B-YRTRW
SEKOLAH KHUSUS TUNA RUNGU WICARA SURAKARTA
MATA KULIAH PENDIDIKAN INKLUSI
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Joko Yuwono, M.Pd
KELOMPOK :
Ela Duwi Kurnia ( K3217025 )
Mabruroh Firdausi An-nur ( K3127045 )
Ramadhan Ak Indragani ( K3217063 )
Risty Vivin Aprilia ( K3217065 )
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Tujuan Kunjungan 4
C. Manfaat Kunjungan 5
D. Waktu dan Tempat Kunjungan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Hakikat Sekolah Luar Biasa 6
B. Tentang Sekolah SLB.B-YRTRW 7
C. Wawancara Siswa SLB.B-YRTRW 8
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Lampiran 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Kunjungan
Kegiatan “Kunjungan SLB.B-YRTRW Sekolah Khusus Rungu Wicara
Surakarta” ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui jenis-jenis ketunaan yang terdapat di SLB.B-YRTR
Surakarta.
4
2. Mengetahui peran guru di SLB.B-YRTRW Surakarta .
3. Mengetahui pelaksanaan pendidikan dan kurikulum yang
dilaksanakan di SLB.B-YRTRW Surakarta.
4. Mengetahui cara menghadapi anak berkebutuhan khusus.
5. Mengetahui kendala yang dialami guru dan lembaga dalam
menangani anak berkebutuhan khusus.
6. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran di SLB.B-YRTRW
Surakarta.
7. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Inklusi
C. Manfaat Kunjungan
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
yang secara khusus dirancang untuk membantu mereka mencapai
potensi maksimalnya.Pendidikan luar biasa tidak dibatasi oleh tempat
khusus. Pemikiran modern menyarankan bahwa layanan sebaiknya
diberikan di lingkungan yang lebih alamiah dan normal yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Seting seperti itu bisa dilakukan dalam bentuk
program layanan di rumah bagi anak-anak berkebutuhan pendidikan
khusus prasekolah, kelas khusus di sekolah umum, atau sekolah
khusus untuk siswa-siswa yang memiliki keberbakatan.
Pendidikan luar biasa bisa diberikan di kelas-kelas
pendidikan umum. Individu-individu berkebutuhan pendidikan
khusus hendaknya dipandang sebagai individu yang sama bukannya
berbeda dari teman-teman sebaya lainnya.
7
jarang menggunakan teknologi karena kebanyakan gurunya sudah tua
sehingga kesulitan untuk mempelajarinya.
Ketika belajar menulis dan membaca anak-anak tuna rungu dan
wicara diajarkan dengan persuku kata disertai cara pengucapannya bukan
dengan perhuruf atau alphabet seperti anak normal karena akan sangat
kesulitan. Di SLB.B-YRTRW ini anak-anak di kelas TK-Besar sudah
mulai bisa membaca namun secara perlahan. Guru harus memiliki
kesabaran dalam menangani siswa tuna rungu dan wicara.
Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kurikulum 2013 yang
mana dulu ketika Kurikulum KTSP soal-soal ujian berasal dari Dinas
Pendidikan sama dengan soal untuk normal sehingga bagi anak tuna rungu
wicara ini keberatan dan sekarang soal sudah dibuat oleh sekolah sendiri
dengan disesuaikan kondisi siswa dan dengan standar nilai yang berbeda-
beda juga. Bahkan tugas rumah yang diberikan kepada tiap anak berbeda-
beda. Guru di SLB.B-YRTRW ini merupakan guru kelas dan setiap kelas
maksimal menampung 8 siswa. Di jenjang SD siswa masih diberi pelajarn
dasar atau teorinya, ketika SMP mulai mencari minat dan bakat kemudian
diberi pengetahuan dasarnaya dan ketika SMA siswa fokus ke minat bakat
sehingga untuk akademiknya jadi sedikit. Guru harus sangat proaktif
dalam membantu siswa untuk menemukan minat dan bakat para siswa. Di
SLB.B-YRTRW banyak anak yang memiki potensi-potensi yang luar
biasa dan sudah banyak prestasi yang sudah diraih oleh siswa-siswanya
dan sudah banyak pula siswanya yang sudah menjadi orang suskses.
Banyak orang tua yang tidak suka anaknya disekolahkan di sekolah
anak berkebutuhan khusus campuran sehingga disekolahkan di SLB.B-
YRTRW. Banyak orang tua yang merasa bersyukur karena anaknya mau
sekola sehingga memiliki sosialisasi yang baik dan tidak merepotkan di
rumah. Namun sangat disayangkan bahwa masih banyak orang tua yang
mengesampingkan kepentingan anaknya yang berkebutuhan khusus demi
anaknya yang normal. Padahal anak-anak seperti ini harus diberi perhatian
lebih. Seperti yang dikatakan Bu Diah guru kelas yang kami jumpai di
SLB.B-YRTRW beliau mengatakan “kita memiliki 100 anak dan kami
juga memiliki 100 permasalahan”
8
Perkembangan : Berkembang dengan baik dan mudah dalam
menerima materi yang disampaikan. Berkembang
dari yang dulunya ia minder karena masuk kelas
1 SD diusia 20 tahun sekarang ia sudah
berkomunikasi dengan lancar dengan teman-
temannya dan tidak minder.
Minat Bakat : Ia menyukai pelajaran melukis, tapi ketika lulus
nanti ia ingin memiliki toko roti sendiri
Jenis Ketrampilan yang diikuti : Tata boga dan melukis
(Non Hambatan)
Story : Novita berasal dari boyolali. Saat ini ia berumur
23 tahun dan ketika masuk ke SLB.B-YRTRW ia
berusia 20 tahun. Dulu ia tinggal bersama orang
tuanya dan mendapat perlakuan yang tidal layak
oleh orang tuanya. Karena orang tuanya merasa
malu memiliki anak tuna rungu wicara, orang
tuanya mengurungnya dirumah dan dipelakukan
seperti pembantu. Sehingga ia tidak bisa
bersosialisasi dengan siapapun. Ketika kakaknya
sukses ia dibawa untuk tinggal bersama kakaknya
dan ia sekarang disekolahkan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita harus banyak bersyukur karena sudah diberi kondisi yang normal
tanpa kurang apapun. Dari hasil kunjungan ini kami belajar bagaimana
mereka dapar berkomunikasi. Sehingga untuk saat ini kami tidak binggung
lagi untuk berkomunikasi dengan mereka. Mereka memang tuna rungu dan
tuna wicara tapi dibalik kekurangan fisik mereka, mereka memiliki bakat
didalam dirinnya yang bahkan melebihi orang normal.
B. Lampiran
10
11
12