Farid Pribadi
Program Studi Sosiologi Universitas Negeri Surabaya
Email: faridpribadi@gmail.com
Abstrak
Media massa dalam memberitakan kasus privasi salah satunya kasus penyebaran video asusila
remaja masih terjebak pada logika pasar. Untuk menarik minat pembaca, awak media
membangun gaya penulisan yang terkesan sensasional dan vulgar. Akibatnya, entah disadari atau
tidak dibalik pengungkapan fakta yang rinci tersebut telah melakukan kekerasan simbolik
(symbolic violence) berupa penggunaan bahasa eufemisme yang berdampak pada hadirnya
praktik pelabelan negatif atau stereotipe sehingga memicu potensi traumatik berkepanjangan
kepada pelaku bahkan keluarga pelaku.
Abstract
Reported on privacy one, in case spreading adolescent immoral video, mass media already have
trapped into marketing logical. Mass media have been set up sensational and vulgar rhetorics for
attracting readers. Whether realize or not by readers, facts are contains symbolic violence such as
eufimism diction that impacted into stereotype and caused physical traumatic to the actor and
their family
127 J S P H
JSPH Volume 1, Nomor 2, Desember 2016
128 J S P H
Kekerasan Simbolik Media Massa , Farid Pribadi
129 J S P H
JSPH Volume 1, Nomor 2, Desember 2016
130 J S P H
Kekerasan Simbolik Media Massa , Farid Pribadi
yang sebenarnya jauh lebih memahami dugaan upaya mencemarkan nama baik
peristiwa yang terjadi. sekolah.
Wartawan yang bernama Ignatius Sedangkan www.pojoksulsel. com
Herjanjam ini juga menyuguhkan hasil hanya menggunakan narasumber kepala
penelusuran informasi seputar identitas sekolah SMPN 10 Kota Bogor Kusmana
pelaku adegan dan penyebar video asusila dengan tujuan ingin mendalami siapa
tersebut. Hasilnya terdapat nama berinisial identitas sebenarnya pelaku adegan,
PU adalah diduga pelaku perekaman penyebar video porno dan asal sekolah para
sekaligus penyebar video asusila sedangkan pelaku. Keterkejutan Kusmana mendengar
pelaku pemeran video berinisial FS dan SR. informasi dugaan siswanya tersangkut kasus
Selain itu, informasi terkait motif pelaku video asusila. Mendengar informasi tersebut
menyebarkan juga diungkap yakni karena PU Kusmana langsung memanggil para wali
merasa sakit hati terhadap teguran pemilik kelas untuk mengecek nama siswa yang
kos disebabkan dicurigai kamar kos PU terkait. Hasilnya menurut Kusmana siswa
dijadikan tempat maksiat rekan-rekannya. berinisial FS dan SR sudah dikeluarkan tahun
Akibat tidak terima teguran tersebut PU lalu dari sekolah. Kusmana juga
sembunyi-sembunyi merekam ke dua pelaku menyesalkan pelaku adegan menggunakan
pemeran adegan video asusila kemudian seragam sekolah SMPN 10 Kota Bogor yang
menyebarkan di akun sosial media facebook. diduga ada indikasi upaya mencemarkan
Ignatius juga mendeskripsikan isi video nama baik sekolah. Berita ini juga
berikut durasinya. menampilkan cuplikan potongan isi video
Ignatius menutup berita dengan ulasan sebanyak tiga buah.
pernyataan kepala sekolah SMPN 10 Kota Corong Aparat Dan Pejabat.
Bogor Kusmana yang berisi bantahan Pelibat Wacana mengidentifikasi
tudingan bahwa PU dan SR adalah siswanya. pihak-pihak pembicara dan sasaran yang
Menurut Kusmana kedua siswa tersebut terlibat dalam pembicaraan, serta kedudukan
sudah dikeluarkan tahun lalu dan merasa dan hubungan di antara mereka. kedua media
kecewa terhadap pelaku yang menggunakan massa ini menggantungkan narasumber dari
seragam saat memerankan adegan asusila sumber-sumber resmi yakni kepolisian dan
tersebut. Sehingga, menurut Kusmana, ada kepala sekolah SMPN 10 Kota Bogor.
Hampir tak ada suara dari pelaku pemeran kebenaran pelaku adegan video porno yang
atau penyebar atau warga sipil dilingungan diduga diperankan siswa SMPN 10 Kota
pelaku, yang mungkin bisa memberikan Bogor. Ilustrasi penulisan hasil wawancara
informasi lebih tepat. Model pemberitaan diawali dengan pengungkapan reaksi terkejut
semacam ini memperlihatkan mayoritas Kusmana mendengar adanya informasi ada
produksi berita masih berpusat di kalangan siswanya tersangkut masalah kasus video
aparat dan pejabat sehingga terkesan media asusila. Kusmana kemudian langsung
memberitakan dengan cara menggilir mengumpulkan seluruh wali murid untuk
narasumber berita dari satu elit ke elit yang mencari siapa siswa yang mengupload video
lain. Sehingga media disadari atau tidak lebih asusila dan pelaku adegan tersebut.
dari corong aparat dan pejabat. Setelah melakukan kordinasi dengan
Portal twww.beritasatu.com berusaha wali murid dan melakukan pengecekkan data
mengawali paragraf dengan menyuguhkan siswa, Kusmana menyatakan bahwa siswa
hasil wawancara dengan pihak kepolisian yang tersangkut masalah video asusila
Kapolres Kota Bogor AKBP Andi Herindra tersebut sudah dinyatakan keluar sejak tahun
seputar upaya sigap penelurusan pencarian lalu. Namun demikian, Kusmana prihatin
siapa pelaku adegan, siapa pelaku penyebar sekaligus kecewa terkait penggunaan
video porno dan apa motifnya. Hasil seragam sekolah SMPN 10 Kota Bogor oleh
wawacara pihak kepolisian yang diletakkan pelaku adegan asusila tersebut. Kusmana
diawal paragraf ini adalah upaya memberikan menduga ada oknum yang berusaha
pemahaman kepada pembaca bahwa kasus menjatuhkan nama baik sekolah.
video porno yang diduga dilakukan oleh Mengandalkan narasumber utama kepala
pelajar sudah terkategori tindak kejahatan sekolah dimungkinkan media massa online
yang meresahkan masyarakat khususnya ini ingin mengungkapkan bahwa fenomena
Kota Bogor sehingga pelakunya harus pemeran adegan video asusila masih saja
ditindak. ditemukan pelakunya adalah remaja
Berikutnya adalah narasumber kepala kalangan pelajar.
sekolah SMPN 10 Kota Bogor Kusmana. Tabel 2. Pelibat Wacana
Hasil wawancara kepala sekolah ini www.beritasatu.com -Kepolisian Kota Bogor
mendapatkan porsi dua pragraf diakhir berita
-Kepala Sekolah SMPN
berisi tentang bantahan keterlibatan siswanya
10 Kota Bogor
terkait kasus dugaan pelaku adegan dan
www.pojoksulsel.com -Kepala Sekolah SMPN
pelaku penyebaran video porno. Menurut
10 Kota Bogor
Kusmana kedua pelaku adegan asusila sudah
dikeluarkan tahun lalu. Mengungkap atukah Menyudutkan
Sementara www.pojoksulsel.com Mode wacana, merujuk pada pilihan
menampilkan narasumber utama yakni kepala bahasa masing-masing media, termasuk
sekolah kepala sekolah SMPN 10 Kota Bogor apakah gaya bahasa yang digunakan bersifat
Kusmana. Keseluruhan paragraf berita eksplanatif, deskriptif, persuasif, metaforis,
berisikan hasil wawacara seputar konfirmasi hiperbolis, dan lain-lain, serta bagaimana
132 J S P H
Kekerasan Simbolik Media Massa , Farid Pribadi
pengaruhnya. Kedua media massa online baik Berbeda halnya dengan penggunaan
www.beritasatu.com dan www.pojoksulsel.com kata mesum yang diletakkan diantara
sama-sama berupaya menuliskan kasus video beberapa kalimat hasil penelusuran
asusila dengan menggunakan gaya informasi yang dilakukan Igantius seputar
pengungkapan deskrpitif yakni dengan kronologi kasus tersebut. Selain itu, kata
menggunakan pilhan kata-kata yang berbeda mesum juga tersebar diantara pernyataan
keduanya berusaha ingin menuliskan kepala sekolah SMPN 10 Kota Bogor.
