Anda di halaman 1dari 8

TUNA RUNGU

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesment ABK

yang di ampu oleh Ibu Sukinah, M.Pd

Disusun Oleh:

1. Nur Sa’adah Daulay (2000001156)


2. Rifki Muamar Arafat (2019001057)
3. Noerlaela Alfa Rizkie (2000001115)
4. Rosyim Tegar Prakasa (2000001010)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat , hidayah serta inayahnya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW. Akhirnya atas izin Allah SWT tugas
makalah yang berjudul “Tuna Rungu” dapat diselesaikan.

Makalah ini penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Asesment ABK sebagai salah
satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang
telah berjasa mencurahkan ilmu kepada penulis.

Penulis memohon kepada dosen khususnya, umumnya para pembaca barangkali


menemukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini baik dari segi penulisan, bahasa
maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya makalah-makalah yang akan datang.

Yogyakarta, 23 Desember 2022

Kelompok Tuna Rungu


PENDAHULUAN

Tidak ada orang yang meminta menjadi cacat. Namun menjadi penyandang cacat pun
bukan berarti tidak bisa berbuat apa-apa. Banyak individu yang meski pun menjadi penyandang
cacat bisa menjadi penerang hidup bagi teman-teman berkebutuhan khusus lainnya.

Secara kodrati semua manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan, tak terkecuali
anak berkebutuhan khusus. Salah satu diantaranya kebutuhan pendidikan. Dengan terpenuhi
kebutuhan akan pendidikan anak berkebutuhan khusus diharapkan bisa mengurusi dirinya sendiri
dan dapat melepaskan ketergantungan dengan orang lain. Tertampungnya anak berkebutuhan
khusus dalam lembaga pendidikan semaksimal mungkin berarti sebagian dari kebutuhan mereka
terpenuhi. Diharapkan lewat pendidikan yang mereka dapatkan mampu memperluas cakrawala
pandangan hidupnya. Sehingga mampu berfikir secara kreatif, inovatif dan produktif.

Istilah berkebutuhan khusus secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap
mempunyai kelainan/penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya, dalam hal
fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya (Efendi,2006).

Berdasarkan pengertian tersebut anak yang dikategorikan berkebutuhan dalam aspek


fisik meliputi kelainan dalam indra penglihatan (tunanetra) kelainan indra pendengaran (tuna
rungu) kelainan kemampuan berbicara (tuna wicara) dan kelainan fungsi anggota tubuh (tuna
daksa). Anak yang memiliki kebutuhan dalam aspek mental meliputi anak yang memiliki
kemampuan mental lebih (super normal) yang dikenal sebagai anak berbakat atau anak unggul
dan yang memiliki kemampuan mental sangat rendah (abnormal) yang dikenal sebagai tuna
grahita. Anak yang memiliki kelainan dalam aspek sosial adalah anak yang memiliki kesulitan
dalam menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan sekitarnya. Anak yang termasuk dalam
kelompok ini dikenal dengan sebutan tunalaras.
PEMBAHASAN
1. Deskripsi gambaran sekolah dan visi misi sekolah, jenis peserta didik berkebutuhan
khusus apa aja? Dan bagaimana lingkungan sekolah tersebut?

 SLB N 2 Bantul terletak di dekat Ringroad Selatan tepatnya di Jalan Imogiri Barat
Km 4,5 Desa Wojo, Kelurahan Bangunharjo,Kecamatan Sewon,Kabupaten Bantul.
DIY yang mana Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Negeri 2 Bantul ialah

Visi Sekolah
“Unggul, mandiri, dan Berkarakter”
Indikator
1. Peserta didik unggul dalam bidang akademik dan non akademik
2. Pendidik dan tenaga kependidikan unggul sesuai kompetensi-nya
3. Peserta didik dengan hambatan memiliki satu keterampilan yang siap
digunakan di dunia kerja
4. Peserta didik tanpa hambatan dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah
reguler
5. Peserta didik memiliki karakter religius,nasionalis,mandiri,gotong
royong,dan integritas.

Misi Sekolah
1. Menyelenggarakan pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21
kepada peserta didik yang komunikatif, kolaboratif, berpikir kritis dan
pemecahan masalah, kreatif dan inovatif.
2. Menyelenggarakan pembinaan non akademik sesuai bakat dan minat
3. Mewujudkan profesionalisme pendidik tenaga kependidikan sesuai
kompetensi
4. Membekali peserta didik dengan keterampilan wirausahaan
5. Mewujudkan alumni yang mampu mengelola diri dan siap masuk dunia
kerja
6. Menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan dunia
industri(DUDI),instansi pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat
yang berkesinambungan, dan integritas melalui pengintegrasian ke dalam
pembelajaran dan pembudayaan.
7. Menumbuhkankembangkan karakter religius,nasionalis mandiri,gotong
royong,dan integritas melalui pengintegrasian ke dalam pembelajaran dan
pembudayaan.

