Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

HASIL REVIEW JURNAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Dosen Pengampu : Dr. Sri Nurhayati Selian, S.Psi., M.Ed

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

2022/2023
Nama : Khaulah ‘Adilah

NPM : 2209110028

Mata Kuliah : Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus

REVIEW JURNAL I

1. Identitas Jurnal
Nama penulis : Asyharinur Ayuning Putriana Pitaloka, Safira Aura Fakhiratunnisa,
Tika Kusuma Ningrum
Judul : Analisis Kesulitan Belajar pada Anak Bekebutuhan Khusus
(ABK)
Di SMA Negeri 10 Kota Ternate
Website : http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
DOI : http://dx.doi.org/10.30598/jbkt.v2i1.233
Jumlah halaman : 9 halaman
Volume dan Nomor : Volume 02 Nomor 01
Tanggal publikasi : 09 Januari 2018
Dipublikasikan oleh : JBKT; Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan

2. Ringkasan Jurnal
Pendidikan merupakan sebuah wadah bagi setiap individu dalam proses belajar
untuk mengembangkan IQ, EQ, dan SQ maupun skill serta potensi yang ada dalam
dirinya. Pendidikan itu tidak selalu berasal dari pendidikan formal seperti sekolah atau
perguruan tinggi. Pendidikan informal dan non formal pun memiliki peran yang sama
untuk membentuk kepribadian, terutama anak atau peserta didik. Setiap siswa pada
prinsipnya berhak memperoleh peluang untuk mencapai prestasi belajar yang
memuaskan, tetapi dari kenyataaan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki
perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga,
kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa
dengan siswa yang lain.

Prinsip Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada umumnya


hanya ditujukan kepada para siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang
berkemampuan lebih atau berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian, yang
berkategori "di luar rata-rata siswa" itu (sangat pintar dan sangat bodoh) tidak mendapat
kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kepasitasnya. Dari sini
kemudian timbullah apa yang disebut kesulitan belajar (learning trouble) yang tidak
hanya menimpa siswa yang berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa
yang berkemampuan tinggi. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka diperlukan alternatif
sistem pendidikan lain yang lebih memberikan peluang bagi perluasan dan peningkatan
mutu layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

Untuk mengantisipasi permasalahan ini, model pendidikan inklusif merupakan


sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua anak untuk memperoleh
layanan pendidikan yang bermutu, humanis dan demokratis. Prinsip pendidikan inklusi,
dimana sekolah umum yang memberi sistem layanan pendidikan yang mengikut sertakan
anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya, di sekolah biasa
terdekat dengan tempat tinggalnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Powel & Caseau
(Farrel, 2008) yang menyatakan bahwa hal terpenting dari pendidikan inklusif adalah
membantu anak dalam hal-hal akademik dan sosial, dalam kenyataannya di lapangan
(sekolah) tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh siswa yang berkebutuhan khusus.
Salahsatu persoalan yang menjadi fokus utama dalam kegiatan belajar mengajar dikelas
adalah adanya kesulitan anak dalam hal belajar yang sering disebut kesulitan belajar.

Faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik yang satu dengan yang lain ada
yang sama dan ada yang berbeda. Survei awal melalui wawancara dengan guru mata
pelajaran dan konselor sekolah, bahwa seorang siswa pada kelas XII mengalami kesulitan
belajar karena siswa tersebut meiliki keterbatasan pada indera pendengaran dan wicara
serta seorang siswa kelas XI mengalami keterbelakangan mental (tuna grahita)
Selanjutnya peneliti mengadakan penyelidikan lebih lanjut terhadap hasil rapornya,
ditemukan bahwa siswa tersebut memiliki nilai hasil belajar dibawah rata-rata
dibandingkan dengan temannya yang lain, selanjutnya pada kesempatan berikutnya
peneliti mengamati perilaku siswa tersebut saat proses belajar berlangsung dan ditemukan
bahwa siswa tersebut tidak mampu menimak penjelasan dari guru dengan baik. Kesulitan
belajar yang tidak hanya menimpa siswa yang berkemampuan rendah saja, tetapi juga
dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi. Siswa yang mengalami kesulitan belajar
akan tampak dari berbagai gejala yang dimanifestasikan dalam perilakunya, baik aspek
psikomotorik, kognitif, konatif maupun afektif. Kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan
dengan adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat
bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat
menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.

