Anda di halaman 1dari 44

PETA PEBISNIS DI PARLEMEN

POTRET OLIGARKI DI INDONESIA


Tim Peneliti
Fachri Aidulsyah, Defbry Margiansyah, Fuat Edi Kurniawan,
Dwiyanti Kusumaningrum, Kanetasya Sabilla, Yulinda Nurul Aini

9 Oktober 2020

Guna menjadikannya sebagai referensi ilmiah, silahkan sitasi seperti di bawah ini:
Aidulsyah, F., Margiansyah, D., Kurniawan, F.E., Kusumaningrum, D., Sabilla, K., & Aini, Y.N. (2020).
Peta Pebisnis di Parlemen: Potret Oligarki di Indonesia. Marepus Corner Working Paper No. 01.
Latar Belakang
• #reformasidikorupsi dan #mositidakpercaya terhadap Undangan-Undangan Kontroversial
(UU KPK, UU Minerba, UU MK, UU Cipta Kerja)
• Protes dan penolakan masyarakat sipil terhadap serangkaian UU
• Tuduhan akan Konflik Kepentingan anggota DPR yang dianggap mengedepankan
kepentingan pengusaha/bisnis atau investor dalam UU yang telah disahkan

Pertanyaan Penelitian
1. Seperti apa komposisi pebisnis anggota DPR RI masa jabatan 2019-2024?
2. Sejauh mana komposisi pebisnis di DPR RI berpotensi membentuk jaringan oligarki?
3. Bagaimana pemetaan pebisnis dan jaringan oligarki di DPR RI mempengaruhi Demokrasi
Indonesia?
• Oligarki: politik pertahanan kekayaan; harta/properti dan pendapatan, oleh oligark/individu yang
menguasai dan mengendalikan konsentrasi sumber daya material untuk mempertahankan atau
meningkatkan kekayaan pribadi & poisisi sosial eksklusifnya [politics for economics] (Winters,
2011), melalui penguasaan atas Media dan Partai Politik (Winters, 2013).
• 5 sumber utama kekuasaan individu, (1) hak politik formal (2) jabatan resmi (3) kekuasaan koersif (4)
kekuasaan mobilisasi (5) kekuasaan material. Oligarki berbeda dari Elite karena kekuasaan material.
• Tesis Oligarki juga fokus pada pembentukan relasi-relasi sosial secara dominan berdasarkan
kepemilikan dan akses atas sumber daya material. Dominasi ini selanjutnya yang membentuk logika
dari institusi-institusi sosial politik dan ekonomi, arena kontestasi kepentingan (Robinson & Hadiz,
2004; Mudhofir, 2020).
• Oligarki & Demokrasi berpotensi saling mempertegas konsentrasi
kekuasaan Ketika partisipasi politik warga negara
tidak dapat diorganisir dan diberdayakan secara efektif
dalam mengekang politik pertahanan kekayaan.
BISNIS: Kegiatan usaha berorientasi profit yang berbentuk badan usaha yang terdaftar, seperti PT
(Perseroan Terbatas), CV (Perseroan Komanditer), dan Yayasan (yang berorientasi profit).

PEBISNIS: Anggota DPR RI yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan bisnis.
• Pebisnis langsung merupakan aktor utama yang mengisi jabatan dan posisi strategis pada suatu
perusahaan atau korporasi.
• Pebisnis tidak langsung merupakan anggota DPR yang keluarga intinya memiliki perusahaan atau
korporasi.
Pendekatan Penelitian Sumber Data
Sumber Data Tipe Data Sumber
• Penelitian ini Daftar Calon Tetap Numerik dan String Komisi Pemilihan Umum (KPU)
menggunakan metode Profiling Anggota DPR RI Numerik dan String dpr.go.id, Jariungu.com, rekamjejak.net
mixed method dengan
data sekunder Literatur/Dokumen Teks/Naskah Berbagai sumber
• Data Kuantitatif berupa
data profil anggota DPR Teknik Analisis Data
RI masa jabatan 2019-
2024 dengan jumlah 575
Analisis Clustering
anggota sebagai unit non-hierarchial
Analisis profil DPR RI
analisis. dengan kepemilikan
dengan pendekatan Analisis Interpretatif
hasil clustering pada
Parallel Threshold
• Sedangkan pendekatan bisnis menggunakan untuk mengetahui peta dan komposisi
crosstab (tabulasi distribusi persebaran pebisnis anggota DPR
kualitatif dilakukan dengan silang). bisnis anggota DPR RI RI.
desk study berupa di Indonesia dengan
software Tableau
literatur review.
PERSENTASE
PEBISNIS

55%

NON-PEBISNIS

TOTAL PEBISNIS DPR:

318
45%
5-6 orang dari 10 Anggota DPR ialah Pebisnis

ANGGOTA 22% 6
Profesional; 10; 2%
Aktivis; 10; 2% Purnawirawan TNI/Polri; 9;
2%
Agamawan; 11; 2%
Jurnalis; 2; 0%
Lawyer/Notaris; 20; 3%

Akademisi; 24; 4%

Keluarga Elit; 29; 5%

Birokrat/Pejabat Publik;
33; 6%

Politisi; 109; 19%

Pebisnis; 318; 55%


100

90

80

70 43
40 28
60

50

40

30
50 48
16 9 45
20 2
7
11
8 5
10 8 17 6 2 20 6
15 7 7 3 8 3 13 5
2 2 3 10 9 9
5 8 5 4 5 1 1 7 3 5 4 5 1 2 1 7
1 3 3 2 3 4 2
1 1 2
1 2 4 2 2 2 4
0

22% Pebisnis Non-Pebisnis


8
POSISI DI PERUSAHAAN STATUS KEAKTIFAN DALAM
PERUSAHAAN
Lain-lain Posisi
Manager Strategis
1% Perusahaan Pemilik/
General Manager 5% Owner
1%
Asisten
26%
Direktur Tidak
1% Teridentifikasi
Direktur Utama/ 21%
Presiden Direktur Aktif
18%
36%
Komisaris
15%

Purna
43%
Direktur/ Wakil Komisaris
Direktur Utama
25% 8%

22% 10
PPP
PKS Demokrat
2%
4% 10% Demokrat Gerindra Golkar NasDem
PKB
9% Gerindra
16%
30 52 51 33
24 26 34 26
N N N N
PDI-P PAN PDI-P PKB PKS
23%
30 73 29 14
14 55 29 36
N N N N

Golkar
PPP

14
16%

PAN
NasDem
10%
10% 13
Demokrat Gerindra Golkar
NasDem PAN PDI-P
N= Non Pebisnis N
12
13
14
15
16
Teknologi, Industri, 108
Tidak Teridentifikasi
Tidak Manufaktur, dan
Perkebunan, Teridentifikasi
Ritel 96
Perikanan, dan 11% Perkebunan, Perikanan, dan Peternakan
Peternakan 15%
10% 62
Developer dan Otomotif, Transportasi, dan Logistik
Otomotif, Kontraktor
Transportasi, dan 12% Investasi, Keuangan dan Perbankan 55
Logistik
7% 92
Jasa, Pendidikan, dan Pelatihan

Energi dan 65
Investasi, IT, Media, dan Percetakan
Keuangan dan
Migas
Perbankan 15% Hotel, Pariwisata, Hiburan, dan Olahraga 68
6%

Energi dan Migas 140

Jasa,
Hotel, Pariwisata, 115
Pendidikan, Developer dan Kontraktor
Hiburan, dan
dan Pelatihan IT, Media, dan
Olahraga
10% Percetakan Teknologi, Industri, Manufaktur, dan Ritel 142
7%
7%
0 20 40 60 80 100 120 140 160

22% 17
I 30 24

II 21 25

III 29 24

IV 23 31

V 29 25

VI 36 18

VII 35 16

VIII 25 28

IX 31 22

X 26 25

XI 33 19

0 10 20 30 40 50 60

PEBISNIS NON-PEBISNIS
Per tahanan, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika, Intelejen

KOMPOSISI BIDANG USAHA


Tidak
Perkebunan, Teridentifikasi
Perikanan, dan 12% Teknologi, Industri,
Peternakan Manufaktur, dan
3% Ritel
Demokrat 3
Otomotif, 21%
Gerindra 5 Transportasi, dan
Logistik
4 5% Developer dan
Golkar
Kontraktor
NasDem 2 Investasi, 8%
Keuangan dan
PAN 4
Perbankan
6
5%
PDI-P
Energi dan Migas
PKB 3 16%
Jasa,
PKS 2
Pendidikan,
dan Pelatihan
PPP 1
10%
IT, Media, dan Hotel, Pariwisata,
0 1 2 3 4 5 6
Percetakan Hiburan, dan
8% Olahraga
12%
Dalam Negeri, Sekretariat Negara, Pemilu

KOMPOSISI BIDANG USAHA


Teknologi, Industri,
Tidak Manufaktur, dan Ritel
Perkebunan, Teridentifikasi 11%
Perikanan, dan 13%
3 Peternakan
Demokrat
8%
3 Developer dan
Gerindra
Otomotif, Kontraktor
Golkar 5 Transportasi, dan 21%
Logistik
NasDem 2 8%

PAN 4

PDI-P 2 Investasi,
Keuangan dan
PKB 2 Energi dan Migas
Perbankan
6% 15%
PKS 0

PPP 0 Jasa,
Pendidikan, Hotel, Pariwisata,
IT, Media, dan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 dan Pelatihan Hiburan, dan
Percetakan
3% Olahraga
5%
10%
Hukum, HAM, Keamanan