 Jenis anak berkebutuhan khusus di SLB N 2 Bantul ialah Anak Berkebutuhan


Khusus Jenis anak penyandang tunarungu, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang
dan autis. Yang mana anak berkebutuhan khusus jenis tunarungu

 Lingkungan di sekitar SLB N 2 Bantul termasuk lingkungan yang strategis karena


berada di dekat perumahan penduduk sehingga interaksi antara warga sekitar dengan
siswa siswa bisa dikatakan baik dan lingkungan di sekitar yang cenderung tidak
berisik sehingga membuat suasana belajar menjadi lebih kondusif. Selain itu di
Sekolah Luar Biasa N 2 Bantul ini dilengkapi dengan fasilitas fasilitas yang lengkap
untuk menunjang kegiatan belajar siswa agar lebih nyaman dan efektif.

2. Bentuk layanan BK di sekolah selama ini bagaimana?


Bentuk layanan di SLB N 2 Bantul menggunakan layanan seperti pada umumnya,
layanan bimbingan kelompok, konseling individu dan layanan lainnya akan tetapi cara
penyampaiannya yang berbeda jika pada anak normal pada umumnya seperti
memberikan layanan yang sudah struktural dan anak-anak pada umumnya akan cepat
tanggap akan tetapi pada anak berkebutuhan khusus ini penyampaiannya secara
sederhana dan pelan, karena menyesuaikan kebutuhan kognitif dan keterbatasan yang ada
sehingga jika ingin memberikan layanan misalnya bimbingan kelompok maka anak-anak
akan di arahkan pada pengembangan diri dengan bentuk penyampaian oleh guru BK
secara berkelompok. Di SLBN 2 Bantul juga banyak menyediakan program
pengembangan diri siswa-siswa nya dengan membiasakan pelaksanaan ekstrakurikuler
yang beragam. Yang mana kegiatan ekstrakurikuler meliputi: atletik, bulu tangkis,
pramuka, kreasi barang bekas, baca tulis Al-Qur’an, seni lukis dan seni tari.

3. Analisis SWOT terkait dengan layanan BK ABK di sekolah tersebut?


Di saat observasi kemarin kamis 24 November di SLBN 2 Bantul dari penuturan
guru BK bahwa dalam penanganan anak berkebutuhan khusus sejauh ini aman dan
terkendali bagi anak jenis tunarungu dan tunagrahita mungkin ada sedikit olok-olokkan
saja antara kelas tunarungu dan tunagrahita saling mengunggulkan diri bahwa mereka
lebih baik dari anak-anak tunarungu begitu juga sebaliknya. Dan bagi anak autis cukup
susah dalam penangananya harus ekstra hati-hati karena jika di biarkan dan tiba-tiba
emosi nya tidak terkontrol anak-anak autis tersebut akan menghancurkan barang-barang
yang di sekitarnya untuk melampiaskan emosi nya. Akan tetapi peristiwa tersebut tidak
sering pernah beberapa kali dan masih bisa ditangani oleh pihak sekolah.
PENUTUP
SLB N 2 Bantul terletak di dekat Ringroad Selatan tepatnya di Jalan Imogiri Barat Km
4,5 Desa Wojo, Kelurahan Bangunharjo,Kecamatan Sewon,Kabupaten Bantul. Karena letak
sekolah yang strategis dan jauh dari keramaian sehingga membuat situasi belajar yang kondusif.
Sekolah ini merupakan sekolah yang menangani anak anak berkebutuhan khusus. Jenis
anak berkebutuhan khusus di SLB N 2 Bantul ialah Anak Berkebutuhan Khusus Jenis anak
penyandang tunarungu, tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan autis. Yang mana anak
berkebutuhan khusus jenis tunarungu.
Bentuk layanan di SLB N 2 Bantul menggunakan layanan seperti pada umumnya,
layanan bimbingan kelompok, konseling individu dan layanan lainnya akan tetapi cara
penyampaiannya yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N. (2013). Mengenal anak berkebutuhan khusus. Magistra, 25(86), 1.

Anda mungkin juga menyukai