Oleh :
Dosen Pengampu :
Oleh :
178109
Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIf ” ini. Sholawat serta salam seyogianya kami limpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya.
Kami berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30 - 09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelas
pada BAB II.
C. Tujuan Observasi
· Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
· Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
· Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut
c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
· Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
· Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
· Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas
5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamis pada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
1. Senam SKJ
2. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
3. Lompat tali
4. Renang
5. Catur
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
2. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
B. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan jalan cepat:
1. Melakukan gerakan atletik lari dan jalan cepat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
H. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan Scientific
2. Tanya jawab kepada murid
3. Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4. Latihan.
J. Kegiatan Pembelajaran :
Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.
PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi
Pengaturan:
Siswa dibariskan secara tertib.
Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Tujuan:
Melakukan permainan atletik lari dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
Aturan main:
Siswa dibagi secara berpasangan sebanyak jumlah siswa.
Bagi yang tidak mendapat pasangan nanti bergeliran jadi semua bisa bermain
Melakukan gerak lari secara berpasangan
Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang
a. Latihan / Drill
Melakukan atletik jalan cepat dengan modifikasi permainan.
GAMES II
M. Penilaian
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
observasi observasi
Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN ATLETIK
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
B. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
C. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan melompat:
1. Melakukan gerakan atletik lari dan melompat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
J. Kegiatan Pembelajaran :
PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi tim
Pengaturan:
Siswa dibariskan secara tertib.
Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Tujuan:
Melakukan permainan atletik lari dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
Aturan main:
Siswa dibagi menjadi dua kelompok , kelompok A dan B.
Satu orang paling depan berlari terlebih dahulu dan disusul dengan orang dibelakangnya .
Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang
a. Latihan / Drill
Melakukan atletik lari dan lompat dengan modifikasi permainan.
GAMES II
M. Penilaian
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
observasi observasi
Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN ATLETIK
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SLB
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Grahita
k Waktu : 45 menit (1 x pertemuan).
C. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
D. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik lompat dan lempar:
1. Melakukan gerakan atletik lompat dan jalan lempar menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
H. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan Scientific
2. Tanya jawab kepada murid
3. Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4. Latihan.
I. Media Pembelajaran :
1. Media:
Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2. Alat pembelajaran:
Tali Rafia
Karton
Balon
Botol bekas
J. Kegiatan Pembelajaran :
Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.
PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi
Pengaturan:
Siswa dibariskan secara tertib.
Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Tujuan:
Melakukan permainan atletik lompat dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
Aturan main:
GAMES II
M. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lompat dan jalan lempar
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
- Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
keberanian permainan?
Jawaban: usahakan selalu
observasi observasi
Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN ATLETIK
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
Dosen Pengampu :
Oleh :
178092
KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIf ” ini. Sholawat serta salam seyogianya kami limpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya.
Kami berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30 - 09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelas
pada BAB II.
G. Tujuan Observasi
· Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
· Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
· Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi
1. Sarana dan Prasarana yang ada di SLBN Jombang
a. Gerbang Utama
b. Tempat parkir motor
c. Ruang tunggu orang tua
d. Ruang kelas
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang guru
g. Toilet
h. Mushola
i. Lapangan
j. Taman bermain
k. Mading
l. Peralatan olahraga dan musik
2. Tenaga Kerja di SLBN Jombang
· 1 Kepala Sekolah
· 21 Guru PNS
· 5 Guru Honorer
3. Peserta Didik SLB Tunas Harapan
a. Penyandang yang ada di SLBN Jombang
Tuna Rungu dan Wicara
Tuna Grahita
Tuna Daksa
Tuna Netra
Autis
Total keseluruhan terdapat 64 peserta didik.
b. Karakteristik peserta didik
Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak terkendali.
Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja
c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
· Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
· Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
· Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas
5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamis pada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
6. Senam SKJ
7. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
8. Lompat tali
9. Renang
10. Catur
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
4. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
4. Melalui peragaan siswa dapat menirukan teknik start jongkok dengan benar
5. Melalui peragaan siswa dapat menirukan teknik dasar lari jarak pendek dengan benar
6. Melalui peragaan siswa dapat menirukan teknik saat masuk garis finish dengan benar
7. Melalui peragaan siswa dapat melakukan teknik start jongkok dengan benar
8. Melalui peragaan siswa dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan benar
9. Melalui peragaan siswa dapat melakukan teknik saat masuk garis finish dengan benar
a. Salah satu lutut diletakkan ditanah dengan jarak + satu jengkal dari garis start, kaki
satunya diletakkantepat disamping lututyang menempel ditanah + satu kepal
b. Badan membungkuk kedepan,kedua tangan diletakkan ditanah dibelakang garis start,
keempat jari rapat, ibu jari terbuka (membentuk huruf “V”)
c. Kepala ditundukkan, leher rileks, pandangan kebawah dan kosentrasi aba-aba
berikutnya.
