Anda di halaman 1dari 13

“TUGAS INDIVIDU CRITICAL BOOK REPORT”

“Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”

Disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Luisa Yanti Aprina Hia


NPM : 1901010248
Dosen Pengampu : Emelda Thesalonika, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah : Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini dengan baik meskipun
pasti ada kekurangan didalamnya.

Critical Book Report ini berisikan ringkasan isi buku yang saya rangkum dengan
pemaparan dan tidak menghilangkan inti dari buku. Serta gambaran isi buku saya
tuliskan dan penambahan kelebihan dan kekurangannya. Critical Book Report ini juga
bisa dijadikan kesimpulan sebagian isi dari buku, guna bermanfaat bagi setiap
pembacanya.

Semoga Critical Book Report ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi Saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan Saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa akan datang.

Pematang Siantar, Maret 2022

Luisa Yanti Aprina Hia


A.Rasionalisasi Pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya
dari segianalisis bahasa, pembahasan tentang berbicara sebagai suatu keterampilan
berbahasa. Olehkarena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk
mempermudah pembaca dalammemilih buku referensi, terkhusus pada pokok
pembelajaran tematik di sekolah dasar.

B.Tujuan penulisan CBR

Mengkritisi tentang pembelajaran tematik di sekolah dasar

C.Manfaat CBR
1. Untuk menambah wawasan tentang pembelajaran tematik di sekolah dasar.
2. Untuk mengetahui tentang pembelajaran tematik di sekolah dasar.

KELENGKAPAN BUKU

Buku Utama
1. Judul Buku : Loving and Living With ABK
2. Pengarang : Dian Nafi
3. Penerbit : Familia
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Halaman : 88 hal
7. ISBN : 978-602-9434-89-7
8. Foto Sampul
Buku Pembanding I
1. Judul Buku : Menjadi Orangtua ABK Yang Bijak
2. Pengarang : Wahyu Triarni & Dwi Rakhmawati
3. Penerbit : Familia
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Halaman : 88 hal
7. ISBN : 978-602-9434-74-3
8. Foto Sampul :

Buku Pembanding II
1. Judul buku : Early Childhood Intervention: Shaping the Future for Children with
Special Needs and Their Families
2. Pengarang : Christina Groark, Steven Eidelman, Louise Kaczmarek, and Susan
Maude
3. Penerbit : PRAEGER
4. Tahun Terbit : 2011
5. Kota Terbit : United States
6. ISBN : 978–0–313–37793-8
7. Banyak halaman : 922 halaman
8. Foto Sampul :

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Isu diskriminasi terhadap pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) telah lama
bergulir di Indonesia. Selama ini pendidikan yang tersedia bagi mereka hanya terbatas di
setting pendidikan segregasi (eksklusif). Terdapat 3 layanan segregasi yang
diselenggarakan oleh pendidikan Indonesia yaitu,
(1) sekolah khusus yang hanya melayani peserta didik dengan jenis kelainan yang sama,
(seperti: SLB/A, SLB/B, SLB/C dst),
(2) sekolah khusus yang menampung berbagai jenis kelainan, (seperti: SDLB, SMPLB
dan SMALB), dan
(3) sekolah terpadu yakni sekolah reguler (nonSLB) yang menerima peserta didik
berkebutuhan khusus.
Dari ketiga setting layanan pendidikan tersebut, layanan dimana anak berkebutuhan
khusus dapat belajar bersama dengan siswa regular (non-ABK) adalah sekolah terpadu.
Meskipun begitu, pada settingpendidikan ini, peserta didik khusus yang harus
menyesuaikan dengan sistem sekolah baik kurikulum, guru, sarana prasarana
pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu banyak siswa berkebutuhan
khusus yang gagal dalam belajar di sekolah regular misalnya tidak naik kelas, tidak lulus
Ujian Nasional atau bahkan dikeluarkan karena tertinggal.Berdasarkan isu-isu dunia
tentang pendidikan untuk semua, selanjutnya di Indonesia mulai dikembangkan sistem
pendidikan inklusif, sebuah sistem pendidikan yang ditengarai lebih ramah dan tidak
diskriminatif terhadap mereka. Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti
pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan di sekolah reguler bersama-
sama dengan peserta didik regular, mulai dari jenjang pendidikan usia dini (PAUD)
hingga jenjang SMA atau SMK. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu
lembaga yang memberikan layanan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi
anak lahir sampai enam tahun dan atau samapai dengan delapan tahun. Dengan maraknya
isu pendidikan inklusif, sekarang ini mulai dikembangkan PAUD inklusif. Hal ini
dilakukan mengingat pentingnya identifikasi dan intervensi dini bagi Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Untuk mensukseskan intervensi dini dan mengingat usia anak yang
masih kecil, tentu peran orang tua adalah yang terpenting. Hal ini dikarenakan orangtua
adalah orang terdekat anak dan orang yang selalu bersama anak. Keterlibatan orangtua
adalah sangat penting untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal dimasa usia emas
anak.Hal ini dikuatkan oleh pendapat Wu dan Brown yang menyatakan bahwa partisipasi
orangtua adalah salah satu faktor penting yang menentukan perkembangan anak
berkebutuhan khusus.

2. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penanganan Anak Berkebutuhan Khusus bagi orang tua.
2. Untuk mengetahui sikap yang harus dilakukan keluarga pada anak ABK.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus di lakukan oleh pihak sekolah pada anak ABK.

3. Manfaat
Dapat memahami dan mengerti penanganan yang harus dilakukan orang tua pada anak
berkebutuhan khusus.
BAB II
ISI BUKU

1. Ringkasan Buku Setiap Bab


MEREKA BAGIAN DARI KITA
bawah 18 tahun menyandang ketunaan atau masuk kategori anak berkebutuhan khusus.
“Apabila ditambah dengan anak anak yang menggunakan kacamata,]umlahnya akan lebih
banyak lagi,"ungkap Prof dr Sunartini, SpA (K), PhD dalam pidato pengukuhan jabatan
guru besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta di
gedung senat perguruan tinggi itu. Diperkirakan antara 37 % atau sekitar 5,5 10,5 juta
anak usia dini Secara global, tuturnya, diperkirakan ada 370juta penyandang cacat atau
sekitar 7 % populasi dunia, kurang lebih 80juta di antaranya mem butuhkan rehabilitasi.
Darijumlah tersebut, hanya 10 persen mempunyai akses pelayanan. Istilah anak
berkebutuhan khusus adalah klasihkasi untuk anak dan remaja secara flsik, psikologis dan
atau sosial mengalami masalah serius dan menetap. Anak berkebutuhan khusus ini dapat
diartikan mempunyai kekhususan dari segi kebutuhan layanan kesehatan, kebutuhan
pendi dikan khusus, pendidikan layanan khusus, pendidikan inklusi, dan kebu tuhan akan
kesejahteraan sosial dan bantuan sosial.

MACAM-MACAM ABK

beberapa defenisi mengenai anak luar biasa atau yang kemudian dikenal sebagai anak
berkebutuhan khusus (ABK). Suran dan Rizzo (1979) mengartikan anak berkebutuhan
khusus adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting
dari fungsi kemanusiaannya. Mereka secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial
terhambat dalam mencapai tujuan tujuan(kebutuhan) dan potensinya secara maksimal.
Untuk lebih mendalami klasifikasi anak berkebutuhan khusus berikut ini anda akan
membahas bagaimana anak yang memiliki hambatan/gangguan Hsiknya, emosinya ,
sosial dan intelektualnya.
A. ANAK DENGAN GANGUAN FISIK

