KHUSUS (INKLUSI)
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
BAB I
Kata Pengantar..............................................................................................................................1.1
Latar Belakang..............................................................................................................................1.2
Rumusan Masalah.........................................................................................................................1.3
Tujuan...........................................................................................................................................1.4
Manfaat.........................................................................................................................................1.5
BAB II
Pelaksanaan Observasi..................................................................................................................2.2
BAB III
Kesimpulan..................................................................................................................................3.1
Saran............................................................................................................................................3.2
BAB I
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang pendidikan inklusi dan manfaatnya
untuk calon guru.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari kerabat saya
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima
kasih kepada kerabat yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang pendidikan inklusi dan manfaatnya untuk
calon guru ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna)
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-inteletual, social, emosional) dalam proses
pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga
mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Dengan demikian, meskipun seorang
anak mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut
tidak signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak
tersebut bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
Ada berbagai macam jenis Anak Berkebutuhan Khusus. Di sini penulis menemukan ada
beberapa jenis Anak Berkebutuhan Khusus, yaitu : Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita,
Tuna Daksa, Tuna Laras, Kesulitan Belajar, Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa, Autisme,
ADHD, Indigo, dan Hiperaktif. Dari beberapa jenis Anak Berkebutuhan Khusus tersebut
tentunya memiliki karakteristik maupun ciri-ciri yang berbeda pada setiapnya. Keadaan inilah
yang menuntut pemahaman terhadap hahekat anak berkebutuhan khusus. Keragaman anak
berkebutuhan khusus terkadang menyulitkan guru dalam upaya menemukan jenis dan
pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Oleh karena itu seperti yang kita ketahui bahwa
tersedia SLB, yaitu lembaga pendidikan yang khusus menangani Anak Berkebutuhan Khusus
dengan berbagai jenis ketunannya.
Namun saat ini lembaga pelayanan pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus tidak
hanya SLB, namun juga telah tersedia lembaga “Pendidikan Inklusi”. Pendidikan inklusi
ialah Sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan
secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Tujuan Pendidikan Inklusi
bedasarkan Permendiknas No. 70 Tahun 2009 ialah:
(1) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya.
(2) Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan
tidak diskriminatif bagi semua peserta didik, sebagaimana yang dimaksud pada point ke 1.
Dan untuk kepentingan pengajaran, dan penyelidikan tentang anak berkebutuhan khusus
dengan klasifikasi kesulitan belajar spesifik, serta bagaimana proses pendidikan anak
berkebutuhan khusus tersebut di lembaga pendidikan inklusi maka diperlukan observasi
maupun penelitan. Tentu dengan bertujuan mengetahui lebih lanjut tentang masalah-masalah
yang dihadapi di lapangan serta cara-cara lembaga pendidikan mengatasi permasalahan yang
ada secara langsung. Karena itu, penulis perlu melakukan observasi di lapangan, atau di
lembaga pendidikan.
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama :
lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita. Dalam bahasa Inggris
dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid. Anak tunagrahita adalah
bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan,
keterbatasan dari anak normal. Sedemikian rupa dari segi: fisik, intelektual, sosial, emosi dan
atau gabungan dari hal-hal tadi, sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan khusus
untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
Jadi anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari
segi mental intelektualnya, dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan
pendidikan khusus.
1. Fisik :
Hampir sama dengan anak normal, Kematangan motorik lambat, Koordinasi gerak kurang,
Anak tunagrahita berat dapat kelihatan dari penampilan fisik yang tidak seimbang, misalnya
kepala terlalu kecil/besar.
2. Intelektual :
Sulit mempelajari hal-hal akademik, setaraf anak normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 –
70, setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50, setaraf anak normal usia 3 – 4
tahun, dengan IQ 30 ke bawah.
3. Sosial dan Emosi :
Bergaul dengan anak yang lebih muda, Suka menyendiri, Mudah dipengaruhi, Kurang
dinamis, Kurang pertimbangan/kontrol diri, Kurang konsentrasi, Mudah dipengaruhi, Tidak
dapat memimpin dirinya maupun orang lain, Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,
Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan.
Kesimpulan
Mengetahui tentang apa itu anak berkebutuhan khusus dan juga jenis-jenis anak
berkebutuhan khusus menjadi dasar untuk menciptakan layanan pendidikan bagi mereka anak
berkebutuhan khusus tersebut. Pelayanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus ini
sekarang telah disediakan lembaga pendidikan inklusi selain SLB. Pada pendidikan inklusi
ini, anak berkebutuhan khusus juga dapat menikmati bagaimana rasanya bergabung dengan
para anak-anak yang normal.
Observasi tentang pendidikan inklusi yang dilakukan penulis membuahkan hasil berupa
pengetahuan tentang keadaan sesungguhnya di lapangan. Termasuk di dalamnya
permasalahan-permasalahan yang umumnya terjadi di lapangan serta cara-cara bagaimana
menyelesaikannya. Dan di sini penulis meneliti satu objek untuk penelitian dalam kegiatan
observasi yaitu Alfian. Seorang anak yang berumur 7 tahun namun masih duduk di bangku
TK A. Latar belakang keluarga yang mempengaruhi keadaan Alfian yang seperti ini. Lalu
melihat apa yang terjadi dengan Arif, penulis mencoba menyimpulkan bahwa Alfian ini
tergolong anak Tuna Grahita kelompok Debil atau ringan karena dilihat dari segi
perkembangannya. Penulis menyebutnya sebagai tuna grahita debil, karena Alfian mengalami
perekmbangan pesat dalam satu semester ini.
Saran
Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus bukan berarti tidak layak untuk
mendapatkan pendidikan, namun justru dengan adanya kebutuhan khusus tersebut melalui
pendidikanlah anak dapat mengembangkan bakat yang tersembunyi di dalam dirinya, bahkan
tertutup oleh kekurangan yang mereka miliki. Dan pendidik sangat berperan penting dalam
hal ini.
Demikian laporan tentang hasil observasi Pendidikan Inklusi di TK Darma Wanita.
Mohon maaf, apabila makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis butuhkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca.