Anda di halaman 1dari 138

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SLBN JOMBANG

PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF

Oleh :

AYU NIDA NUR RAHMANIA ( 178109 )


ARIE AMALIA FIRDAUS ( 178092 )
AZKAL FALAH ( 178048)
BASYIRUDIN BUYUNG H.P ( 178062 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2020
LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SLBN JOMBANG

PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF

Dosen Pengampu :

ZAKARIA WAHYU HIDAYAT, M.Pd

Oleh :

AYU NIDA NUR RAHMANIA

178109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIf ” ini. Sholawat serta salam seyogianya kami limpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya.
Kami berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.

Jombang,13 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
     Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
   Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30 - 09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelas
pada BAB II. 

B. Kronologi Pelaksanaan Pemberangkatan


1.     Pada hari senin tanggal 3 Februari 2020 ketua kelompok meminta izin kepada kepala sekolah
SLBN Jombang yaitu ibu SRI SUJATMI S.pd . Kepala sekolah SLBN Jombang mengijinkan
kami melakukan observasi pada hari senin tanggal 4 Februari 2020
2.    Pada hari senin pelaksanaan observasi dilaksanakan, kelompok kami berkumpul di depan
kampus STKIP PGRI Jombang jam 06.00
3.    Setelah menunggu semuannya kumpul yaitu pada jam 06.30 kami langsung berangakat ke SLB
yang dituju
4.    Setelah sampai di SLB, kami menunggu selama setengah jam untuk meminta ijin kembali pada
kepala sekolah SLBN Jombang
5.  Setelah mendapat ijin, kami memulai observasi pada jam 07.30 dengan melihat-lihat situasi dan
kondisi di SLB serta melihat kegiatan olahraga yang memang selalu dilaksanakan pada hari
senin dari jam 07.30-09.00
6. Setelah kegiatan olahraga selesai, kami diberi kesempatan untuk bertanya-tanya mengenai peserta
didik kepada salah satu guru yaitu bapak Adi Prasetiyo S.pd
7.Setelah berpamitan kepada kepala sekolah dan guru, kami bergegas pulang. 

C. Tujuan Observasi
·         Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
·         Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
·         Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut

D. Perihal Apa Saja Yang Akan Diobservasi


1.   Sarana dan prasarana
2.  Tenaga kerja
3.  Peserta didik
a.    Penyandang yang ada di SLBN Jombang
b.    Karakteristik peserta didik
c.    Cara berkomunikasi
d.    Tingkat akademis
4. Kurikulum pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
a.    Di dalam kelas
b.    Di luar kelas
6.    Kreativitas peserta didik
7.    Kendala pada saat melaksanakan observasi
8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi/mengajar
9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi

1. Sarana dan Prasarana yang ada di SLBN Jombang


a. Gerbang Utama
b. Tempat parkir motor
c. Ruang tunggu orang tua
d. Ruang kelas
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang guru
g. Toilet
h. Mushola
i. Lapangan
j. Taman bermain
           k. Mading
           l. Peralatan olahraga dan musik
2. Tenaga Kerja di SLBN Jombang
·         1 Kepala Sekolah
·         21 Guru PNS
·         5 Guru Honorer
 
3. Peserta Didik SLB Tunas Harapan
a. Penyandang yang ada di SLBN Jombang
 Tuna Rungu dan Wicara
 Tuna Grahita
 Tuna Daksa
 Tuna Netra
 Autis
Total keseluruhan terdapat 64 peserta didik.
b. Karakteristik peserta didik
Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak terkendali.
Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja

c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
·         Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
·         Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
·         Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas

d. Tingkat akademis peserta didik


Sama seperti peserta didik normal pada umumnya, akan tetapi tidak begitu menojol
tetapi dalam bidang olahraga cukup baik ada beberapa yang menjadi atlet dan
menjuarai beberapa bidang olahraga salahsatunya renang dan catur

4. Kurikulum Pembelajaran SLB


Kuruikulum pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik di SLB sama halnya seperti
sekolah-sekolah pada umumnya akan tetapi lebih di sederhanakan. Adapun materi pembelajaran
tambahan yaitu keterampilan vokasional dan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan
Irama).

5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamis pada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
1. Senam SKJ
2. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
3. Lompat tali
4. Renang
5. Catur

6. Kreativitas peserta didik


·         Seni musik
·         Seni tari
·         Seni lukis
·         Kerajinan tangan
7. Kendala pada saat melaksanakan observasi
·         Karena mungkin belum terbiasa dalam menghadapi siswa/siswi SLB terasa caggung namun
hanya di awal pembelajaran saja untuk selanjutnya normal seperti biasanya, terantung bagaimana
cara kita memberikan pembelajaran dikemas dengan cara yang menyenangkan maka siswa/siswi
pun akan antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran.

8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi


a. Hari pertama, selasa 4 februari 2020
Disini hari pertama saya mengajar sekaligus pengalaman pertama saya mengajar anak-anak
hebat ini yang bisa kita sebut ABK(anak berkebutuhan khusus) atau juga SLB (siswa luar
biasa) yang ada dibenak saya pastinya sangat beragam ada takut,cemas, khawatir dan yang
lainnya. Karena ini merupakan pengalaman baru bagi saya, tetapi memang benar sesuatu hal
apapun kita tidak boleh berfikir yang negatif dahulu karena ternyata saya sangat menikmati
dalam mengajar mereka, mengendalikan merek tidak se-menakutkan yang saya bayangkan.
Pada kesempatan pertama ini saya mengajar siswa/i Tuna Netra yang pastinya membuat saya
terbawa perasaan dimana mereka dengan kekurangan mereka tidak bisa melihat tetapi
semangatnnya, antusiasnya dalam mengikuti pembelajaran sangatlah luarbiasa. Mereka
tersenyum bergembira dan mengikuti pembelajaran serta intruksi saya dengan baik. Tentunya
dengan RPP yang saya susun menggunkan variasi permainan yang memudahkan mereka.
b. Hari ke-dua, rabu 4 februari 2020
Di hari kedua ini saya sudah beradaptasi dengan lingkungan serta siswa/i nya. Di hari kedua
ini saya berkesempatan mengajar siswa/i Tuna Rungu Wicara. Dalam penerapan
pembelajaran sedikit lebih mudah karena mereka sama saja seperti siswa/i normal biasaya
tetapi yang membedakan daya tangkap mereka lebih lambat karena pendengaran mereka
terganggu serta pada saat berbicarapun bahasa mereka cukup sulit dimengerti karena
cenderung memakai bahasa isyarat yang pastinya saya tidak begitu mengerti dengan jelas
tetapi saya berusaha memahami mereka dengan perlahan. Intinya ketika kita mengajar
mereka kita harus berhadapan langsung, pusatkan pandangan mereka kepada kita kemudian
pada saat berbicara atau menjelaskan materi pelafalan dan gerak bibir kita harus sangat jelas.
Karena mereka tidak bisa mendengar kita tetapi melihat gerak bibir kita.

c. Hari ke-tiga, kamis 13 februari 2020


Tidak terasa ini hari terakhir saya mengajar mereka, waktu terasa begitu cepat mungkin
karena saya menikmati dalam mengajar anak-anak hebat ini. Karena memang sangat
menyenangkan dan membuat saya merasakan getaran-getaran positif berada didekat mereka.
Pada kesempatan terkahir saya mengajar ini saya mengajar siswa/i Tuna Grahita apa itu
mungkin terdengar asing Tuna Grahita adalah suatu kondisi dimana proses perkembangan
baik otak,tubuh lebih lambat. Lebih mudahnya perkembangan mereka lebih lambat dari
siswa/i normal lainnya IQ mereka cenderung dibawah rata-rata dimana saat kita
menyampaikan materi kita harus extra bersabar karena daya tangkap mereka lebih rendah
dari siswa/i normal. Tetapi saya tidak merasa kesulitan karena mereka cukup bisa
dikendalikan dan bisa menerima keberadaan saya maka pembelajaranun berlangsung lancar.
Dihari terkahir ini saya cukup sedih karena ternyata saya merasakan kenyamanan dan senang
mengajar mereka, serta merekapun menerima saya dengan sangat baik, dihari terakhir saya
menyempatkan untuk berpamitan kepada seluruh siswa/i serta guru-guru yang mengajar dan
sedikit memberikan snack untuk dibagikan kepada mereka untuk salam perpisahan mereka
sangat senang dan bergembira disini hati saya terharu dimana mereka begitu menghargai
pemberian kecil saya dan sangat menghormati serta menghargai keberadaan saya di antara
mereka. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya. Saya senang hari telah
berakhir dimana tugas saya sudah selesai tetapi sedih harus berpisa dengan anak-anak hebat
ini yang mengajarkan saya banyak hal yang membuka mata saya dimana kita harus lebih
banyak bersyukur dan menghargai kekurangan orang lain dan tentunya bersabar dalam hal
apapun. Terimakasih SLBN JOMBANG

9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi


Terlampir
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
2. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan             : SLB


Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Netra
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

A. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

B. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan jalan cepat:
1.    Melakukan gerakan atletik lari dan jalan cepat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

F.     Masalah taktik


 Mempraktikan gerakan atletik lari dengan koordinasi tim.
 Mempraktikan gerakan jalan cepat individu.

G.    Fokus Pembelajaran


Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan atletik lari dan jalan cepat dengan
menggunakan peraturan yang dimodifikasi

H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.

I.       Media Pembelajaran :


1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
         Peluit
         Karton

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (5 menit)


1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.
3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4.       Apersepsi

Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan


         Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota
tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (15 menit)

         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi
  Pengaturan:
  Siswa dibariskan secara tertib.
  Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
  Tujuan:
  Melakukan permainan atletik lari dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
  Aturan main:
 Siswa dibagi secara berpasangan sebanyak jumlah siswa.
 Bagi yang tidak mendapat pasangan nanti bergeliran jadi semua bisa bermain
 Melakukan gerak lari secara berpasangan
 Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang

                    
a.    Latihan / Drill
         Melakukan atletik jalan cepat dengan modifikasi permainan.

GAMES II

Permainan Jalan Cepat


Aturan main:

 Siswa dibariskan menjadi 2 kelompok.


 Tiap siswa yang akan melakukan jalan cepat masing-masing diberi 2 alas karton untuk tumpuan
 Siswa melakukan gerak jalan cepat dengan media karton
 Tiap akan melakukan perpindahan posisi harus menginjak alas/ karton
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Dicari mana kelompok tercepat yang melakukan jalan cepat
 Bagi kelompok yang kalah harus siap menerima hukuman dari kelompok yang menang
K.    Penutup (5 menit)

         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.