bagaimana peristiwa tersebut terjadi dan
…dia mengunggah video mesum rekannya
siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut. SR dan FS. Kekesalan PU memuncak saat
Misalnya www.beritasatu.com mengetahui kamar kosnya dijadikan ajang
menggunakan judul Polisi Selidiki berbuat mesum FS dan SR.
Dalam rekaman yang diunggah PU, tampak
Penyebaran Video Porno Pelajar SMP. Judul adegan mesum …
ini digunakan untuk menggiring pembaca untuk mengunggah video mesum itu untuk
bahwa kasus ini adalah kasus yang membuktikan
Kusmana juga menyayangkan tindakan FS
meresahkan dan sudah masuk kedalam ranah yang menggunakan seragam SMPN 10
hukum sehingga harus didalami pihak dalam adegan mesum itu.
kepolisian. Penggunaan kata Polisi Selidiki… Kata mesum, menurut www.kbbi.web.id
adalah strategi untuk membatasi opini berarti kotor; cemar (tentang pakaian, badan,
pembaca terhadap isi berita yang disampai- dan sebagainya); tidak senonoh; tidak patut;
kan sumber resmi yakni pihak kepolisian. keji sekali (tentang perbuatan, kelakuan, dan
Informasi dari pihak kepolisian dinilai adalah sebagainya); cabul.
sumber yang valid dan dapat dipertanggung- Penggunaan kata 'porno' dan
jawabkan secara hukum. 'mesum' adalah strategi gaya bahasa
Berikutnya penggunaan kata dan eufemisme yakni gaya pengungkapan yang
peletakkan kata porno baik didalam judul dan lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang
didalam beberapa paragraf yang berisikan dirasa kasar namun dari kandungan
pernyataan dari pihak kepolisian memiliki maknanya tidak memiliki perbedaan.
maksud tersendiri. Kata porno dalam kamus Dengan demikian, ada strategi penempatan
besar bahas Indonesia versi online kata yang lebih halus untuk pihak kepolisian
(www.kbbi.web.id) memiliki arti kependekan dan kata yang kasar untuk pelaku dan kepala
pornografi. Dengan kata lain, kata porno sekolah. Strategi penempatan kata semacam
dapat bermakna sebagai gambar yang ini menggiring kesadaran pembaca perihal
bermuatan cabul. pelaku telah berbuat tidak senonoh, tidak
patut, keji dan cabul. Disamping itu, kepala
Polisi Selidiki Penyebaran Video Porno sekolah diarahkan sebagai pihak yang telah
Pelajar SMP
Bogor - Kepolisian Resor (Polres) Kota lalai dalam mendidik siswanya tersebut.