Anak Berkebutuhan Khusus dapat diartikan sebagai anak yang lambat (slow) atau
mengalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana
anak-anak pada umumnya. Anak Berkebutuhan Khusus juga dapat diartikan sebagai anak
yang mengalami gangguan fisik, mental, inteligensi, dan emosi sehingga membutuhkan
pembelajaran secara khusus. Melalui pendekatan dan strategi khusus dalam mendidik
anak berkelainan, diharapkan anak berkelainan: (1) dapat menerima kondisinya, (2) dapat
melakukan sosialisasi dengan baik, (3) mampu berjuang sesuai dengan kemampuannya,
(4) memiliki keterampilan yang sangat dibutuhkan , dan (5) menyadari sebagai warga
negara dan anggota masyarakat.

Dukungan bagi ABK bukan hanya berfokus pada diri sang anak, melainkan juga
pada penciptaan lingkungan yang kondusif, masyarakatlah yang saat ini harus lebih
benyak diberi edukasi tentang apa dan bagaimana seharusnya memperlakukan anak
berkebutuhan khusus di sekitar kita. Anak tunarungu tidak dapat menggunakan alat
pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari, hal ini berdampak terhadap kehidupannya
secara kompleks terutama pada kemampuan bahasa sebagai alat komunikasi yang sangat
penting. Anak tunagrahita merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus, anak
tunagrahita sedang mengalami gangguan dalam perkembangan mental, Anak tunagrahita
mengalami keterbatasan dalam perilaku adaptif seperti berhubungan dengan orang lain
dan terwujud selama perkembangan zaman. Istilah perilaku adaptif diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam memikul tanggung jawab sosial menurut ukuran norma
sosial tertentu dan bersifat kondisi sesuai dengan tahap perkembangannya.

3. Keunggulan Jurnal
A. Keunggulan JUDUL
Judul merupakan kata singkat yang mengartikan keseluruhan dari bahan bacaan
sehingga untuk syarat judul yang baik pada jurnal ini sudah mencakup hal yaitu
penulisan judul yang menarik dan menggambarkan isi bacaan secara keseluruhan
dengan singkat dan jelas pada jurnal. Juga kata pada judul jurnal tidak melebihi 15
kata. Sehingga keunggulan dari judul jurnal ini adalah pemakaian kata yang tepat
untuk judul.

B. Keunggulan ABSTRAK dan KATA KUNCI


Keunggulan pada bagian abstrak pada jurnal ini sudah sangat baik dan jelas
karena dalam abstrak yang baik memuat intisari secara lengkap dari jurnal yaitu pada
jurnal sudah memuat tujuan penelitian yaitu “untuk mengetahui analisis kesulitan
belajar pada anak berkebutuhan khusus (ABK) pada siswa SMA Negeri 10 Ternate”.
Fokus penelitian ini difokuskan pada masalah belajar pada siswa dengan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunarungu dan Tuna Grahita pada siswa SMAN 10
Kota Ternate. Jenis dan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
sekunder yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data teknik terdiri dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Sehingga keunggulan dari abstrak pada jurnal ini adalah
kita dapat melihat penggambaran tentang apa saja yang akan dibahas secara
mendetail pada jurnal sehingga pembaca akan dapat memahami intisari singkat atas
apa yang dibahas pada jurnal.
Kata kunci yang dimuat pada jurnal ini sudah baik dengan tidak melebihi 3-5
kata, dan pada jurnal ini memuat 2 kata kunci yang memuat hal-hal terkait dengan
pembahasan isi jurnal yaitu ada Kesulitan Belajar dan Anak Berkebutuhan Khusus.
C. Keunggulan PENDAHULUAN
Informasi pada pendahuluan yang ditulis dalam jurnal ini sudah memenuhi syarat
pendahuluan jurnal yang baik dimana penjelasan tentang anak berkebutuhan khusus
yang yang harus mendapatkan dukungan bukan hanya berfokus pada diri sang anak,
melainkan juga pada penciptaan lingkungan yang kondusif, masyarakatlah yang saat
ini harus lebih benyak diberi edukasi tentang apa dan bagaimana seharusnya
memperlakukan anak berkebutuhan khusus di sekitar kita. Dan diakhir paragraf
dimuat juga hipotesis dalam penelitian ini sehingga pembaca dapat mudah paham
dengan keterkaitan antara pembahasan dan hasil diakhir.