Pendinginan :
  Guru memerintahkan siswa untuk membuat lingkaran
  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “YIPPY”
  Siswa yang salah menyebut angka mendapat hukuman yaitu memimpin pemanasan didalam
lingkaran.
         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah dilakukan
secara konsisten.
         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar


-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          Peluit dan karton.
-          Buku teks.

M. Penilaian

1.      Teknik penilaian:


-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lari dan jalan cepat
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan atletik lari dan lompat

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )

N.    Rubrik Penilaian


Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    Melakukan Pergerakkan dalam
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana (berlari praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan jalan cepat)   (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
     Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan

Aspek  Kognitif kerjasama tim saat melakukan

   Mengetahui bentuk-bentuk taktik Tes Pilihan permainan

atletik sederhana(berlari dan jalan tertulis banyak/urai


cepat)   an singkat
Aspek Afektif    Bagaimana koordinasi yang

  Kerja sama, toleransi, memecahkan baik saat akan melakukan

masalah, menghargai teman dan permainan?

keberanian    Jawaban: usahakan selalu

Tes Lembar fokus berkonsentrasi.

observasi observasi
   Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian

 RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  ATLETIK

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan             : SLB


Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Rungu
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

B. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

C. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan melompat:
1.    Melakukan gerakan atletik lari dan melompat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

F.     Masalah taktik


 Mempraktikan gerakan atletik lari dengan koordinasi tim.
 Mempraktikan gerakan melompat tiap individu

G.    Fokus Pembelajaran


Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan atletik lari dan lompat dengan
menggunakan peraturan yang dimodifikasi
H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.

I.       Media Pembelajaran :


1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
         Peluit
         Kun

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (5 menit)


1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.
3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4.       Apersepsi

Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan


         Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota
tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (15 menit)


         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi tim
  Pengaturan:
  Siswa dibariskan secara tertib.
  Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
  Tujuan:
  Melakukan permainan atletik lari dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
  Aturan main:
 Siswa dibagi menjadi dua kelompok , kelompok A dan B.
 Satu orang paling depan berlari terlebih dahulu dan disusul dengan orang dibelakangnya .
 Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang

                    
a.    Latihan / Drill
         Melakukan atletik lari dan lompat dengan modifikasi permainan.

GAMES II

Permainan lompat zig-zag Yippy


Aturan main:

 Siswa dibariskan lurus kebelakang.


 Satu orang paling depan melompat terlebih dahulu dan disusul dengan orang dibelakangnya .
 Tiap melakukan satu lompatan mengucapkan kata “ Yippy”
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.

K.    Penutup (5 menit)

         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.


Pendinginan :
  Guru memerintahkan siswa untuk membuat lingkaran
  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “YIPPY”
  Siswa yang salah menyebut angka mendapat hukuman yaitu memimpin pemanasan didalam
lingkaran.
         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah dilakukan
secara konsisten.
         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar


-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          Peluit dan cone.
-          Buku teks.

M. Penilaian

1.      Teknik penilaian:


-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lari dan lompat
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan atletik lari dan lompat

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )

N.    Rubrik Penilaian


Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    Melakukan Pergerakkan dalam
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana (berlari praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan melompat)   (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
     Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan

Aspek  Kognitif kerjasama tim saat melakukan

   Mengetahui bentuk-bentuk taktik Tes Pilihan permainan

atletik sederhana(berlari dan tertulis banyak/urai


melompat)   an singkat
Aspek Afektif    Bagaimana koordinasi yang

  Kerja sama, toleransi, memecahkan baik saat akan melakukan

masalah, menghargai teman dan permainan?

keberanian    Jawaban: usahakan selalu

Tes Lembar fokus berkonsentrasi.

observasi observasi
   Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
 RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  ATLETIK

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan             : SLB
Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Grahita
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

C. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

D. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik lompat dan lempar:
1.    Melakukan gerakan atletik lompat dan jalan lempar menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

F.     Masalah taktik


 Mempraktikan gerakan atletik lompat.
 Mempraktikan gerakan lempar.

G.    Fokus Pembelajaran


Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan atletik lompat dan lempar dengan
menggunakan peraturan yang dimodifikasi

H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.
I.       Media Pembelajaran :
1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
 Tali Rafia
 Karton
 Balon
 Botol bekas

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (5 menit)


1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.
3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4.       Apersepsi

Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan


         Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota
tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (15 menit)

         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi
  Pengaturan:
  Siswa dibariskan secara tertib.
  Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
  Tujuan:
  Melakukan permainan atletik lompat dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
  Aturan main:

 Siswa dibariskan lurus kebelakang.


 Tiap siswa yang akan melakukan lompat zig zag masing-masing melewati rafia
 Siswa melakukan gerak lompat dengan media yang telah disiapkan
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Dicari mana kelompok tercepat yang melakukan lompat
Bagi kelompok yang kalah harus siap menerima hukuman dari kelompok yang menang
                    
a.    Latihan / Drill
         Melakukan atletik lempar dan lompat dengan modifikasi permainan.

GAMES II

Permainan Lompat dan Lempar


Aturan main:

 Siswa dibariskan lurus kebelakang.


 Tiap siswa melompat melewati media yang disiapkan
 Setelah itu dilanjutkan dengan lempar balon kedalam karton
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Dicari mana kelompok tercepat yang melakukan lompat
 Bagi kelompok yang kalah harus siap menerima hukuman dari kelompok yang menang
K.    Penutup (5 menit)

         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.


Pendinginan :
  Guru memerintahkan siswa untuk membuat lingkaran
  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “HOREE”
  Siswa yang salah menyebut angka mendapat hukuman yaitu memimpin pemanasan didalam
lingkaran.
         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah dilakukan
secara konsisten.
         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar


o Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
o Karton.
o Botol bekas
o Balon
o Rafia
o Buku teks.

M. Penilaian
1.      Teknik penilaian:
-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lompat dan jalan lempar
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan atletik lari dan lompat

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )

N.    Rubrik Penilaian


Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    Melakukan Pergerakkan dalam
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana (lompat praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan lempar)   (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
     Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan

Aspek  Kognitif kerjasama tim saat melakukan

   Mengetahui bentuk-bentuk taktik Tes Pilihan permainan

atletik sederhana(lompat dan lempar) tertulis banyak/urai


Aspek Afektif an singkat

  Kerja sama, toleransi, memecahkan    Bagaimana koordinasi yang

masalah, menghargai teman dan baik saat akan melakukan

keberanian permainan?
   Jawaban: usahakan selalu

Tes Lembar fokus berkonsentrasi.

observasi observasi
   Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian

 RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  ATLETIK

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SLBN JOMBANG


PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF

Dosen Pengampu :

ZAKARIA WAHYU HIDAYAT, M.Pd

Oleh :

ARIE AMALIA FIRDAUS

178092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2020

KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIf ” ini. Sholawat serta salam seyogianya kami limpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya.
Kami berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.

Jombang,14 Februari 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

E. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
     Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
   Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30 - 09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelas
pada BAB II. 

F. Kronologi Pelaksanaan Pemberangkatan


1.     Pada hari senin tanggal 3 Februari 2020 ketua kelompok meminta izin kepada kepala sekolah
SLBN Jombang yaitu ibu SRI SUJATMI S.pd . Kepala sekolah SLBN Jombang mengijinkan
kami melakukan observasi pada hari senin tanggal 4 Februari 2020
2.    Pada hari senin pelaksanaan observasi dilaksanakan, kelompok kami berkumpul di depan
kampus STKIP PGRI Jombang jam 06.00
3.    Setelah menunggu semuannya kumpul yaitu pada jam 06.30 kami langsung berangakat ke SLB
yang dituju
4.    Setelah sampai di SLB, kami menunggu selama setengah jam untuk meminta ijin kembali pada
kepala sekolah SLBN Jombang
5.  Setelah mendapat ijin, kami memulai observasi pada jam 07.30 dengan melihat-lihat situasi dan
kondisi di SLB serta melihat kegiatan olahraga yang memang selalu dilaksanakan pada hari
senin dari jam 07.30-09.00
6. Setelah kegiatan olahraga selesai, kami diberi kesempatan untuk bertanya-tanya mengenai peserta
didik kepada salah satu guru yaitu bapak Adi Prasetiyo S.pd
7.Setelah berpamitan kepada kepala sekolah dan guru, kami bergegas pulang. 

G. Tujuan Observasi
·         Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
·         Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
·         Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut

H. Perihal Apa Saja Yang Akan Diobservasi


1.   Sarana dan prasarana
2.  Tenaga kerja
3.  Peserta didik
a.    Penyandang yang ada di SLBN Jombang
b.    Karakteristik peserta didik
c.    Cara berkomunikasi
d.    Tingkat akademis
4. Kurikulum pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
a.    Di dalam kelas
b.    Di luar kelas
6.    Kreativitas peserta didik
7.    Kendala pada saat melaksanakan observasi
8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi/mengajar
9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi

BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi
1. Sarana dan Prasarana yang ada di SLBN Jombang
a. Gerbang Utama
b. Tempat parkir motor
c. Ruang tunggu orang tua
d. Ruang kelas
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang guru
g. Toilet
h. Mushola
i. Lapangan
j. Taman bermain
           k. Mading
           l. Peralatan olahraga dan musik
2. Tenaga Kerja di SLBN Jombang
·         1 Kepala Sekolah
·         21 Guru PNS
·         5 Guru Honorer
 
3. Peserta Didik SLB Tunas Harapan
a. Penyandang yang ada di SLBN Jombang
 Tuna Rungu dan Wicara
 Tuna Grahita
 Tuna Daksa
 Tuna Netra
 Autis
Total keseluruhan terdapat 64 peserta didik.
b. Karakteristik peserta didik
Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak terkendali.
Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja

c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
·         Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
·         Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
·         Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas

d. Tingkat akademis peserta didik


Sama seperti peserta didik normal pada umumnya, akan tetapi tidak begitu menojol
tetapi dalam bidang olahraga cukup baik ada beberapa yang menjadi atlet dan
menjuarai beberapa bidang olahraga salahsatunya renang dan catur

4. Kurikulum Pembelajaran SLB


Kuruikulum pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik di SLB sama halnya seperti
sekolah-sekolah pada umumnya akan tetapi lebih di sederhanakan. Adapun materi pembelajaran
tambahan yaitu keterampilan vokasional dan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan
Irama).

