Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN OBSERVASI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI

ANGKOLA TIMUR

Dosen Pengampu : Sukatno, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Putri Ayu Harahap 2301090019

Melda Khairani 2301090001

Amanda Kholisyah 2301090005

Julpianita 2301090027

Wildan Ahmad 2301090018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PADANGSIDIMPUAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha esa atas
limpahan rahmat, hidayah dan karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
laporan ini dengan judul. Salawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW yang
menjadi uswatun hasanah bagi kita semua. Laporan ini dibuat untuk memenuhi
tugas matakuliah Pendidikan Inklusi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
dukungan, bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak, terutama kepada
orang tua. Peneliti mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar
besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan dan


masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, dengan penuh kerendahan hati penulis
sangat mengharapkan dan menghargai kritik dan saran dari para pembaca guna
menyempurnakan laporan ini. Kiranya laporan ini dapat bermanfaat serta dapat
menjadi salah satu bahan yang menjadi informasi pengetahuan bagi siapa saja
yang membacanya.

Padangsidimpuan, 13 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................1
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................3
2.1 Hasil Kunjungan..............................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................8
3.1 Kesimpulan.....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
DOKUMENTASI…………………………………………………………….10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan luar biasa berarti pembelajaran yang dirancang secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan fisik. pendidikan luar
biasa adalah program pembelajaran yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan
unik dari individu siswa. Mungkin mereka memerlukan penggunaan bahan-bahan,
peralatan, layanan, dan/atau strategi mengajar yang khusus. Pendidikan
merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di
masyarakat atau sebagai upaya membantu peserta didik untuk mengembangkan
dan meningkatkan pengetahuan, kecakapan, nilai, sikap dan pola tingkah laku
yang berguna bagi hidup. Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda.
Pendidikan bukanlah menghilangkan harkat dan martabat sebagai manusia,
melainkan menumbuhkan dan mempertinggi mutu dan hakekat serta martabat
manusia. Oleh karena itu pendidikan sifatnya mempengaruhi bukan
menghilangkan, sebab tidak ada yang hilang dalam proses pendidikan. Hanya
sifatnya mempengaruhi hal-hal yang kurang baik ke arah yang baik dan
memperkembangkan potensi yang positif menjadi maksimal sesuai dengan
potensinya
Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang
melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagai lembaga
pendidikan SLB dibentuk oleh banyak unsur yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan, yang proses intinya adalah pembelajaran bagi peserta didik.
Jadi SLB merupakan lembaga pendidikan khusus yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Salah satu sekolah luar biasa yang ada di Indonesia adalah Sekolah Luar
Biasa Negeri Angkola Timur, lebih tepatnya berada di provinsi Sumatera Utara,
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Angkola Timur, Desa Palsabolas.
Sekolah Luar Biasa Negeri Angkola Timur berdiri pada tahun 2009 tetapi izin
operasi pada tahun 2010 tanggal 27 November. Sekolah Luar Biasa Negeri
Angkola Timur memiliki pendidikan terdiri dari SD, SMP, SMA. Sekolah ini
mempunyai 22 tenaga pendidik, tendik 6 yang siap mencerdaskan masyarakat

1
sekitar Tapanuli Selatan. Kepala sekolah yang menjabat pada 2024 ini yakni ibu
Nuryaningsih, S.Pd.
Letak geografis sekolah ini yaitu, sekolah ini berada di desa Palsabolas
dengan batas wilayah sebagai berikut:
a) Sebelah barat berbatasan dengan desa Pargarutan tonga
b) Sebelah timur berbatasan dengan desa Marisi