D. Keunggulan METODE PENELITIAN


Pada jurnal ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif sehingga perlu penjelasan yang efektif agar pembaca mudah
untuk memahami. Dan keunggulan pada penulisan metode di jurnal ini adalah
berusaha mendeskripsikan suatu latar, objek atau peristiwa tertentu secara rinci dan
mendalam, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas pengumpulan dan analisis data
yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu. Juga dijelaskan secara
umum langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data penelitiannya.

E. Keunggulan HASIL dan PEMBAHASAN


Keungulan Hasil dan Pembahasan dari jurnal ini adalah membahas secara detail
setiap perkembangan potensi mereka pada saat belajar dengan guru, berkomunikasi
dengan teman-temannya pada saat jam istirahat, dan interaksi mereka dengan
keluarganya.

F. Keunggulan SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan dan saran adalah Guru dan Kepala perlu memberikan dukungan dan
perhatian khusus bagi siswa yang berkebutuhan khusus, bagi guru hendaknya lebih
kreatif dalam menggunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran agar
ABK dapat belajar secara optimal, orang tua dan masyarakat diharapkan untuk dapat
memberikan dukungan psikologis bagi ABK untuk dapat membangkitkan rasa
percaya diri anak.

4. Kekurangan jurnal
A. Kekurangan JUDUL
Dalam struktur penulisan judul seharusnya membuat kalimat kata yang lebih
menarik untuk membacanya karena penulisan kata analisis terlalu formal untuk
menarik perhatian banyak orang.

B. Kekurangan ABSTRAK dan KATA KUNCI


Pada abstrak terlalu banyak menjelaskan tentang proses dari penilitian deskriptif
sehingga kurang menarik minat baca.

C. Kekurangan PENDAHULUAN
Kesulitan belajar pada peserta didik yang satu dengan yang lain ada yang sama
dan ada yang berbeda. Survei awal melalui wawancara dengan guru mata pelajaran
dan konselor sekolah, bahwa seorang siswa pada kelas XII mengalami kesulitan
belajar karena siswa tersebut meiliki keterbatasan pada indera pendengaran dan
wicara serta seorang siswa kelas XI mengalami keterbelakangan mental (tuna
grahita). Selanjutnya peneliti mengadakan penyelidikan lebih lanjut terhadap hasil
rapornya, ditemukan bahwa siswa tersebut memiliki nilai hasil belajar dibawah rata-
rata dibandingkan dengan temannya yang lain, selanjutnya pada kesempatan
berikutnya peneliti mengamati perilaku siswa tersebut saat proses belajar berlangsung
dan ditemukan bahwa siswa tersebut tidak mampu menimak penjelasan dari guru
dengan baik

D. Kekurangan METODE PENELITIAN


Di dalam metode penelitian masih ada beberapa kata yang kurang jelas dan
banyak pengulangan kata di dalam kalimat.
E. Kekurangan HASIL dan PEMBAHASAN
Masih banyak siswa yang susahnya beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang
mempengaruhi aktivitasnya berbaur dengan yang lainnya. Sehingga beberapa orang
yang mengurusnya hingga kewalahan untuk menjaganya.

F. Kekurangan SIMPULAN dan SARAN


Menunjukkan hasil belajar yang rendah, lambat dalam mengerjakan tugas-tugas
belajar, tidak mampu menangkap penjelasan materi, tidak pernah mengumpulkan dan
menyelesaikan tugas dan sulit beradaptasi dengan proses belajar di sekolah. Memiliki
kemampuan inteligensi dibawah rata-rata dan kurang percaya diri, kesulitan belajar
yang dialami pada semua mata pelajaran yang berkaitan praktek dan teori. Kesulitan
belajar disebabkan keterbatasan psikis yakni slow respons dan juga slow learner
dalam menerima pelajaran dan masih sulit untuk menulis serta membaca.

