Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)

Disusun untuk
Memenuhi Tugas Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

OLEH
Theo Affany Dhea Purba
1801010095
PG A2

Dosen Pengampu
Emelda Thesalonika S.Pd,.M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANGSIANTAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa
memberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan tugas Critcal
Book Review (CBR) ini,adapun tugas ini diselesaikan untuk memenuhi Mata
Kuliah “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan. Selanjutnya, saya
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen Emelda Thesalonika,S.Pd,.M.Pd
yang telah memberika tugas CBR sehingga saya dapat memahami lebih jauh
bagaimana caranya untuk membahas sebuah buku untuk di review. Tak lupa saya
berterimakasih kepada orang-orang yang selalu mendukung saya dalam
pengerjaan tugas Critical Book Review terkhusus kepada kedua orangtua saya dan
keluarga yang selalu berusaha untuk mendorong saya agar tetap lebih semangat
dalam pendidikan ini, serta teman-teman saya ,yang selalu mendukung saya untuk
tetap semangat mengerjakan tugas ini.

Saya berharap semoga CBR ini dapat memberikan manfaat serta


menambah wawasan bagi para pembaca. Serta dapat dipahami bagi siapapun yang
membacannya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kata-kata yang kurang berkenan.

Demikian tugas ini saya selesaikan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan tugas individu agar
bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya.

Pematangsiantar, Mei 2021

Theo Affany dhea Purba

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan CBR ............................................................................................1
1.3 Manfaat CBR..........................................................................................................1

BAB II ISI BUKU

2.1 Identitas Buku.......................................................................................................2-3


2.2 Ringkasan Isi Buku ............................................................................................4-11

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kekurangan ..............................................................................12-14

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...........................................................................................................15


4.2 Saran ......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR
Critical Book Report adalah kegiatan yang mengkritisi buku
dengan dasar sebuah bahasa dari sebuah buku bagaimana isinya,
sistematika penulisan, kelemahan dan kelebihan dari sebuah buku. Dalam
membuat CBR, ada baiknya kita bisa memilih buku yang layak untuk di
kritik, membaca dan harus terbiasa berfikir secara kritis.
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji
kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah buku serta
membandingkan buku yang dianalisis dengan buku yang lain, mengenal
dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi
hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan
pembahasan.
Oleh karena itu penulis membuat CBR Filsafat ilmu ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi.
1.2 Tujuan Penulisan CBR:
a. Untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus.
b. Untuk melatih diri sebagai Mahasiswa/i untuk dapat berfikir secara
kritis dalam mencari informasi dalam buku yang di kritik.
c. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang di kritik
1.3 Manfaat
a. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian ABK, ruang
lingkup Anak Berkebutuhan Khusus, dan lain sebagainya.
b. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
di lengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta
kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
c. Melatih mahasiswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-
kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis tersebut.

1
BAB II
ISI BUKU
2.1 Identitas Buku
2.1.1 Buku Pertama
Judul Buku : Menjadi Orangtua ABK Yang Bijak
Pengarang : Wahyu Triarni & Dwi Rakhmawati
Penerbit : Familia
Tahun Terbit : 2013
Kota Terbit : Yogyakarta
Halaman : 88 hal
ISBN : 978-602-9434-74-3
Foto Sampul :

 
2.1.2 Buku Kedua
Judul :Cara Memahami & Mendidik Anak
Berkebutuhan Khusus
Penerbit :Gosyen Publishing
Penulis :Hargio Santoso
Tahun terbit : 2018
Kota terbit : Yogyakarta
ISBN : 978-609-9018-62-2
Tebal buku : x, 111 halaman
Foto Sampul :

2
2.1.3 Buku Ketiga
Judul buku : Early Childhood Intervention:
Shaping the Future for Children with
Special  Needs and Their Families
Pengarang : Christina Groark, Steven
Eidelman, Louise Kaczmarek,  and
Susan Maude
Penerbit : PRAEGER
Tahun Terbit : 2011
Kota Terbit : United States
ISBN : 978–0–313–37793-8
Banyak halaman : 922 halaman
Foto Sampul :

