Refleksi Hari Ke 3
Refleksi Hari Ke 3
inklusif dan materi konsep keberagaman peserta didik saya mendapatkan pengetahuan baru tentang apa
itu pendidikan inklusif dan PDBK.
Dan saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. Karena disini saya yang awalnya belum tau
mengenai apa itu ABK dan indikator nya jadi lebih memahami bagaimana tetang ABK. Terimakasih 🙏🏻
Attachments:
Refleksi Pembelajaran 1
Sabtu, 22 Oktober 2022, 20:16
by SHOFA MARWATI
Setelah menyelesaikan dan mempelajari materi pembelajaran untuk materi 1 dan 2 saya menjadi
lebih memahami tentang jenis-jenis anak berkebutuhan khusus (ABK) yang selama ini termarginalkan
di lingkungan masyarakat. Dari materi ini kami dapat mengetahui, indikator kualitas hidup bagi
peserta didik berkebutuhan khusus yakni to live, to love, to play, dan to work.
Dengan kita dapat membedakan PDBK, baik dari PD yang mempunyai hambatan penglihatan
(tunanetra), pendengaran (tunarungu), mental, maupun sensorik dan kondisi sosial ekonomi.
Sehingga PD pada sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif dapat kita bagi menjadi 3 klasifikasi
besar yakni :
1. Peserta didik tipikal atau reguler yaitu peserta didik yang tidak memiliki hambatan
tertentu, misalnya hambatan fisik, mental kognitif, sensorik dan hambatan lainnya yang
menyebabkan mereka mengalami kendala dalam mengikuti pembelajaran secara klasikal.
2. Peserta didik berkebutuhan khusus yaitu peserta didik berkebutuhan khusus adalah
peserta didik yang memiliki kebutuhan belajar dan hambatan tertentu, seperti hambatan
penglihatan, pendengaran, intelektual, fisik, hambatan dengan autistik, dan lainnya seperti
anak hiperaktif, lamban belajar, rendah konsentrasi dan gangguan perilaku tertentu.
3. Peserta didik berkebutuhan layanan khusus yaitu peserta didik dengan kebutuhan layanan
khusus yang mengalami hambatan secara eksternal, seperti anak korban bencana alam, anak
korban HIV, korban kekerasan rumah tangga dan lingkungan.
Selain itu, dengan mempelajari materi 1 dan 2 ini, kami selaku Calon Guru Pembimbing Khusus
memiliki kemampuan dasar untuk membantu para PDBK dalam proses pembelajaran sehingga
mereka nanti ke depannya memiliki kehidupan yang lebih bermakna, untuk diri pribadi PDBK, orang
tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga tidak ada lagi kesan miring terhadap ABK dilingkungan
masyarakat. Masyarakat pun juga tidak akan memarginalkan mereka karena dengan adanya
pendidikan inklusif ini, semua anak baik ABK maupun normal memiliki kesempatan dan hak yang
sama dalam mengenyam pendidikan.
Tidak ada lagi anak yang tidak mengenyam pendidikan yang dikarenakan kelainan ataupun
hambatan-hambatan fisik, psikis, mental maupun kondisi sosial ekonomi dalam kehidupan
masyarakat pada umumnya.
Permalink Add your comment
ELY ANGGARAINI
Sabtu, 22 Oktober 2022, 19:50
by ELY ANGGARAINI
Setelah saya mengikuti kegiatan pembelajaran 1 dan 2 ini, tentunya ada banyak sekali hal dari yang
saya tidak tahu menjadi tahu dalam pendidikan inklusif ini, terutama keberagaman peserta
didik, jenis hambatan peserta didik berkebutuhan khusus, kebutuhan layanan pembelajaran peserta
didik. Jadi kesimpulan yang dapat saya ambil bahwasanya sekolah pendidikan inklusif ini sangatlah
penting dalam dunia pendidikan, karena dapat meningkatkan kepercayaan diri anak baik itu
berkebutuhan khusus maupun tidak, menumbuhkan rasa toleransi perbedaan terhadap anak, dan
kesempatan untuk belajar serta menjalin persahabatan bersama teman sebaya.