5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamis pada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
6. Senam SKJ
7. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
8. Lompat tali
9. Renang
10. Catur

6. Kreativitas peserta didik


·         Seni musik
·         Seni tari
·         Seni lukis
·         Kerajinan tangan
7. Kendala pada saat melaksanakan observasi
·         Karena mungkin belum terbiasa dalam menghadapi siswa/siswi SLB terasa caggung namun
hanya di awal pembelajaran saja untuk selanjutnya normal seperti biasanya, terantung bagaimana
cara kita memberikan pembelajaran dikemas dengan cara yang menyenangkan maka siswa/siswi
pun akan antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran.

8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi


d. Hari pertama, selasa 4 februari 2020
Pada hari ini saya begitu semangat ingin mengajar di SLB. Tetapi ada rasa sedikit khawatir
dan gelisah takut tidak bisa mengajar anak anak yang berkebutuhan khusus. Tapi setelah saya
memasuki pintu gerbang sekolah saya disambut hangat dengan orangtua siswa dengan
senyuman. Ramah ramah orang yang ada disini, Begitupun gurunya. Pertama saya mengajar
anak tuna netra. Pengalaman saya mengajar anak tuna netra sebenarnya gampang-gampang
susah. Mereka gampang diatur dan metode permainan juga mudah meskipun mereka tidak
bisa melihat tapi mereka mengikuti olahraga dengan senang hati.

e. Hari ke-dua, rabu 5 februari 2020


Di hari kedua ini saya sudah beradaptasi dengan lingkungan serta siswa/i nya. Di hari kedua
ini saya berkesempatan mengajar siswa/i Tuna Rungu Wicara. Dalam penerapan
pembelajaran sedikit lebih mudah karena mereka sama saja seperti siswa/i normal biasaya
tetapi yang membedakan daya tangkap mereka lebih lambat karena pendengaran mereka
terganggu serta pada saat berbicarapun bahasa mereka cukup sulit dimengerti karena
cenderung memakai bahasa isyarat yang pastinya saya tidak begitu mengerti dengan jelas
tetapi saya berusaha memahami mereka dengan perlahan. Intinya ketika kita mengajar
mereka kita harus berhadapan langsung, pusatkan pandangan mereka kepada kita kemudian
pada saat berbicara atau menjelaskan materi pelafalan dan gerak bibir kita harus sangat jelas.
Karena mereka tidak bisa mendengar kita tetapi melihat gerak bibir kita.

f. Hari ke-tiga, kamis 13 februari 2020


Hari terakhir ini saya begitu sedih karena harus berpisah dengan mereka anak anak yang
hebat.dari mereka saya belajar bagaimana rasanya bersyukur. Ini merupakan pengalaman
yang luar biasa bagi saya. Saya senang hari telah berakhir dimana tugas saya sudah selesai
tetapi sedih harus berpisah dengan anak-anak hebat ini yang mengajarkan saya banyak hal
yang membuka mata saya dimana kita harus lebih banyak bersyukur dan menghargai
kekurangan orang lain dan tentunya bersabar dalam hal apapun. Terimakasih SLBN
JOMBANG

9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi


Terlampir

BAB III
PENUTUP

3. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
4. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.

Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan            : SLB Negeri Jombang


Kelas/Semester : C. VI
Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani Adaptif
Tema : Teknik dasar lari jarak pendek
Pertemuan : I
Waktu : 1 x 25 menit ( 1 x pertemuan )

A.    Kompetensi Inti :

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,  seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar :            


1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas
jasmani, permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan:
a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir.
c. Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga dan latihan.
2.1. Berperilaku sportif dalam bermain.
2.2. Bertanggung jawab dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran serta menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
2.3. Menghargai perbedaan karakteristik individual, Menunjukkan kemauan kerjasama, Toleransi
dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.4. Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.5. Menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.
C.    Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3. Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran
4. Menirukan teknik start jongkok
5. Menirukan teknik dasar lari jarak pendek
6. Menirukan teknik saat masuk garis finish
7. Melakukan teknik start jongkok
8. Melakukan teknik dasar lari jarak pendek
9. Melakukan teknik saat masuk garis finish

D.    Tujuan Pembelajaran :


Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:
            1. Membiasakan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2          2. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
            3. Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

4. Melalui peragaan siswa dapat menirukan teknik start jongkok dengan benar
5. Melalui peragaan siswa dapat menirukan teknik dasar lari jarak pendek dengan benar
6. Melalui peragaan siswa dapat menirukan teknik saat masuk garis finish dengan benar
7. Melalui peragaan siswa dapat melakukan teknik start jongkok dengan benar
8. Melalui peragaan siswa dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan benar
9. Melalui peragaan siswa dapat melakukan teknik saat masuk garis finish dengan benar

E.     Media Pembelajaran :


1.      Peluit
2.      Tali pembatas

F.     Materi Pembelajaran :


        Lari  cepat/ lari jarak pendek yaitu lari yg diperlombakan dengan cara berlari
secepat-cepatnya, yang dilaksanakan didalam lintasan lari menempuh jarak 100 m, 200 m,
dan 400 m.
1.   Teknik start pendek cara melakukannya adalah :

a.    sikap jongkok rileks


b.   lutut kaki kanan menempel tanah
c.    kaki kiri terletak diantara kaki kanan dan lutut kanan
d.   kedua tangan menempel di atas garis start dengan membentuk huruf “V”
e.    pandangan lurus kedepan, dan konsentrasi pada aba-aba start berikutnya
f.    Start jongkok pada aba-aba start

2.   Aba-aba bersedia

a.       Salah satu lutut diletakkan ditanah dengan jarak + satu jengkal dari garis start, kaki
satunya diletakkantepat disamping lututyang menempel ditanah + satu kepal
b.      Badan membungkuk kedepan,kedua tangan diletakkan ditanah dibelakang garis start,
keempat jari rapat, ibu jari terbuka (membentuk huruf “V”)
c.       Kepala ditundukkan, leher rileks, pandangan kebawah dan kosentrasi aba-aba
berikutnya.
d.      (peserta didik disuruh mengamati dan merasakan koordinasi gerak)

3.   Aba-aba siap, (jika ada aba-aba “siap”) maka :

a.       lutut yang menempel ditanah diangkat, panggul diangkat setinggi bahu dan berat badan
dibawa kemuka kaki belakang membentuk sudut 1200, sedangkan kaki depan membentuk
sudut 90
b.      Kepala tetap ditundukkan, leher rileks, pandangan kebawah dan kosentrasi aba-aba
berikutnya.

4.   Aba-aba ya, (jika ada aba-aba “ya”) maka :

a.       menolak kedepan dengan kekuatan penuhatau gerakan meluncur tetapi tidak melompat.
b.      Badan tetap condong kedepan disertai dengan gerakan lengan yang diayunkan
c.       Dilanjutkan dengan gerakan langkah kaki pendek-pendek, tetapi cepat agar badan tidak
jatuh kedepan.

5.   Teknik lari jarak pendek


a.       Prinsip lari cepat yaitu lari pada ujung kaki, tumpuan kuat agar mendapat dorongan
yang kuat
b.      Sikap badan condong ke depan + 60 , sehingga titik berat badan selalu didepan
c.       Ayunan lengan kuat dan cepat, siku dilipat, kedua tangan menggenggam lemas, agar
gerakan langkah kaki juga cepat dan kuat.
d.      Setelah + 20 m dari garis start, langkah diperlebar dansikap badan dicondongkan
kedepan dipertahankan serta ayunan lengan dan gerakan langkah dipertahankan
kecepatan serta kekuatan bahkan harus ditingkatkan.
6.      Teknik memasuki garis finish
a.       Berlari secepat mungkin, jika perlu ditingkatkan kecepatannya seakan-akan garis finish
masih 10 m dibelakang garis sesungguhya
b.      Setelah sampai + satu meter didepan garis finish merebahkan badan kedepan tanpa
mengurangi kecepatannya
c.       Sampai garis finish membusungkan dada, tangan ditarik kebelakangatau putar salah satu
bahu kedepan

G.    Metode Pembelajaran.


1.      Pendekatan : saintifik (scientific)
2.      Metode        : penugasan,  resiprokal/timbal-balik

H.    Kegiatan Pembelajaran.

KEGIATAN DISKRIPSI WAKTU


a. Berbaris, berdoa, presensi, dan apersepsi 5 menit
b. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
Pendahuluan pembelajaran
c. Pemanasan sebelum materi pembelajaran

Inti a. Mengamati guru melakukan teknik dasar lari 15 menit


jarak pendek menggunakan teknik start, teknik
gerak lari, dan memasuki garis finish.
b. Bertanya tentang teknik dasar lari jarak pendek
menggunakan teknik start, teknik gerak lari,
dan memasuki garis  finish.
c. Diskusi tentang teknik dasar lari jarak pendek
menggunakan teknik start, teknik gerak lari,
dan memasuki garis finish.
d. Menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal
tentang teknik dasar lari jarak pendek
menggunakan teknik start, teknik gerak lari,
dan memasuki garis finish

       Guru menfasilisai peserta didik untuk


mendemonstrasikan (memberi contoh) teknik start lari
jarak pendek (sprint).
       Peserta didik mengamati gerakan yang dilakukan
demonstran
      Peserta
didik diberi
kesempatan
untuk
bertanya
tentang
gerakan yang
di
demonstrasik
an oleh
demonstran
      Peserta
didik diberi
kesempatan
untuk
mencoba
gerakan
teknik start
sprint secara
berulang-
ulang.

i. Guru
menfa
silisai
pesert
a didik
untuk
mende
monst
rasika
n
(mem
beri
contoh
)
teknik
lari
jarak
pende
k
(sprin
t).
j. Pesert
a didik
menga
mati
geraka
n yang
dilaku
kan
demon
stran
k. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
bertan
ya
tentan
g
geraka
n yang
di
demon
strasik
an
oleh
demon
stran
l. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
menco
ba
geraka
n
teknik
lari
sprint
secara
berula
ng-
ulang

m. Guru
menfa
silisai
pesert
a didik
untuk
mende
monst
rasika
n
(mem
beri
contoh
)
teknik
mema
suki
garis
finish
dalam
lari
jarak
pende
k
(sprin
t).
n. Pesert
a didik
menga
mati
geraka
n yang
dilaku
kan
demon
stran
o. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
bertan
ya
tentan
g
geraka
n yang
di
demon
strasik
an
oleh
demon
stran
p. Pesert
a didik
diberi
kesem
patan
untuk
menco
ba
geraka
n
teknik
mema
suki
garis
finish
dalam
lari
sprint
secara
berula
ng.