3
2.2 Ringkasan Isi Buku
Istilah Anak Berkebutuhan Khusus tersebut bukan berarti
menggantikan istilah Anak Penyandang Cacat atau Anak Luar Biasa
tetapi menggunakan sudut pandang yang lebih luas dan positif
terhadap anak didik atau anak yang memiliki kebutuhan yang
beragam. Pendapat James, Lynch dalam Astaty (2003) bahwa anak-
anak yang termasuk kategori berkebutuhan khusus (anak kekurangan
dan atau anak bekemampuan luar biasa), anak yang tidak pernah
sekolah, anak yang tidak teratur sekolah, anak yang drop out, anak
yang sakit- sakitan, anak pekerja usia muda, anak yatim piatu dana
anak jalanan. Kebutuhan khusus mungkin disebabkan kelainan secara
bawaan atau memiliki kemudian yang disebabkan masalah ekonomi,
kondisi sosial emosi, kondisi politik dan bencana alam. Hambatan
belajar yang dialamai oleh setiap anak, disebabkan oleh tiga hal yaitu :
1. Faktor lingkungan
2. Faktor dalam diri anak sendiri, dan
3. Kombinasi antara faktor lingkungan dan faktor dalam diri
anak. Oleh karena itu layanan pendidikan didasarkan atas
hambatan belajar dan kebutuhan masing-masing anak
(Alimin : 2005) Dalam penggunaan istilah, Anak
Berkebutuhan Khusus memiliki konsekuensi berbeda,
tergantung darimana sudut pandang kita. Dalam bahasa Inggris
dikenal dengan,1) Impairment berhubungan dengan penyakit
kelainan pada jaringan 2)Disability berhubungan dengan
kekurangan/kesalahan fungsi atau tidak adanya bagian tubuh
tertentu 3)Handicap berhubungan dengan kelainan dan
ketidakmampuan yang dimiliki seseorang bila
berinteraksi dengan lingkungan Anak Berkebutuhan Khusus
memiliki hak sama dengan anak biasa lainnya sesuai isi
deklarasi hak asasi manusia penyandang cacat yang meliputi :
a. Hak untuk mendidik didirinya (The Right to Educated
Oneself)

4
b. Hak untuk pekerjaan dan profesi (The Right to Occupation
or Profession).
c. Hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik
(The Right to Maintain Health ang Physical Well Being)
d. Hak untuk hidup mandiri (The Righ to Independent
Living) Hak untuk kasih sayang (Right to Love) Anak
Berkebutuhan Khusus dapat dibedakan ke dalam 2
kelompok untuk keperluan Pendidikan Luar Sekolah,
yaitu:
I. Masalah (Problem) dalam Sensorimotor, biasanya
diidentifkasi yaitu efek terhadap kemampuanmelihat,
mendengar dan bergeraknya. Kelainan yang termasuk
kategori adalah,Hearing disorders (kelainan
pendengaran), Visual Impairment (kelainan
penglihatan) dan Physical Disability (kelianan
fisik).
II. Masalah (Problem) dalam belajar dan tingkah laku,
kelainan yang termasuk kategori ini adalah, Intellectual
Disability (keterbelakangan mental), Learning
Disability (Ketidakmampuan belajar), Behaviour
Disorders (anak nakal), Giftet and Tallented (anak
berbakat),Multy Handicap (cacat lebih dari satu) Tidak
semua Anak Berkebutuhan Khusus memerlukan
pelayanan khusus, kelas khusus dirancang bagi Anak
Berkebutuhan Khusus yang memiliki kelainan berat
atau alasan lain sehingga bila dimasukkan di kelas
biasa akan menyebabkan adanya masalah baik dari
Anak Berkebutuhan Khusus itu sendiri maupun pada
anak yang lain dalam kelas tersebut. Dalam Pendidikan
Luar Sekolah berkembang isu tentang:

5
a. Labelling (pemberian nama): pemberian nama
kepada seseorang berdasarkan apa yang
kelainannya atau kemampuannya.
b. Normalization (mengkondisikan normal): upaya
mengkondisikan semua ABK harus memiliki
kesempatan untuk mencapai keberadaan anak yang
normal.
c. Assessment (Penilaian): upaya bagaimana
menemukan apa yang dimilki, tidak dimiliki
dan dibutuhkan anak.
d. Individualized Instruction (pembelajaran yang
yang diindividualisasi): Program kegiatan yang
berbeda-beda disesuaikan dengan karakteristik,
kelebihan, kekurangan serta tingkat kemampuan
dan tingkat kecerdasan yang bervariatif.
e. Access to Community (akses kelompok) : ABK
juga punya hak yang sama untuk mengoperasikan
dan menggunakan dengan mudah fasilitas yang
disediakan untuk keperluan pelayanan masyarakat
umum seperti anak normal.
f. Pendidikan Terpadu : proses pembelajaran ABK
dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah biasa,
meskipun dalam bentuk program kelas khusus.
g. Pendidikan Inklusif : pendidikan biasa yang sistem
pendidikannya menyesuaikan kebutuhan khusus
setiap anak yang ada di kelas tersebut baik anak
biasa maupun Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
h. Segregasi (pendidikan terpisah):Pendidikan
konvensional yang selama ini sudah dikenal
masyarakat dan dikembangkan oleh negara kita

6
Isu diskriminasi terhadap pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) telah lama bergulir di Indonesia. Selama ini pendidikan yang
tersedia bagi mereka hanya terbatas di setting pendidikan segregasi
(eksklusif). Terdapat 3 layanan segregasi yang diselenggarakan oleh
pendidikan Indonesia yaitu, (1) sekolah khusus yang hanya melayani
peserta didik dengan jenis kelainan yang sama, (seperti: SLB/A,
SLB/B, SLB/C dst), (2) sekolah khusus yang menampung berbagai
jenis kelainan, (seperti: SDLB, SMPLB dan SMALB), dan (3) sekolah
terpadu yakni sekolah reguler (nonSLB) yang menerima peserta didik
berkebutuhan khusus. Dari ketiga setting layanan pendidikan tersebut,
layanan dimana anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama
dengan siswa regular (non-ABK) adalah sekolah terpadu. Meskipun
begitu, pada settingpendidikan ini, peserta didik khusus yang harus
menyesuaikan dengan sistem sekolah baik kurikulum, guru, sarana
prasarana pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena
itu banyak siswa berkebutuhan khusus yang gagal dalam belajar di
sekolah regular misalnya tidak naik kelas, tidak lulus Ujian Nasional
atau bahkan dikeluarkan karena tertinggal. Berdasarkan isu-isu dunia
tentang pendidikan untuk semua, selanjutnya di Indonesia mulai
dikembangkan sistem pendidikan inklusif, sebuah sistem pendidikan
yang ditengarai lebih ramah dan tidak diskriminatif terhadap mereka.
Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan
yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam
lingkungan pendidikan di sekolah reguler bersama-sama dengan
peserta didik regular, mulai dari jenjang pendidikan usia dini (PAUD)
hingga jenjang SMA atau SMK. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuhan,
pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir sampai enam tahun dan
atau samapai dengan delapan tahun. Dengan maraknya isu pendidikan
inklusif, sekarang ini mulai dikembangkan PAUD inklusif. Hal ini

7
dilakukan mengingat pentingnya identifikasi dan intervensi dini bagi
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Untuk mensukseskan intervensi dini dan mengingat usia anak yang
masih kecil, tentu peran orang tua adalah yang terpenting. Hal ini
dikarenakan orangtua adalah orang terdekat anak dan orang yang
selalu bersama anak. Keterlibatan orangtua adalah sangat penting
untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal dimasa usia emas
anak.Hal ini dikuatkan oleh pendapat Wu dan Brown yang
menyatakan bahwa partisipasi orangtua adalah salah satu faktor
penting yang menentukan perkembangan anak berkebutuhan khusus.
MACAM-MACAM ABK
Beberapa defenisi mengenai anak luar biasa atau yang kemudian
dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK). Suran dan Rizzo
(1979) mengartikan anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari
fungsi kemanusiaannya. Mereka secara Gsik, psikologis, kognitif, atau
sosial terhambat dalam mencapai tujuan tujuan(kebutuhan) dan
potensinya secara maksimal. Untuk lebih mendalami klasifikasi anak
berkebutuhan khusus berikut ini anda akan membahas bagaimana
anak yang memiliki hambatan/gangguan Hsiknya, emosinya , sosial
dan intelektualnya.
A. ANAK DENGAN GANGUAN FISIK
Anak dengan gangguan pada fungsi hsik dapat dikelompokkan
menjadi tiga berdasar pada bagian mana gangguan dialami, yaitu
anak tunanetra, tunarungu, tunadaksa. Penjelasan dari masing
masing gangguan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tunanetra. Tunanetra adalah jenis gangguan yang dialami
anak pada fungsi penglihatan.
b. Tunarungu. Gangguan pada orangan pendengaran ini bila
dilihat daritingkat kerusakan kemampuan mendengar
digolongkan dalamlima kelompok, yaitu sangat ringan, ringan,
sedang, berat, dan ekstrim tuli. Sedang berdasar tempat