Anak dengan gangguan pada fungsi hsik dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasar
pada bagian mana gangguan dialami, yaitu anak tunanetra, tunarungu, tunadaksa.
Penjelasan dari masing masing gangguan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tunanetra
Tunanetra adalah jenis gangguan yang dialami anak pada fungsi penglihatan.
2. Tunarungu
Gangguan pada orangan pendengaran ini bila dilihat daritingkat kerusakan
kemampuan mendengar digolongkan dalamlima kelompok, yaitu sangat ringan,
ringan, sedang, berat, dan ekstrim tuli. Sedang berdasar tempat terjadinya
kerusakan, tunarungu dapat dibedakan atas kerusakan pada bagian telinga luar
dan tengah, sehingga meng hambat bunyi bunyian yang akan masuk ke dalam
telinga disebut tuli konduktif dan kerusakan telinga bagian dalam dan hubungan
ke saraf otak yang menyebabkan tuli sensoris. Anak yang mengalami gangguan
pada pendengaran sejak kecil, pasti akan mengalami gangguan pada kemampuan
berbicara dan komunikasi verbal.
3. Tuna Daksa
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan anggota tubuh dan atau
gerakan.

B. ANAK DENGAN GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU


Kelainan pada emosi dan perilaku terbagi menjadi dua yaitu tunalaras dan gangguan
sosial.
1. Tunalaras
Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud dalam
tiga jenis perbuatan, yaitu: senang sedih, lambat cepat marah, dan releks tertekan.
Secara umum emosinya menunjukkan sedih, cepat tersinggung atau marah, rasa
tertekandan merasa cemas.
2. Gangguan Sosial
Adalah anak yang mengalami gangguan dalam pergaulan. Mereka tidak dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup bergaul. Gejala gejala perbuatan itu
adalah seperti sikap bermusuhan, agresip, bercakap kasar, menyakiti hati orang
lain, keras kepala, menentang menghina orang lain, berkelahi, merusak milik
orang lain dan sebagainya. Perbuatan mereka terutama sangat mengganggu
ketenteraman dan kebahagiaan orang lain.

C. ANAK DENGAN GANGGUAN INTELEKTUAL.


Anak dengan gangguan intelektual diklasihkasikan menjadi empat kategori yaitu anak
tunagrahita, anak berbakat, anak lamban belajar dan anak yang mengalami kesulitan
belajar spesihk. Penjelasan dari masing masing klasifikasi tersebut dapat Anda cermati
pada uraian berikut:
1. Tunagrahita
Anak tungrahita adalah anakyang mengalami gangguan kecerdasan, sehingga
secara umum kemampuan intelektualnya berada di bawah kemampuan anak pada
umumnya. Klasihkasikan dari kemampuan kecerdasan ini dapat dilihat
berdasarkan skor IQ baik dari Stanford Binet maupun dari David Wechsler
( dalam tabel Endang Rochyadi ).
2. Anak Berbakat
Anak berbakat adalah anakyang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
dapat dilihat secara konservatif yaitu anak yang memiliki skor IQ diatas anak
normal, secara umum dapat diklasif1kasikan menjadi tiga kelompok yaitu: skor
IQ antara 130 144 gifted, skor IQ 145 159 highly gifted, skor IQ < 160
profoundly gifted. Sedang menurut pendekatan yang lebih inklusif, yang
dimaksud anak berbakat adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemampuan
inte lektual tinggi, tetapi juga memiliki kemampuan kreativitas, sosial emo sional
dan motivasi (gifted) dan memiliki keunggulan dalam satu atau lebih bidang
keahlian tertentu misalnya dalam musik, sastra, olahraga dan sebagainya
(talented) sehingga mereka memerlukan layanan khusus dalam pendidikan.
3. Anak Lamban Belajar
Anak yang memiliki kemampuan dibawah rata rata mereka ini bukan tergolong
anak terbelakang mental. Skor tes IQ mereka menunjukkan skor anatara 70 dan
90 (Cooter & Cooter Jr., 2004; Wiley, 2007). Anak lamban belajar memiliki
kemampuan belajar lebih lambat dibanding dengan anak seusia. Tidak hanya
kemampuan akademiknya yang terbatas tapi juga pada kemampuan kemampuan
yang lain, seperti kemampuan menggunakan alat tulis, olahraga dan sebagainya.
Dari sisi perilaku, mereka cenderung pendiam dan pemalu, rentang perhatian.
4. Anak yang mengalami kesulitan belajar.
Klasiflkasi kesulitan belajar menurut Wahyu Sri Ambar Arum ( 2005 ),
secaragaris besardapatdikelompokkan kedalam dua jenis,yaitu kesulitan belajar
yang berhubungan dengan perkembangan (developmental disabilities) atau
kesulitan belajar praakademik (preacademic learning disabilities ).