q. Strate
gi
pelaks
anaan
denga
n
mengg
unaka
n
model
resipr
okal/ti
mbal-
balik
r. Kelas
dibagi
menja
di 4
kelom
pok
s. Siswa
menga
mbil
bahan
ajar
yang
disiap
kan
oleh
guru,
yang
berisi
deskri
psi
tugas
dan
indika
tor
tugas
gerak
kepad
a
setiap
kelom
pok.
t. Siswa
memp
elajari
tugas
gerak
dan
indika
tor
keberh
asilan
nya
u. Siswa
memb
agi
tugas,
siapa
yang
perta
ma
kali
melak
ukan
teknik
dasar
start,
teknik
lari,
teknik
mema
suki
garis
finish
dalam 
lari
jarak
pende
k,
seteru
snya
dilaku
kan
secara
bergan
tian
sampa
i
semua
anggot
a
kelom
pok
melak
ukan
lari
jarak
pende
k  dan
yang
lain
menja
di
penga
mat
dan
melak
ukan
koreks
i.
v. Siswa
melak
sanaka
n
tugas
gerak,
dan
mena
mpilk
an
gerak
sesuai
denga
a. Pendinginan, 5 Menit
b. evaluasi proses pembelajaran, melakukan
refleksi dengan tanya jawab kepada peserta
Penutup didik
c. Menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
d. Berdoa dan bubar (kembali ke kelas)
I.       Sumber Belajar
a.       Ruang terbuka yang rindang, datar dan aman
b.      Peluit.
c.       Buku teks
d.      Buku referensi, Buku Pegangan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan Kelas VI, Kemdikbud
e.       Buku referensi, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas
VI, Jakarta : Erlangga

J.      Penilaian
1.      Teknik penilaian:
–    Pengetahuan (kognitif):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan
mengenai konsep gerak dalam teknik dasar lari jarak pendek
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang
nilai antara 1 sampai dengan 4
Keterangan :
1.      Nilai  4 jika jawaban sesuai
2.      Nilai  3 jika jawaban kurang sesuai
3.      Nilai  2 jika jawaban belum sesuai
4.      Nilai  1 jika jawaban tidak sesuai

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai =  ————————————–
                                                                         Jumlah skor maksimal

–   Tes Ketrampilan/unjuk kerja (psikomotor):


Lakukan teknik dasar lari jarak pendek 50 m
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 4
Keterangan :
1.      Nilai  4 jika unjuk kerja  sesuai
2.      Nilai  3 jika unjuk kerja  kurang sesuai
3.      Nilai  2 jika unjuk kerja  belum sesuai
4.      Nilai  1 jika unjuk kerja  tidak sesuai

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai =  ————————————-
                   Jumlah skor maksimal

–   Pengamatan sikap (afektif):


Lakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan peraturan yang telah dimodifikasi
dan nilai percaya diri serta kejujuran
Keterangan:
Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian
menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan.  dengan rentang nilai
antara 1 sampai dengan 4
Keterangan :
1.   Nilai  4 jika sikap sangat baik (SB)
2.   Nilai  3 jika sikap baik (B)
3.   Nilai  2 jika sikap cukup (C)
4.   Nilai  1 jika sikap kurang (K)
                        Jumlah skor yang diperoleh
Nilai  =  —————————————–
                      Jumlah skor maksimal
                                     

2.    Rubrik Penilaian


RUBRIK PENILAIAN
PENGETAHUAN LARI JARAK PENDEK
Kualitas Jawaban
Pertanyaan yang diajukan
1 2 3 4
Jelaskan
      Bagaimana posisi start jongkok?
      Bagaimana gerakan kaki dan pendaratan telapak kaki lari jarak
pendek ?
      Bagaimana posisi gerakan lengan yang benar pada saat
melakukan lari jarak pendek ?
      Bagaimana posisi badan yang benar pada saat melakukan lari
jarak pendek ?
      Bagaimana posisi badan memasuki garis finish?
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 20

RUBRIK PENILAIAN
KETRAMPILAN TEKNIK DASAR LARI JARAK
PENDEK
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
Lakukan!
      Gerakan posisi start jongkok
      Pendaratan telapak kaki menggunakan ujung telapak kaki
      Posisi badan condong ke depan saat lari
      Gerakan posisi badan saat masuk garis finish.
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM LARI JARAK JAUH

PERILAKU YANG DIHARAPKAN Kualitas Sikap


1.  Percaya diri 1 2 3 4
2.  Dapat bekerjasama
3.  Kejujuran (tidak bermain curang/mencuri srtart)
4.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam lomba
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

Mengetahui,
Pak Zakaria Wahyu Hidayat, M.Pd

…………………………………..
NIP.                                     .

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP): SLB

Sekolah : SLBN JOMBANG


Mata Pelajaran                : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Adaptif
Kelas/Semester                  : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik                       : Sepak bola tuna rungu
Waktu           : 25 menit (1 x pertemuan).

A. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peilaku anak beriman dan berahklak mulia.

B. Kompetensi Dasar :
1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas
jasmani, permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


           
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan sepak bola :
1.    Bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

F.     Masalah taktik
·      Mempraktikan gerakan memanulkan ,melempar dan menangkap bola kasti dengan
tangan satu.

G.    Fokus Pembelajaran
Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan memantulkan, melempar dan
menangkap bola dengan tangan satu

H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.

I.       Media Pembelajaran :
1.      Media:
·         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
·         Peluit
·         Bola sepak
·         Bola voli

J. Kegiatan Pembelajaran :
A.    Pendahuluan (5 menit)
1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.

2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.

3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum

4.       Apersepsi
Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan

·         Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis


supaya anggota tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

 
B.     Inti (15 menit)

·         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang
dijelaskan secara garis besar permainan menangkap, melempar dan memantulkan bola
dengan tangan satu.
·         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan
singkat sebelumnya.
·         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa
melakukan gerakan tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lempar bola volley ( cacat tubuh bagian kaki)
Ø  Pengaturan:
v  Siswa dibariskan secara tertib.
v  Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
Ø  Tujuan:
v  Melakukan lemparan bola  volley ke teman dengan menggunakan tangan kanan ataupun
tangan kiri.
Ø  Aturan main:
v Siswa dibagi menjadi dua kelompok , kelompok A berada di bagian utara dan kelompok B
berada di bagian selatan.
v Satu orang dari Kelompok A berusaha melakukan lemparan ke orang yang berada di
kelompok B dan kelompok B berusaha menangkap bola tersebut.
v Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
                     
a.    Latihan / Drill
·         Melakukan latihan lempar tangkap bola volley secara bergantian dari arah utara dan
selatan.
GAMES II

Permainan sepak bola (cacat tubuh bagian tangan)


Aturan main:

v  Siswa dibagi menjadi 2 kelompok berbeda sama banyak.


v  Permainan seperti sepakbola pada umumnya, namun bentuk lapangan sedikit diperkecil
ukurannya.
v  Siswa yang mempraktekan permainan sepak bola kedua tangan diikat dibelakang .
: Tim A                    : Tim B

K.    Penutup (5 menit)

·         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.


Pendinginan :
§  Guru menyuruh siswa untuk membuat lingkaran
§  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
§  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “HORE”
§  Siswa yang salah menyebut angka mendapat hukuman yaitu memimpin pemanasan didalam
lingkaran.
·         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah
dilakukan secara konsisten.
·         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
·         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar
-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          Bola dan cone.
-          Buku teks.
M. Penilaian

1.      Teknik penilaian:
-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik menyerang
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
 
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan
atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1
 
-          Kuis/embedded test (pengetahuan):
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep
gerak dalam permainan Bola basket

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )

N.    Rubrik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes Tes  Contoh Kinerja·   Melakukan Pergerakkan
       Melakukan taktik lay up praktik dalam penyerangan untuk
shoot  dalam (Kinerja) efektif dalam menyerang
permainan bola basket dan bertahan yakni dengan
       Bermain dengan mengisi ruangkosong yang
peraturan yang Pilihan banyak/uraian tidak difokuskan tim
dimodifikasi Tes singkat bertahan lawan/ tim
Aspek  Kognitif tertulis penyerang dengan cara
   Mengetahui bentuk- pergerakan off-the ball
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
bentuk taktik lay up shoot movements yang baik
dalam permainan bola dalam mencari ruang,
basket
Aspek Afektif Lembar observasi
·  Kerja sama, toleransi, ·   Bagaimana posisi
memecahkan masalah, Tes pertahanan yang baik
menghargai teman dan observasi saat lawan menyerang?
keberanian ·   Jawaban:  usahakan
selalu berada di depan
lawan yang sedang
menggiring bola

·   Melakukan kerja sama,


toleransi, memecahkan
masalah, menghargai
teman dan keberanian

 RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
·         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa mengoper bola secara akurat, mencapai
pada siswa yang memang ingin dituju.
·         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang
tepat kapanharusmelakukantransisi.
·         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang menguasai bola
untukmelakukan transisi.

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  SEPAK BOLA  
PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )
1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,

Pak Zakaria Wahyu Hidayat, M.Pd

NIP …………………………………..

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SLBN JOMBANG

PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF


Dosen Pengampu :

ZAKARIA WAHYU HIDAYAT, M.Pd

Oleh :

AZKAL FALAH

178048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF ” ini. Sholawat serta salam kami limpahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya. Kami
berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.
Jombang,13 Februari 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
     Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
   Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30 - 09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelas
pada BAB II. 

J. Kronologi Pelaksanaan Pemberangkatan


1.     Pada hari senin tanggal 3 Februari 2020 ketua kelompok meminta izin kepada kepala sekolah
SLBN Jombang yaitu ibu SRI SUJATMI S.pd . Kepala sekolah SLBN Jombang mengijinkan
kami melakukan observasi pada hari senin tanggal 4 Februari 2020
2.    Pada hari senin pelaksanaan observasi dilaksanakan, kelompok kami berkumpul di depan
kampus STKIP PGRI Jombang jam 06.00
3.    Setelah menunggu semuannya kumpul yaitu pada jam 06.30 kami langsung berangakat ke SLB
yang dituju
4.    Setelah sampai di SLB, kami menunggu selama setengah jam untuk meminta ijin kembali pada
kepala sekolah SLBN Jombang
5.  Setelah mendapat ijin, kami memulai observasi pada jam 07.30 dengan melihat-lihat situasi dan
kondisi di SLB serta melihat kegiatan olahraga yang memang selalu dilaksanakan pada hari
senin dari jam 07.30-09.00
6. Setelah kegiatan olahraga selesai, kami diberi kesempatan untuk bertanya-tanya mengenai peserta
didik kepada salah satu guru yaitu bapak Adi Prasetiyo S.pd
7. Setelah berpamitan kepada kepala sekolah dan guru, kami bergegas pulang. 