5. Kesimpulan reviewer
Analisis Anak Berkebutuhan Khusus menjadi topik yang sangat menarik untuk
dibahas karena setiap anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam proses
perkembangannya secara signifikan mengalami penyimpangan baik fisik, mental,
intelektual, sosial, emosional dibandingkan anak lain seusianya sehingga memerlukan
pendidikan khusus. Guru sebagai pelaksana pendidikan senantiasa melakukan upaya agar
proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan efektif dan efesien supaya anak-anak
tersebut bisa mendirikan kemampuannya sehingga menjadi bagian dari masyarakat
Dan menurut saya jurnal ini sangat cocok untuk dijadikan referensi penelitian,
makalah, ataupun jurnal ilmiah lainnya karena pada jurnal ini dibahas secara detail proses
perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus dengan metode penilitian deskriptif yang
memudahkan para pembaca untuk menganalisis jurnal ini.
REVIEW JURNAL II
1. Identitas Jurnal
Judul Jurnal : Pelaksanaan Pembellajaran Pendidikan Agama
Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Tunagrahita
di Masa Pandemi Covid-19
Nama Penulis : Datul Oshmi
Website : http://waraqat.assunnah.ac.id/index.php/WRQ/index
DOI : https://doi.org/10.51590/waraqat.v6i1.128
Jumlah Halaman : 12 Halaman
Volume dan Nomor : Volume VI Nomor 1
Tanggal Publikasi : Januari 2021
Dipublikasi oleh : WARAQAT (Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman)

2. Ringkasan Jurnal
Undang-undang Negara republik Indonesia menjamin bahwa pendidikan itu adalah hak
seluruh warga Negara, dalam hal ini terdapat makna bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan
bagi warga Negara tanpa dibedakan suku, ras, agama, warna kulit apalagi kondisi fisik.
Implementasi dari undang-undang tersebut Negara kemudian menyediakan sekolah luar biasa
untuk memfasilisitasi warga Negara yang membutuhkan pelayanan khusus dalam bidang
pendidikan.Penyamaan hak pemberian pendidikan yang sama bagi peserta didik normal dan
peserta didik tunagrahita2 , akan dapat meminimalisir kesenjangan angka partisipasi pendidikan
bagi peserta didik tunagrahita
Ketersediaan lembaga pendidikan yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta pada
masa covid-19 ini seakan kurang berfungsi disebabkan keharusan untuk menjaga jarak, work
from home, learning from home kegiatan PSBB dan lembaga-lembaga pendidikan ditutup.
Akibat dari kondisi covid-19 sistem pembelajaran beralih dari yang biasanya berlangsung di
ruang kelas ke ruang online dengan memanfaatkan berbagai platform yang tersedia.
Pembelajaran sebagai kegiatan transfer ilmu dalam situasi normal sendiri dihadapkan
terhadap permasalahan seperti sulitnya daya tangkap bagi peserta didik, hal itu bisa saja terjadi
bagi peserta didik yang kondisi fisiknya normal. Dapat dibayangkan bahwa realita yang
demikian akan semakin terlihat pada peserta didik yang disebut dengan anak berkebutuhan
khusus.
Berdasarkan pemaparan tentang kondisi pembelajaran di masa covid-19, posisi
pentingnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta pembelajaran untuk anak berkebutuhan
khusus sebagaimana yang dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak Tunagrahita pada dua SLB yakni
SLB Koto Agung dan SLB Negeri 1 Pulau Punjung.
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah luar biasa yang ada di Kabupaten Dharmasraya,
yakni SLB Koto Agung dan SLB Negeri 1 Pulau Punjung, kedua SLB ini dipilih sebagai lokasi
penelitian ialah dikarenakan tujuan penelitian yang ingin membandingkan proses pembelajaran
PAI pada kedua sekolah dan status keduanya berbeda, yakni 1 sekolah merpakan swasta dan 1
sekolah lagi merupakan Negeri.
Sekolah luar biasa Koto Agung Kecamatan Sitiung memiliki peserta didik sebanyak 32
(tiga puluh dua) yang terdiri dari beberapa jenis kebutuhan khususnya seperti tunarungu,
tunadaksa, autis, tunagrahita ringan, dan tunagrahita sedang, jumlah 32 tersebut juga tersebar
pada berbagai kelas dan jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas. SLB Koto Agung Kec. Sitiung membuka
layanan semua tingkat ketunaan dan membuka tingkat rombongan belajar dari SD sampai
dengan SMA, dari tabel di atas jumlah tingkat SD sebanyak 23 peserta didik dengan kategori
tuna rungu sebanyak 2 peserta didik, tuna daksa 2 peserta didik, autis 5 peserta didik, tunagrahita
ringan 9 peserta didik dan tunagrahita sedang sebanyak 2 peserta didik. Pada tingkat SDLB
terdapat 6 rombongan belajar dengan spesifikasi kelas I berjumlah satu orang peserta didik, kelas
II berjumlah 3 orang peserta didik, kelas III berjumlah 4 orang peserta didik, kelas IV berjumlah
3 orang peserta didik, kelas V berjumlah 6 orang peserta didik dan kelas VI berjumlah 9 peserta
didik.
Semua kegiatan pembelajaran harus direncanakan, di program terlebih dahulu sehingga
proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar sesuai yang diharapkan. Adapun
kurikulum PAI yang diterapkan di SLB N 1 Pulau Punjung adalah kurikulum 2013 yang sama
dengan yang diterapkan di sekolah pada umumnya, namun di SLB N 1 Pulau Punjung
kebutuhannya dicocokkan dengan keadaan siswa penyandang tunagrahita.
Dalam pratek belajar mengajar PAI di SLB N 1 Pulau Punjung guru menerapkan strategi
belajar yang bersifat kelompok dan individual sebagai metode refleksi dari pembelajaran yang
bersifat kelompok dengan menggunakan pendekatan pembiasaan, pengalaman, emosional dan
keteladanandisesuaikan dengan karakter peserta didiknya. Agar materi yang diajarkan mudah
dicerna oleh peserta didik. Sehingga dapat meningkatkan potensi peserta didik. Sebab prinsip
pembelajaran di SLB N Pulau Punjung khususnya peserta didik tunagrahita itu bukan untuk
mencaPAI semua tujuan yang telah ditetapkan, akan tetapi lebih kepada menekankan pada proses
penggalian potensi untuk mengetahui batas maksimal potensi yang dimiliki peserta didik
tunagrahita. Beberapa pendekatan diterapkan oleh guru PAI di SLB N 1 Pulau Punjung,
diantaranya pendekatan pembiasaan, pendekatan ini terlihat pada saat setiap memulai dan
mengakhiri pembelajaran, pengajar menyampaikan salam, mengajak peserta didik untuk berdoa
melafalkan surat al-Fatihah dan menghafal surat-surat pendek. Selain itu kepala sekolah dan guru
PAI menyarankan kepada wali peserta didik untuk membiasakan shlat berjamaah walaupun di
rumah minimal shalat secara individu secara terbimbing, kemudian membiasakan peserta didik
untuk menulis, menebalkan tulisan dan membaca pelajaran yang diajarkan.

3. Keunggulan Jurnal
A. Keunggulan Judul
Pada sebuah judul harus memuat objek yang jelas dan spesifik. Judul jurnal ini sudah
sangat jelas sehingga membantu pembaca dengan mudah menentukan sisi menarik dari
jurnal ini.
B. Keunggulan Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan singkat dari jurnal penelitian terdiri dari 150-250 kata.
Abstrak berisi sebagian besar jenis informasi dalam bentuk singkat. Pada abstak jurnal ini
masih terdapat kekurangan tidak mencantumkan latar belakang/topik umum.
C. Keunggulan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian awal dari suatu jurnal. Bagian pendahuluan akan
membantu pembaca mengetahui hal-hal dasar namun penting dari suatu jurnal.pada jurnal
ini pendahuluan masih tergolom pembahasan yang umum .
D. Keunggulan Metode Penelitian
Kelebihan dari jurnalini, penulis melakukan penelitian dengan mengumpulakn data dari
guru PAI dan peserta didik sehingga pengambilan data tidak berpihak pada
pengajar/guru.
E.Keunggulan Hasil Pembahasan
Penulis memaparkan hasil dengan baik dan rinci terhadap hasil penelitian
F. Keunggulan Kesimpulan dan Saran
Penulis tidak menulis kesimpulan dan saran.

4. Kekurangan Jurnal
A. Kekurangan Judul
Kekurangan judul jurnal ialah penggunaan kata “bagi” alangkah baiknya kata bagi
diganti menjadi “terhadap”
B. Kekurangan Abstrak dan Kata Kunci
Kekurangan abstak pada jurnal ini tidak mencantumkan topik umum penelitian.
C. Kekurangan Pendahuluan
Kekurangan pendahuluan jurnal ini ialah penulis menyajikan secara umum belum
spesifik dan masih kurang teori/studi pustaka penelitian terdahulu.
D. Kekurangan Metode Penelitian
Kekurangan jurnal ini, jumlah sampel tidak sama antara kedua lokasi penelitian.
E. Kekurangan Hasil Pembahasan
Penulis memaparkan hasil dengan baik dan rinci terhadap hasil penelitian namun masih
belum mengaitkan dengan teori lainnya/ penelitian lain yang membahas topik ini
F. Kekurangan Kesimpulan dan Saran
Pada jurnal ini, penulis tidak menyertakan kesimpulan dan saran sehingga ini menjadi
kekurangan dan kesalahan yang besar. Karena kesimpulan merupakan rangkaian akhir
yang disusun dari suatu jurnal, dimana penulis memberikan pendapat dari semua yang
telah dibahas sehingga poin-poin penting yang ada bisa lebih tepat sasaran dan berguna.
Kesimpulan juga memungkinkan penulis untuk mengungkapkan hal penting mengenai
ide dalam sebuah tulisan dan bisa mendorong pembaca meraih perspektif baru mengenai
subjek tema yang dibahas.

5. Kesimpulan Reviewer
Stategi belajar mengajar yang diterapkan selama covid untuk pembelajaran PAI ada
beberapa metode, metode tersebut juga dicocokkan dengan bahan ajar yang akan dilaksanakan
selama pembelajaran PAI.Metode Ceramah digunakan untuk menjelaskan semua materi seperti
pengertian wudhu, shalat, pengertian perbuatan baik dan perbuatan buruk, adab makan dan lain
sebagainya. Menurut analisis peneliti metode ini kurang tepat digunakan untuk pembelajaran
PAI bagi peserta didik tunagrahita ditambah lagi suasana covid-19.
Metode Tanya Jawab digunakan untuk mengetahui sejauhmana daya serap peserta didik
pasca dilaksanakannya aktivitas proses belajar mengajar, dan untuk mengingat materi yang
sudah diajarkan. Dalam kondisi covid-19 metode ini terlihat kurang tepat digunakan apalagi
kondisi peserta didiknya tunagrahita. Metode Demonstrasi diterapkan untuk mendemokan atau
memperagakan praktek gerak-gerakan wudhu, shalat, mewarnai, dan menebalkan tulisan peserta
didik. Metode Drill diterapkan untuk melatih peserta didik terampil dan manndiri seperti peserta
didik dilatih menulis, Metode Penugasan dan Resitasi diterapkan untuk supaya peserta didik
mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru terkait dengan materi pembelajaran sampai
aktivitas belajar mengajar inimenjadi pengalaman dan berkesan bagi peserta didik. Metode
Pengulangan diterapkan karena menimbang kondisi peserta didik tunagrahita yang memiliki
keterbatasan intelegensi di bawah rata, sehingga materi memerlukan pengulangan yang terus
menerus, jadi apapun materi yang disampaikan dan diajarkan harus di ulang-ulang apabila tidak
maka materi yang diajarkan akan mudah dilupakan dan hilang.

Anda mungkin juga menyukai