KOMPOSISI BIDANG USAHA

Perkebunan, Teknologi, Industri,


Tidak
Perikanan, dan Teridentifikasi Manufaktur, dan Ritel
Peternakan 13%
9%
3 9%
Demokrat
Developer dan
Gerindra 5 Kontraktor
Otomotif, 12%
Golkar 5 Transportasi, dan
Logistik
NasDem 3 12%
Energi dan Migas
PAN 2 7%

PDI-P 6
Investasi,
Keuangan dan
PKB 4
Perbankan
2 3%
PKS
Hotel, Pariwisata,
PPP 1 Hiburan, dan
Jasa, Olahraga
0 1 2 3 4 5 6 Pendidikan, 8%
dan Pelatihan IT, Media, dan
9% Percetakan
18%
Per tanian, Pangan, Maritim, Kehutanan

KOMPOSISI BIDANG USAHA

Teknologi, Industri,
Tidak Manufaktur, dan Ritel
Teridentifikasi 12%
16%
Demokrat 3
Perkebunan, Developer dan
Gerindra 5 Kontraktor
Perikanan, dan
14%
Golkar 3 Peternakan
21%
NasDem 3

PAN 0 Otomotif,
Transportasi, dan Energi dan Migas
PDI-P 6 Logistik 14%
2%
PKB 3
Investasi,
PKS 1 Keuangan dan
Perbankan
PPP 0
2%
Hotel, Pariwisata,
0 1 2 3 4 5 6 Jasa,
Hiburan, dan
Pendidikan,IT, Media, dan
Olahraga
dan Pelatihan Percetakan
9%
5% 5%
Infrastruktur, Perhubungan

KOMPOSISI BIDANG USAHA


Teknologi,
Industri,
Manufaktur,
Tidak
dan Ritel
Teridentifikasi
14% 18%
Demokrat 3 Perkebunan,
Perikanan, dan
Gerindra 4 Peternakan
15%
5 Developer dan
Golkar
Kontraktor
NasDem 3 15%
Otomotif,
PAN 4 Transportasi, dan
Logistik
PDI-P 7 8%

1 Energi dan Migas


PKB
Investasi, 14%
PKS 1 Keuangan dan
Perbankan
PPP 2 2%
Jasa, Hotel, Pariwisata,
0 1 2 3 4 5 6 7
Pendidikan,
IT, Media, dan Hiburan, dan
dan Pelatihan
Percetakan Olahraga
4% 2% 8%
Industri, Investasi, Persaingan Usaha

KOMPOSISI BIDANG USAHA


Teknologi, Industri,
Perkebunan, Tidak
Manufaktur, dan
Perikanan, danTeridentifikasi
Peternakan 8%
Ritel
Demokrat 3 10% 16%

Gerindra 5
Developer dan
Otomotif, Kontraktor
Golkar 5
Transportasi, 13%
NasDem 3 dan Logistik
16%
PAN 3

PDI-P 9
Energi dan Migas
Investasi, 13%
PKB 4
Keuangan dan
PKS 2 Perbankan
3%
PPP 0

Jasa, Hotel, Pariwisata,


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Hiburan, dan
Pendidikan, IT, Media, dan
dan Pelatihan Percetakan Olahraga
8% 6%
7%
Energi, Riset dan Teknologi, Lingkungan Hidup

KOMPOSISI BIDANG USAHA

Teknologi, Industri,
Perkebunan, Tidak
Manufaktur, dan Ritel
Perikanan, danTeridentifikasi
9%
Peternakan 7%
Demokrat 3 Developer dan
12%
Kontraktor
Gerindra 6 Otomotif, 11%
Transportasi, dan
Golkar 7
Logistik
5%
NasDem 3

PAN 4
Investasi,
Keuangan dan
PDI-P 8 Energi dan
Perbankan
PKB 2 5% Migas
30%
PKS 2

0 Jasa,
PPP
Pendidikan,
0 1 2 3 4 5 6 7 8 dan Pelatihan Hotel, Pariwisata,
9% IT, Media, dan
Hiburan, dan
Percetakan
Olahraga
6%
6%
Agama, Sosial

KOMPOSISI BIDANG USAHA


Teknologi, Industri,
Manufaktur, dan
Perkebunan, Tidak Ritel
Teridentifikasi
Perikanan, dan 28%
Demokrat 3
Peternakan 20%
4%
Gerindra 4
Otomotif,
Golkar 4 Transportasi, dan
Logistik
NasDem 2 Developer dan
2%
Kontraktor
PAN 3 4%
Investasi,
PDI-P 8 Keuangan dan
Energi dan Migas
Perbankan
6%
PKB 1 4%

PKS 0

PPP 0
Hotel, Pariwisata,
Jasa,
Hiburan, dan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Pendidikan,
IT, Media, dan Olahraga
dan Pelatihan
Percetakan 6%
18%
8%
Kesehatan, Ketatanegaraan

KOMPOSISI BIDANG USAHA

Perkebunan, Teknologi, Industri,


Tidak
Perikanan, dan Manufaktur, dan Ritel
Teridentifikasi
Peternakan 14%
12%
Demokrat 4 10%

Gerindra 6 Otomotif, Developer dan


Transportasi, dan Kontraktor
Golkar 5
Logistik 15%
2%
NasDem 4

PAN 1
Investasi,
Keuangan dan
PDI-P 7
Perbankan Energi dan Migas
3 6% 15%
PKB

PKS 1

PPP 0
Jasa, Pendidikan, Hotel, Pariwisata,
0 1 2 3 4 5 6 7
dan Pelatihan Hiburan, dan
IT, Media, dan
16% Olahraga
Percetakan
3%
7%
Pendidikan, Olahraga, Sejarah

KOMPOSISI BIDANG USAHA

Teknologi, Industri,
Tidak
Perkebunan, Manufaktur, dan
Teridentifikasi
Perikanan, dan
14%
Ritel
Demokrat 2 Peternakan 20%
3%
Gerindra 3
Otomotif,
Golkar 2 Transportasi, dan
Developer dan
Logistik
Kontraktor
NasDem 4 3%
13%
Investasi,
PAN 2 Keuangan dan
Perbankan
PDI-P 7
8% Energi dan Migas
3 6%
PKB

PKS 2

PPP 1 Jasa,
Pendidikan, Hotel, Pariwisata,
0 1 2 3 4 5 6 7 dan Pelatihan Hiburan, dan
IT, Media, dan Olahraga
16%
Percetakan 11%
6%
Keuangan, Perbankan

KOMPOSISI BIDANG USAHA

Teknologi, Industri,
Tidak
Manufaktur, dan Ritel
Perkebunan, Teridentifikasi
12%
Perikanan, dan 9%
Demokrat 2 Peternakan Developer dan
15% Kontraktor
Gerindra 6
9%
Otomotif,
Golkar 6
Transportasi, dan
4 Logistik
NasDem
2%
PAN 3 Energi dan Migas
17%
PDI-P 7
Investasi,
PKB 3
Keuangan dan
PKS 1 Perbankan
18%
PPP 1 Hotel, Pariwisata,
Hiburan, dan
0 1 2 3 4 5 6 7 Olahraga
Jasa, IT, Media, dan
Pendidikan, Percetakan 4%
dan Pelatihan 4%
10%
PPP, 21
PKS, 24
Demokrat, 94 PKB, 60

Gerindra, 185

PDI-P, 213

Jumlah perusahaan yang


dimiliki/dijalankan oleh pebisnis di
tiap fraksi (aktif/non aktif)
PAN, 81
Golkar, 166

NasDem, 99 40
Surya Paloh, 3 Aburizal
Bakrie, 5

JUMLAH AFILIASI:

116
Ratu Atut
Chosiyah, 2

12
AFILIASI Prabowo
Haji Isam, 2
Subianto, 11
10

6
Hatta Rajasa, 5
4 Muhammad
2 Nazaruddin, 2
0

41
Suami 3

Saudara Tiri 1

Saudara Kandung 8

Saudara Ipar 1

Mertua/ Menantu 4

Keponakan 1

Kakak Ipar 1

Istri 28

Ayah 4

Anak 30

Aktor Utama 32

Adik Ipar 2

0 5 10 15 20 25 30 35
1. Dengan adanya 55% Pebisnis di DPR, potensi konflik kepentingan dalam pembuatan
undang-undang akan semakin tinggi. Adanya keterkaitan antara bidang usaha
yang dimiliki dan penempatan komisi pebisnis di DPR mengindikasikan
kerentanan agenda kerja komisi-komisi terhadap kepentingan bisnis tertentu.,
terlebih absennya aturan yang mengatur penempatan anggota di komisi.
2. Dominasi Pebisnis di DPR berpotensi semakin mengukuhkan konsentrasi kekuasaan
oligarki dalam proses pembuatan kebijakan, dimana produk kebijakannya pun
menitikberatkan pada kepentingan ekonomi bisnis dan cenderung mengabaikan
aspek keadilan sosial, lingkungan, serta partisipasi publik yang inklusif
3. Konsentrasi kekuasaan tersebut mengindikasikan agenda politik demokratis
berbasis nilai di Parlemen akan semakin berat diperjuangkan, Ketika berhadapan
dengan kepentingan politik bisnis dari jejaring oligarki.

Anda mungkin juga menyukai