Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar

Diajukan Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Pendidikan SD

Oleh:
1. Yuri Lubis 1801010076
2. Reza Fauzi 1801010077
3. Esra Inasniati Haloho 1801010065
4. Ardiansyah Sibagariang 1801010082
5. Sonia Dhealfani 1801010084
6. Theo Affany Dhea Purba 1801010095
7. Meliana Manullang 1801010096
8. Ika Lestari Siahaan 1801010104

Dosen Pengampu:
Minar T. Lumbantobing, S.Pd,. M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANG SIANTAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah,  karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang
“ Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar”.

          Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman mata


kuliah Perspektif Pendidikan SD yang sangat diperlukan dalam materi
perkuliahan demi mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan
kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk
memenuhi tugas pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulis tidak
dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

          Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati
menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan
selanjutnya.

          Akhir kata penulis mohon maaf  apabila ada kekurangaan dalam pembuatan


makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.

Pematang siantar, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN........................................................................1
1.4 MANFAAT PENULISAN...................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................1

2.1 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI ERA ORDE


LAMA...................................................................................................4
2.2 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI ERA ORDE
BARU...................................................................................................4
2.3 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI ERA
REFORMASI.......................................................................................7

BAB III PENUTUP..........................................................................................11

3.1 KESIMPULAN.....................................................................................11
3.2 SARAN.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perkembangan anak pada usia sekolah dasar (enam sampai dua belas tahun)
merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut berpengaruh
dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-
unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi
dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju
perkembangan anak tersebut.

Guru, terutama guru SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual


tentang perkembangan dan cara belajar anak di SD. Pemahaman konseptual
tersebut meliputi gambaran tentang siapa anak SD dan bagaiamana mereka
berkembang, yang mencakup tentang karakteristik perkembangan anak usia SD
dalam berbagai aspek fisik dan motorik, intelektual emosi, bahasa, sosial, moral,
sikap dan kesadaran beragama.

Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan


keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan studi dan
penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.

Dengan bekal pemahaman konstektual tersebut, guru diharapkan dapat


mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak SD.

1.2. RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimanakah perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era Orde
Baru?
b. Bagaimanakah perkembangan pendidikan sekolah dasar di
Era Reformasi?

1.3. TUJUAN PENULISAN


a. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era
Orde Baru.
b. Untuk mengetahui  perkembangan pendidikan sekolah dasar di
Era Reformasi.

1.4. MANFAAT PENULISAN


Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui
dan mengerti perkembangan peserta didik, sehingga nantinya kita dapat
menerapkan ketika menghadapi peserta didik usia SD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI ERA


ORDE LAMA
Secara umum pendidikan orde lama sebagai wujud interpretasi pasca
kemerdekaan di bawah kendali kekuasaan Soekarno cukup memberikan ruang
bebas terhadap pendidikan. Pemerintahan yang berasaskan sosialisme menjadi
rujukan dasar bagaimana pendidikan akan dibentuk dan dijalankan demi
pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang. Pada
prinsipnya konsep sosialisme dalam pendidikan memberikan dasar bahwa
pendidikan merupakan hak semua kelompok masyarakat tanpa memandang kelas
sosial. Pada masa ini Indonesia mampu mengekspor guru ke negara tetangga, dan
banyak generasi muda yang disekolahkan di luar negeri dengan tujuan agar
mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
mereka dapat. Tidak ada halangan ekonomis yang merintangi seseorang untuk
belajar di sekolah, karena diskriminasi dianggap sebagai tindakan kolonialisme.
Pada saat inilah merupakan suatu era di mana setiap orang merasa bahwa dirinya
sejajar dengan yang lain, serta setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan.

Orde lama berusaha membangun masyarakat sipil yang kuat, yang berdiri
di atas demokrasi, kesamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara,
termasuk dalam bidang pendidikan. Sesungguhnya, inilah amanat UUD 1945
yang menyebutkan salah satu cita-cita pembangunan nasional adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak pemikir-pemikir yang lahir pada masa
itu, sebab ruang kebebasan betul-betul dibuka dan tidak ada yang mendikte
peserta didik. Tidak ada nuansa kepentingan politik sektoral tertentu untuk
menjadikan pendidikan sebagai alat negara maupun kaum dominan pemerintah.
Seokarno pernah berkata:

“…sungguh alangkah hebatnya kalau tiap-tiap guru di perguruan taman siswa itu
satu persatu adalah Rasul Kebangunan! Hanya guru yang dadanya penuh dengan

2
jiwa kebangunan dapat ‘menurunkan’ kebangunan ke dalam jiwa sang anak,” Dari
perkataan Soekarno itu sangatlah jelas bahwa pemerintahan orde lama menaruh
perhatian serius yang sangat tinggi untuk memajukan bangsanya melalui
pendidikan.