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil Kunjungan
Sekolah ini meggunakan system pendidikan Segregasi. Sistem Pendidikan
Segregasi Sistem pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari sistem
pendidikan anak normal. Penyelenggaraan sistem pendidikan segregasi
dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk
anak normal. Keuntungan sistem pendidikan segregasi, yaitu:
1. Rasa ketenangan pada anak luar biasa.
2. Komunikasi yang mudah dan lancar.
3. Metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan
kemampuan anak.
4. Guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa.
5. Sarana dan prasarana yang sesuai.
Sekolah Luar Biasa adalah sekolah yang diperuntukkan untuk anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus yang tidak dapat disandingkan dengan anak-
anak lainnya. Siswa yang belajar di sekolah ini digolongkan sebagai berikut
a. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi
penglihatan kurang dari 6/60. Pengertian tunanetra adalah tidak dapat
melihat, namun pada umumnya orang mengira tunanetra identik dengan
buta. Tunanetra dapat diklarifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu;
tunanetra sebelum dan sejak lahir, tunanetra setelah lahir atau pada usia
kecil, tunanetra pada usia sekolah atau masa remaja, tunanetra pada usia
dewasa atau lanjut usia, dan tunanetra akibat bawaan.
b. Tunarungu
Tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran dan
percakapan dengan derajat pendengaran yang bervariasi. seorang
dikatakan tuli (deaf) apabila kehilangan kemampuan mendengar pada
tingkat 70 dB ISO atau lebih, sehingga ia tidak dapat mengerti atau
menangkap serta memahami pembicaraan orang lain. Sedangkan seorang
dikatakan kurang dengar (Hard of Hearing) bila kehilangan pendengaran

3
pada 35 dB ISO sehingga ia mengalami kesulitan memahami pembicaraan
orang lain melalui pendengarannya baik tanpa maupun dengan alat bantu
dengar.
c. Tunagrahita
Tunagrahita adalah keadaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal
juga retardasi mental (mental retardation). Retardasi mental adalah kondisi
sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan lemahnya kecerdasan
(biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan
kehidupan seharihari. Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi
intelektual. Selain intelegensinya rendah anak retardasi mental juga sulit
menyesuaikan diri dan berkembang. Sebelum muncul tes formal ~ 425 ~
untuk menilai kecerdasan, orang retardasi mental di anggap sebagai orang
yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan
tidak merawat dirinya sendiri.
d. Autis
Anak autisme merupakan kelainan perkembangan sistem saraf pada
seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita dengan gejala
menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan
dunia luar. Merupakan gangguan perkembangan yang kompleks
mempengaruhi perilaku dengan akibat kekurangan kemampuan
komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai


berikut: SLB Negeri Angkola Timur memiliki sarana dan prasarana sebagai
pendukung kegiatan belajar mengajar seperti:
1. Ruang Kepala Sekolah
Ruangan kepala sekolah adalah ruangan khusus untuk kepala sekolah
menjalankan tugasnya setiap harinya.
2. Ruang Guru
SLB Negeri Angkola Timur memiliki 1 ruang guru. Ruangan ini memiliki
fungsi sebagai tempat untuk melakukan koordinasi sekolah, digunakan

4
sebagai tempat istirahat dan sebagai tempat berkumpulnya bapak dan ibu
guru serta sebagai tempat untuk melakukan persiapan dalam mengajar.
3. Ruang Perpustakaan
Terdapat ruang baca, dan lemari buku. Buku-buku diperpustakaan terdiri
dari buku untuk para siswa maupun para guru, mulai dari buku kurikulum
sampai buku taman kanakkanak.
4. Ruang belajar
Ruang belajar yang dijadikan sebagai tempat belajar mengajar disekolah
ini sebanyak 13 ruangan.

Kegiatan yang dilakukan baik guru dan tenaga kependidikan adalah


membimbing, mendidik mengajar, merawat, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik anak luar biasa pada berbagai jenjang SLB baik segregasi, integrasi
maupun inklusi. Selain itu tugas dari guru dan tenaga pendidik antara lain:
1. Menyelenggarakan administrasi khusus, yaitu mengadakan pencatatan dan
dokumentasi segala unsur administrasi dari para peserta didik berkelelainan.
Tugas tersebut antara lain mengadakan pencatatan dan dokumentasi tentang
identitas dari anak-anak berkelainan, pengalaman dan kemajuan anak-anak
berkelainan, data keluarga yang berisi data tentang orang tua/wali dan data
tentang sikap keluarga terhadap kelainan maupun terhadap pendidikan anak
berkelainan tersebut.
2. Menyelenggarakan asesmen terhadap siswa berkelainan yang berisi tentang:
akondisi dan tingkat kelainan anak, kondisi kesehatan anak, kemampuan
akademik dan keterbatasan anak, kondisi psiko-sosial anak, bakat dan minat
anak, prediksi tentang kemampuan dan kebutuhan anak di masa mendatang
3. Menyusun program pendidikan individual bagi peserta didik berkelainan
berdasarkan hasil asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka.
4. Menyelenggarakan kurikulum plus, yaitu memberikan bimbingan dan
pengajaran pada para peserta didik berkelainan sebagai kebutuhan belajar
merka.
5. Mengajar kompensatif, yaitu suatu pengajaran yang dimasudkan sebagai
kompensasi dari kekurangan atau keterbatasan peserta didik berkelainan.

5
6. Melaksanakan tugas pembinaan komunikasi siswa berkelainan dalam proses
pembelajaran antara lain: tugas menyunting dan tugas menerjemahkan.
7. Melaksanakan pengadaan dan pengelolaan alat bantu pengajaran. Pengadaan
alat bantu pengajaran antara lain dengan mengajukan permintaan kepada yang
berwenang, membeli ataupun membuat sendiri.
8. Melaksanakan konseling keluarga yang bertujuan untuk membebaskan
peserta didik dari berbagai kendala yang mungkin timbul. Melalui konseling
keluarga diharapkan akan menemukan solusi dari setiap masalah yang
dihadapai oleh peserta didik berkelainan.
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut tentunya tenaga pendidik khusus
harus memiliki kompetensi yang berkuatas antara lain,
a) pengetahuan tentang materi 37 yang akan diajarkan,
b) pengetahuan tentang bagaimana cara mengajar,
c) pengetahuan tentang praktik pembelajaran dan manajemen yang efektif,
d) keyakinan yang membuat mereka untuk bertahan dalam mengajar siswa
berkebutuhan khusus.
Jadi seorang guru pendidikan khusus haruslah memiliki keyakinan dan
niat yang kuat untuk dapat bertahan dalam mengajar peserta didiknya, karena
tanpa memiliki keyakinan yang kuat kemampuan seorang guru dalam mendidik
siswa berkebutuhan khusus tidak akan berguna. Selain beberapa hal tersebut
seorang guru pendidikan khusus harus memiliki pengetahuan tentang
pembelajaran dan peserta didik. Guru pendidikan khusus harus memahami
karakteristik peserta didik yang beragam dan harus mampu mempengaruhi cara
belajar peserta didik di kelas.
Selain itu seorang guru pendidikan khusus harus memiliki pengetahuan
tentang materi dan kurikulum, hal ini dapat diartikan bahwa guru pendidikan
khusus harus mampu menunjukkan bahwa mereka menguasai materi pelajaran
yang diajarkan. Hal lain yang harus dimiliki oleh seorang guru berkualitas adalah
harus memiliki pengetahuan tentang pengajaran yang harus dimiliki oleh seorang
guru pendidikan khusus dalam pembelajaran adalah memilliki pengetahuan
tentang mengajar yang di dalamnya termasuk perencanaan pembelajaran, strategi
pembelajaran, mengelola lingkungan belajar, mampu berkomunikasi dengan

6
siswa, dan mampu menciptakan kolaborasi yang baik. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa seorang tenaga pendidik khusus harus memiliki kompetensi
yang berkualitas. Dengan demikian kualitas pendidik di sekolah khusus dapat
meningkat dan prestasi peserta didik dapat lebih ditingkatkan karena memiliki
tenaga pendidik yang berkompentensi.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang
melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagai lembaga
pendidikan SLB dibentuk oleh banyak unsur yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan, yang proses intinya adalah pembelajaran bagi peserta didik.
Jadi SLB merupakan lembaga pendidikan khusus yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Seorang guru pendidikan
khusus haruslah memiliki keyakinan dan niat yang kuat untuk dapat bertahan
dalam mengajar peserta didiknya, karena tanpa memiliki keyakinan yang kuat
kemampuan seorang guru dalam mendidik siswa berkebutuhan khusus tidak akan
berguna. Selain beberapa hal tersebut seorang guru pendidikan khusus harus
memiliki pengetahuan tentang pembelajaran dan peserta didik. Guru pendidikan
khusus harus memahami karakteristik peserta didik yang beragam dan harus
mampu mempengaruhi cara belajar peserta didik di kelas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Dirjen Dikti


Depdiknas.
Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta:
LPSP3 UI.
Santoso, Hargio. 2012. Cara memahami & mendidik Anak Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Pratiwi, R.P., dan Murtiningsih, Afin. 2013. Kiat Sukses Mengasuh Anak
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

9
DOKUMENTASI

Lokasi Sekolah SLB Negeri Angkola Timur

Foto Bersama Para Siswa SLB Negeri Angkola Timur

Proses Kegiatan Belajar

10

Anda mungkin juga menyukai