by ENDAH WIKANTI
Sebagaimana telah dipaparkan bahwa setiap anak walaupun memiliki perbedaan keyakinan, fisik,
gender, latar belakang keluarga, harapan, kemampuan, kelebihan peserta didik memiliki hak yang
sama untuk mendapatkan layanan pendidikan dan dijamin oleh negara. Sebelumya saya berasumsi
bahwa anak dengan kebutuhan khusus adalah anak dengan hambatan sensorik (tunanetra dan
tunarungu), anak dengan hambatan fisik (tunadaksa) dan autis dan hanya bersekolah di SLB.
Saya sangat bersyukur bisa bergabung dalam komunitas GPK ini, semoga pengetahuan dan
wawasan baru tentang pendidikan inklusif ini dapat membantu saya dan teman-teman di sekolah
untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang lebih baik, karena guru adalah orang tua bagi
peserta didik di sekolah.
Setelah mempelajari materi 1 dan 2, jujur saya baru benar-benar memahami apa itu layanan
pendidikan inklusi. Selama ini, ketika menemui peserta didik berkebutuhan khusus yang ada di kelas,
saya akan kembali dan menganjurkan teman-teman guru untuk bertemu dengan orang tua/wali
peserta didik tersebut untuk menempatkan peserta didik tersebut di SLB. Namun setelah
mempelajari materi ini saya menjadi sadar bahwa saya sebagai seorang guru tidak berhak sama
sekali untuk mengatakan hal tersebut. Peserta didik yang berkebutuhan khusus mempunyai hak
yang sama untuk mengeyam pendidikan yang sama dengan peserta didik normal lainnya di sekolah
biasa. Saya sebagai seorang guru harusnya berusaha agar peserta didik yang berkebutuhan khusus
tersebut dapat memperoleh pengetahuan sama seperti temannya yang lain. Saya sebagai seorang
guru harusnya sadar bahwa keberagaman peserta didik dalam sebuah kelas adalah sesuatu yang
menarik yang sepantasnya untuk disyukuri. Menjadi seorang guru harus siap dengan segala
tantangan, dan mengajar di dalam kelas dengan keberagaman peserta didik adalah sebuah
tantangan yang dapat memebentuk saya menjadi seorang guru yang lebih baik lagi dari hari ke hari.
Setelah saya mempelajari dan mendengarkan pemaparan materi pada hari ini, saya mendapatkan
banyak sekali ilmu baru mengenai konsep keberagaman peserta didik, klasifikasi peserta
didik berkebutuhan khusus, jenis-jenis hambatan peserta didik berkebutuhan khusus, dan akomodasi
yang layak bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
Konsep keberagaman peserta didik adalah karakteristik unik yang dimiliki oleh peserta didik yang
meliputi keberagaman keyakinan, budaya, fisik, gender, latar belakang keluarga, harapan,
kemampuan, kelebihan peserta didik.
Ada empat indikator kualitas hidup bagi setiap peserta didik, yakni sebagai berikut:
1. To Live, setiap peserta didik di sekolah inklusif memiliki hak untuk hidup mengembangkan potensi
dirinya, tanpa harus terhalangi atau dibatasi oleh kondisi Hambatan yang dimilikinya
2. To Love, setiap peserta didik di sekolah inklusif harus merasa terlindungi, mengikuti kegiatan
pembelajaran dan aktivitas sekolah lainnya secara ramah, nyaman dan tidak dibiarkan mendapat
bully dari peserta didik lainnya.
3. To Play, setiap peserta didik di sekolah inklusif harus memperoleh kesempatan yang sama untuk
mengikuti aktivitas belajar secara aktif dan bermain di sekolah, seperti dalam diskusi kelompok,
kegiatan ekstrakurikuler, dan perlombaan yang diadakan sekolah.
4. To Work, setiap peserta didik di sekolah inklusif memperoleh hak yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam upaya mengembangkan potensi dirinya untuk nantinya menjadi
individu yang mandiri dalam memasuki dunia kerja.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya PDBK dapat diklasifikan menjadi PDBK temporer dan
PDBK permanen. Pembagian klasifikasi ini menjadi dasar untuk memberikan layanan pendidikan
yang sesuai bagi PDBK. PDBK temporer dapat terdiri atas banyak kondisi dan belum ada klasifikasi
khusus PDBK temporer baik di Indonesia maupun di mancanegara. Berbanding terbalik, PDBK
permanen baik di Indonesia maupun mancanegara memiliki pengelompokan jenis-jenis PDBK
permanen. Adapun pengelompokan PDBK permanen adalah sebagai berikut:
4. PDBK dengan Hambatan Mental terdiri dari PDBK dengan Hambatan Perilaku dan
Emosi/Hambatan Perilaku dan Emosi, PDBK Autis, PDBK ADHD (Attention Deficit Hyperactivity
Disorder)/Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Dalam pembelajaran seorang guru harus bisa mengakomodasi dan memfasilitasi peserta didik
berkebutuhan khusus sesuai dengan klasifikasi peserta didik berkebutuhan khusus dan jenis-jenis
hambatan peserta didik berkebutuhan khusus agar peserta didik berkebutuhan khusus tidak
mengalami hambatan dalam pembelajaran di sekolah.
Setelah saya memahami dan mempelajari konsep pendidikan inklusif dan keberagaman peserta
didik, saya baru paham ternyata pemahaman tentang pendidikan inklusif sangatlah penting bagi
ABK, guru, orang tua bahkan masyarakat. ketidakpahaman memunculkan stigma negatif terhadap
ABK yang seharusnya mendapatkan hak yang sama dengan anak lainnya. Pemahaman ini harus
selalu dibiasakan sehingga nantinya tidak ada lagi orang-orang yang memandang sebelah mata ABK
dan nantinya ABK dan anak lainnya bisa hidup bersama tanpa membeda-bedakan dengan demikian,
orang tua tidak lagi minder dengan kondisi anaknya.
Materi kedua juga menjadikan saya memahami ternyata ada banyak layanan yang semestinya
diberikan kepada ABK sesuai dengan hambatan yang mereka miliki sehingga penanganannya tepat
sasaran dan tujuan dari pendidikan inklusif akan tercapai. Sedini mungkin guru mengidentifikasi
hambatan yang dialami oleh ABK. Sehingga nantinya, pada saat proses pembelajaran bisa berjalan
dengan baik sesuai yang diharapkan.
Alfi Isfraini, S. Pd
Sabtu, 22 Oktober 2022, 17:06
by ALFI ISFRAINI
Konsep yang paling mendasar dalam pendidikan inklusif adalah bagaimana agar anak dapat belajar
bersama, belajar untuk dapat hidup bersama dijabarkan dalam tiga prinsip, yaitu:
Sekolah seyogyanya mengakomodasikan semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual,
sosial, emosi, linguistik, ataupun kondisi-kondisi lainnya. Ini seyogyanya mencakup anak berkelainan
dan anak berbakat, anak jalanan dan anak pekerja, anak dari penduduk terpencil ataupun
pengembara, anak dari kelompok linguistik, etnik ataupun kebudayaan minoritas, serta anak dari
daerah atau kelompok lain yang tak beruntung (UNESCO, dalam Hermansyah, 2013).
by GIYARSI
Setelah saya mendengerkan materi tentang ini,Alhamdulillah saya sedikit memahami keberagaman
dan klasifikasi pdbk secara rinci,dan mudah-mudahan saya bisa memiliki gambaran sedikit ketika
nanti tahun ajaran baru,dengan observasi dan assesmen semoga bisa memberikan service excelent
kepada calon peserta didik berkebutuhan khusus,Karena selama ini ditempat saya mengajar memang
tidak boleh menolak peserta didik dengan alasan apapun tapi ketika sudah diterima kami sebagai
guru BK merasa binggung apa yang harus dilakukan?....Karena keterbatasan ilmu dan ketrampilan
kami dalam memodifikasi pengajaran terhadap PDBK, Kata “kebutuhan khusus” menjadi dasar dalam
melihat apa yang menjadi masalah dan kebutuhan peserta didik dan bukan pada label yang
menyertainya. Oleh karena itu, semua tenaga pendidik hendaknya memandang setiap Peserta Didik
Berkebutuhan Khusus (PDBK) memiliki karakteristik unik. Karakteristik PDBK ini berkaitan dengan
bagaimana cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan khususnya. Pandangan ini akan menuntun guru
dalam menyusun akomodasi program untuk mengatasi hambatan dan mengoptimalkan potensi
peserta didik. Dengan demikian, upaya-upaya pemberian layanan pendidikan terhadap PDBK
hendaknya berfokus pada potensi-potensi yang dapat dikembangkan melalui pengamatan guru
secara berkesinambungan dan sistematik dalam proses identifikasi dan asesmen.
by RISKA PRIMAWARDANI
Pada materi hari ini yang saya terima, saya banyak belajar mengenai arti keberagaman peserta didik
dan klasifikasi peserta didik berkebutuhan khusus. Dimana setelah belajar materi ini saya bisa lebih
mampu mengenali dan mengidentifikasi hambatan anak didik yang ada disekolah saya ikut kedalam
kategori apa. Karena begitu saya mengetahui kategori hambatan yang dialami anak didik saya, saya
jadi paham bagaimana cara memperlakukan anak tersebut sehingga saya bisa membantunya untuk
dapat mengikuti pelajaran yang diterimanya di dalam kelas dengan semua keterbatasannya. Selain
itu hair ini saya juga lebih paham tentang bergabai macam hambatan-hambatan apa saja yang
dialami peserta didik dari sharing sesama peserta pelatihan. Jadi ketika nantinya saya mempunyai
peserta didik yang mengalami hambatan tersebut saya bisa mengaplikasikannya.
Refleksi untuk Konsep dasar Pendidikan Inklusif dan Keberagaman Peserta Didik
Sabtu, 22 Oktober 2022, 15:01
Untuk Konsep dasar pendidika inklusif itu adalah pendidikan yang dalam proses pelaksanaannya
mencakup dan melibatkan semua peserta didik dengan segala keberagamannya. Pada pendidikan
inklusif semua pembedaan yang selama ini dialami oleh anak yang berkebutuhan khusus itu
dihilangkan. Konsep pendidikan ini mengusung pernyataan yang mengakui bahwa semua anak
dapat belajar, pengupayaan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan semua anak, mengakui
dan menghargai berbagai perbedaan setiap anak, sistem pendidikan yang mana merupakan proses
yang dinamis dan senantiada berkembang.
Pada Konsep Keberagaman Peserta Didik, Bahwa seluruh peserta didik dengan segala karakteristik
yang dimilikinya seperti keyakinan, fisik, gender, latar belakang keluarga dan lingkungan sosial,
harapan, kemampuan, dan kelebihannya berhak untuk mendapat pendidikan yang sama dan pada
tempat yang sama. Yang perlu dipahami adalah guru tidak bisa memaksakan apa yang guru mau,
tapi yang dilakukan seorang guru adalah guru melakukan apa yang menjadi kebutuhan peserta didik
tersebut sesuai dengan kapasitasnya dan kemampuannya. Kualitas hidup yang bisa dan harus
didapatka seluruh peserta didik, yaitu; To Live, To Love, To Play, Dan To Work.
Permalink Add your comment
by SURASMI
Pemahaman yang saya peroleh setelah mempelajari tentang konsep pendidikan inklusif adalah
pengertian dari pendidikan inklusif, landasan yang digunakan, prinsip, indeks, mekanisme layanan
PDBK di sekolah inklusif serta proses menemukenali anak berkebutuhan khusus dan asesmen yang
digunakan untuk anak berkebutuhan khusus.
