adalah suatu kesinambungan.

 Berdasarkan ini, kita sangat perlu belajar dari SEJARAH. Itulah


latarbelakang betapa pentingnya mempelajari ilmu sejarah.

 W.J. van der Meulen SJ (Ilmu Sejarah dan Filsafat, 1987, Kanisius-
Yogyakarta): Ilmu Sejarah berusaha menganalisis dan mengadakan
klasifikasi tentang gejala-gejala yang terjadi, mengumpulkan beberapa pola
dalam tingkah laku manusia sehingga dapat dimengerti oleh akal budi, maka
berdampingan dengan itu mencatat pula (sedapat mungkin) penyimpangan-
penyimpangan manakah yang pernah dikonstatasikan sehingga tidak dapat
didekati secara tradisional. Sejarah pasti menghendaki masa depan yang
cemerlang (adanya kemajuan).

 Objek ilmu sejarah mengandung seluruh kehidupan insani (pemikirannya,


kehidupan psikisnya maupun biologisnya), maka jelaslah harus dibantu oleh
hasil-hasil dari berbagai pengetahuan lain (di antaranya Filsafat).

 Hubungan ilmu sejarah dan filsafat: sejarah dan Filsafat adalah dua ilmu
yang berbeda lapangan dan metode kerjanya. Sejarah: meneliti dan
memberi penjelasan tentang proses perkembangan peradaban manusia.
Filsafat: mempelajari sampai taraf yang paling dalam gejala-gejala alam dan
kehidupan.

 Sejarah dan filsafat tidak dapat dipisahkan, namun keduanya dapat saling
membantu.

PENGERTIAN FILSAFAT

 Filsafat (KBBI) ialah a) pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi


mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya, b) teori
yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan, c) ilmu yang berintikan
logika, estetika, metafisika dan epistemology, d) falsafah.

 Filsafat mengandung 2 spesialisasi: a) berusaha memastikan suatu tujuan


umum yang mengurus dan menguasai semua kejadian dan seluruh jalannya
sejarah, b) bertujuan untuk menguji serta menghargai metode ilmu sejarah
dan kepastian dari kesimpulannya.

 Filsafat – analisis sejarah berdasarkan sejumlah gejala terpilih dari sejarah.

 Filsafat yang disalahgunakan – maka muncul historisisme.

PENGERTIAN UMUM ETIKA DAN NORMA

Etika (Yunani, to ethos, ta ethika) artinya adat kebiasaan. Namun


pengertian kata Yunani itu lebih berarti kesusilaan, perasaan batin atau
kecenderungan hati seseorang melakukan suatu perbuatan.

Etika (Latin, ethos, ethikos) disebutkan dengan kata “mos” dan “moralitas”.
Oleh sebab itu, etika sering pula diterangkan dengan kata “moral”.

Istilah yang berhubungan dengan kata “etika”:


o Etos (Yunani), berarti tempat tinggal (manusia maupun binatang). Etos
selalu mempunyai sangkut paut dengan tempat, dimana kita tinggal dan
di mana kita berada. Cth:

 Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-


orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu
anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang
menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap
tuduhan itu (Kisah Para Rasul 25:16).

 Janganlah kamu sesat! Pergaulan yang buruk merusak


kebiasaan (adat-istiadat) yang baik (1 Kor. 15:33)

 Jadi, etos bukan hanya berarti “tempat tinggal” dan “kebiasaan”


tetapi juga adat-istiadat, sifat, karakter atau cara berpikir dan
cara bertindak (menurut suatu norma tertentu).
o Moral (Latin, mos) mempunyai arti yang kira-kira sama dengan kata
Yunani “etos” yaitu kebiasaan atau adat-istiadat. Artinya lainnya
“kesusilaan” (Sanskerta, Sila = norma kehidupan, su = baik). Moralitas
terutama memaksudkan kadar kesusilaan dari moral tertentu.

Istilah etika kemudian menjadi terminus teknicus (istilah yang khusus) yaitu
istilah yang digunakan untuk ilmu pengetahuan yang menyelidiki soal
kaidah-kaidah, kelakuan dan perbuatan manusia.

Etika dan moral tidak memiliki arti yang sama, sebab etika lebih memiliki
arti yang dalam dibandingkan dengan moral. Etika bukan menjadi sumber
daripada moral, melainkan filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral,
dengan memiliki 5 ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik
dan normatif.

Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan yang buruk,
tentang hak serta kewajiban moral (ahklak). Etika juga merupakan kajian
atas nilai yang dapat berkenan kepada akhlak. Etika adalah kajian nilai
terhadap apa yang benar dan apa yang salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat. Etika adalah suatu kajian ilmu yang
berhubungan dengan sikap atau perilaku manusia, dalam kehidupan
bermasyarakat dan beragama.

Moral berarti kelakuan lahir seseorang, sedangkan etika tidak hanya


menyinggung perbuatan lahir saja, tetapi juga menyinggung faedah dan
motif-motif perbuatan seseorang yang lebih dalam.

Moral adalah ajaran tentang yang baik dan yang buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, ahklak, budi pekerti dan susila. Moral
adalah kondisi mental yang membuat seseorang tetap berani, semangat,
bergairah, berdisiplin (sesuai isi hati dan perasaan sebagaimana
terungkap/terlihat dalam perbuatan).

Jadi, moral – dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai dan yang lahir
dari adat kebiasaan yang ada, sedangkan etika dipakai pada pengkajian
sistem nilai-nilai yang ada. Atau dalam pemikiran di kalangan para ilmuwan,
kata etika ini mendapat arti yang lebih mendalam dibanding kata moral.