Di bawah menteri pendidikan Ki Hadjar Dewantara dikembangkan


pendidikan dengan sistem “among” berdasarkan asas-asas kemerdekaan, kodrat
alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanuasiaan yang dikenal sebagai “Panca
Dharma Taman Siswa” dan semboyan “ing ngarso sung tulodho, ing madyo
mangun karso, tut wuri handayani” pada 1950 diundangkan pertama kali
peraturan pendidikan nasional yaitu UU No. 4/1950 yang kemudian
disempurnakan (jo) menjadi UU No. 12/1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Pada 1961 diundangkan UU No. 22/1961 tentang
Pendidikan Tinggi, dilanjutkan dengan UU No.14/1965 tentang Majelis
Pendidikan Nasional, dan UU No. 19/1965 tentang Pokok-Pokok Sitem
Pendidikan Nasional Pancasila. Pada masa akhir pendidikan Presiden Soekarno,
90 % bangsa Indonesia berpendidikan SD.

Jika kita berbicara tentang kurikulum, maka sudah sepatutnya kita


membicarakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
pada era Orde Lama dibagi manjadi 2 kurikulum di antaranya:

1. Rentang Tahun 1945-1968

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah


dalam bahasa Belanda “leer plan” artinya rencana pelajaran. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan
nasional. Sedangkan, asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Kurikulum yang
berjalan saat itu dikenal dengan sebutan “Rencana Pelajaran 1947”, yang baru
dilaksanakan pada tahun 1950. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak
menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah: pendidikan
watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

3
Pada masa tersebut siswa lebih diarahkan bagaimana cara bersosialisasi dengan
masyarakat. Proses pendidikan sangat kental dengan kehidupan sehari-hari. Aspek
afektif dan psikomotorik lebih ditekankan dengan pengadaan pelajaran kesenian
dan pendidikan jasmani. Oleh karena itu, yang lebih penting adalah bagaimana
menumbuhkan kesadaran bela negara.

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut “Rencana
Pelajaran Terurai 1952”. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, dan seorang guru
mengajar satu mata pelajaran. Pada masa ini memang kebutuhan peserta didik
akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran lebih
dirincikan. Namun, dalam kurikulum ini siswa masih diposisikan sebagai objek
karena guru menjadi subjek sentral dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Guru
yang menentukan apa saja yang akan diperoleh siswa di kelas, dan guru pula yang
menentukan standar-standar keberhasilan siswa dalam proses pendidikan.

3. Kurikulum 1964

Fokus kurikulum 1964 adalah pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral (Panca wardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan, dan
jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional praktis. Pada kurikulum 1964 ini, arah pendidikan mulai merambah
lingkup praksis. Dalam pengertian bahwa setiap pelajaran yang diajarkan
disekolah dapat berkorelasi positif dengan fungsional praksis siswa dalam
masyarakat.

2.2 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI ERA


ORDE BARU
Era orde baru berawal dari pemerintahan orde lama dibawah kepemimpinan
Ir.Soekarno (1945-1965), yang kemudian dilanjutkan pada pemerintahan Soeharto
(1967-1998) atau lebih dikenal dengan era orde baru (Era Pembangunan
Nasional). Era orde baru berakhir pada masa kepemimpinan BJ Habibie (21 Mei
1998) yang merupakan simbol dari reformasi. Dalam bidang pembangunan

4
pendidikan, khususnya pendidikan dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat
signifikan dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Yang
terpenting pada masa ini adalah menciptakan lulusan terdidik sebanyak-
banyaknya tanpa memperhatikan kualitas pengajaran dan hasil didikan. 1

3 hal penting dalam perkembangan pendidikan sekolah dasar pada era orde baru
yaitu:

a. Perundang-undangan

Semua ketentuan perundang-undangan berdasar pada pasal 31 UUD 1945, jadi


Pendidikan Nasional merupakan produk sejarah dalam pemikiran bangsa
Indonesia untuk mewujudkan salah satu tujuan pemerintahan negara Indonesia,
seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alenea keempat.

b. Kebijakan Strategis

Kebijakan strategi artinya kebijakan atau keputusan manajemen yang bersifat


mendasar dan menyeluruh dari sebuah organisasi. Dengan pelaksanaan
Pembangunan Jangka Panjang I, dengan jangka waktu 25 tahun mulai Repelita I
hingga Repelita V hal ini diarahkan pada perwujudan komitmen nasional terhadap
Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan dan tujuan akhir pendidikan.2

c. Isi dan proses


a) Kurikulum dan perangkat pendidikan

Isi pendidikan dasar diterapkan sekurang-kurangnya 13 bidang kajian, yaitu ;


Pendidikan Pancasila, Agama, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Membaca
dan Menulis, Matematika, Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu Bumi, SNSU,
KTK, PenJaskes, Menggambar, dan Bahasa Inggris.

b) Pengolahan

Dengan melaksanakan program perluasan dan pemerataan kesempatan belajar


yang kita kenal Wajib Belajar SD ,yaitu :

 Untuk daerah terpencil, dikembangkan SD Kecil dengan menerapkan


pembelajaran kelas rangkap.
 Untuk daerah penduduk padat,dengan pembangunan 6 ruangan untuk 6
kelas.

1
Redaksi Attoriolong “Pendidikan di Indonesia Pada Masa Orde Baru”
https://attoriolong.com/2019/03/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-orde-baru/ (diakses pada
27 Oktober 2021, pukul 20.31).
2
Siti Sholikhah “Resume Modul 3 Pendidikan Perspektif di SD”
http://sholihahberbinar.blogspot.com/2019/04/resume-modul-3-pendidikan-perspektif-di.html
( diakses pada 27 Oktober 2021, pukul 21.02).

5
 Untuk daerah normal, melalui SD Tradisional ( Konvensional), SD
Pamong, Program Kejar Paket A, SLB, SDLB, Sekolah Terpadu.

Kurikulum-kurikulum yang digunakan pada masa orde baru yaitu sebagai


berikut:3

1. Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:


kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan.

Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan hanya
menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori tersebut.
Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum ini. Praktis,
kurikulum ini hanya menekankan pembentukkan peserta didik hanya dari segi
intelektualnya saja.

2. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif dan
efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan
pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI),
yang  dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional
umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran,
kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.

Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru wajib
untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-mengajar
berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan program
belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan sedari awal.
Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi sistematis dan
bertahap.

3. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi lebih


penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini menjadi
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.
Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active
Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator, sehingga bentuk
3
Mardianto Adi S “Pendidikan Masa Orde Lama, Masa Orde Baru dan Masa Reformasi”
http://madyrezan.blogspot.com/2015/01/pendidikan-masa-orde-lama-masa-orde.html (diakses
pada 03 November 2021, Pukul 21.40).

6
kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini. Pada kurikulum ini
siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar mengajar. Siswa juga
diperankan dalam pembentukkan suatu pengetahuan dengan diberi kesempatan
untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan mendiskusikan sesuatu.

4. Kurilukum 1994

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-


kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Pada kurikulum ini
bentuk opresi kepada siswa mulai terjadi dengan beratnya beban belajar siswa,
dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan lokal disesuaikan
dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.

Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar


isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma
menjadi kurikulum super padat. Siswa dihadapkan dengan banyaknya beban
belajar yang harus mereka tuntaskan, dan mereka tidak memiliki pilihan untuk
menerima atau tidak terhadap banyaknya beban belajar yang harus mereka hadapi.

2.3 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI ERA


REFORMASI
Reformasi pendidikan merupakan hukum alam yang akan mencari
jejaknya sendiri, khusunya memasuki masa milenium ketiga yang menggelobal
dan sangat ketat dengan persaingan. Perubahan yang sangat menonjol pada era
reformasi adalah dilaksanakannya otonomi daerah sebagai implementasi dari UU
No. 22/1999 tentang pemerintahan daerah. Pendidikan pada zaman reformasi
mengalami perkembangan yang pada dasarnya lebih maju daripada pendidikan
pada zama orde baru. Pendidikan pada zaman reformasi mengutamakan
perkembangan peserta didik yang lebih fokus pada pengelolaan masing-masing
daerah (otonomi pendidikan). 4

Hal- hal penting dalam perkembangan pendidikan SD di era reformasi,


Yaitu:
a. Perundang-undangan
Ketentuan Perundang-undangan yaitu Pasal 31 UUD 1945, yang terjabar
atas:
a) UU No.2 Thn.1989 tentang SISDIKNAS
b) UU No.20 Thn.2003 tentang SISDIKNAS
c) PPRI No.19 Thn.2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d) PP No.32 Thn 2013 tentang SNP

4
Adenur multiniko “Perkembangan Pendidikan SD di Era Reformasi” http://adenur-
multiniko.blogspot.com/2015/12/perkembangan-pendidikan-sd-di-era.html (diakses pada 27
Oktober 2021, pukul 21.31).

7
      Selain itu, dengan diterapkannya Paradigma desentralisasi pendidikan yang
menekankan pada otonomi daerah, melalui peran pemerintah daerah.

b. Kebijakan Strategis

     Pembaharuan sistem pendidikan meliputi penghapusan diskriminasi antara


pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat,
serta pembedaan antara pendidikan agama dan pendidikan umum.

     Ditandai dengan lahirnya Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang terdiri
atas:

a) Standar isi
b) Standar Proses
c) Standar Kelulusan
d) Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik
e) Standar Sarana dan Prasarana
f) Standar Pengelolaan
g) Standar Pembiayaan
h) Standar Penilaian

     SNP merupakan sarana penjamin mutu pendidikan nasional yang


pengembangan dan pemantauan dilakukan oleh Badab Standarisasi Nasional
Pendidikan (BNSP). Secara ideal pendidikan nasional pada era Reformasi
menekankan perlunya perwujudan proses pendidikan yang mampu menciptakan
lingkungan belajar dan pembelajaran yang mampu menumbuhkan potensi peserta
didik dalam learning to know, learning to do, learning to live together 5. Selain itu
berkembangnya tahapan pendidikan, yaitu:

a) In formal, contohnya pendidikan didalam keluarga


b) Formal, contohnya pendidikan di sekolah.
c) Non Formal, contohnya pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat, seperti kursus.

c. Isi dan proses


Isi dan proses pendidikan mencakup kurikulum dan perangkat
pendidikan lainnya serta pengelolaan pendidikan secara keseluruhan.
1. Kurikulum dan perangkat pendidikan
Menggunakan kurikulum KTSP, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Menggunakan pendekatan tematik untuk kelas I,II dan III, dan
pendekatan   mata pelajaran untuk kelas IV,V dan VI
 Silabus dan RPP dikembangkan oleh lembaga sekolah atau
guru disesuaikan dengan kondisi tingkat satuan pendidikan.
5
Ibid, http://adenur-multiniko.blogspot.com/2015/12/perkembangan-pendidikan-sd-di-era.html

8
 Mewajibkan ekstra kurikuler pramuka
 Stuktur kurkulum terdiri atas:
a. Mata pelajaran, yaitu: Pendidikan Agama, PKN, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBK, PENJASKES.
b. Muatan Lokal, Yaitu Bahasa Daerah, Bahasa Inggris
c. Pengembangan Diri
 Jam mengajar terdiri atas:
1. Kelas I       :26 jam + 4 jam = 30 jam
2. Kelas II     :27 jam + 4 jam = 31 jam
3. Kelas III    :28 jam + 4 jam = 32 jam
4. Kelas IV    :32 jam + 4 jam = 36 jam
5. Kelas V     :32 jam + 4 jam = 36 jam
6. Kelas VI    :32 jam + 4 jam = 36 jam
d. Pengolahan
Pengelolaan pendidikan, pengembangan dan penerapan MBS
diterapkan secara bertahap untuk mewadahi konsep si otonomi pendidkan
pada tingkat satuan pendidikan.
Sasaran nasional pendidikan adalah terwujudnya kehidupan
masyarakat yang semakin sejahtera lahir dan batin secara adil dan merata,
terselenggaranya pendidikan nasional dan pelayanan kesehatan yang
makin bermutu dan merata yang mampu mewujudkan manusia yang
beriman, memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.

Adapun kurikulum-kurikulum yang dipakai pada masa reformasi yaitu sebagai


berikut:6

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pada pelaksanaan kurikulum ini, posisi siswa kembali ditempatkan sebagai


subjek dalam proses pendidikan dengan terbukanya ruang diskusi untuk
memperoleh suatu pengetahuan. Siswa justru dituntut untuk aktif dalam
memperoleh informasi. Kembali peran guru diposisikan sebagai fasilitator dalam
perolehan suatu informasi.

Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi,


sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif. Hal ini mutlak diperlukan mengingat KBK juga
memiliki visi untuk memperhatikan aspek afektif dan psikomotorik siswa sebagai
subjek pendidikan. Berikut karakteristik utama KBK, yaitu:

 Menekankan pencapaian kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi.


 Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi
siswa (normal, sedang, dan tinggi).
6
Ibid, http://madyrezan.blogspot.com/2015/01/pendidikan-masa-orde-lama-masa-orde.html

9
 Berpusat pada siswa.
 Orientasi pada proses dan hasil.
 Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
 Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
 Buku pelajaran bukan satu-satunya sumber belajar.
 Belajar sepanjang hayat;
 Belajar mengetahui (learning how to know),
 Belajar melakukan (learning how to do),
 Belajar menjadi diri sendiri (learning how to be),
 Belajar hidup dalam keberagaman (learning how to live together).

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK namun perbedaan yang
menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada
desentralisasi sistem pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut
untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan  penilaiannya sesuai
dengan kondisi sekolah dan daerahnya.

Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan pendidikan berhak untuk
menyusun dan membuat silabus pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa dan
kepentingan lingkungan. KTSP lebih mendorong pada lokalitas pendidikan.
Karena KTSP berdasar pada pelaksanaan KBK, maka siswa juga diberikan
kesempatan untuk memperoleh pengetahuan secara terbuka berdasarkan sistem
ataupun silabus yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah.

Dalam kurikulum ini, unsur pendidikan dikembalikan kepada tempatnya


semula yaitu unsur teoritis dan praksis. Namun, dalam kurikulum ini unsur praksis
lebih ditekankan dari pada unsur teoritis. Setiap kebijakan yang dibuat oleh satuan
terkecil pendidikan dalam menentukan metode pembelajaran dan jenis mata ajar
disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan lingkungan sekitar.

BAB III
PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor
utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan
pembinaan orang tua. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui
peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang
tua dalam mengndalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak.
Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan. Orang tua yang
bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang
sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan
mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi
setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua
membimbing anaknya.  
Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya. Moral pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak agar
anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa
menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan
sikap. Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat
sesuai dengan ajaran agama.

3.2 Saran
Sebagai calon guru hendaknya kita tahu dan memahami siapa sebenarnya
anak didik kita, agar nantinya dalam kegiatan belajar tidak terjadi salah
arah. Hendaknya kita bisa menjadi panutan yang baik untuk anak-anak didik
kita,karena segala tingkah laku kita akan mudah sekali ditiru oleh peserta
didik kita.
Dengan materi yang kami sajikan dalam makalah ini, kami beharap
saudara-saudara dapat menjadikan referensi untuk bekal kelak saudara dalam
mengetahui dan mahami perkembangan peserta didik. Sehingga nanti pada
saat anda mengajar anda dapat melakukan proses pembelajaran berdasarkan
perkembangan peserta didik tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

11
Adenur multiniko “Perkembangan Pendidikan SD di Era Reformasi”
http://adenur-multiniko.blogspot.com/2015/12/perkembangan-pendidikan-sd-di-
era.html (diakses pada 27 Oktober 2021, pukul 21.31).

Redaksi Attoriolong “Pendidikan di Indonesia Pada Masa Orde Baru”


https://attoriolong.com/2019/03/pendidikan-di-indonesia-pada-masa-orde-baru/
(diakses pada 27 Oktober 2021, pukul 20.31).

Mardianto Adi S “Pendidikan Masa Orde Lama, Masa Orde Baru dan Masa
Reformasi” http://madyrezan.blogspot.com/2015/01/pendidikan-masa-orde-lama-
masa-orde.html (diakses pada 03 November 2021, Pukul 21.40).

Siti Sholikhah “Resume Modul 3 Pendidikan Perspektif di SD”


http://sholihahberbinar.blogspot.com/2019/04/resume-modul-3-pendidikan-
perspektif-di.html ( diakses pada 27 Oktober 2021, pukul 21.02).

12

Anda mungkin juga menyukai