8
terjadinya kerusakan, tunarungu dapat dibedakan atas
kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah, sehingga meng
hambat bunyi bunyian yang akan masuk ke dalam telinga
disebut tuli konduktif dan kerusakan telinga bagian dalam dan
hubungan ke saraf otak yang menyebabkan tuli sensoris. Anak
yang mengalami gangguan pada pendengaran sejak kecil, pasti
akan mengalami gangguan pada kemampuan berbicara dan
komunikasi verbal.
c. Tuna Daksa. Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan
anggota tubuh dan atau gerakan.
B. ANAK DENGAN GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU
Kelainan pada emosi dan perilaku terbagi menjadi dua yaitu
tunalaras dan gangguan sosial.
a. Tunalaras. Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau
gangguan emosi terwujud dalam tiga jenis perbuatan, yaitu:
senang sedih, lambat cepat marah, dan releks tertekan. Secara
umum emosinya menunjukkan sedih, cepat tersinggung atau
marah, rasa tertekandan merasa cemas.
b. Gangguan Sosial. Adalah anak yang mengalami gangguan
dalam pergaulan. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri
dengan tuntutan hidup bergaul. Gejala gejala perbuatan itu
adalah seperti sikap bermusuhan, agresip, bercakap kasar,
menyakiti hati orang lain, keras kepala, menentang menghina
orang lain, berkelahi, merusak milik orang lain dan
sebagainya. Perbuatan mereka terutama sangat mengganggu
ketenteraman dan kebahagiaan orang lain.
C. ANAK DENGAN GANGGUAN INTELEKTUAL.
Anak dengan gangguan intelektual diklasihkasikan menjadi
empat kategori yaitu anak tunagrahita, anak berbakat, anak lamban
belajar dan anak yang mengalami kesulitan belajar spesihk.
Penjelasan dari masing masing klasifikasi tersebut dapat Anda
cermati pada uraian berikut:

9
a. Tunagrahita.
Anak tungrahita adalah anakyang mengalami gangguan
kecerdasan, sehingga secara umum kemampuan intelektualnya
berada di bawah kemampuan anak pada umumnya.
Klasihkasikan dari kemampuan kecerdasan ini dapat dilihat
berdasarkan skor IQ baik dari Stanford Binet maupun dari
David Wechsler( dalam tabel Endang Rochyadi ).
b. Anak Berbakat
Anak berbakat adalah anakyang memiliki kemampuan dan
kecerdasan luar biasa dapat dilihat secara konservatif yaitu
anak yang memiliki skor IQ diatas anak normal, secara umum
dapat diklasif1kasikan menjadi tiga kelompok yaitu: skor IQ
antara 130 144 gifted, skor IQ 145 159 highly gifted, skor IQ <
160 profoundly gifted. Sedang menurut pendekatan yang lebih
inklusif, yang dimaksud anak berbakat adalah mereka yang
tidak hanya memiliki kemampuan inte lektual tinggi, tetapi
juga memiliki kemampuan kreativitas, sosial emo sional dan
motivasi (gifted) dan memiliki keunggulan dalam satu atau
lebih bidang keahlian tertentu misalnya dalam musik, sastra,
olahraga dan sebagainya (talented) sehingga mereka
memerlukan layanan khusus dalam pendidikan.
c. Anak Lamban Belajar
Anak yang memiliki kemampuan dibawah rata rata mereka
ini bukan tergolong anak terbelakang mental. Skor tes IQ
mereka menunjukkan skor anatara 70 dan 90 (Cooter & Cooter
Jr., 2004; Wiley, 2007). Anak lamban belajar memiliki
kemampuan belajar lebih lambat dibanding dengan anak
seusia. Tidak hanya kemampuan akademiknya yang terbatas
tapi juga pada kemampuan kemampuan yang lain, seperti
kemampuan menggunakan alat tulis, olahraga dan sebagainya.
Dari sisi perilaku, mereka cenderung pendiam dan pemalu,
rentang perhatian.

10
d. Anak yang mengalami kesulitan belajar.
Klasiflkasi kesulitan belajar menurut Wahyu Sri Ambar
Arum (2005), secaragaris besar dapat dikelompokkan kedalam
dua jenis,yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan (developmental disabilities) atau kesulitan
belajar praakademik (preacademic learning disabilities ).
D. AUTISME
E. ANAK ADHD/ GPPH
Anak ADHD dan GPPH adalah Attention Dehcit
Hyperactivity Disorder/ gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas, terbagi menjadi tiga yaitu ADHD/GPPH tipe
kombinasi, ADHD/GPPH tipe kurang mampu memperhatikan,
dan ADHD/GPPH tipe predominan hiperaktif impulsif.

11
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
3.1 Kelebihan Buku
3.1.1 Kelebihan Buku Pertama
Menceritakan mengenai kisah-kisah Anak berkebutuhan
Khusus, tetapi di buku ini lebih berfokus kepada sudut pandang
anaknya. Penyampaian yang dijabarkan oleh penulis juga sangat
mudah di mengerti dan diingat. Daftar pustaka pada buku ini juga
sangat banyak yang berarti penulis memiliki referensi yang banyak
mengenai evaluasi program pendidikan.
3.1.2 Kelebihan Buku Kedua
Dalam buku ini antara bab yang satu dengan bab
yang lain saling berkaitan, saling memberikan pemahaman
terhadap Anak Berkebutuhan Khusus dan ruang lingkupnya.
Pembaca seolah dibawa kedimensi waktu masa lampau untuk
mengetahui tentang filosofi Anak Berkebutuhan Khusus hingga
perkembangan kurikulum terbaru seperti sekarang. Buku ini juga
menggunakan bahasa yang mudah dipahami bagi pembaca Cara
Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus, Lalu dalam
setiap bab terdapat kesimpulan isi bab yang dapat membuat
pembaca mereview kembali pemahamannya. Untuk buku
pembanding, isi buku ini sangat lengkap, antara bab yang satu
dengan bab yang lainnya sangat berkaitan ini memudahkan
pembaca untuk memahami isi buku tersebut.
Pembahasannya juga berurutan dengan menggunakan
bahasa yang sangat mudah untuk dimengerti. Buku ini memuat
beberapa tokoh yang mana teorinya sangat bisa dipercayai oleh
pembaca. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mahasiswa keguruan
Ilmu Perkembangan Peserta Didik karena didalam buku ini
dibahas secera rinci perspektif filosofi dan kurikulum yang ada
pada anak.