Eka Darmaputra: Moral adalah apa yang baik dan apa yang buruk,
sedangkan etika prinsip moral, yaitu falsafah atau pemikiran atau kajian
kritis tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.

Memahami lebih mendalam makna etika, perlu juga membandingkan


pengertian Dogmatika dan Etika. Dogmatika: kajian kritis atau ilmu atau
ilmu yang mempelajari tentang ajaran gereja. Etika: ilmu yang memepelajari
jawaban (respon, sikap) etis manusia terhadap ajaran (dogma) gereja, kajian
kritis yang dilakukan secara ilmiah dan komprehensif.
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang bebas dan
bertanggungjawab. Sebagai makhluk yang demikian, ia memilih. Ia
adalah satu-satunya makhluk yang mampu berbuat demikian. Karena itu
hanya kita saja yang menggunakan etika dan norma-norma etis.

Dalam bahasa kita, istilah “etika” dipakai dalam berbagai hubungan,


misalnya untuk menjelaskan apakah kelakuan dan tindakan seseorang itu
baik atau buruk. Atau untuk mengetahui norma-norma apakah yang
digunakan oleh seseorang untuk tindakan atau perbuatannya. Atau apakah
keputusannya benar atau salah. Setiap manusia terlibat dalam berbagai
pertanyaan itu. Cth: 1) penggunaan senjata-senjata yang canggih ini adalah
keputusan etis; 2) dokter memberikan pil euthanasia kepada seorang anak
muda adalah keputusan etis karena penyakitnya tidak dapat disembuhkan.
Dari contoh-contoh keputusan etis itu, muncul berbagai kata kunci etis
seperti harus, mesti, hendaknya, sewajarnya, adil, manusiawi,
bertanggungjawab, sebaiknya, dll.

Etika bisa diartikan sebagai ilmu atau ajaran tentang tindakan (=


perbuatan) manusia, yang dinilai berdasarkan suatu norma etis.

Pengertian etika menurut para ahli:

a. Dr. J. Verkuyl (Etika Kristen Bagian Umum, BPK GM, Jakarta 1999): Etika
adalah hal yang bertalian dengan norma-norma yang seharusnya berlaku
di suatu tempat dan diharuskan adanya ketaatan batiniah pada norma-
norma itu. Etika itu termasuk golongan ilmu pengetahuan normative.

b. Protagoran (filsuf Yunani) yang dikutip oleh Norman L. Geisler (Etika


Kristen (Pemilihan dan Isu), Seminar Alkitab Asia Tenggara (SAAT),
Malang 2007): Etika merupakan klaim terhadap hal yang menyatakan
bahwa “manusia adalah tolak ukur segala sesuatu, sehingga manusialah
yang menjadi patokan terhadap perilaku baik itu benar atau salah. Kritik
yang paling jelas adalah bahwa tindakan adalah benar bila dianggap
manusia itu benar.

c. John Stuart Mill (1806-1873) yang dikutip oleh Norman L. Geisler: Etika
adalah hal yang dicerminkan melalui problema-problema yang telah terjadi
di masyarakat dan sebagian hal yang telah menentukan kebenaran moral
berkenan dengan apa yang membawa kebaikan yang terbesar bagi orang
banyak dalam jangka panjang.

d. Malcolm Brownlee (Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor Di


Dalamnya, BPK GM, Jakarta 2002): Etika adalah menyangkut
pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik
dan yang buruk (dalam kelakuan manusia). Etika harus dihubungkan
dengan norma-norma yang membimbing perbuatan manusia. Etika ini
membentuk kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Allah.

Menilai tindakan perbuatan manusia – dapat menggunakan tinjauan atau


kriteria yang lain, umpanya kriteria tentang indah atau tentang yang
berguna, kriteria tentang yang mahal atau tentang yang bermanfaat, kriteria
tentang yang mempunyai arti bagi politik atau tentang yang mempunyai
manfaat bagi ekonomi, dll. Pilihan yang mereka buat, tidak bersumber pada
suatu keputusan yang secara sadar mereka ambil, sesudah mereka
mempertimbangkannya dengan matang. Mereka mengikuti “suara naluri/
suara hati” yang terdapat di dalam diri mereka.

Apakah keputusan-keputusan yang kita ambil sebagai manusia yang


bertanggung jawab adalah selalu keputusan-keputusan yang tepat dan
norma-norma yang kita gunakan adalah selalu norma-norma yang tepat?
Hal itu belum pasti, ia masih diteliti dan dibuktikan dahulu. Disarankan bagi
kita agar mengetahui norma-norma yang berlaku di sekitar kita. Dengan
mengetahui banyak norma, kita lebih mudah membuat keputusan etis.

Jadi, etika dan norma-norma etis sangat begitu penting. Baik bagi pribadi,
kelompok (keluarga), golongan dan bangsa.

Apakah norma-norma itu sama di semua kalangan manusia, golongan,


agama, dll? (Dibahas dalam Pertemuan IV).

Kesimpulan:

a. Sejarah hidup dan filsafat adalah bagian etika yang menjadi pembelajaran
berharga menuju masa depan yang baik.
b. Moral adalah apa yang baik dan apa yang benar.
c. Kesusilaan adalah filsafat moral.
d. Etika adalah kajian kritis atau ilmu yang memperlajari tentang kesusilaan.
e. Etika yang baik mengikuti norma-norma yang baik.

Anda mungkin juga menyukai