Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Hakikat Senam
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Dosen Pengampu :
Siska, S.SI, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Arifin, SP
2. Lulu

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN
DAN REKREASI
UNIVERSITAS ROKANIA PASIR PENGARAIAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan masalah yang berjudul Hakekat Anak
Berkebutuhan Khusus. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu didalam penyusunan makalah. Penulis menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan oleh penulis dari pembaca sekalian untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
Akhir kata dari penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang
sangat besar bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca sekalian. Sekian
dan terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................3
BAB II PENDAHULUAN......................................................................................5
A. Hakekat Pembelajaran Adaptif.....................................................................5
B. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus...........................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif, menguraikan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik
pada umumnya. Pendidikan inklusi adalah sekolah reguler yang berorientasi
inklusi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi diskriminasi,
menciptakan masyarakat yang ramah, membangun inklusi untuk mencapai
cita-cita pendidikan semua. Pendidikan inklusi adalah sistem pendidikan yang
mengandaikan dan mengharuskan keterbukaan kesempatan seluas-luasnya
bagi siapapun yang hendak menempuh program pendidikan di sekolah.
Tanpa menetapkan syarat tertentu dengan berpijak pada alasan bahwa
pendidikan adalah hak asasi seluruh manusia, tanpa ada satu perkecualian.
Namun sistem pendidikan ini akan menemui banyak kendala. Salah satunya
adalah bagaimana seorang guru dapat menangani satu kelas yang sangat
heterogen, ada anak difabel,
anak kecerdasan rata-rata, anak ADHD, anak gifted, dan lain
sebagainya, sehingga belum tentu dapat diinterpretasikan secara sama oleh
peserta didik. Tetapi dengan adanya pendidikan inklusif ini bisa menjadi
solusi bagi permasalahan yang menimpa anak berkebutuhan khusus, agar
mereka dapat melanjutkan pendidikan tanpa hars merasa kurang percaya diri
ketika harus berkumpul dengan mereka yang memiliki fisik normal. Upaya
pemenuhan hak pendidikan tanpa deskriminasi munculah pendidikan inklusi.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Selain di sekolah
regular, pembelajaran PJOK sendiri juga di ajarkan di Sekolah Luar Biasa
dengan kegiatan belajar yang dimodifikasi baik dari pelaksanaannya, alat dan
bentuk kegiatannya. Istilah yang digunakan adalah pembelajaran pendidikan
Jasmani Adaptif. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem
penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan
dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam
ranah psikomotor. Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama
dengan pendidikan jasmani biasa. Oleh sebab itu sangat perlu adanya
kegiatan pendidikan jasmani adaptif untuk dilaksanakan di Sekolah Luar
Biasa. Beranjak dari pentingnya kegiatan pembelajaran jasmani adaptif ini,
perlu rasanya guru-guru olahraga di Sekolah Luar Biasa dibekali
pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, karena tidak semua guru olahraga
berada di Sekolah Luar Biasa.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Hakekat Pembelajaran Adaptif
Pembelajaran adaptif merupakan pembelajaran biasa yang dimodifikasi
dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan
memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Dengan demikian pembelajaran adaptif bagi ABK hakekatnya adalah
Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sebab didalam pembelajaran adaptif bagi ABK
yang dirancang adalah pengelolaan kelas, program dan layanannya.
Pendidikan Luar Biasa adalah pendidikan biasa yang dirancang,
diadaptasikan sesuai dengan karakteristik masing-masing kelainan anak
sehingga memenuhi kebutuhan pendidikan ABK.
Rancangan Pendidikan Luar Biasa terdiri tiga komponen pokok kelas,
program dan layanan. Ketiga komponen tersebut bila dirancang dengan baik
dan sempurna akan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi Anak
Berkebutuhan Khusus. Dengan demikian Pendidikan Luar Biasa adalah
Pembelajaran yang dirancang untuk merespon atau memenuhi kebutuhan
anak dengan karakteristik yang unik dan tidak dapat dipenuhi kurikulum
sekolah biasa, sehingga perlu diadaptasi yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Dengan uraian tentang Hakekat Pembelajaran adaptif di atas, maka
secara operasional di lapangan pengertian Pendidikan Luar Biasa dapat
diartikan sebagai kelas khusus, program khusus dan atau layanan khusus yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus.
B. Hakekat Anak Berkebutuhan Khusus
1. Anak Berkebutuhan Khusus
Apabila kita membicarakan Pendidikan Luar Biasa yang dalam
bahasa Inggris disebut “Special Education”, maka tidak bisa lepas dengan
Anak Berkebutuhan Khusus atau Exceptional Children. Untuk Anak
Berkebutuhan Khusus dikenal juga istilah anak cacat, anak berkelainan,
anak tuna dan dalam pembelajarannya menjadi salah satu kelompok anak
yang memiliki kebutuhan khusus.
Dalam penggunaan istilah tersebut anak berkebutuhan khusus di atas
memiliki konsekuensi berbeda. Istilah yang paling tepat tergantung dari
mana kita memandang. Seperti dalam bahasa Inggris dikenal istilah
Impairment, disability, handicap.
 Impairment berhubungan dengan penyakit dan kelainan pada
jaringan.
 Disability berhubungan dengan kekurangan/kesalahan fungsi atau
tidak adanya bagian tubuh tertentu.
 Handicap berhubungan dengan kelainan dan ketidakmampuan
yang dimiliki seseorang bila berinteraksi dengan lingkungan.
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki kelainan
pada fisik, mental, tingkah laku (behavioral) atau indranya memiliki
kelainan yang sedemikian sehingga untuk mengembangkan secara
maksimum kemampuannya (capacity) membutuhkan PLB atau layanan
yang berhubungan dengan PLB.
Sesuai dengan hak asasi sebagai anak dimana ia harus tumbuh dan
berkembang di tengah lingkungan keluarga, maka PLB dalam bentuk
Kelas khusus yang lokasinya berada di SLB harus dirancang sedemikian
rupa sehingga program dan layanannya dekat dengan lingkungan ABK.
Pada akhir perkembangan sekarang ini, Anak luar Biasa sudah mulai
dianggap sebagai manusia biasa sama seperti yang lain. Ia memilii hak
yang sama. Hal ini menimbulkan perlakuan yang wajar seperti pada anak
yang lain yaitu dididik dan disekolahkan. Perbedaannya hanya terletak
pada adanya kelaian yang disandangnya, Kelainan bisa terletak pada
fisiknya, mentalnya, sosialnya atau perpaduan ketiganya. Mereka
mengalami kelainan sedemikian rupa sehingga membutuhkan pelayanan
Pendidikan Luar Biasa. Dengan sikap ini maka ia memiliki hak yang sama
dengan anak biasa lainnya. Dengan sikap ini timbul deklarasi hak asasi
manusia penyandang cacat yang meliputi:
a. Hak untuk mendidik dirinya. (The Right to Educated Oneself)
b. Hak untuk pekerjaan dan profesi.(The Right to Occupation or
Profession)
c. Hak untuk memelihara kesehatan dan fisik secara baik ( The
Right to Maintain Health and Physical Well Being)
d. Hak untuk hidup mandiri (the Right to Independent Living)
e. Hak untuk kasih sayang (Right to Love)
2. Pengelompokan Anak Berkebutuhan Khusus
Untuk keperluan Pendidikan Luar Biasa, Anak Berkebutuhan
Khusus dapat dibagi kedalam 2 (dua) kelompok yaitu:
1) Masalah (problem) dalam Sensorimotor
Anak yang mengalami kelainan dan memiliki efek terhadap kemampuan
melihat, mendengar dan kemampuan bergeraknya. Problem ini kita sebut
Sensorimotor Problem.
Kelainan sensorimotor biasanya secara umum lebih mudah diidentifikasi,
ini tidak berarti selalu lebih mudah dalam menemukan kebutuhannya
dalam pendidikan.
Kelainan sensorimotor tidak harus berakibat masalah pada kemampuan
inteleknya. Sebagian besar anak yang mengalami masalah dalam
sensorimotor dapat belajar dan bersekolah dengan baik seperti anak yang
tidak mengalami kelainan.
Ada tiga (3) jenis kelainan yang termasuk problem dalam sensorimotor
yaitu:
a. Hearing disorders (Kelainan pendengaran atau tunarungu)
b. Visual Impairment.(kelainan Penglihatan atau tunanetra)
c. Physical Disability (kelainan Fisik atau tunadaksa)
Setiap jenis kelainan tersebut akan melibatkan berbagai keahlian di
samping guru khusus yang memiliki keterampilan dan keahlian khusus
sesuai kebutuhan setiap jenis kelainan. Kerjasama sebagai tim dari setiap
ahli sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran ABK.
2) Masalah (problem) dalam belajar dan tingkah laku.
Kelompok Anak Berkebutuhan Khusus yang mengalami problem dalam
belajar adalah:
a. Intellectual Disability (keterbelakangan mental atau tunagrahita)
b. Learning disability (ketidakmampuan belajar atau Kesulitan
belajar khusus)
c. Behavior disorders (anak nakal atau tunalaras)
d. Giftet dan talented (anak berbakat)
e. Multy handicap (cacat lebih dari satu atau tunaganda)
3. Penyebab Kelainan pada ABK
Secara umum dapat dijelaskan bahwa penyebab terjadinya kelainan
pada Anak Berkebutuhan Khusus bisa dibagi atau dikelompokkan menjadi
tiga (3) yaitu:
1) Pre Natal (sebelum kelahiran)
Sebelum kelahiran dapat terjadi di saat konsepsi atau bertemunya
sel sperma dari bapak bertemu dengan sel telur ibu, atau juga dapat terjadi
pada saat perkembangan janin dalam kandungan. Kejadian tersebut
disebabkan oleh faktor internal yaitu faktor genetik dan keturunan.
Penyebab kelainan prenatal dari faktor eksternal dapat berupa Ibu
yang terbentur kandungannya, karena jatuh sewaktu hamil, atau memakan
makanan atau obat yang menciderai janin dan sebagainya.
2) Natal (di saat melahirkan)
Pada saat ibu sedang melahirkan bisa menjadi penyebab, misalnya
kelahiran yang sulit, pertolongan yang salah, infeksi karena ibu mengidap
Sepilis dan sebagainya.
3) Post Natal
Kelainan terjadi pada Post Natal artinya kelainan yang disebabkan
oleh faktor setelah anak ada di luar kandungan. Ini dapat terjadi karena
kecelakaan, keracunan dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran adaptif merupakan pembelajaran biasa yang
dimodifikasi dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari,
dilaksanakan dan memenuhi kebutuhan pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Dengan demikian pembelajaran adaptif bagi ABK
hakekatnya adalah Pendidikan Luar Biasa (PLB). Sebab didalam
pembelajaran adaptif bagi ABK yang dirancang adalah pengelolaan kelas,
program dan layanannya.
B. Saran
Diharapkan pembelajaran adaktif lebih ditingkatkan dan dapat
meningkatkan sistem pendidikan jasamani sekolah luar biasa.

Anda mungkin juga menyukai