Bogor hingga Sabtu (21/5) ini terus Berikutnya, www.beritasatu.com juga
menyelidiki kasus penyebaran video porno menggunakan kata hiperbolis dengan
yang dilakukan PU (15) pelajar SMPN di
Kota Bogor. menuliskan … kasus tersebut telah membuat
gaduh Kota Bogor karena telah diunggah di
133 J S P H
JSPH Volume 1, Nomor 2, Desember 2016
sosial media. Kalimat ini digunakan untuk besar. Meski warna gambar tampak
menggambarkan masyarakat Kota Bogor berwarna hitam putih namun pelaku
merasa resah akibat kasus ini, meski pemeran remaja siswi tampak samar-
kenyataannya belum tentu demikian. samar terlihat menggunakan pakaian
Ilustrasi tentang isi video juga diungkap seragam sekolah. Gambar tersebut
media massa online. diberikan keterangan gambar bertuliskan
Dalam rekaman yang diunggah PU, tampak
adegan mesum berdurasi 8 menit 59 detik Capture video mesum siswa SMP 10
yang memperlihatkan FS siswi yang Bogor. Penulisan keterangan gambar
mengenakan seragam SMPN 10 berhubun- semacam itu seakan-akan wartawan sudah
gan intim dengan kekasihnya SR yang
memakai kaos hitam. PU lalu merekam memastikan bahwa kedua siswa tersebut
adegan tersebut secara sembunyi dari luar adalah siswa SMPN 10 Bogor.
jendela kamar. Peletakkan judul kemudian suguhan
Gaya peliputan dengan menceritakan gambar potongan video semacam itu adalah
isi video mungkin tidak menyadari bahwa upaya menggiring pemahaman pembaca agar
pemuatan potongan video seperti ini dapat 'mengamini' bahwa orang dalam gambar
melanggar kode etik jurnalistik dan hukum cuplikan video tersebut adalah remaja siswa
mengenai kehidupan pribadi atau privasi dan SMPN 10 Bogor. Efek peletakkan gambar
pornografi. Gaya peliputan bak selebritas dan judul semacam ini adalah upaya untuk
yang identitasnya lazimnya lebih dilindungi membatasi munculnya opini dari pembaca
oleh kode etik jurnalistik. Di dalam Undang- seputar asal usul kebenaran para pelaku
Undang Perlindungan Anak Tahun 2002 pasal kasus video asusila tersebut.
13 ditegaskan bahwa anak berhak mendapat Di awal paragraf berisi tentang
perlindungan dari perlakuan eksploitasi keterkejutan Kusmana saat dikonfirmasi oleh
ekonomi dan seksual. sejumlah wartawan terkait dua siswanya
Portal www.pojoksusel.com mengawali yang tersangkut masalah video asusila yakni
pemberitaan menuliskan judul berita Video FS dan SR.
Mesum Siswa SMP Beredar, Kepsek Kaget.
BOGOR – Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN
Penggunaan kata 'mesum' lebih dipilih media 10 Bogor Kusmana kaget saat dikonfirmasi
massa online ini dimungkinkan lebih terkait beredarnya video mesum dua
menonjolkan sisi bahasa dan tampilan berita siswanya di media sosial. Dua siswa
pemeran video mesum itu yakni FS dan SR.
yang seksis dan bernlai ekonomis tinggi.
Selanjutnya, penggunaan kalimat judul Gaya penulisan dan tata letak judul
…kepsek kaget adalah upaya wartawan berita, penempatan potongan gambar yang
mendeskripsikan bagaimana reaksi kepala disertai keterangan gambar serta susunan
sekolah SMPN 10 Kota Bogor Kusmana kalimat diparagraf awal berisi Dua siswa
mendengar informasi bahwa ada dugaan pemeran video mesum itu yakni FS dan SR
siswanya terkait masalah kasus video asusila. seolah-olah siswa pemeran adegan asusila
Berikutnya, tiga potongan gambar video tersebut memang benar dan dipastikan
asusila yang diperankan dua remaja tanpa berasal dari sekolah yang dipimpim
sensor dengan ukuran gambar yang cukup Kusmana. Akibat gaya penulisan semacam
134 J S P H
Kekerasan Simbolik Media Massa , Farid Pribadi
135 J S P H
JSPH Volume 1, Nomor 2, Desember 2016
136 J S P H
Kekerasan Simbolik Media Massa , Farid Pribadi
137 J S P H
JSPH Volume 1, Nomor 2, Desember 2016
139 J S P H