d. (peserta didik disuruh mengamati dan merasakan koordinasi gerak)
a. lutut yang menempel ditanah diangkat, panggul diangkat setinggi bahu dan berat badan
dibawa kemuka kaki belakang membentuk sudut 1200, sedangkan kaki depan membentuk
sudut 90
b. Kepala tetap ditundukkan, leher rileks, pandangan kebawah dan kosentrasi aba-aba
berikutnya.
a. menolak kedepan dengan kekuatan penuhatau gerakan meluncur tetapi tidak melompat.
b. Badan tetap condong kedepan disertai dengan gerakan lengan yang diayunkan
c. Dilanjutkan dengan gerakan langkah kaki pendek-pendek, tetapi cepat agar badan tidak
jatuh kedepan.
i. Guru
menfa
silisai
pesert
a didik
untuk
mende
monst
rasika
n
(mem
beri
contoh
)
teknik
lari
jarak
pende
k
(sprin
t).
j. Pesert
a didik
menga
mati
geraka
n yang
dilaku
kan
demon
stran
k. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
bertan
ya
tentan
g
geraka
n yang
di
demon
strasik
an
oleh
demon
stran
l. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
menco
ba
geraka
n
teknik
lari
sprint
secara
berula
ng-
ulang
m. Guru
menfa
silisai
pesert
a didik
untuk
mende
monst
rasika
n
(mem
beri
contoh
)
teknik
mema
suki
garis
finish
dalam
lari
jarak
pende
k
(sprin
t).
n. Pesert
a didik
menga
mati
geraka
n yang
dilaku
kan
demon
stran
o. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
bertan
ya
tentan
g
geraka
n yang
di
demon
strasik
an
oleh
demon
stran
p. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
menco
ba
geraka
n
teknik
mema
suki
garis
finish
dalam
lari
sprint
secara
berula
ng.
q. Strate
gi
pelaks
anaan
denga
n
mengg
unaka
n
model
resipr
okal/ti
mbal-
balik
r. Kelas
dibagi
menja
di 4
kelom
pok
s. Siswa
menga
mbil
bahan
ajar
yang
disiap
kan
oleh
guru,
yang
berisi
deskri
psi
tugas
dan
indika
tor
tugas
gerak
kepad
a
setiap
kelom
pok.
t. Siswa
memp
elajari
tugas
gerak
dan
indika
tor
keberh
asilan
nya
u. Siswa
memb
agi
tugas,
siapa
yang
perta
ma
kali
melak
ukan
teknik
dasar
start,
teknik
lari,
teknik
mema
suki
garis
finish
dalam
lari
jarak
pende
k,
seteru
snya
dilaku
kan
secara
bergan
tian
sampa
i
semua
anggot
a
kelom
pok
melak
ukan
lari
jarak
pende
k dan
yang
lain
menja
di
penga
mat
dan
melak
ukan
koreks
i.
v. Siswa
melak
sanaka
n
tugas
gerak,
dan
mena
mpilk
an
gerak
sesuai
denga
a. Pendinginan, 5 Menit
b. evaluasi proses pembelajaran, melakukan
refleksi dengan tanya jawab kepada peserta
Penutup didik
c. Menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
d. Berdoa dan bubar (kembali ke kelas)
I. Sumber Belajar
a. Ruang terbuka yang rindang, datar dan aman
b. Peluit.
c. Buku teks
d. Buku referensi, Buku Pegangan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan Kelas VI, Kemdikbud
e. Buku referensi, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas
VI, Jakarta : Erlangga
J. Penilaian
1. Teknik penilaian:
– Pengetahuan (kognitif):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep gerak dalam teknik dasar lari jarak pendek
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang
nilai antara 1 sampai dengan 4
Keterangan :
1. Nilai 4 jika jawaban sesuai
2. Nilai 3 jika jawaban kurang sesuai
3. Nilai 2 jika jawaban belum sesuai
4. Nilai 1 jika jawaban tidak sesuai
RUBRIK PENILAIAN
KETRAMPILAN TEKNIK DASAR LARI JARAK
PENDEK
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
Lakukan!
Gerakan posisi start jongkok
Pendaratan telapak kaki menggunakan ujung telapak kaki
Posisi badan condong ke depan saat lari
Gerakan posisi badan saat masuk garis finish.
