Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KUNJUNGAN SLB.

B-YRTRW
SEKOLAH KHUSUS TUNA RUNGU WICARA SURAKARTA
MATA KULIAH PENDIDIKAN INKLUSI
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Joko Yuwono, M.Pd

KELOMPOK :
Ela Duwi Kurnia ( K3217025 )
Mabruroh Firdausi An-nur ( K3127045 )
Ramadhan Ak Indragani ( K3217063 )
Risty Vivin Aprilia ( K3217065 )

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2019
KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kami hanturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “LAPORAN KUNJUNGAN SLB.B-
YRTRW SEKOLAH KHUSUS TUNA RUNGU WICARA SURAKARTA
MATA KULIAH PENDIDIKAN INKLUSI’’ dengan baik dan tanpa ada
halangan yang berarti.
Laporan ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terimaksih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan hingga
selesai secara maksimal.
Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekekurangan dalam penyusunan laporan ini, baik dari segi tata
bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan
hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca.
Dengan karya kami ini berharap dapat membantu dan memudahkan
masyarakat awam maupun masyarakat yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan mendapatkan informasi mengenai cara belajar siswa di sekolah khusus
tuna rungu wicara.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga laporan ini dapat menambah
kajian ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk dunia pendidikan dan
masyarakat luas.

Surakarta, 26 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Tujuan Kunjungan 4
C. Manfaat Kunjungan 5
D. Waktu dan Tempat Kunjungan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Hakikat Sekolah Luar Biasa 6
B. Tentang Sekolah SLB.B-YRTRW 7
C. Wawancara Siswa SLB.B-YRTRW 8
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Lampiran 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang memiliki
keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang
membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Keadaan
inilah yang menuntut adanya penyesuaian dalam pemberian layanan
pendidikan yang dibutuhkan. Anak berkebutuhan khusus menurut
Geniofam (2010 : 11) adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selau menunjukkan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Keragaman yang terjadi, memang terkadang menyulitkan guru
dalam upaya pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun
apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai
cara memberikan layanan yang baik, maka akan dapat dilakukan
secara optimal.
Dalam UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 51 juga
menyatakan : “anak yang menyandang cacat fisik dan mental
diberikan kesempatan yang sama dan akses untuk memperoleh
pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa”. Menurut UU No.44 tahun
1997 tentang penyandang cacat, pasal 5 menyatakan : “setiap
penyandang cacat mempunyai dan kesempatan yang sama dalam
segala aspek kehidupan dan penghidupan.” Untuk peningkatan layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB)
memiliki kebijakan sendiri dalam mengelompokkan anak
berkebutuhan khusus.
Berdasarkan uraian di atas dan informasi yang diperoleh dari buku,
maka penulis berinisiatif melakukan observasi ke sekolah luar biasa
guna mendapatkan informasi yang benar-benar sesuai dengan keadaan
di lapangan, tidak hanya sebatas teori saja. Oleh karena itu, dalam
laporan hasil obeservasi ini akan disajikan berbagai informasi yang
diperoleh selama observasi.

B. Tujuan Kunjungan
Kegiatan “Kunjungan SLB.B-YRTRW Sekolah Khusus Rungu Wicara
Surakarta” ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui jenis-jenis ketunaan yang terdapat di SLB.B-YRTR
Surakarta.

4
2. Mengetahui peran guru di SLB.B-YRTRW Surakarta .
3. Mengetahui pelaksanaan pendidikan dan kurikulum yang
dilaksanakan di SLB.B-YRTRW Surakarta.
4. Mengetahui cara menghadapi anak berkebutuhan khusus.
5. Mengetahui kendala yang dialami guru dan lembaga dalam
menangani anak berkebutuhan khusus.
6. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran di SLB.B-YRTRW
Surakarta.
7. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi

C. Manfaat Kunjungan

1. Menambah rasa syukur kita kepada Tuhan karana telah


menciptakan kita tanpa kurang suatau apapun.
2. Bisa manghargai keberadaan mereka dengan cara tidak
mengucilkan atau mengolok-oloknya.
3. Belajar memahami bagaimana cara anak berkebutuhan khusus
berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana cara belajarnya.
4. Belajar mengenai metode pembelajaran untuk anak berkebutuhan
khusus.
5. Melihat kelebihan atau bakat yang dimiliki anak berkutuhan
khusus dengan lebih dekat dengan belajar bersama mereka.