K. Tujuan Observasi
·         Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
·         Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
·         Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut

L. Perihal Apa Saja Yang Akan Diobservasi


1.   Sarana dan prasarana
2.  Tenaga kerja
3.  Peserta didik
a.    Penyandang yang ada di SLBN Jombang
b.    Karakteristik peserta didik
c.    Cara berkomunikasi
d.    Tingkat akademis
4. Kurikulum pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
a.    Di dalam kelas
b.    Di luar kelas
6.    Kreativitas peserta didik
7.    Kendala pada saat melaksanakan observasi
8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi/mengajar
9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi

BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi

1. Sarana dan Prasarana yang ada di SLBN Jombang


a. Gerbang Utama
b. Tempat parkir motor
c. Ruang tunggu orang tua
d. Ruang kelas
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang guru
g. Toilet
h. Mushola
i. Lapangan
j. Taman bermain
           k. Mading
           l. Peralatan olahraga dan musik
2. Tenaga Kerja di SLBN Jombang
·         1 Kepala Sekolah
·         21 Guru PNS
·         5 Guru Honorer
 
3. Peserta Didik SLB Tunas Harapan
a. Penyandang yang ada di SLBN Jombang
 Tuna Rungu dan Wicara
 Tuna Grahita
 Tuna Daksa
 Tuna Netra
 Autis
Total keseluruhan terdapat 64 peserta didik.

b. Karakteristik peserta didik


Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak terkendali.
Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja

c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
·         Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
·         Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
·         Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas

d. Tingkat akademis peserta didik


Sama seperti peserta didik normal pada umumnya, akan tetapi tidak begitu menojol
tetapi dalam bidang olahraga cukup baik ada beberapa yang menjadi atlet dan
menjuarai beberapa bidang olahraga salahsatunya renang dan catu
4. Kurikulum Pembelajaran SLB
Kuruikulum pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik di SLB sama halnya seperti
sekolah-sekolah pada umumnya akan tetapi lebih di sederhanakan. Adapun materi pembelajaran
tambahan yaitu keterampilan vokasional dan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan
Irama).

5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
Pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamis pada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
11. Senam SKJ
12. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
13. Lompat tali
14. Renang
15. Catur

6. Kreativitas peserta didik


·         Seni musik
·         Seni tari
·         Seni lukis
·         Kerajinan tangan
7. Kendala pada saat melaksanakan observasi
·         Karena mungkin belum terbiasa dalam menghadapi siswa/siswi SLB terasa caggung namun
hanya di awal pembelajaran saja untuk selanjutnya normal seperti biasanya, terantung bagaimana
cara kita memberikan pembelajaran dikemas dengan cara yang menyenangkan maka siswa/siswi
pun akan antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran.
8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi
g. Hari pertama, selasa 4 februari 2020
Disini hari pertama saya mengajar sekaligus pengalaman pertama saya mengajar anak-anak
hebat ini yang bisa kita sebut ABK (anak berkebutuhan khusus) atau juga SLB (siswa luar
biasa) yang ada dibenak saya pastinya sangat beragam ada takut,cemas, khawatir dan yang
lainnya. Karena ini merupakan pengalaman baru bagi saya, tetapi memang benar sesuatu hal
apapun kita tidak boleh berfikir yang negatif dahulu karena ternyata saya sangat menikmati
dalam mengajar mereka, mengendalikan merek tidak se-menakutkan yang saya bayangkan.
Pada kesempatan pertama ini saya mengajar siswa/siswi Tuna Netra yang pastinya membuat
saya terbawa perasaan dimana mereka dengan kekurangan mereka tidak bisa melihat tetapi
semangatnnya, antusiasnya dalam mengikuti pembelajaran sangatlah luarbiasa. Mereka
tersenyum bergembira dan mengikuti pembelajaran serta intruksi saya dengan baik. Tentunya
dengan RPP yang saya susun menggunkan variasi permainan yang memudahkan mereka.

h. Hari ke-dua, rabu 4 februari 2020


Di hari kedua ini saya sudah beradaptasi dengan lingkungan serta siswa/i nya. Di hari kedua
ini saya berkesempatan mengajar siswa/i Tuna Rungu Wicara. Dalam penerapan
pembelajaran sedikit lebih mudah karena mereka sama saja seperti siswa/i normal biasaya
tetapi yang membedakan daya tangkap mereka lebih lambat karena pendengaran mereka
terganggu serta pada saat berbicarapun bahasa mereka cukup sulit dimengerti karena
cenderung memakai bahasa isyarat yang pastinya saya tidak begitu mengerti dengan jelas
tetapi saya berusaha memahami mereka dengan perlahan. Intinya ketika kita mengajar
mereka kita harus berhadapan langsung, pusatkan pandangan mereka kepada kita kemudian
pada saat berbicara atau menjelaskan materi pelafalan dan gerak bibir kita harus sangat jelas.
Karena mereka tidak bisa mendengar kita tetapi melihat gerak bibir kita.

i. Hari ke-tiga, kamis 13 februari 2020


Tidak terasa ini hari terakhir saya mengajar mereka, waktu terasa begitu cepat mungkin
karena saya menikmati dalam mengajar anak-anak hebat ini. Karena memang sangat
menyenangkan dan membuat saya merasakan getaran-getaran positif berada didekat mereka.
Pada kesempatan terkahir saya mengajar ini saya mengajar siswa/i Tuna Grahita apa itu
mungkin terdengar asing Tuna Grahita adalah suatu kondisi dimana proses perkembangan
baik otak,tubuh lebih lambat. Lebih mudahnya perkembangan mereka lebih lambat dari
siswa/i normal lainnya IQ mereka cenderung dibawah rata-rata dimana saat kita
menyampaikan materi kita harus extra bersabar karena daya tangkap mereka lebih rendah
dari siswa/i normal. Tetapi saya tidak merasa kesulitan karena mereka cukup bisa
dikendalikan dan bisa menerima keberadaan saya maka pembelajaranun berlangsung lancar.
Dihari terkahir ini saya cukup sedih karena ternyata saya merasakan kenyamanan dan senang
mengajar mereka, serta merekapun menerima saya dengan sangat baik, dihari terakhir saya
menyempatkan untuk berpamitan kepada seluruh siswa/i serta guru-guru yang mengajar dan
sedikit memberikan snack untuk dibagikan kepada mereka untuk salam perpisahan mereka
sangat senang dan bergembira disini hati saya terharu dimana mereka begitu menghargai
pemberian kecil saya dan sangat menghormati serta menghargai keberadaan saya di antara
mereka. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya. Saya senang hari telah
berakhir dimana tugas saya sudah selesai tetapi sedih harus berpisa dengan anak-anak hebat
ini yang mengajarkan saya banyak hal yang membuka mata saya dimana kita harus lebih
banyak bersyukur dan menghargai kekurangan orang lain dan tentunya bersabar dalam hal
apapun. Terimakasih SLBN JOMBANG

9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi


Terlampir
BAB III
PENUTUP

5. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
6. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan             : SLB


Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Netra
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

D. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

E. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan jalan cepat:
1.    Melakukan gerakan atletik lari dan jalan cepat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

F.     Masalah taktik


 Mempraktikan gerakan atletik lari dengan koordinasi tim.
 Mempraktikan gerakan lari cepat individu.

G.    Fokus Pembelajaran


Mengajarkan siswa agar bisa lari sprint dengan benar.
H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.

I.       Media Pembelajaran :


1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
         Peluit
         Karton

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (5 menit)


1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.
3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4.       Apersepsi
Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan
      Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota

tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (15 menit)

         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi
  Pengaturan:
  Siswa dibariskan secara tertib.
  Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
  Tujuan:
  Melakukan permainan atletik lari dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
  Aturan main:
 Siswa dibagi secara berpasangan sebanyak jumlah siswa.
 Bagi yang tidak mendapat pasangan nanti bergeliran jadi semua bisa bermain
 Melakukan gerak lari secara berpasangan
 Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang
     
a.    Latihan / Drill
         Melakukan atletik lari sprint dengan modifikasi permainan.

GAMES II

Permainan lari sprint


Aturan main:

 Siswa dibariskan menjadi 2 kelompok.


 Tiap siswa yang akan melakukan jalan cepat masing-masing diberi 2 alas karton untuk tumpuan
 Siswa melakukan gerak jalan cepat dengan media karton
 Tiap akan melakukan perpindahan posisi harus menginjak alas/ karton
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Dicari mana kelompok tercepat yang melakukan jalan cepat
 Bagi kelompok yang kalah harus siap menerima hukuman dari kelompok yang menang
K.    Penutup (5 menit)

         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.


Pendinginan :
  Guru memerintahkan siswa untuk membuat lingkaran
  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “YIPPY”
  Siswa yang salah menyebut angka mendapat hukuman yaitu memimpin pemanasan didalam
lingkaran.
         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah dilakukan
secara konsisten.
         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar


-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          Peluit dan karton.
-          Buku teks.

M. Penilaian

1.      Teknik penilaian:


-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lari dan jalan cepat
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan atletik lari dan lompat
Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )

N.    Rubrik Penilaian


Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    Melakukan Pergerakkan dalam
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana (berlari praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan jalan cepat)   (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
     Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan

Aspek  Kognitif kerjasama tim saat melakukan

   Mengetahui bentuk-bentuk taktik Tes Pilihan permainan

atletik sederhana(berlari dan jalan tertulis banyak/urai


cepat)   an singkat
Aspek Afektif    Bagaimana koordinasi yang

  Kerja sama, toleransi, memecahkan baik saat akan melakukan

masalah, menghargai teman dan permainan?

keberanian    Jawaban: usahakan selalu

Tes Lembar fokus berkonsentrasi.

observasi observasi
   Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian

 RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  ATLETIK

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan             : SLB
Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Rungu
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

E. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

F. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :


1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan atletik berlari dan melompat:
1.    Melakukan gerakan atletik lari dan melompat menggunakan peraturan yang dimodifikasi.

F.     Masalah taktik


 Mempraktikan gerakan atletik lari dengan koordinasi tim.
 Mempraktikan gerakan melompat tiap individu

G.    Fokus Pembelajaran


Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan atletik lari dan lompat dengan
menggunakan peraturan yang dimodifikasi

H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.
I.       Media Pembelajaran :
1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
         Kun

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (5 menit)


1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.
3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4.       Apersepsi

Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan


         Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota
tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (15 menit)

         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan yang akan dilakukan.
         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lomba lari koordinasi tim
  Pengaturan:
  Siswa dibariskan secara tertib.
  Permainan berlangsung kurang lebih 8 menit.
  Tujuan:
  Melakukan permainan atletik lompat dengan peraturan yang sudah dimodifikasi
  Aturan main:
 Siswa dibagi menjadi dua kelompok , kelompok A dan B.
 Satu orang paling depan berlari terlebih dahulu dan disusul dengan orang dibelakangnya .
 Dipilih kelompok tercepat yang bisa menyelsaikan permaianan
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.
 Bagi kelompok yang kalah akan menerima hukuman dari kelompok yang menang

                    
a.    Latihan / Drill
         Melakukan atletik lari dan lompat dengan modifikasi permainan.

GAMES II

Permainan lompat zig-zag Yippy


Aturan main:

 Siswa dibariskan lurus kebelakang.


 Satu orang paling depan melompat terlebih dahulu dan disusul dengan orang dibelakangnya .
 Tiap melakukan satu lompatan mengucapkan kata “ Yippy”
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.

K.    Penutup (5 menit)


         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.
Pendinginan :
  Guru memerintahkan siswa untuk membuat lingkaran
  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “YIPPY”
  Siswa yang salah menyebut angka mendapat hukuman yaitu memimpin pemanasan didalam
lingkaran.
         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah dilakukan
secara konsisten.
         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar


-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          cone.
-          Buku teks.

M. Penilaian

1.      Teknik penilaian:


-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lari dan lompat
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan atletik lari dan lompat

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )

N.    Rubrik Penilaian


Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    Melakukan Pergerakkan dalam
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana (berlari praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan melompat)   (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
     Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan

Aspek  Kognitif kerjasama tim saat melakukan

   Mengetahui bentuk-bentuk taktik Tes Pilihan permainan

atletik sederhana(berlari dan tertulis banyak/urai


melompat)   an singkat
Aspek Afektif    Bagaimana koordinasi yang

  Kerja sama, toleransi, memecahkan baik saat akan melakukan

masalah, menghargai teman dan permainan?

keberanian    Jawaban: usahakan selalu

Tes Lembar fokus berkonsentrasi.

observasi observasi
   Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian

 Rubrik Penilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  ATLETIK

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan             : SLB
Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Permainan Bola Besar Tuna Daksa (perkembangan lambat)
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

A. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

B. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:


         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
Permainan bola voli :
1. Bermain bola voli menggunakan peraturan yang dimodidikasi.

F.     Masalah taktik


      Mempraktikan gerakan passing bawah bola voli.

G.    Fokus Pembelajaran


Mengajarakan anak supaya dapat melakukan gerakan passing bawah bola voli

H. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Tanya jawab kepada murid
3.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
4.    Latihan.

I.       Media Pembelajaran :


1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
         Peluit
         Bola voli
 Kun

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (15 menit)


1.      Berbaris
Peserta didik dibariskan dengan formasi dua bersyaf.
2.      Berdoa.
Peserta didik dipimpin berdoa menurut agama dan  kepercayaan masing – masing.
3.       Presensi.
Mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan keadaan peserta didik secara umum
4.       Apersepsi

Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik Pemanasan


         Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota
tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (20 menit)

         Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan, yang dijelaskan
secara garis besar permainan menangkap, melempar dan memantulkan bola dengan tangan satu.
         Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
         Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.

PERMAINAN INTI
Permainan Lempar bola volley ( cacat tubuh bagian kaki)
  Pengaturan:
  Siswa dibariskan secara tertib.
  Permainan berlangsung kurang lebih 10 menit.
  Tujuan:
  Melakukan passing bawah bola  volley ke guru dengan kedua tangan
  Aturan main:
 Siswa dibagi menjadi satu kelompok , dan guru bergantian memberi bola kepada siswa
 Begitu seterusnya sampai permainan selesai
 Yang paling bisa lebih benar itu yang menang.

                    
a.    Latihan / Drill
         Melakukan latihan passing bola volley secara bergantian dari arah utara dan selatan.

K.    Penutup ( 15 menit)

         Melakukan pendinginan dengan permainan sederhana.


Pendinginan :
  Guru memerintahkan siswa untuk membuat lingkaran
  Siswa disuruh menghitung dari angka 1,2,3, dst
  Namun angka 3 dan kelipatannya diganti menjadi kata “HORE”
         Berbaris, berhitung, lalu melakukan penilaian/refleksi terhadap permainan yang telah dilakukan
secara konsisten.
         Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
         Merencanakan kegiatan lanjutan dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan,
layanan konseling dan memberikan  tugas individu maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik.

L.     Sumber Balajar


-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          Bola dan cone.
-          Buku teks.
A. Penilaian

1.      Teknik penilaian:


-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik menyerang
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan Bola basket

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
N.    Rubrik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    melakukan passing bawah bola
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana praktik Kinerja voli dengan bergantian dan
(melempar,menangkap,memantulkan (Kinerja) secara urut satu persatu.
dan menendang)  dalam permainan
bola besar
     Bermain dengan peraturan yang   
dimodifikasi Tes Pilihan
Aspek  Kognitif tertulis banyak/urai
   Mengetahui bentuk-bentuk taktik an singkat
sederhana(melempar,menangkap,me
mantulkan dan menendang)   dalam
permainan bola besar
Aspek Afektif
  Kerja sama, toleransi, memecahkan Tes Lembar
masalah, menghargai teman dan observasi observasi
keberanian

 Rubrik Penilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa mengoper bola secara akurat, mencapai pada
siswa yang memang ingin dituju.
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang menguasai bola
untukmelakukan transisi.

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  BOLA BESAR

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Berkosentrasi dengan baik
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Zakaria Wahyu Hidayat, M.P.d

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SLBN JOMBANG


PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF

Dosen Pengampu :

ZAKARIA WAHYU HIDAYAT, M.Pd

Oleh :

BASYIRUDIN BUYUNG HARI PRASETYO

178062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2020

KATA PENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb
Bissmilahirohmanirohim, AlhamdullillahirobilAlamin puji syukur kami panjatkan
keHadirat Allah SWT yang mana dengan segala Asmanya telah memberikan Rahmat kepada
kami sehingga kami diberikan kesehatan untuk mengerjakan dan menyusun “TUGAS
PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIf ” ini. Sholawat serta salam seyogianya kami limpahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, serta kepada para keluarga dan sahabatnya.
Kami berharap dengan di adakannya presentasi mengenai hal ini, kami semua dapat mengambil
hikmah yang bias bermanfaat serta menjadikannya sebagai pertimbangan dalam melakukan
segala sesuatunya terutama dalam meningkatkan kebugaran jasmani kita.
Dalam pemahamannya, sebaiknya kita selalu belajar lebih mendalam dan bersungguh-
sungguh lagi mengenai hal ini, agar kita semua mengetahui aspek-aspek apa saja yang ada
didalam pembejaran mata kulaih Pendidikan Jasmani Adaptif ini.

Jombang,22 Februari 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

M. Latar Belakang

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda
dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau
fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.
istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra
mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan bagi Anak
berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan
batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan
jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki
kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan
khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum
tersedia.
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik berkelainan terdiri
atas peserta didik yang: a. tunanetra; b. tunarungu; c. tunawicara; d. tunagrahita; e. tunadaksa; f.
tunalaras; g. berkesulitan belajar; h. lamban belajar; i. autis; j. memiliki gangguan motorik; k.
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki
kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan
dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan
khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan
keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus
dapat dilaksanakan secara terintegrasi antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
     Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap, yakni satu lembaga
penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB dengan seorang Kepala
Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan, maka dalam satu jenjang pendidikan khusus
diselenggarakan layanan pendidikan bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB;
SDLB, SMPLB, dan SMALB masing-masing sebagai satuan pendidikan yang berdiri sendiri
masing-masing dengan seorang kepala sekolah.
   Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah INTEGRASI
ANTAR JENIS. Keuntungan bagi penyelenggara (sekolah) dapat memberikan layanan yang
tervokus sesuai kebutuhan anak seirama perkembangan psikologis anak. Keuntungan bagi anak,
anak menerima layanan sesuai kebutuhan yang sebenarnya karena sekolah mampu membedakan
perlakuan karena memiliki fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB,
SMPLB, dan SMALB.
Penyelenggaran pendidikan khusus saat ini masih banyak yang menggunakan Integrasi antar
jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan
pada effisiensi ekonomi padahal sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya
seorang guru yang mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan
yang diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara kualitas
materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena tidak menghargai
perbedaan karakteristik rentang usia.
Adapun bentuk satuan pendidikan / lembaga sesuai dengan kekhususannya di Indonesia dikenal
SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat
ganda.
Pemerintah sebenarnya ada kesempatan memberikan perlakuan yang sama kepada Anak
Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri,
SMA Negeri untuk anak bukan ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan
DIY baru Pemerintah Kabupaten Cilacap yang berkenan mendirikan SDLB Negeri, SMPLB
Negeri, dan SMALB Negeri masing-masing berdiri sendiri sebagai satuan pendidikan formal.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Cilacap tidak mempermasalahkan kewenangan siapa
pengelolaan satuan pendidikan khusus, akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan
masyarakat sebagai warga negara yang berdomisili di wilayahnya
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan mata kuliah Pendidikan Jasmani
ini,alangkah baiknya jika sebelum memulai perkuliahan, kita terlebih dahulu terjun kelapangan
untuk mengetahui isituasi dan kondisi di Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi
SLB tersebut pada:
Hari : Senin
Tanggal : 3 Februari 2020 - 13 Februari 2020
Waktu Pelaksanaan : 07.30-09.00
Tempat : SLBN JOMBANG
Alamat : Jln Basuki Rahmad No. 40, Jombatan, Kec Jombang, Kab Jombang
Dari observasi tersebut saya telah mendapatkan hasil yang akan di uraikan lebih jelaspada
BAB II. 
N. Kronologi Pelaksanaan Pemberangka
1. Pada hari senin tanggal 3 Februari 2020 ketua kelompok meminta izin kepada kepala
sekolah SLBN Jombang yaitu ibu SRI SUJATMI S.pd . Kepala sekolah SLBN
Jombang mengijinkan kami melakukan observasi pada hari senin tanggal 4 Februari
2020
2. hari senin pelaksanaan observasi dilaksanakan, kelompok kami berkumpul di depan
kampus STKIP PGRI Jombang jam 06.00
3. Setelah menunggu semuannya kumpul yaitu pada jam 06.30 kami langsung
berangakat ke SLB yang dituju
4. Setelah sampai di SLB, kami menunggu selama setengah jam untuk meminta ijin
kembali pada kepala sekolah SLBN Jombang
5. Setelah mendapat ijin, kami memulai observasi pada jam 07.30 dengan melihat-lihat
situasi dan kondisi di SLB serta melihat kegiatan olahraga yang memang selalu
dilaksanakan pada hari senin dari jam 07.30-09.00
6. Setelah kegiatan olahraga selesai, kami diberi kesempatan untuk bertanya-tanya
mengenai peserta didik kepada salah satu guru yaitu bapak Adi Prasetiyo S.pd
7. Setelah berpamitan kepada kepala sekolah dan guru, kami bergegas pulang. 

O. Tujuan Observasi
·         Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Adaptif
·         Untuk mengetahui situasi dan kondisi di SLB tersebut
·         Ingin mengetahui lebih dalam mengenai cara pembelajaran di SLB tersebut

P. Perihal Apa Saja Yang Akan Diobservasi


1.   Sarana dan prasarana
2.  Tenaga kerja
3.  Peserta didik
a.    Penyandang yang ada di SLBN Jombang
b.    Karakteristik peserta didik
c.    Cara berkomunikasi
d.    Tingkat akademis
4. Kurikulum pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
a.    Di dalam kelas
b.    Di luar kelas
6.    Kreativitas peserta didik
7.    Kendala pada saat melaksanakan observasi
8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi/mengajar
9. RPP, dokumentasi, dan angket penilaian pada saat observasi

BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi
1. Sarana dan Prasarana yang ada di SLBN Jombang
a. Gerbang Utama
b. Tempat parkir motor
c. Ruang tunggu orang tua
d. Ruang kelas
e. Ruang kepala sekolah
f. Ruang guru
g. Toilet
h. Mushola
i. Lapangan
j. Taman bermain
           k. Mading
           l. Peralatan olahraga dan musik
2. Tenaga Kerja di SLBN Jombang
·         1 Kepala Sekolah
·         21 Guru PNS
·         5 Guru Honorer
 
3. Peserta Didik SLB Tunas Harapan
a. Penyandang yang ada di SLBN Jombang
 Tuna Rungu dan Wicara
 Tuna Grahita
 Tuna Daksa
 Tuna Netra
 Autis
Total keseluruhan terdapat 64 peserta didik.
b. Karakteristik peserta didik
Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak terkendali.
Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja

c. Cara Berkomunikasi
Dengan menggunakan bahasa isyarat tangan yang di bedakan menjadi:
·         Bahasa isyarat dengan sesama penyandang tuna rungu
·         Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan masyarakat luar
·         Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat tangan dan oral
Bahasa yang mudah dimengerti untuk penyandang tuna lainnya seperti tuna netra dan grahita
Bahasa yang jelas dan tegas

d. Tingkat akademis peserta didik


Sama seperti peserta didik normal pada umumnya, akan tetapi tidak begitu menojol
tetapi dalam bidang olahraga cukup baik ada beberapa yang menjadi atlet dan
menjuarai beberapa bidang olahraga salahsatunya renang dan catur

4. Kurikulum Pembelajaran SLB


Kuruikulum pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik di SLB sama halnya seperti
sekolah-sekolah pada umumnya akan tetapi lebih di sederhanakan. Adapun materi pembelajaran
tambahan yaitu keterampilan vokasional dan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan
Irama).

5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas sama seperti pembelajaran kelas normal
lainnya yaitu menulis, membaca dan menghitung. Hanya saja penyampainnya agak lambat karna
terkendala bahasa dan daya kemampuan peserta didik yang berbeda dengan peserta didik normal
lainnya
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari senin sampai kamispada jam
07.30-09.00 melakukan aktifitas:
16. Senam SKJ
17. Bermain bola Besar dan bola kecil yang di modifikasi
18. Lompat tali
19. Renang
20. Catur

6. Kreativitas peserta didik


·         Seni musik
·         Seni tari
·         Seni lukis
·         Kerajinan tangan
7. Kendala pada saat melaksanakan observasi
·         Karena mungkin belum terbiasa dalam menghadapi siswa/siswi SLB terasa caggung namun
hanya di awal pembelajaran saja untuk selanjutnya normal seperti biasanya, terantung bagaimana
cara kita memberikan pembelajaran dikemas dengan cara yang menyenangkan maka siswa/siswi
pun akan antusias dan tertarik mengikuti pembelajaran.

8. Pengalaman pada saat melaksanakan observasi


j. Hari pertama
Disini hari pertama saya mengajar sekaligus pengalaman pertama saya mengajar anak-anak
hebat ini yang bisa kita sebut ABK(anak berkebutuhan khusus) atau juga SLB (siswa luar
biasa). Di hari pertama ini saya mengajar anak – anak tuna rungu wicara dengan rpp yang
sudah saya siapkan yaitu permainan bola basket. Dengan ketidak mampuan (tidak bisa
mendengar dan bicara) saya berusaha menjelaskan dengan gerak gerak yang mereka bisa
pahami, dan ternyata anak – anak tersebut dapat paham apa yang saya sampaikan dengan
gerak dan bisa melakukan apa yang saya ajarkan. Memang mengajar anak berkebutuhan
khusus harus disertai kesabaran, supaha kita sendiri santai dan asik mengajarnya.

k. Hari ke-dua
Pada kesempatan ini saya mengajar ini saya mengajar siswa/i Tuna Grahita apa itu mungkin
terdengar asing Tuna Grahita adalah suatu kondisi dimana proses perkembangan baik
otak,tubuh lebih lambat. Lebih mudahnya perkembangan mereka lebih lambat dari siswa/i
normal lainnya IQ mereka cenderung dibawah rata-rata dimana saat kita menyampaikan
materi kita harus extra bersabar karena daya tangkap mereka lebih rendah dari siswa/i
normal. Hari kedua ini saya masih dikasih kesempatan menggajar tuna grahita kecil yaitu
kelas SD,disini saya sedikit down dan berfikir “bagaimana ya cara menggajarnya?” dan takut
sendiri. Saya tetap bersih keras menerapkan apa yang akan saya ajarkan sesui dengan RPP
yang sudah saya buat. Untuk mengajar tuna grahita kecil ini saya membuat rpp sama dengan
tuna rungu wicara yaitu bola basket, meski sedikit agak sulit mengajarnya tapi saya tetap
harus bisa menyampaikan nya dengan baik dan berusaha anak – anak tuna grahita paham
dengan materi bola basket. Sebagian siswa bisa melakukan sebagian tidak bisa,salah satunya
anak downsyndrom. Dan pada akhirnya sebagian melakukan dribble bola basket.

l.Hari ke- tiga


Hari terakhir saya mengajar di SLB Negeri Jombang saya mengajar anak – anak tuna rungu
dengan materi yang berbeda yaitu altetik. Disini saya sudah mejelaskan dengan gerak juga
gerak mulut (bicara) yang sangat jelas, supaya anak - anak paham. Dan pada akhirnya semua
nya paham dapat melakukan apa yang sudah saya jelaskan dan saya praktekkan.

9. RPP, dan angket penilaian pada saat observasi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan             : SLB Negeri Jombang


Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                    : I / I ( Ganjil)
Tema/Topik : Olahraga Atletik Tuna Rungu
k                   Waktu                                   : 45 menit (1 x pertemuan).

F. Kompetensi Inti:
           
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut.
2.      Memiliki perilaku jujur ,disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga , teman,dan guru
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya dirumah dan disekolah.
4.      Menyajikan pengatahuan faktual dalam bahasa yang jela dan logis , dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peilaku
anak beriman dan berahklak mulia.

G. Kompetensi Dasar :

1.1    Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga.
1.2    Berperilaku selayaknya orang sehat dalam berolahraga.
1.3    Displin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.

C.       Indikator Pencapaian Kompetensi :

1.      Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.

H. Tujuan Pembelajaran :
         
1.      Melafalkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.      Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3.      Menunjukkan sikap displin selama mengikuti pembelajaran.

E. Materi Pembelajaran :
1. Atletik (lompat dan lari)

F.     Masalah taktik


 Mempraktikan gerakan atletik lari
 Mempraktikan gerakan melompat tiap individu
G. Metode Pembelajaran :
1.    Pendekatan Scientific
2.    Demonstrasi (Peragaan gerak langsung oleh guru)
3.    Latihan.

I.       Media Pembelajaran :


1.      Media:
         Lapangan yang luas untuk gerak yang leluasa
2.      Alat pembelajaran:
         Peluit
         kertas lipat

J. Kegiatan Pembelajaran :

A.    Pendahuluan (10 menit)


1.      Berbaris
2.      Berdoa.
3.      Presensi
4.      Apersepsi
Guru membuka pelajaran untuk membangkitkan motivasi peserta didik lalu Pemanasan.
        Siswa diperintahkan untuk melakukan pemanasan secara statis maupun dinamis supaya anggota
tubuh siswa tidak kaku. kesehatan

B.     Inti (25 menit)

        Menjelaskan kepada siswa secara singkat permainan yang akan dilakukan.


        Mengawasi dan membiarkan siswa mengeksplorasi inti yang ditangkap dari penjelasan singkat
sebelumnya.
        Selanjutnya melakukan tahap/ proses evaluasi kepada anak yang belum bisa melakukan gerakan
tersebut.
                    
a.    Latihan / Drill
         Melakukan atletik lari dan lompat dengan modifikasi permainan.

GAMES II

Permainan lari lompat


Aturan main:

 Siswa dibariskan lurus kebelakang.


 Satu orang paling depan lari sampai di dekat kertas lipat, dan untuk melewati kertas lipat tersebut
maka siswa harus melompat.
 Begitu seterusnya sampai waktu selesai.

K.    Penutup (5 menit)

1. Melakukan pendinginan
2. Berdoa untuk mengakhir i kegiatan pembelajaran

L.     Sumber Balajar


-          Lapangan terbuka yang nyaman (sehat), datar dan aman.
-          Peluit dan cone.
-          Buku teks.

M. Penilaian

1.      Teknik penilaian:


-          Tes unjuk kerja (keterampilan):
Lakukan permainan taktik lari dan lompat
Keterangan:
Penilaian terhadap kualita sunjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 4.
-          Pengamatansikap (sikap):
Selama proses pembelajaran guru mengamati sikap yang muncul pada saat anak melakukan
aktivitas di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sikap yang diharapkan selama proses
pembelajaran, yaitu mentaati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan
menunjukkan perilaku sportif, keberanian, percayadiri dan menghargai teman.