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM LARI JARAK JAUH
Mengetahui,
Pak Zakaria Wahyu Hidayat, M.Pd
…………………………………..
NIP. .
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peilaku anak beriman dan berahklak mulia.
B. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas
jasmani, permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan sepak bola :
1. Bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
F. Masalah taktik
· Mempraktikan gerakan memanulkan ,melempar dan menangkap bola kasti dengan
tangan satu.
G. Fokus Pembelajaran
Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan memantulkan, melempar dan
menangkap bola dengan tangan satu
H. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan Scientific
2. Tanya jawab kepada murid
3. Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4. Latihan.
I. Media Pembelajaran :
1. Media:
· Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2. Alat pembelajaran:
· Peluit
· Bola sepak
· Bola voli
J. Kegiatan Pembelajaran :
A. Pendahuluan (5 menit)
1. Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2. Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan kepercayaan masing – masing.
3. Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4. Apersepsi
Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan
B. Inti (15 menit)
· Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang
dijelaskan secara garis besar permainan menangkap, melempar dan memantulkan bola
dengan tangan satu.
· Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan
singkat sebelumnya.
· Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa
melakukan gerakan tersebut.
PERMAINAN INTI
Permainan Lempar bola volley ( cacat tubuh bagian kaki)
Ø Pengaturan:
v Siswa dibariskan secara tertib.
v Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Ø Tujuan:
v Melakukan lemparan bola volley ke teman dengan menggunakan tangan kanan ataupun
tangan kiri.
Ø Aturan main:
v Siswa dibagi menjadi dua kelompok , kelompok A berada di bagian utara dan kelompok B
berada di bagian selatan.
v Satu orang dari Kelompok A berusaha melakukan lemparan ke orang yang berada di
kelompok B dan kelompok B berusaha menangkap bola tersebut.
v Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
a. Latihan / Drill
· Melakukan latihan lempar tangkap bola volley secara bergantian dari arah utara dan
selatan.
GAMES II
K. Penutup (5 menit)
L. Sumber Balajar
- Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
- Bola dan cone.
- Buku teks.
M. Penilaian
1. Teknik penilaian:
- Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik menyerang
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
- Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan
atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
- Kuis/embedded test (pengetahuan):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep
gerak dalam permainan Bola basket
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
N. Rubrik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Aspek Psikomotor Tes Tes Contoh Kinerja· Melakukan Pergerakkan
Melakukan taktik lay up praktik dalam penyerangan untuk
shoot dalam (Kinerja) efektif dalam menyerang
permainan bola basket dan bertahan yakni dengan
Bermain dengan mengisi ruangkosong yang
peraturan yang Pilihan banyak/uraian tidak difokuskan tim
dimodifikasi Tes singkat bertahan lawan/ tim
Aspek Kognitif tertulis penyerang dengan cara
Mengetahui bentuk- pergerakan off-the ball
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
bentuk taktik lay up shoot movements yang baik
dalam permainan bola dalam mencari ruang,
basket
Aspek Afektif Lembar observasi
· Kerja sama, toleransi, · Bagaimana posisi
memecahkan masalah, Tes pertahanan yang baik
menghargai teman dan observasi saat lawan menyerang?
keberanian · Jawaban: usahakan
selalu berada di depan
lawan yang sedang
menggiring bola
RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
· Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa mengoper bola secara akurat, mencapai
pada siswa yang memang ingin dituju.
· Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang
tepat kapanharusmelakukantransisi.
· Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang menguasai bola
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1. Bekerja sama dengan teman satu tim
2. Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3. Mentaati peraturan
4. Menghormati wasit(sportif)
5. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH
Mengetahui,
NIP …………………………………..
Oleh :
AZKAL FALAH
178048
Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ” ini. Sholawat serta salam kami limpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya. Kami
berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.
Jombang,13 Februari 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30 - 09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelas
pada BAB II.
K. Tujuan Observasi
· Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
· Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
· Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi
c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
· Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
· Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
· Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas
5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
Pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamis pada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
11. Senam SKJ
12. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
13. Lompat tali
14. Renang
15. Catur
5. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
6. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
D. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
E. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan jalan cepat:
1. Melakukan gerakan atletik lari dan jalan cepat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
J. Kegiatan Pembelajaran :
Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.
PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi
Pengaturan:
Siswa dibariskan secara tertib.
Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Tujuan:
Melakukan permainan atletik lari dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
Aturan main:
Siswa dibagi secara berpasangan sebanyak jumlah siswa.