D. Waktu dan Tempat Kunjungan


Waktu : Rabu, 19 Juni 2019
Tempat : SLB.B-YRTRW
Gumunggung RT 01/ RW 02 Gilingan Banjarsari
Surakarta ( 57134 )

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Hakikat Sekolah Luar Biasa


Pendidikan Luar Biasa atau Sekolah Luar Biasa (SLB)
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. 1Dalam Encyclopedia of Disabilitytentang pendidikan luar
biasa dikemukakan sebagai berikut: “Special education means
specifically designed instruction to meet the unique needs of a child with
disability”.
Pendidikan luar biasa berarti pembelajaran yang dirancang
secara khusus untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari anak kelainan
fisik. Ketika seorang anak diidentifikasi mempunyai kelainan,
pendidikan luar biasa sewaktu-waktu diperlukan.
Hal itu dikemukakan karena siswa berkebutuhan pendidikan
khusus tidak secara otomatis memerlukan pendidikan luar biasa.
Pendidikan luar biasa akan sesuai hanya apabila kebutuhan siswa
tidak dapat diakomodasi dalam program pendidikan umum. Singkat
kata, pendidikan luarbiasa adalah program pembelajaran yang
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan unik dari individu siswa.
Mungkin mereka memerlukan penggunaan bahan-bahan,
peralatan, layanan, dan/atau strategi mengajar yang khusus. Sebagai
contoh, seorang anak yang kurang lihat memerlukan buku yang
hurufnya diperbesar, seorang siswa dengan kelainan fisik mungkin
memerlukan kursi dan meja belajar yang dirancang khusus, seorang
siswa dengan kesulitan belajar mungkin memerlukan waktu tambahan
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang lain, seorang siswa
dengan kelainan pada aspek kognitifnya mungkin akan
memperoleh keuntungan dari pembelajaran kooperatif yang
diberikan oleh satu atau beberapa guru umum bersama-sama dengan
guru pendidikan luar biasa. Pendidikan luar biasa merupakan salah satu
komponen dalam salah satu sistem pemberian layanan yang kompleks
dalam membantu individu untuk mencapai potensinya secara
maksimal.
Pendidikan luar biasa diibaratkan sebagai sebuah kendaraan
dimana siswa berkebutuhan pendidikan khusus, meskipun berada
disekolah umum, diberi garansi untuk mendapatkan pendidikan

6
yang secara khusus dirancang untuk membantu mereka mencapai
potensi maksimalnya.Pendidikan luar biasa tidak dibatasi oleh tempat
khusus. Pemikiran modern menyarankan bahwa layanan sebaiknya
diberikan di lingkungan yang lebih alamiah dan normal yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Seting seperti itu bisa dilakukan dalam bentuk
program layanan di rumah bagi anak-anak berkebutuhan pendidikan
khusus prasekolah, kelas khusus di sekolah umum, atau sekolah
khusus untuk siswa-siswa yang memiliki keberbakatan.
Pendidikan luar biasa bisa diberikan di kelas-kelas
pendidikan umum. Individu-individu berkebutuhan pendidikan
khusus hendaknya dipandang sebagai individu yang sama bukannya
berbeda dari teman-teman sebaya lainnya.

B. Tentang Sekolah SLB.B-YRTRW Surakarta


SLB.B-YRTRW merupakan sekolah bagi anak berkebutuhan
khusus tuna rungu wicara yang terletak didaerah Jl. Gumunggung
RT01/RW 02 Gilingan Banjarsari Surakarta. Sebelumnya sekolah ini
berlokasi di Kota Wonosobo, namun tidak mengalami perkembangan
sehingga dipindahkan ke daerah Banjarsari Surakarta. Sekolah ini adalah
sekolah swasta yang sudah berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 1981.
SLB.B-YRTRW memiliki jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD,
SMP, dan SMA. Sekolah ini juga memiliki Panti Asuhan yang juga
merupakan asrama bagi anak-anak yang berasal dari luar jawa atau luar
kota.
Ekstrakulikuler yang dimiliki sekolah ini bermacam-macam seperti
bulu tangkis, tari, lukis, tataboga, salon, menjahit, dll. Anak-anak yang
sekolah di SLB.B-YRTRW pada dasarnya memang diarahkan untuk
mendalami ketrampilan dan kreativitasnya agar ketika lulus sudah
memiliki bekal untuk kehidupannya di masyarakat.
Sudah sebuah kewajiban bagi guru-guru di SLB.B-YRTRW
menguasai bahasa isyarat agar mudah berkomunikasi dengan para siswa
dan dapat memberikan solusi yang dapat diterima siswanya. Cara
berkomunikasi antara guru dan siswa adalah dengan bahasa isyarat yang
membaca mimik atau gestur dari bibir serta guru mengucapkan kata
dengan sangat pelan. Kebanyakan guru siswa tuna rungu wicara adalah
perempuan dan menggunakan lipstik atau pewarna bibir merah terang agar
mereka tertarik dan mudah membaca apa yang gurunya ucapkan. Untuk
komunikasi antar teman, amak-anak memiliki bahasa mereka sendiri yang
mereka pahami dan kadang kala orang normal tidak bisa dipahami.
Para guru memiliki metode pembelajaran yang dibuat sendiri dan
disesuaikan kondisi anak. Metode yang digunakan adalah dengan
pengenalan langsung benda dan lingkungan sekitar. Guru-gurunya sangat