12
3.1.3 Kelebihan Buku Ketiga
Buku tersebut adalah buku yang berasal dari amerika,
dibuku ini penulis setiap BAB nya berbeda beda dengan
pembahasan yang berbeda juga. Buku ini memiliki 3 volume, dan
yang sedang di bandingkan adalah buku volume ke-3. Pada buku
ini bukan hanya membahas mengenai cerita dari anak-anak
berkebutuhna khusus, tetapi juga membahas mengenai su-Isu
Implementasi Kebijakan Nasional dan Negara Bagian, Intervensi
Dini: Kebijakan dan Program Internasional, Tren Keluarga
Amerika Kontemporer dan bagaimana mereka memperlakukan
anak berkebutuhan khusus, Evaluasi Program dalam Intervensi
Dini dan Awal Pendidikan Khusus Anak Usia Dini untuk
khususnya anak ABK. Buku ini memiliki ketebalan hingga 922
halaman dan disetiap bab nya terdapat daftar pustaka/referensi
yang memperkuat pembahasan di setiap bab dalam buku ini.
3.2 Kekurangan Buku
3.2.1 Kekurangan Buku Pertama
Pada buku ini terdapat beberapa kalimat yang terbalik
penulisannya sehingga terkadang ketika kita membacanya sedikit
bingung. Referensi atau daftar pustaka pada buku ini tidak terlalu
banyak. Pada buku ini juga, tidak dijabarkan mengenai dasar-dasar
yang harus kita ketahui tentang ABK. Jadi yang ada didalam buku
ini hanya cerita mengenai sudut pandang anak ABK
3.2.2 Kekurangan Buku Kedua
Menurut saya, buku ini kurang membahas tentang Anak
Berkebutuhan Khusus yang berkaitan dengan ilmu medis, filosofis
tentang Anak Berkebutuhan Khusus hanya sedikit. Buku ini lebih
menekankan cara memahami dan mendidik Anak saja. Penjelasan
setiap bagian kurang detail, sehingga pembaca sedikit kesulitan
dalam memahami materi.Buku ini juga menjelaskan munculnya
Buku ini memuat beberapa tokoh yang mana teorinya sangat bisa

13
dipercayai oleh pembaca. sehingga pembaca jadi tahu bagaimana
proses muculnya Ilmu Pengetahuan Sosial.
Tata bahasa buku ini kurang mudah dipahami, materi yang terdapat
didalamnya juga kurang lengkap dan kurang bagus. Didalam buku
ini terdapat banyak kata-kata asing yang tidak dapat dipaham

3.2.3 Kekurangan Buku Ketiga


Pada buku terlalu banyak kata-kata yang sulit untuk
dipahami oleh pembaca. Halaman pada buku ini juga membuat
pembaca bingung karna di buku tersebut hanya ada 260 halaman,
sedangkan aslinya buku ini ada 922 halaman dan ketebalannya
sangat besar. Tidak efisien untuk dibawa-bawa. Karna penulis dari
buku ini berbeda beda, ada hal yang sudah di bahas, terbahas lagi
di BAB berikutnya. Walaupun hanya sedikit, tetapi cukup
mengganggu ketika pembaca mulai membaca buku ini.

14
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Konsep Anak Berkebutuhan Khusus (chilearningd disorderren with
special needs) memiliki makna dan spektrum yang lebih luas
dibandingkan dengan konsep anak luar biasa (exceptional chilearningd
disorderren). Anak Berkebutuhan Khusus mencakup anak yang
memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen, akibat dari
kecacatan tertentu (anak penyandang cacat) dan Anak Berkebutuhan
Khusus yang bersifat temporer.
Buku ini membahas konsep dasar anak berkebutuhan khusus
dengan pembelajaran adaptif, pendidikan inklusi, mendidik anak
berbakat dan model pembelajaran bagi anak penyandang tunarungu,
anak tunalaras, anak tunadaksa, autis dan cara mengatasi anak yang
mengalami gangguan belajar.
1.2 Saran
Penulis berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan
saran atas Critical Book report ini, sehingga tugas makalah ini menuju
lebih baik lagi. buku ini memiliki 3 karakter isi yang berbeda tetapi
memiliki makna yang sama untuk dipahami oleh kita. Buku ini sangat
baik untuk kita sebagai salah satu referensi untuk lebih mengetahui
mengenai anak berkebutuhan khusus dan orang tua juga keluarga.
Saran untuk penulis buku, Sebaiknya materi ini dibahas lebih spesifik
agar lebih mudah dalam memahami materi ini.
Disamping itu juga sebaiknya bahasa yang digunakan pun lebih
sederhana agar para pembaca lebih mudah dalam mencerna kandungan
pokok buku ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Griark, C. D. ( 2011). Early Childhood Intervention: Shaping the Future for


Children with Special Needs and Their Families. United State:
PRAEGER.

Santoso, H. (2018). Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus.


Yogyakarta: Gosyen Pusblishing .

Triarni, W. R. (2013). Menjadi Orangtua ABK Yang Bijak. Yogyakarta: Familia.

16

Anda mungkin juga menyukai