Anda di halaman 1dari 29

IDENTIFIKASI

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

TUGAS AKHIR MATA KULIAH

BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DISUSUN OLEH :

1. SYIFA TWIYAS OKTAVIANA (NIM. 2002103024)

2. AURELLIA ZERLINA HAFIZHAH (NIM. 2002103035)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

JANUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan
kesempatan pada penulisan Laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Laporan ini disusun guna memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus..
Selain itu, penulis berharap agar penulisan ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


membantu proses penyusunan laporan ini. Penulis menyadari ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan tugas ini. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat
bagi mahasiswa Universitas PGRI Madiun, khususnya Program Studi Bimbingan
dan Konseling.

Madiun, 5 Januari 2024

Penulis

i
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------ iii
BAB I HAKIKAT IDENTIFIKASI DAN ASSESMEN ---------------------- 1
A. Hakikat Identifikasi-------------------------------------------------- 1
B. Sasaran Identifikasi-------------------------------------------------- 2
C. Petugas Identifikasi-------------------------------------------------- 2
D. Data Identifikasi Anak---------------------------------------------- 3
E. Assesmen Umum---------------------------------------------------- 3
F. Alat Identifikasi------------------------------------------------------ 4
BAB II TINDAK LANJUT KEGIATAN ----------------------------------------- 5
A. Perencanaan Pembelajaran ----------------------------------------- 5
B. Pelaksanaan Pembelajaran ----------------------------------------- 6
C. Pemantauan Kemajuan Belajar dan Evaluasi ------------------- 6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN------------------------------------------- 7
A. Kesimpulan----------------------------------------------------------- 7
B. Saran ------------------------------------------------------------------ 7
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------ 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN ------------------------------------------------------------ 9
DOKUMENTASI----------------------------------------------------------------------- 15

i
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN i
i
BAB I

HAKIKAT IDENTIFIKASI DAN ASESSMEN

A. HAKEKAT IDENTIFIKASI DINI


Identifikasi dini Anak Berkebutuhan Khusus dimaksudkan sebagai
suatu upaya seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan
lainnya) untuk melakukan proses penjaringan terhadap anak yang
mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/
tingkah laku) seawal mungkin dalam rangka pemberian layanan
pendidikan yang sesuai. Pengelompokan anak berkebutuhan khusus dapat
dibagi menjadi:
1. Tunanetra/ anak yang mengalami gangguan penglihatan;
2. Tunanrungu/ anak yang mengalami gangguan pendengaran;
3. Tunadaksa/ anak yang mengalami kelainan anggota tubuh/
gerakan;
4. Anak Berbakat/ anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan
luar biasa;
5. Tunagrahita;
6. Anak lamban belajar;
7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik (disleksia,
disgrafia, atau diskalkulia);
8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi; dan
9. Tunalaras/ anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku

B. SASARAN IDENTIFIKASI
Tujuan Secara umum sasaran identifikasi Anak Berkebutuhan
Khusus adalah seluruh anak usia pra- sekolah dan usia sekolah dasar.
Sedangkan secara khusus (operasional), sasaran identifikasi Anak
Berkebutuhan Khusus adalah:
1. Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah;

11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2. Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah;
3. Anak yang belum/ tidak bersekolah karena orangtuanya merasa
anaknya tergolong Anak Berkebutuhan Khusus sedangkan lokasi
SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semua SD terdekat
belum/ tidak mau menerimanya;
4. Anak yang drop-out Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah karena
faktor akademik.

C. PETUGAS IDENTIFIKASI
Untuk mengidentifikasi seorang anak apakah tergolong Anak
Berkebutuhan Khusus atau bukan, dapat dilakukan oleh:
1. Guru kelas
2. Orang tua anak; dan atau
3. Tenaga Profesional terkait seperti Psikiater dan Psikolog
4. Mahasiswa BK

D. DATA IDENTITAS ANAK


Nama Lengkap : Nauval Jamil Ibrahim
Tempat dan tanggal lahir/umur : Magetan, 30 November 2012
Umur : 11 Tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Status anak : Kandung
Nama sekolah : SLBN Karangrejo Magetan
Kelas :3
Alamat :Desa Banjarejo RT 08 / RW 02
Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan

E. ASESSMEN UMUM

1. Fisik

22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
Siswa/anak memiliki anggota gerak lengkap. Anggota gerak berfungsi
secara baik. Siswa cenderung suka bergerak (hiperaktif).
2. Kognitif
Siswa/anak tidak mampu membaca kalimat-kalimat sederhana. Siswa
juga tidak mampu membilang dari angka 1-100. Siswa cenderung sulit
menghafal sesuatu.
3. Interaksi Sosial
Siswa/anak tidak tertarik untuk bermain bersama teman atau lebih
suka menyendiri. Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar
untuk bertatapan. Siswa/anak senang menarik-narik tangan orang lain
untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin makan,
tanpa berbicara suatu apapun hanya merengek saja.
4. Komunikasi
Siswa/anak tidak merespon ketika dipanggil. Siswa/anak tidak
memperhatikan ketika diajak bicara.
5. Sensoris (Kepekaan terhadap sesuatu)
Siswa/anak memiliki gangguan pendengaran sehingga tidak dapat
mendengar atau tuna rungu. Siswa ketika melihat orang baru,
cenderung takut dan menghindar. Dia tidak bisa merasakan rasa sakit
bahkan saat kondisi berdarah pun.
6. Emosi
Siswa/anak suka menyakiti diri sendiri ketika marah. Jika tidak
dituruti kemauannya maka ia marah dan berteriak-teriak keras hingga
membenturkan kepalanya ke dinding hingga berdarah

F. ALAT IDENTIFIKASI
Secara sederhana ada beberapa aspek informasi yang perlu
mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Contoh alat
identifikasi sederhana untuk membantu guru dan orang tua dalam rangka
menemu kenali anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus, antara
lain sebagai berikut:

33
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
1. Informasi Riwayat Perkembangan Individu
Informasi riwayat perkembangan anak adalah informasi mengenai
keadaan anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir
sebelum masuk sekolah. Informsi ini penting, sebab dengan
mengetahui latar belakang perkembangan anak, kita akan menemukan
sumber penyebab problema mengajar. Informasi mengenai
perkembangan anak sangat penting bagi guru sebagai pertimbangan
dalam membuat program pembelajaran yang akan diberikan kepada
anak. Informasi perkembangan anak mencakup identitas anak, riwayat
masa kelahiran, perkembangan masa balita, perkembangan fisik,
perkembangan sosial, dan perkembangan pendidikan.
Riwayat masa kehamilan dan kelahiran meliputi perkembangan
masa kehamilan, penyakit yang diderita ibu, usia di dalam kandungan,
proses kelahiran, tempat kelhiran, penolong persalinan, gangguan
pada saat proses kelahiran, berat badan bayi, dan tanda-tanda kelainan
bayi. Perkembangan masa balita mencakup informasi mengenai lama
menyusus ibunya, usia akhir minum susu kaleng, kegiatan imunisasi,
penimbangan, kualitas dan kuantitas makanan pada masa balita,
kesulitan makan yang dialami, dan sebagainya.
2. Data keluarga / Orang Tua
Data orang tua/wali siswa sekurang-kurangnya mencakup informasi
mengenai identitas orang tua/wali, hubungan orang tua-anak, data
sosial ekonomi orang tua, serta tanggungan dan tanggapan orang
tua/keluarga terhadap nak. Identitas orang tua harus lengkap, tidak
hanya identitas ayah melainkan juga identitas ibu, misalnya umur,
agama, status pendidikan, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan
tempat tinggal. Hubungan orang tua-anak menggambarkan sejauh
mana intensitas komunikasi antara orang tua dan anak, misalnya
apakah kedua orang tua satu rumah atau tidak, demikian juga dengan
anak. Apakah diasuh salah satu orang tua, pembantu, atau keluarga

44
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
lain. Semua kondisi tersebut mempunyai pengaruh terhadap hasil
belajar anak.
3. Informasi Mengenai Kelainan Anak
Informasi mengenai gangguan/kelinan anak sangat penting, sebab dari
beberapa penelitian terbukti bahwa anak-anak yang prestasi belajarnya
rendah cenderung memiliki gangguan/kelainan penyerta.Tanda-tanda
kelainan atau gangguan khusus pada siswa (jika ada) perlu diketahui
guru. Kadang-kadang adanya kelainan khusus pada diri anak, secara
langsung atau tidak langsung, dapat menjadi salah satu faktor
timbulnya problema belajar. Tentu saja hal ini sangat bergantung pada
berat ringannya kelainan yang dialami serta sikap penerimaan anak
terhadap kondisi tersebut.

55
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
BAB II
TINDAK LANJUT KEGIATAN IDENTIFIKASI

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Pada proses perencanaan pembelajaran untuk anak autis harus
disesuaikan dengan kebutuhan anak itu sendiri. Tentunya dalam proses
perencanaan di perlukan hal-hal untuk menunjang kelangsungan proses
pembelajaran, yaitu :
1. Materi apa yang dibutuhkan oleh anak. Meskipun sama-sama anak
autis tetapi dalam proses pembelajaran mereka memiliki
kebutuhan berbeda-beda.
2. Tujuan dilakukan pemilihan materi-materi tertentu untuk anak
autis.
3. Media pembelajarannya. Media pembelajaran itu sendiri juga
dibuat sebisa mungkin menarik , supaya anak dapat lebih mudah
fokus.
4. Lokasi pembelajaran. Lokasi pembelajaran terutama untuk anak
autis harus luas, karena mereka cenderung aktif.