7
jarang menggunakan teknologi karena kebanyakan gurunya sudah tua
sehingga kesulitan untuk mempelajarinya.
Ketika belajar menulis dan membaca anak-anak tuna rungu dan
wicara diajarkan dengan persuku kata disertai cara pengucapannya bukan
dengan perhuruf atau alphabet seperti anak normal karena akan sangat
kesulitan. Di SLB.B-YRTRW ini anak-anak di kelas TK-Besar sudah
mulai bisa membaca namun secara perlahan. Guru harus memiliki
kesabaran dalam menangani siswa tuna rungu dan wicara.
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2013 yang
mana dulu ketika Kurikulum KTSP soal-soal ujian berasal dari Dinas
Pendidikan sama dengan soal untuk normal sehingga bagi anak tuna rungu
wicara ini keberatan dan sekarang soal sudah dibuat oleh sekolah sendiri
dengan disesuaikan kondisi siswa dan dengan standar nilai yang berbeda-
beda juga. Bahkan tugas rumah yang diberikan kepada tiap anak berbeda-
beda. Guru di SLB.B-YRTRW ini merupakan guru kelas dan setiap kelas
maksimal menampung 8 siswa. Di jenjang SD siswa masih diberi pelajarn
dasar atau teorinya, ketika SMP mulai mencari minat dan bakat kemudian
diberi pengetahuan dasarnaya dan ketika SMA siswa fokus ke minat bakat
sehingga untuk akademiknya jadi sedikit. Guru harus sangat proaktif
dalam membantu siswa untuk menemukan minat dan bakat para siswa. Di
SLB.B-YRTRW banyak anak yang memiki potensi-potensi yang luar
biasa dan sudah banyak prestasi yang sudah diraih oleh siswa-siswanya
dan sudah banyak pula siswanya yang sudah menjadi orang suskses.
Banyak orang tua yang tidak suka anaknya disekolahkan di sekolah
anak berkebutuhan khusus campuran sehingga disekolahkan di SLB.B-
YRTRW. Banyak orang tua yang merasa bersyukur karena anaknya mau
sekola sehingga memiliki sosialisasi yang baik dan tidak merepotkan di
rumah. Namun sangat disayangkan bahwa masih banyak orang tua yang
mengesampingkan kepentingan anaknya yang berkebutuhan khusus demi
anaknya yang normal. Padahal anak-anak seperti ini harus diberi perhatian
lebih. Seperti yang dikatakan Bu Diah guru kelas yang kami jumpai di
SLB.B-YRTRW beliau mengatakan “kita memiliki 100 anak dan kami
juga memiliki 100 permasalahan”

C. Wawancara Siswa SLB.B-YRTRW


1. Nama : Novita ( usia 23 tahun)
Jenis Ketunaan : Tuna rungu wicara
Karakter / Ciri : - Karakternya tenang dan tidak rewel atau
pemarah
- Periang
- Mudah diajak berkomunikasi
- Lancar membaca

8
Perkembangan : Berkembang dengan baik dan mudah dalam
menerima materi yang disampaikan. Berkembang
dari yang dulunya ia minder karena masuk kelas
1 SD diusia 20 tahun sekarang ia sudah
berkomunikasi dengan lancar dengan teman-
temannya dan tidak minder.
Minat Bakat : Ia menyukai pelajaran melukis, tapi ketika lulus
nanti ia ingin memiliki toko roti sendiri
Jenis Ketrampilan yang diikuti : Tata boga dan melukis
(Non Hambatan)
Story : Novita berasal dari boyolali. Saat ini ia berumur
23 tahun dan ketika masuk ke SLB.B-YRTRW ia
berusia 20 tahun. Dulu ia tinggal bersama orang
tuanya dan mendapat perlakuan yang tidal layak
oleh orang tuanya. Karena orang tuanya merasa
malu memiliki anak tuna rungu wicara, orang
tuanya mengurungnya dirumah dan dipelakukan
seperti pembantu. Sehingga ia tidak bisa
bersosialisasi dengan siapapun. Ketika kakaknya
sukses ia dibawa untuk tinggal bersama kakaknya
dan ia sekarang disekolahkan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita harus banyak bersyukur karena sudah diberi kondisi yang normal
tanpa kurang apapun. Dari hasil kunjungan ini kami belajar bagaimana
mereka dapar berkomunikasi. Sehingga untuk saat ini kami tidak binggung
lagi untuk berkomunikasi dengan mereka. Mereka memang tuna rungu dan
tuna wicara tapi dibalik kekurangan fisik mereka, mereka memiliki bakat
didalam dirinnya yang bahkan melebihi orang normal.

B. Lampiran

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai