Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Pendidikan SD
Oleh:
1. Yuri Lubis 1801010076
2. Reza Fauzi 1801010077
3. Esra Inasniati Haloho 1801010065
4. Ardiansyah Sibagariang 1801010082
5. Sonia Dhealfani 1801010084
6. Theo Affany Dhea Purba 1801010095
7. Meliana Manullang 1801010096
8. Ika Lestari Siahaan 1801010104
Dosen Pengampu:
Minar T. Lumbantobing, S.Pd,. M.Pd
Assalamualaikum Wr.Wb
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang
“ Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................1
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................11
3.2 SARAN.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Orde lama berusaha membangun masyarakat sipil yang kuat, yang berdiri
di atas demokrasi, kesamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara,
termasuk dalam bidang pendidikan. Sesungguhnya, inilah amanat UUD 1945
yang menyebutkan salah satu cita-cita pembangunan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak pemikir-pemikir yang lahir pada masa
itu, sebab ruang kebebasan betul-betul dibuka dan tidak ada yang mendikte
peserta didik. Tidak ada nuansa kepentingan politik sektoral tertentu untuk
menjadikan pendidikan sebagai alat negara maupun kaum dominan pemerintah.
Seokarno pernah berkata:
“…sungguh alangkah hebatnya kalau tiap-tiap guru di perguruan taman siswa itu
satu persatu adalah Rasul Kebangunan! Hanya guru yang dadanya penuh dengan
2
jiwa kebangunan dapat ‘menurunkan’ kebangunan ke dalam jiwa sang anak,” Dari
perkataan Soekarno itu sangatlah jelas bahwa pemerintahan orde lama menaruh
perhatian serius yang sangat tinggi untuk memajukan bangsanya melalui
pendidikan.
3
Pada masa tersebut siswa lebih diarahkan bagaimana cara bersosialisasi dengan
masyarakat. Proses pendidikan sangat kental dengan kehidupan sehari-hari. Aspek
afektif dan psikomotorik lebih ditekankan dengan pengadaan pelajaran kesenian
dan pendidikan jasmani. Oleh karena itu, yang lebih penting adalah bagaimana
menumbuhkan kesadaran bela negara.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut “Rencana
Pelajaran Terurai 1952”. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, dan seorang guru
mengajar satu mata pelajaran. Pada masa ini memang kebutuhan peserta didik
akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran lebih
dirincikan. Namun, dalam kurikulum ini siswa masih diposisikan sebagai objek
karena guru menjadi subjek sentral dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Guru
yang menentukan apa saja yang akan diperoleh siswa di kelas, dan guru pula yang
menentukan standar-standar keberhasilan siswa dalam proses pendidikan.
3. Kurikulum 1964
Fokus kurikulum 1964 adalah pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral (Panca wardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan
jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis. Pada kurikulum 1964 ini, arah pendidikan mulai merambah
lingkup praksis. Dalam pengertian bahwa setiap pelajaran yang diajarkan
disekolah dapat berkorelasi positif dengan fungsional praksis siswa dalam
masyarakat.
4
pendidikan, khususnya pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat
signifikan dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Yang
terpenting pada masa ini adalah menciptakan lulusan terdidik sebanyak-
banyaknya tanpa memperhatikan kualitas pengajaran dan hasil didikan. 1
3 hal penting dalam perkembangan pendidikan sekolah dasar pada era orde baru
yaitu:
a. Perundang-undangan
b. Kebijakan Strategis
b) Pengolahan
1
Redaksi Attoriolong “Pendidikan di Indonesia Pada Masa Orde Baru”
https://attoriolong.com/2019/03/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-orde-baru/ (diakses pada
27 Oktober 2021, pukul 20.31).
2
Siti Sholikhah “Resume Modul 3 Pendidikan Perspektif di SD”
http://sholihahberbinar.blogspot.com/2019/04/resume-modul-3-pendidikan-perspektif-di.html
( diakses pada 27 Oktober 2021, pukul 21.02).
5
Untuk daerah normal, melalui SD Tradisional ( Konvensional), SD
Pamong, Program Kejar Paket A, SLB, SDLB, Sekolah Terpadu.
1. Kurikulum 1968
Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan hanya
menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut.
Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Praktis,
kurikulum ini hanya menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi
intelektualnya saja.
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI),
yang dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional
umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib
untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar
berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program
belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan sedari awal.
Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan
bertahap.
3. Kurikulum 1984
6
kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada kurikulum ini
siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga
diperankan dalam pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan
untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan sesuatu.
4. Kurilukum 1994
4
Adenur multiniko “Perkembangan Pendidikan SD di Era Reformasi” http://adenur-
multiniko.blogspot.com/2015/12/perkembangan-pendidikan-sd-di-era.html (diakses pada 27
Oktober 2021, pukul 21.31).
7
Selain itu, dengan diterapkannya Paradigma desentralisasi pendidikan yang
menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah.
b. Kebijakan Strategis
Ditandai dengan lahirnya Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang terdiri
atas:
a) Standar isi
b) Standar Proses
c) Standar Kelulusan
d) Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
e) Standar Sarana dan Prasarana
f) Standar Pengelolaan
g) Standar Pembiayaan
h) Standar Penilaian
8
Mewajibkan ekstra kurikuler pramuka
Stuktur kurkulum terdiri atas:
a. Mata pelajaran, yaitu: Pendidikan Agama, PKN, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, PENJASKES.
b. Muatan Lokal, Yaitu Bahasa Daerah, Bahasa Inggris
c. Pengembangan Diri
Jam mengajar terdiri atas:
1. Kelas I :26 jam + 4 jam = 30 jam
2. Kelas II :27 jam + 4 jam = 31 jam
3. Kelas III :28 jam + 4 jam = 32 jam
4. Kelas IV :32 jam + 4 jam = 36 jam
5. Kelas V :32 jam + 4 jam = 36 jam
6. Kelas VI :32 jam + 4 jam = 36 jam
d. Pengolahan
Pengelolaan pendidikan, pengembangan dan penerapan MBS
diterapkan secara bertahap untuk mewadahi konsep si otonomi pendidkan
pada tingkat satuan pendidikan.
Sasaran nasional pendidikan adalah terwujudnya kehidupan
masyarakat yang semakin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata,
terselenggaranya pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang
makin bermutu dan merata yang mampu mewujudkan manusia yang
beriman, memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.
9
Berpusat pada siswa.
Orientasi pada proses dan hasil.
Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
Buku pelajaran bukan satu-satunya sumber belajar.
Belajar sepanjang hayat;
Belajar mengetahui (learning how to know),
Belajar melakukan (learning how to do),
Belajar menjadi diri sendiri (learning how to be),
Belajar hidup dalam keberagaman (learning how to live together).
Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK namun perbedaan yang
menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada
desentralisasi sistem pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut
untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan pendidikan berhak untuk
menyusun dan membuat silabus pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa dan
kepentingan lingkungan. KTSP lebih mendorong pada lokalitas pendidikan.
Karena KTSP berdasar pada pelaksanaan KBK, maka siswa juga diberikan
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan secara terbuka berdasarkan sistem
ataupun silabus yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah.
BAB III
PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor
utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan
pembinaan orang tua. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui
peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang
tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak.
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan. Orang tua yang
bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang
sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan
mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi
setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua
membimbing anaknya.
Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya. Moral pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak agar
anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa
menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan
sikap. Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat
sesuai dengan ajaran agama.
3.2 Saran
Sebagai calon guru hendaknya kita tahu dan memahami siapa sebenarnya
anak didik kita, agar nantinya dalam kegiatan belajar tidak terjadi salah
arah. Hendaknya kita bisa menjadi panutan yang baik untuk anak-anak didik
kita,karena segala tingkah laku kita akan mudah sekali ditiru oleh peserta
didik kita.
Dengan materi yang kami sajikan dalam makalah ini, kami beharap
saudara-saudara dapat menjadikan referensi untuk bekal kelak saudara dalam
mengetahui dan mahami perkembangan peserta didik. Sehingga nanti pada
saat anda mengajar anda dapat melakukan proses pembelajaran berdasarkan
perkembangan peserta didik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
11
Adenur multiniko “Perkembangan Pendidikan SD di Era Reformasi”
http://adenur-multiniko.blogspot.com/2015/12/perkembangan-pendidikan-sd-di-
era.html (diakses pada 27 Oktober 2021, pukul 21.31).
Mardianto Adi S “Pendidikan Masa Orde Lama, Masa Orde Baru dan Masa
Reformasi” http://madyrezan.blogspot.com/2015/01/pendidikan-masa-orde-lama-
masa-orde.html (diakses pada 03 November 2021, Pukul 21.40).
12