B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu
pembelajaran kelas individual dan kelas klasikal. Kelas individual adalah
kelas dengan satu anak yang lebih di fokuskan pada terapi. Tujuannya agar
anak bisa fokus dan lebih siap, ketika sudah mulai fokus maka anak akan
belajar dikelas klasikal secara bertahap. Sedangkan kelas klasikal adalah
kelas dengan beberapa anak autis dalam satu kelas dengan layanan yang
seragam ini diperuntuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang
bermasalah dalam bersosialisasi dengan lingkungan sehingga perlu untuk
berlatih bersosialisasi. Kemudian media yang sering digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu media gabar/foto karena gambar merupakan

66
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
bahasa umum yang mudah untuk di mengerti dan di nikmati oleh anak
autis dimana-mana .
Pembelajaran dilakukan sesuai rencana yang telah dibuat, dan
menyesuaikan perkembangan pada diri anak autis itu sendiri.Misalnya
dalam proses pembelajaran floor time anak diminta untuk melakukan
aktivitas di atas lantai, seperti merangkak, naik turun tangga, bermain
memasukkan bola ke dalam keranjang. Adapun kegiatan untuk
psikomotoriknya, yaitu memanjat, prosotan, mendorong gerobak kecil,
berjalan di atas batu-batu kecil.Dalam proses pembelajaran khusus untuk
anak autis harus adanya media pembelajaran yang membuat mereka mau
untuk mengikuti proses pembelajaran, seperti bola-bola kecil dengan
berbagai macam warna, berbagai macam puzzle, mainan anak-anak
(ayunan, prosotan, gantungan), jalan setapak (untuk melatih anak dalam
berjalan/apabila mengalami susah berjalan), tali untuk memanjat.
Sedangkan faktor pendukung dalam pembelajaran autis yaitu
tergantung mood anak autis itu sendiri, dan faktor penghambat dalam
pembelajaran anak autis yang paling utama adalah orang tua. Kalau orang
tuanya masih belum bisa menerima sepenuh hati kondisi anaknya, tentu
hal ini dapat menghambat perkembangan pembelajaran anak, baru
kemudian faktor-faktor lainnya seperti teman maupun lingkungan. Model
pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswa (kemampuan, hambatan, dan kebutuhan) anak autis itu
sendiri. Strategi khusus dalam proses pembelajaran dengan anak autis agar
lebih efektif seperti:
1) Modelling yaitu cara belajar ini dapt dilakukan dengan menirukan
atau memberikan contoh yang baik pada anak autis, hal ini juga
bertujuqan untuk mengembangkan bakat mereka
2) Berikan pujian yang positif
3) Membagi segala aktivitas dalam tahap ke tahap
4) latent learning dimana orang tua harus membuat system belajar
seperti tidak belajar, libatkan selalu komunikasi dua arah berikan

77
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
mereka kesempatan untuk berbicara dan biarkan mereka tahu
bahwa mereka harus memberikan kesempatan juga untuk orang
lain bicara.

C. PEMANTAUAN KEMAJUAN BELAJAR DAN EVALUASI


Dalam evaluasi kemajuan pembelajaran untuk anak berkebutuhan
khusus sangat berbeda dengan anak yang normal, sebab cara mengevaluasi
anak penyandang autisme berbeda, yaitu apabila anak itu dapat atau
berhasil fokus terhadap apa yang diajarkan,mampu mengenal benda-benda
yang ada di sekitarnya dengan baik, mampu berkomunikasi dengan orang
lain, meskipun itu pandangannya tidak fokus ke orang yang diajak
komunikasi, tetapi dia menyadari ada orang di sekitarnya. Anak dapat
membuat ketrampilan sesuai dengan arahan guru, meskipun itu harus
dibimbing oleh 2 guru sekaligus, karena jika anak itu fokus dan merasa
nyaman dengan orang sekitarnya maka ia akan melakukan aktivitas itu
dengan sendirinya, tetapi jika ia merasa tidak nyaman maka ia akan
mengalihkan perhatiannya ke media lain yang bisa menghilangkan
kecemasannya.
Evaluasi pembelajaran anak autis terdiri dari evaluasi proses
dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan cara
mengoreksi tugas yang diberikan guru kepada anak seperti mewarnai jika
anak mewarnai diluar pola atau gambar jadi guru membetulkan
meluruskan hal tersebut. Selanjutnnya evaluasi hasil ini lebih kepada
perilaku anak pada saat anak memahami materi yang guru sampaikan,
perilaku anak kepada teman maupun lingkungan sekitar sekolah,selain itu
melihat perkembangan sosialisasi anak pada saat bermain dikelas atau
pada saat kegiatan olahraga bersama.

88
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah dipaparkan kesimpulannya
yaitu Autis adalah gangguan neurologis dalam perkembangan otak .
Gejalanya biasa muncul pada anak-anak yang tampak tumbuh normal,
sampai usia antara 1 hingga 3 tahun. Penyndang autis biasanya
menunjukan ketidak mampuan bergaul, dan ada masalah berimajinasi,
kegiatan fisik dan kebahasaan. Beberapa orang penyandang autis
berkondisi nonverbal, tetapi yang lain dapat berbicara dan berkomunikasi
lebih normal.Autisme tidak disebabkan oleh masalah psikologi atau emosi.
Autisme adalah gangguan spektrum , ini berarti penyandangnya tidak
hanya memiliki gejala-gejala yang berbeda , tetapi intensitasnya juga
beragam.
Pelaksanaan merupakan proses, cara atau perbuatan
mempraktikkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga kegiatan
yaitu kegiatan awal, kegiatan intidan kegiatan penutup. Kegiatan
pembelajaran anak autis perlu bervariasi menyesuaikan dengan kondisi
anak. Evaluasi di lakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan
pembelajaran. Guru membimbing anak,memberi semangat serta motivasi
kepadaanak yang belum mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu guru
juga mengevaluasi anak pada saat bermain bersama teman sebayanya serta
lingkungan sekitar.

B. Saran
Saran untuk Pengajar lebih memperhatikan siswanya , terlebih jika
anak itu belum mampu untuk ditinggal dalam waktu lama, saat pergantian
jam belajar, Pengajar tidak pilih kasih antar anak, karena mereka semua
juga seperti anak lainnya hanya saja memiliki keterbetasan, Pengajar lebih
fokus pada anak yang sedang di ampunya, karena anak akan mencari

99
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN
tempat lain yang membuat dia lebih fokus dibanding gurunya sendiri dan
bagi Staf pengajar lebih memadai terutama untuk anak yang memiliki
kebutuhan khusus ganda ataupun selain autis, supaya dalam penangannya
lebih maksimal.

11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 00
DAFTAR PUSTAKA

Azwandi, Yosfan. (2007). Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus


Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Delphie,Bandi. 2009. Pendidikan Anak Autistik. Klaten: PT Intan Sejat

Iswari, Mega. (2007). Kecakapan Hidup Bagi Anak Berkebutuhan


Khusus.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Kurniawansyah, E., Fauzan, A., & Tamalasari, E. (2021). Pola Pembelajaran pada
Anak Autis di SLB Negeri 1 Sumbawa. CIVICUS: Pendidikan-Penelitian-
Pengabdian Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 9(1), 11–17.

11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 11
LAMPIRAN

11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 22
11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 33
11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 44
11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 55
11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 66
Isian Form 3

DAFTAR ANAK YANG BERINDIKASI BERKELAINAN DAN


MEMERLUKAN PELAYANAN KHUSUS

1. SD/MI : SLBN KARANGREJO

2. Kelas : Nauval Jamil Ibrahim

3. Nama Guru Kelas : Niken Larasti, S.Pd

No. Nama L/P Uraian/kasus Masalah Keterangan


1. Naufal L 1. Ganguan pendengaran 1. Pelaksanaan kegiatan
2. Suka menyendiri /sulit bersosialsisasi pembelajaran yang
3. Sulit untuk berkomunikasi dilakukan yaitu
4. Senang menarik-narik tangan orang lain pembelajaran kelas
untuk melakukan apa yang ia inginkan individual dan kelas
5. Sering memukul kepala ketika tantrum klasikal..
6. Belum bisa membaca 2. kegiatan untuk
7. Motorik anak rendah psikomotoriknya, yaitu
memanjat, prosotan,
mendorong gerobak
kecil, berjalan di atas
batu-batu kecil.
3. Dalam proses
pembelajaran khusus
untuk anak autis harus
adanya media
pembelajaran yang
membuat mereka mau

11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 77
untuk mengikuti proses
pembelajaran, seperti
bola-bola kecil dengan
berbagai macam
warna, berbagai
macam puzzle, mainan
anak-anak (ayunan,
prosotan, gantungan),
jalan setapak (untuk
melatih anak dalam
berjalan/apabila
mengalami susah
berjalan), tali untuk
memanjat.

Dibuat Tangal : 5 Januari 2024


Konselor,

( Syifa Twiyas & Aurelia Zerlina )

11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 88
11
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 99
22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 00
22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 11
22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 22
22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 33
22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 44
DOKUMENTASI

22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 55
22
Program Studi Bimbingan dan Konseling UNIVERSITAS PGRI MADIUN 66

Anda mungkin juga menyukai