D. AUTISME
E. ANAK ADHD/ GPPH
Anak ADHD dan GPPH adalah Attention Dehcit Hyperactivity Disorder/ gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, terbagi menjadi tiga yaitu ADHD/GPPH tipe
kombinasi, ADHD/GPPH tipe kurang mampu memperhatikan, dan ADHD/GPPH tipe
predominan hiperaktif impulsif.

2. Keunggulan Buku
Setiap buku memiliki keunggulannya masing masing, Pada Buku Utama ini
memiliki ke unggulan diantaranya: Buku ini dapat dijadikan pedoman oleh para
pendidik maupun calon pendidik, karena mau tidak mau seorang guru itu dituntut untuk
menguasai tentang kemampuannya dalam mengenal dan mengurus anak ABK. Pada buku
ini, penulis lebih membahas mengenai cerita-cerita yang pernah dialami oleh orang tua
yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Terdapat 9 Bab yang membahas mengenai
bagaimana orang tua belajar memahami anak berkebutuhan khusus. Disetiap babnya
penulis menambahkan kisah kisah yang menarik sehingga para pembaca tertarik dan
terhanyut kedalam buku tersebut. Sebelum membahas mengenai cara belajarnya, buku ini
menjelaskan terlebih dahulu macam macam ABK.
Terdapat rangkuman-rangkuman pada akhir bab nya, sehingga memudahkan bagi
pembaca untuk mengetahui gambaran materi yang akan dipelajari. Sehingga pembaca
mempunyai pengetahuan awal sebelum membaca lebih dalam. Layout, tata letak dan tata
tulis pada buku ini tertata dengan sangat rapi dan baik. Penulis menjabarkan dengan baik
diawal mengenai buku yang dibahasnya, jadi jika kita membaca sekilas mengenai buku
ini kita akan memahami maksud dari buku tersebut. Buku ini tidak begitu tebel tetapi
pembahasan yang dijabarkan begitu lengkap. Sedangkan :
Pada Buku Pembanding I memiliki ke unggulan: Hampir tidak jauh berbeda dengan
buku utama, buku pembanding juga menceritakan mengenai kisah-kisah Anak
berkebutuhan Khusus, tetapi di buku ini lebih berfokus kepada sudut pandang anaknya.
Penyampaian yang dijabarkan oleh penulis juga sangat mudah di mengerti dan diingat.
Daftar pustaka pada buku ini juga sangat banyak yang berarti penulis memiliki referensi
yang banyak mengenai evaluasi program pendidikan.
Pada Buku Pembanding II buku tersebut adalah buku yang berasal dari amerika,
dibuku ini penulis setiap BAB nya berbeda beda dengan pembahasan yang berbeda juga.
Buku ini memiliki 3 volume, dan yang sedang di bandingkan adalah buku volume ke-3.
Pada buku ini bukan hanya membahas mengenai cerita dari anak-anak berkebutuhna
khusus, tetapi juga membahas mengenai su-Isu Implementasi Kebijakan Nasional dan
Negara Bagian, Intervensi Dini: Kebijakan dan Program Internasional, Tren Keluarga
Amerika Kontemporer dan bagaimana mereka memperlakukan anak berkebutuhan
khusus, Evaluasi Program dalam Intervensi Dini dan Awal Pendidikan Khusus Anak Usia
Dini untuk khususnya anak ABK. Buku ini memiliki ketebalan hingga 922 halaman dan
disetiap bab nya terdapat daftar pustaka/referensi yang memperkuat pembahasan di setiap
bab dalam buku ini.