Keterangan:
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau
menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang di cek (√) mendapat nilai 1

-          Kuis/embedded test (pengetahuan):


Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak
dalam permainan atletik lari dan lompat

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Nilai akhir yang diperoleh siswa = (Nilai tes untuk kerja (keterampilan) + nilai observasi
(sikap) +nilai kuis (pengetahuan) )
N.    Rubrik Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Penilaian
Teknik Bentuk Contoh
Indikator Pencapaian
Kompetensi Instrumen
Instrumen
Aspek  Psikomotor Tes    Melakukan Pergerakkan dalam
Tes  Contoh
     Melakukan taktik sederhana (berlari praktik Kinerja penyerangan untuk efektif
dan melompat)   (Kinerja) dalam kerjasama tim yakni
     Bermain dengan peraturan yang dengan mengisi ruangkosong
dimodifikasi melatih konsentrasi dan

Aspek  Kognitif kerjasama tim saat melakukan

   Mengetahui bentuk-bentuk taktik Tes Pilihan permainan

atletik sederhana(berlari dan tertulis banyak/urai


melompat)   an singkat
Aspek Afektif    Bagaimana koordinasi yang

  Kerja sama, toleransi, memecahkan baik saat akan melakukan

masalah, menghargai teman dan permainan?

keberanian    Jawaban: usahakan selalu

Tes Lembar fokus berkonsentrasi.

observasi observasi
   Melakukan kerja sama,
toleransi, memecahkan
masalah, menghargai teman
dan keberanian
 RubrikPenilaian
KunciSkor :
4= Penampilan efektif sangat baik  (SeringSekali)
3= Penampilan efektif baik (Sering)
2= Penampilan kategori cukup  (Kadang-Kadang)
1= Penampilan kategori lemah (Jarang)
Komponen dan Kriteria
         Eksekusi Keterampilan (skill execution) =  siswa fokus dan melakukan koordinasi tim saat
akan lari
         Membuat Keputusan(decision making) = Siswa membuat keputusan yang tepat
kapanharusmelakukantransisi.
         Mendukung (support) = Siswa  berusaha bergerak mendukung teman yang berada didepannya
untukmelakukan transisi.
RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU DALAM PERMAINAN  ATLETIK

PERILAKU YANG DIHARAPKAN CEK (√ )


1.  Bekerja sama dengan teman satu tim
2.  Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu)
3.  Mentaati peraturan
4.  Menghormati wasit(sportif)
5.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan            : SLB Negeri Jombang (Tuna Grahita)
Kelas/Semester : C.
Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani Adaptif
Tema : Teknik dasar permainan bola basket
Pertemuan : I
Waktu : 1 x 45 menit ( 1 x pertemuan )

A.    Kompetensi Inti :

5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,  seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar :            


1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan:
a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir.
c. Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga dan latihan.
2.1. Berperilaku sportif dalam bermain.
2.2. Bertanggung jawab dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran serta menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
2.3. Menghargai perbedaan karakteristik individual, Menunjukkan kemauan kerjasama, Toleransi
dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.4. Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.5. Menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.
C.    Indikator Pencapaian Kompetensi :

10. Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


11. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
12. Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran
13. Menirukan teknik driblling bola basket
14. Melakukan teknik driblling bola basket

D.    Tujuan Pembelajaran :


Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:
1. Membiasakan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
3. Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.
4. Siswa bisa melakukan driblling bola basket.
E.     Media Pembelajaran :
1. Peluit
2. bola basket

F.     Materi Pembelajaran :


1. Dribling bola basket

G.    Metode Pembelajaran.


1.      Pendekatan : saintifik (scientific)
2.      Metode        : penugasan,  resiprokal/timbal-balik

H.    Kegiatan Pembelajaran.


KEGIATAN DISKRIPSI WAKTU
d. Berbaris, berdoa, presensi, dan apersepsi 10 menit
e. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
Pendahuluan pembelajaran
f. Pemanasan sebelum materi pembelajaran

Inti e. Mengamati guru melakukan teknik dasar driblling 25 menit


permainan bola basket
f. Salah satu siswa mempraktekkan driblling permainan bola
basket yang sudah di jelaskan
g. Melakukan secara bergantian
h. Bermain bola basket

Guru menfasilisai peserta didik untuk mendemonstrasikan


(memberi contoh) teknik dribbling bola basket
    Peserta didik mengamati gerakan yang dilakukan demonstran

    Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang gerakan

yang di demonstrasikan oleh demonstran


e. Berdoa dan bubar (kembali ke kelas) 5 Menit
Penutup

I.       Sumber Belajar


a.       Ruang terbuka yang rindang, datar dan aman
b.      Peluit.
c.       Buku teks

J.      Penilaian
–   Tes Ketrampilan/unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dribbling bola basket
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1
sampai dengan 4
Keterangan :
1.      Nilai  4 jika unjuk kerja  sesuai
2.      Nilai  3 jika unjuk kerja  kurang sesuai
3.      Nilai  2 jika unjuk kerja  belum sesuai
4.      Nilai  1 jika unjuk kerja  tidak sesuai

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai =  ————————————-
                    Jumlah skor maksimal
                                       
2. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN
KETRAMPILAN TEKNIK DASAR LARI JARAK PENDEK
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
    Gerakan driblling
    melakukan dengan berjalan
    Bermain bola basket
    gerakan driblling dengan jarak 10 m

JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU

PERILAKU YANG DIHARAPKAN Kualitas Sikap


1.  Percaya diri 1 2 3 4
2.  Dapat bekerjasama
3.  Kejujuran
4.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam lomba
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan            : SLB Negeri Jombang (Tuna Rungu wicara)


Kelas/Semester : C.
Mata Pelajaran                   : Pendidikan Jasmani Adaptif
Tema : Teknik dasar permainan bola basket
Pertemuan : I
Waktu : 1 x 45 menit ( 1 x pertemuan )

A.    Kompetensi Inti :

9. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


10. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,
gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
11. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,  seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
12. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.     Kompetensi Dasar :            


1.1 Menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang dianut dalam melakukan aktivitas jasmani,
permainan, dan olahraga, dicerminkan dengan:
a. Pembiasaan perilaku berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
b. Selalu berusaha secara maksimal dan tawakal dengan hasil akhir.
c. Membiasakan berperilaku baik dalam berolahraga dan latihan.
2.1. Berperilaku sportif dalam bermain.
2.2. Bertanggung jawab dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran serta menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
2.3. Menghargai perbedaan karakteristik individual, Menunjukkan kemauan kerjasama, Toleransi
dan mau berbagi dengan teman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.4. Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.5. Menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.
C.    Indikator Pencapaian Kompetensi :

15. Melakukan doa sebelum memulai pembelajaran.


16. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
17. Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran
18. Menirukan teknik driblling bola basket
19. Melakukan teknik driblling bola basket

D.    Tujuan Pembelajaran :


Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan peserta didik dapat:
5. Membiasakan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
6. Menunjukkan sikap sportif dalam bermain.
7. Menunjukkan sikap disiplin selama mengikuti pembelajaran.
8. Siswa bisa melakukan driblling bola basket.
E.     Media Pembelajaran :
3. Peluit
4. bola basket

F.     Materi Pembelajaran :


3. Dribling bola basket

G.    Metode Pembelajaran.


1.      Pendekatan : saintifik (scientific)
2.      Metode        : penugasan,  resiprokal/timbal-balik

H.    Kegiatan Pembelajaran.


KEGIATAN DISKRIPSI WAKTU
Pendahuluan g. Berbaris, berdoa, presensi, dan apersepsi 10 menit
h. Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran
i. Pemanasan sebelum materi pembelajaran

i. Mengamati guru melakukan teknik dasar driblling 25 menit


permainan bola basket
j. Salah satu siswa mempraktekkan driblling permainan bola
basket yang sudah di jelaskan
k. Melakukan secara bergantian

Guru menfasilisai peserta didik untuk mendemonstrasikan


(memberi contoh) teknik dribbling bola basket
    Peserta didik mengamati gerakan yang dilakukan demonstran

    Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang gerakan

yang di demonstrasikan oleh demonstran


    Peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba gerakan teknik
Inti
driblling bola basket

n. Guru menfasilisai peserta didik untuk mendemonstrasikan


(memberi contoh)
o. Peserta didik mengamati gerakan yang dilakukan
demonstran
p. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang
gerakan yang di demonstrasikan
q. Peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba gerakan
teknik driblling bola basket
r. Peserta didik diberi kesempatan untuk mencoba gerakan
teknik driblling bola basket

f. Pendinginan, 5 Menit
g. evaluasi proses pembelajaran, melakukan refleksi dengan
tanya jawab kepada peserta didik
Penutup
h. Menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran
i. Berdoa dan bubar (kembali ke kelas)

I.       Sumber Belajar


a.       Ruang terbuka yang rindang, datar dan aman
b.      Peluit.
c.       Buku teks
J.      Penilaian
–   Tes Ketrampilan/unjuk kerja (psikomotor):
Lakukan teknik dribbling bola basket
Keterangan:
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1
sampai dengan 4
Keterangan :
1.      Nilai  4 jika unjuk kerja  sesuai
2.      Nilai  3 jika unjuk kerja  kurang sesuai
3.      Nilai  2 jika unjuk kerja  belum sesuai
4.      Nilai  1 jika unjuk kerja  tidak sesuai

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai =  ————————————-
                    Jumlah skor maksimal
                                       
4. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN
KETRAMPILAN TEKNIK DASAR LARI JARAK PENDEK
Kualitas Gerak
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
Lakukan!
    Gerakan driblling

    melakukan dengan berjalan


    Posisi badan tegak
    gerakan driblling dengan jarak 10 m

JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

RUBRIK PENILAIAN
PERILAKU
PERILAKU YANG DIHARAPKAN Kualitas Sikap
1.  Percaya diri 1 2 3 4
2.  Dapat bekerjasama
3.  Kejujuran
4.  Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam lomba
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 16

BAB III
PENUTUP

7. Kesimpulan
Kesimpulan dari obervasi tersebut adalah bahwa peserta didik di SLB sama saja dengan
peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi mereka mempunyai kendala,
misalkan tuna rungu wicara yaitu tidak mampu menangkap suara sehingga pembelajaran
agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya. Tuna grahita dan autis
kita perlu menjelaskan pembelajaran dengan jelas dan berulang karena daya tangkap
mereka lebih lambat dari peserta didik nornal. Dan untuk tuna netra intonasi suara harus
benar-benar jelas karena alat indera utama yang digunakan adalah pendengaran dan kita
juga bisa mempelajari tulisan braile untuk menjelaskan materi tertulis
8. Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja mengunjungi mereka,
tetapi jikalau ada waktu luang sempatkanlah berbagi pembelajaran dengan mereka.
Mereka memang berbeda tetapi justru dengan perbedaan tersebut seharusnya kita
merangkul mereka bukan menjauhi ataupun berfikir negatif terhadap mereka.
Dokumentasi Foto saat melakukan Observasi di SLBN Jombang

Anda mungkin juga menyukai