Bagi yang tidak mendapat pasangan nanti bergeliran jadi semua bisa bermain
Melakukan gerak lari secara berpasangan
Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang
a. Latihan / Drill
Melakukan atletik lari sprint dengan modifikasi permainan.
GAMES II
M. Penilaian
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
observasi observasi
Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN ATLETIK
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
E. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
F. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan melompat:
1. Melakukan gerakan atletik lari dan melompat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
H. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan Scientific
2. Tanya jawab kepada murid
3. Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4. Latihan.
I. Media Pembelajaran :
1. Media:
Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2. Alat pembelajaran:
Kun
J. Kegiatan Pembelajaran :
Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.
PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi tim
Pengaturan:
Siswa dibariskan secara tertib.
Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Tujuan:
Melakukan permainan atletik lompat dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
Aturan main:
Siswa dibagi menjadi dua kelompok , kelompok A dan B.
Satu orang paling depan berlari terlebih dahulu dan disusul dengan orang dibelakangnya .
Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang
a. Latihan / Drill
Melakukan atletik lari dan lompat dengan modifikasi permainan.
GAMES II
M. Penilaian
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
observasi observasi
Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
Rubrik Penilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN ATLETIK
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
A. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
B. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi :
D. Tujuan Pembelajaran :
E. Materi Pembelajaran :
Permainan bola voli :
1. Bermain bola voli menggunakan peraturan yang dimodidikasi.
H. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan Scientific
2. Tanya jawab kepada murid
3. Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4. Latihan.
J. Kegiatan Pembelajaran :
Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan menangkap, melempar dan memantulkan bola dengan tangan satu.
Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.
PERMAINAN INTI
Permainan Lempar bola volley ( cacat tubuh bagian kaki)
Pengaturan:
Siswa dibariskan secara tertib.
Permainan berlangsung kurang lebih 10 menit.
Tujuan:
Melakukan passing bawah bola volley ke guru dengan kedua tangan
Aturan main:
Siswa dibagi menjadi satu kelompok , dan guru bergantian memberi bola kepada siswa
Begitu seterusnya sampai permainan selesai
Yang paling bisa lebih benar itu yang menang.
a. Latihan / Drill
Melakukan latihan passing bola volley secara bergantian dari arah utara dan selatan.
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
N. Rubrik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek Psikomotor Tes melakukan passing bawah bola
Tes Contoh
Melakukan taktik sederhana praktik Kinerja voli dengan bergantian dan
(melempar,menangkap,memantulkan (Kinerja) secara urut satu persatu.
dan menendang) dalam permainan
bola besar
Bermain dengan peraturan yang
dimodifikasi Tes Pilihan
Aspek Kognitif tertulis banyak/urai
Mengetahui bentuk-bentuk taktik an singkat
sederhana(melempar,menangkap,me
mantulkan dan menendang) dalam
permainan bola besar
Aspek Afektif
Kerja sama, toleransi, memecahkan Tes Lembar
masalah, menghargai teman dan observasi observasi
keberanian
Rubrik Penilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa mengoper bola secara akurat, mencapai pada
siswa yang memang ingin dituju.
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang menguasai bola
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN BOLA BESAR
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
Dosen Pengampu :
Oleh :
178062
KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIf ” ini. Sholawat serta salam seyogianya kami limpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya.
Kami berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
M. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30-09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelaspada
BAB II.
N. Kronologi Pelaksanaan Pemberangka
1. Pada hari senin tanggal 3 Februari 2020 ketua kelompok meminta izin kepada kepala
sekolah SLBN Jombang yaitu ibu SRI SUJATMI S.pd . Kepala sekolah SLBN
Jombang mengijinkan kami melakukan observasi pada hari senin tanggal 4 Februari
2020
2. hari senin pelaksanaan observasi dilaksanakan, kelompok kami berkumpul di depan