3. Kelemahan Buku
Kelemahan pada buku utama ini adalah: pada cover buku ini, latar yang
disajikan sedikit monoton, yaitu hanya warna putih saja sehingga kurang menarik
perhatian para pembaca. Mengingat materi ini sangat penting peranannya dalam bidang
pendidikan, maka materi-materi yang terkandung dalam buku ini kurang spesifik
pembahasannya. Ketika membahas mengenai macam-macam anak berkebutuhan khusus,
pada buku tidak dibahas dengan detail. Buku ini hanya mengambil point-point saja dan
tidak menjelaskan dengan rinci. Sehingga ketika kita membacanya, kita memerlukan
buku lain untuk membantu kita menambah pemahaman kita mengenai anak ABK. Pada
buku ini juga cerita yang di jabarkan memiliki bahasa yang kurang baik dan ada beberapa
kata yang seharusnya tidak di tuliskan pada buku ini. Sedangkan
kelemahan pada Buku Pembanding I ini adalah: Pada buku ini terdapat beberapa
kalimat yang terbalik penulisannya sehingga terkadang ketika kita membacanya sedikit
bingung. Referensi atau daftar pustaka pada buku ini tidak terlalu banyak. Pada buku ini
juga, tidak dijabarkan mengenai dasar-dasar yang harus kita ketahui tentang ABK. Jadi
yang ada didalam buku ini hanya cerita mengenai sudut pandang anak ABK Dan yang
terakhir :
pada Buku pembanding II kelemahan yang dimiliki adalah: pada buku terlalu
banyak kata-kata yang sulit untuk dipahami oleh pembaca. Halaman pada buku ini juga
membuat pembaca bingung karna di buku tersebut hanya ada 260 halaman, sedangkan
aslinya buku ini ada 922 halaman dan ketebalannya sangat besar. Tidak efisien untuk
dibawa-bawa. Karna penulis dari buku ini berbeda beda, ada hal yang sudah di bahas,
terbahas lagi di BAB berikutnya. Walupun hanya sedikit, tetapi cukup mengganggu
ketika pembaca mulai membaca buku ini.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Untuk mensukseskan intervensi dini dan mengingat usia anak yang masih kecil,
tentu peran orang tua adalah yang terpenting. Hal ini dikarenakan orangtua adalah orang
terdekat anak dan orang yang selalu bersama anak. Keterlibatan orangtua adalah sangat
penting untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal. Adalah peran orangtua untuk
mengembangkan potensi psikomotor, kognitif maupun potensi afektif, disamping itu
orangtua juga harus memelihara jasmaniah mulai dari memberi makan dan penghidupan
yang layak.
2. Saran
Saran untuk pembaca: kedua buku ini memiliki 3 karakter isi yang berbeda tetapi
memiliki makna yang sama untuk dipahami oleh kita. Buku ini sangat baik untuk kita
sebagai salah satu referensi untuk lebih mengetahui mengenai anak berkebutuhan khusus
dan orang tua juga keluarga.
Saran untuk penulis buku: Sebaiknya materi ini dibahas lebih spesifik agar lebih mudah
dalam memahami materi ini. Disamping itu juga sebaiknya bahasa yang digunakan pun
lebih sederhana agar para pembaca lebih mudah dalam mencerna kandungan pokok buku
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Nafi, Dian. 2013. Loving and Living With ABK. Yogyakarta: Familia
Triarni, Wahyu. Rakhmawati, Dwi. 2013. Menjadi Orangtua ABK Yang Bijak.
Yogyakarta: Familia
Griark, Christina. Dkk. 2011. Early Childhood Intervention: Shaping the Future for
Children with Special Needs and Their Families. United State: PRAEGER

Anda mungkin juga menyukai