Pemahaman yang saya peroleh bahwa pengertian dari keberagaman peserta didik, indikator kualitas
hidup peserta didik yang terdiri dari to live, to love, to play, dan to work, Klasifikasi PDBK, kebutuhan
pembelajaran PDBK
Konsep Dasar Pendidikan Inklusif memberikan pemahaman bahwa setiap anak berhak mendapatkan
pendidikan dan tidak membedakan dari hal fisik, ras, suku, agama budaya maupun yang lainnya
dengan tetap mendorong atau memeprhatikan solusi yang cocok untuk pembelajaran
siswa. Keberagaman peserta didik merupakan karakteristik yang dimiliki oleh setiap peserta didik
yang berupa keberagaman budaya, gender, latar belakang keluarga, kekurangan atau kelebihannya
masing masing. keberagaman peserta didik tersebut harus menjadi sebuah “tantangan” bagi guru
untuk memberikan layanan pembelajaran akomodatif bagi setiap peserta didik. Peserta didik reguler
maupun peserta didik berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan
pembelajaran dalam upaya mencapai kualitas hidup.
Namun yang menjadi hambatan dalam proses terwujudnya pendidikan inklusif yang tepat persoalan
fasilitas, mobilitas, minimnya pengatahuan baik orang tua maupun pihak sekolah, sehingga harus
terus diupayakan bahwa setiap anak pasti memiliki kelebihan.
Attachments:
Refleksi Pembelajaran Untuk Materi 1 Dan 2 Hakikat Pendidikan Inklusif Dan Konsep Keberagaman Peserta
Didik.docx
by PATRIANA MUIN
Visible to participants on this course
setelah mempelajari materi 1 tentang konsep dasar pendidikan inklusif dapat membuka wawasan
dan pikiran saya untuk lebih memperdalam lagi bagaimana tentang hakikat pendidikan inklusif,
bentuk-bentuk layanan pendidikan, mekanisme penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus dan
format identifikasi peserta didik berkebutuhan khusus serta penempatan peserta didik berkebutuhan
khusus di sekolah inklusif. dan kemudian untuk materi ke 2 tentang konsep keberagaman peserta
didik bahwa disetiap sekolah pastinya ada beragam peserta didik baik dari keberagaman fisik, sikap
dan karakter, agama, suku dan lain_lain disini sebagai guru harus bertanggung jawab membuat
semua perbedaan itu menjadi warna yang menarik.dan di bagian indikator kualitas peserta didik( to
live, to love, to play dan to work) mungkin tanpa disadari ternyata selama ini di sekolah mungkin
hanya sedikit saja yang terealisasi. dan setelah mempelajari tentang jenis kekhususan yang dimiliki
oleh peserta didik berkebutuhan khusus dan klasifikasi peserta didik saya mengidentifikasi satu
peserta didik saya yang mengalami disgrafia dan mungkin masih ada peserta didik yang belum
teridentifikasi dengan benar. untuk pemenuhan kebutuhan dan akomodasi yang layak bagi para
peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah harus lebih di perhatikan lagi oleh pihak pemerintah
dinas setempat, orang tua dan sekolah.
REFLEKSI
Sabtu, 22 Oktober 2022, 11:50
by ERVINA KUSNIANINGSIH
Di dalam dunia pendidikan memang nyata bahwa perbedaan peserta didik itu memang ada dan
kami sebagai pendidik di harapkan mampu dan dapat mengatasi masalah tersebut
berupaya membuat kenyamanan peserta didik, merasa betah di sekolah, enjoy dalam belajar dan
semua merasa aman dan happy
tidak ada bully, para peserta didik bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing masing
semua peserta didik mendapatkan hak yang sama dalam proses pemeblajaran, pengembangan
bakat dan minat masing masing peserta didik
Attachments:
BENTUK LAYANAN PENDIDIKAN.pdf
TUGAS
Sabtu, 22 Oktober 2022, 11:29
by MUJNAH
Keberagaman pada peserta didik di sekolah merupakan hal yang pasti ada.Peserta didik dalam kelas
walaupun berbeda fisik,latar belakang keluarga,perbedaan sifat dan kepribadian,akan tetapi peserta
didik memiliki kesempatan untuk belajar.sama dengan peserta didik lainnya.
Tugas
Sabtu, 22 Oktober 2022, 11:16
by RUKIAH
Keberagaman pada peserta didik di sekolah merupakan hal yang pasti ada. Sebagaimana dalam
Undang Undang Dasar 1945 pasal 31, ayat 1 mengamanatkan bahwa; “Setiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan” dan ayat 2; setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya’. Dengan demikian, peserta didik dalam kelas walaupun berbeda
keyakinan, fisik, gender, latar belakang keluarga, harapan, kemampuan, kelebihan peserta didik
memiliki hak untuk belajar. Keberagaman peserta didik di sekolah inkusif adalah suatu kenyataan
yang tidak untuk dibuat sebagai “sesuatu yang aneh” akan tetapi keberagaman peserta didik
tersebut harus menjadi sebuah “tantangan” bagi guru untuk memberikan layanan pembelajaran
akomodatif bagi setiap peserta didik. Peserta didik reguler/tipikal maupun peserta didik
berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan pembelajaran dalam
upaya mencapai kualitas hidup
by RIA JUSNITA
Attachments:
PDF.pdf
by YUVENTINUS MORUNG
Setelah mempelajari materi hari ini saya menyadari bahwa pendidikan inklusif mengharuskan sekolah
menerima semua anak ,tampa kecuali tanpa syarat. Adanya perbedaan secara
pisik,intelektual,sosial,,emosional,bahasa,,atau kondisi lain termasuk anak penyandang cacat dan
anak berbakat. Oleh karna itu keberadaan pendidikan inklusif sangat penting, pendidikan inklusif
menjadi wadah bagi penyandang anask berkebutruhan khusu/diabilitas dalam menmyalurkan bakat
dan minat dalam dirinya.
by MUHLIS
Setelah mempelajari materi tentang konsep dasar pendidikan inklusif, saya mendapat pengetahuan
baru bahwa pendidikan inklusif mengharuskan sekolah menerima semua anak ,tampa kecuali tanpa
syarat.Perbedaan secara pisik,intelektual,sosial,,emosional,bahasa,,atau kondisi lain termasuk anak
penyandang cacat dan anak berbakat,,anak jalanan,anak yang bekerja,,anak dari etnis,budaya,atau
yang lainnya,wajib dilayani sesuai dengan kebutuhannya.Oleh karna itu keberadaan pendidikan
inklusif sangat penting,penerapan pendidikan inklusif menjadi wadah bagi para peserta didik
berkebutuhan khusus untuk mendapatkan layanan sesuai kebutuhannya.
Konsep keberagaman. Guru selaku pendidik harus dapat mengetahui karakteristik dari berbagai
keberagaman siswa sebelum guru melakukan kegiatan belajar mengajar.Hal ini penting dilakukan
karna pada diri manusia terdapat banyak keunikan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan
siswa yang lain.Guru padasaat ini diharapkan bukan hanya sebagai seorang pengajar saja yang hanya
memberikan materi pembelajaran di kelas,namun guru harus menjadi seorang oendidik yang dapat
membantu anak supaya berkembang potensi dan bakat yang terdapat dalam diri peserta didik.
Keberagaman peserta didik di sekolah inkusif adalah suatu kenyataan yang tidak untuk dibuat
sebagai “sesuatu yang aneh” akan tetapi keberagaman peserta didik tersebut harus menjadi sebuah
“tantangan” bagi guru untuk memberikan layanan pembelajaran akomodatif bagi setiap peserta
didik. Peserta didik reguler/tipikal maupun peserta didik berkebutuhan khusus memiliki hak yang
sama untuk memperoleh layanan pembelajaran dalam upaya mencapai kualitas hidup.
Keberagaman pada peserta didik di sekolah merupakan hal yang pasti ada. Sebagaimana dalam
Undang Undang Dasar 1945 pasal 31, ayat 1 mengamanatkan bahwa; “Setiap warga Negara berhak
mendapatkan pendidikan” dan ayat 2; setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya’. Dengan demikian, peserta didik dalam kelas walaupun berbeda
keyakinan, fisik, gender, latar belakang keluarga, harapan, kemampuan, kelebihan peserta didik
memiliki hak untuk belajar. Keberagaman pada peserta didik memiliki spektrum yang luas. Namun
dalam konteks pembelajaran di sekolah, keberagaman yang menjadi fokus salah satunya adalah
kebutuhan belajar peserta didik. Kebutuhan belajar salah satunya muncul dari kondisi yang dialami
oleh peserta didik termasuk kondisi Hambatan.
Hambatan dimaknai sebagai “setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensori dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami Hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga
negara lainnya berdasarkan kesamaan hak”. Lebih lanjut kondisi Hambatan dapat diklasifikasikan
kembali menjadi dua kondisi yakni Hambatan permanen dan Hambatan temporer. Kondisi
Hambatan permanen merupakan kondisi Hambatan yang diakibatkan oleh adanya gangguan baik
aspek fisik, sensorik, mental dan/atau intelektual yang bersifat menetap pada individu. Sedangkan
Hambatan temporer merupakan kondisi Hambatan yang diakibatkan oleh faktor eksternal seperti
kondisi bencana alam, wabah, dan lain-lain yang mempengaruhi kondisi individu tetapi tidak bersifat
menetap. Di setiap sekolah, khususnya pada beberapa tahun belakangan, terdapat peserta didik
dengan Hambatan permanen maupun temporer. Peserta didik dalam kedua kelompok tersebut
memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas. Peserta didik
dalam kelompok tersebut disebut juga dengan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK)
Pendidikan inklusif
Sabtu, 22 Oktober 2022, 07:15
by SRI WAHYUNI
tugas
Sabtu, 22 Oktober 2022, 06:57
by AHMAD
kita menyadari sesungguhnya pendidikan inklusi penting sekali agar angka putus sekolah dan tidak
menjadikan pada dunia pendidikan khususnya pendidikan inklusi tidak di jadikan diskriminasi pada
dunia pendidikan
Pada pembelajaran materi 1, yakni Konsep Dasar Pendidikan Inklusif, saya menyadari bahwa
pendidikan inklusif bukan hanya meliputi teori-teori saja melainkan nyata adanya didalam
kehidupan kita, dan pada hakikatnya pendidikan inklusif merupakan system penyelenggaraan
pendidikan yang memberikan kesempatan atau akses yang seluas-luasnya kepada semua anak
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhannya tanpa adanya
diskriminasi. Setiap anak mendapatkan kesempatan untuk belajar bersama-sama di sekolah
umum dengan memperhatikan keberagaman dan kebutuhan individual anak sehingga potensi
dalam dirinya dapat berkembang secara optimal.
Pada pembelajaran materi 2, yaitu Keberagaman Peserta Didik, saya memahami bahwa
keberagaman peserta didik tidak hanya sebatas kebinekaan horizontal saja yang meliputi
perbedaan social, etnis, budaya, gender, atau agama, melainkan terdapat keberagaman yang
sangat kompleks yaitu kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan kecerdasan, kekuatan
fisik, kemampuan finansial, kemampuan pengendalian diri, dan sebagainya. Walaupun beragam
namun dengan kesamaan misi dan tujuan yang ingin dicapai, menjadi kewajiban untuk
membangun kebersamaan dan interaksi satu dengan yang lainnya dilandasi dengan perasaan
saling membutuhkan. Setiap peserta didik baik dalam keragaman vertical maupun horizontal,
regular maupun berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan
pendidikan yang berkualitas.