kampus STKIP PGRI Jombang jam 06.00
3. Setelah menunggu semuannya kumpul yaitu pada jam 06.30 kami langsung
berangakat ke SLB yang dituju
4. Setelah sampai di SLB, kami menunggu selama setengah jam untuk meminta ijin
kembali pada kepala sekolah SLBN Jombang
5. Setelah mendapat ijin, kami memulai observasi pada jam 07.30 dengan melihat-lihat
situasi dan kondisi di SLB serta melihat kegiatan olahraga yang memang selalu
dilaksanakan pada hari senin dari jam 07.30-09.00
6. Setelah kegiatan olahraga selesai, kami diberi kesempatan untuk bertanya-tanya
mengenai peserta didik kepada salah satu guru yaitu bapak Adi Prasetiyo S.pd
7. Setelah berpamitan kepada kepala sekolah dan guru, kami bergegas pulang.
O. Tujuan Observasi
· Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
· Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
· Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi
1. Sarana dan Prasarana yang ada di SLBN Jombang
a. Gerbang Utama
b. Tempat parkir motor
c. Ruang tunggu orang tua
d. Ruang kelas
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang guru
g. Toilet
h. Mushola
i. Lapangan
j. Taman bermain
k. Mading
l. Peralatan olahraga dan musik
2. Tenaga Kerja di SLBN Jombang
· 1 Kepala Sekolah
· 21 Guru PNS
· 5 Guru Honorer
3. Peserta Didik SLB Tunas Harapan
a. Penyandang yang ada di SLBN Jombang
Tuna Rungu dan Wicara
Tuna Grahita
Tuna Daksa
Tuna Netra
Autis
Total keseluruhan terdapat 64 peserta didik.
b. Karakteristik peserta didik
Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak terkendali.
Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja
c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
· Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
· Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
· Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas
5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamispada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
16. Senam SKJ
17. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
18. Lompat tali
19. Renang
20. Catur
k. Hari ke-dua
Pada kesempatan ini saya mengajar ini saya mengajar siswa/i Tuna Grahita apa itu mungkin
terdengar asing Tuna Grahita adalah suatu kondisi dimana proses perkembangan baik
otak,tubuh lebih lambat. Lebih mudahnya perkembangan mereka lebih lambat dari siswa/i
normal lainnya IQ mereka cenderung dibawah rata-rata dimana saat kita menyampaikan
materi kita harus extra bersabar karena daya tangkap mereka lebih rendah dari siswa/i
normal. Hari kedua ini saya masih dikasih kesempatan menggajar tuna grahita kecil yaitu
kelas SD,disini saya sedikit down dan berfikir “bagaimana ya cara menggajarnya?” dan takut
sendiri. Saya tetap bersih keras menerapkan apa yang akan saya ajarkan sesui dengan RPP
yang sudah saya buat. Untuk mengajar tuna grahita kecil ini saya membuat rpp sama dengan
tuna rungu wicara yaitu bola basket, meski sedikit agak sulit mengajarnya tapi saya tetap
harus bisa menyampaikan nya dengan baik dan berusaha anak – anak tuna grahita paham
dengan materi bola basket. Sebagian siswa bisa melakukan sebagian tidak bisa,salah satunya
anak downsyndrom. Dan pada akhirnya sebagian melakukan dribble bola basket.
F. Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2. Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.
G. Kompetensi Dasar :
1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2 Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3 Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
H. Tujuan Pembelajaran :
1. Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3. Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.
E. Materi Pembelajaran :
1. Atletik (lompat dan lari)
J. Kegiatan Pembelajaran :
GAMES II
1. Melakukan pendinginan
2. Berdoa untuk mengakhir i kegiatan pembelajaran
M. Penilaian
Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
N. Rubrik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek Psikomotor Tes Melakukan Pergerakkan dalam
Tes Contoh
Melakukan taktik sederhana (berlari praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan melompat) (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan
observasi observasi
Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
Eksekusi Keterampilan (skill execution) = siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
Mendukung (support) = Siswa berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN ATLETIK
J. Penilaian
– Tes Ketrampilan/unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dribbling bola basket
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1
sampai dengan 4
Keterangan :
1. Nilai 4 jika unjuk kerja sesuai
2. Nilai 3 jika unjuk kerja kurang sesuai
3. Nilai 2 jika unjuk kerja belum sesuai
4. Nilai 1 jika unjuk kerja tidak sesuai
RUBRIK PENILAIAN
KETRAMPILAN TEKNIK DASAR LARI JARAK PENDEK
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
Gerakan driblling
melakukan dengan berjalan
Bermain bola basket
gerakan driblling dengan jarak 10 m
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU
f. Pendinginan, 5 Menit
g. evaluasi proses pembelajaran, melakukan refleksi dengan
tanya jawab kepada peserta didik
Penutup
h. Menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
i. Berdoa dan bubar (kembali ke kelas)
RUBRIK PENILAIAN
KETRAMPILAN TEKNIK DASAR LARI JARAK PENDEK
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
Lakukan!
Gerakan driblling
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU
PERILAKU YANG DIHARAPKAN Kualitas Sikap
1. Percaya diri 1 2 3 4
2. Dapat bekerjasama
3. Kejujuran
4. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam lomba
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
BAB III
PENUTUP
7. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
8. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang