Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No.

4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

PENGARUH ASSET GROWTH DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI PERBANKAN
PADA INDEKS SAHAM LQ-45 BURSA EFEK INDONESIA

AMILIA PARAMITA SARI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BATANGHARI
amilia.paramita.sari@unbari.ac.id

ABSTRACT
The study aims to determine the effect of the asset growth and dividend payout ratio on the share price, either partially or
simultaneously. The study refers to the banking sub-sector that is included in the LQ-45 listed on the Indonesian Stock
Exchange for the period 2018–2022. This research method is descriptive-quantitative and used for data collection using
secondary data. The analytical methods used in this study are classical assumption tests, double linear regression, and
hypothesis tests. From the results of the research, it can be concluded that the asset growth and dividend payout ratio
simultaneously has a significant effect on the stock price. partially, only the ratio of dividend payments has a negative impact
on the stock price.

Keywords: Asset growth, dividend payout ratio, stock price, residual theory of dividend

PENDAHULUAN
Pertumbuhan asset (asset growth) dan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah beberapa indikator kinerja
keuangan yang penting untuk menganalisis kondisi perbankan saat ini. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pertumbuhan
kredit terjadi pada berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor Jasa Dunia Usaha, Pertambangan, Industri, dan Jasa Sosial.
Pembiayaan syariah dan kredit UMKM juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dengan demikian, indikator-indikator
ini memberikan gambaran tentang kinerja keuangan dan pertumbuhan perbankan saat ini. Pertumbuhan aset memiliki
pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan. Pertumbuhan aset yang tinggi memberi tanda bagi perkembangan
perusahaan dan menjadi sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi pada perusahaan, sehingga nilai perusahaan akan
menjadi tinggi yang dapat dilihat dari harga saham. Pertumbuhan aset juga dapat meningkatkan return dan dividen
perusahaan. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda mengenai pengaruh pertumbuhan aset terhadap nilai
perusahaan, namun secara umum pertumbuhan aset diharapkan bagi perkembangan perusahaan baik secara internal
maupun eksternal perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah industri perbankan yang termasuk
dalam indeks saham LQ-45. Indeks LQ-45 merupakan indeks saham Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari empat puluh
lima (45) saham aktif, dengan kapitalisasi pasar tinggi dan likuiditas yang baik. Selain itu, indeks LQ-45 juga merupakan
saham yang dipercaya oleh para analis keuangan dan merupakan alat yang obyektif, pergerakan saham selalu dipantau
oleh investor. Selain itu, bank yang termasuk dalam indeks LQ-45 juga memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di mata
masyarakat dibandingkan bank devisa lainnya serta memiliki aset dan pangsa pasar yang besar. Bank devisa yang masuk
ke dalam indek LQ-45 secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2018 sampai 2022 sebanyak lima (5)
emiten. Dari ke 5 (lima) emiten yang dijadikan sampel yakni : PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI); PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN); PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI); PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(BBNI); PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Asset growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan aset suatu perusahaan dalam melayani kegiatan
usahanya untuk mempertahankan posisinya dalam industri dan lapangan usaha. Semakin cepat tingkat
pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan modal untuk membiayai perkembangan
perusahaan di masa depan. Biasanya, perusahaan lebih cenderung menahan laba dibandingkan membagikan
dividen. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula tingkat pembiayaan yang
dibutuhkan untuk mendanai ekspansinya. Namun, semakin besar kebutuhan modal di masa depan, semakin
besar kemungkinan suatu perusahaan mempertahankan laba. Karena potensi pertumbuhan suatu perusahaan
menjadi faktor utama penentu kebijakan dividen, maka dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah industri
perbankan yang termasuk dalam indeks saham LQ-45. Selain itu, indeks LQ-45 juga merupakan saham yang dipercaya oleh
221
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

para analis keuangan dan merupakan alat yang obyektif, pergerakan saham selalu dipantau oleh investor. Selain itu, bank
yang termasuk dalam indeks LQ-45 juga memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi di mata masyarakat dibandingkan bank
devisa lainnya serta memiliki aset dan pangsa pasar yang besar. Berikut data asset growth dari Industri Perbankan yang
masuk pada indeks LQ-45 periode 2018-2022, yaitu :

Tabel 1. Asset Growth dari Industri Perbankan Pada LQ-45


No Emiten Asset Growth (%)
2018 2019 2020 2021 2022
1 BBRI 14.25 12.22 15.15 09.24 06.71
2 BBTN 24.66 22.04 17.24 01.74 15.85
3 BMRI 14.14 08.28 06.90 09.65 08.43
4 BBNI 18.57 17.63 13.99 04.58 05.41
5 BBCA 13.86 10.87 09.92 11.42 17.04
Rata-rata 17.14 14.26 12.70 07.45 10.65
Sumber : IDX, 2023

Dividend Payout Ratio merupakan kebijakan dividen yang berkaitan dengan penentuan berapa porsi laba suatu perusahaan
yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba bersih setelah pajak
yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan bagian dari keputusan
pengeluaran suatu perusahaan, terutama yang berkaitan dengan pengeluaran internal perusahaan. Besarnya dividen yang
dibagikan akan mempengaruhi besarnya laba ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu sumber internal perusahaan.
Berikutnya adalah rasio hutang yang dihitung menjadi rasio leverage. Berikut data Dividend payout ratio dari Industri
Perbankan yang masuk pada indeks LQ-45 periode 2018-2022, yaitu :

Tabel 2. Dividend Payout Ratio dari Industri Perbankan Pada LQ-45


No Emiten Dividend Payout Ratio (%)
2018 2019 2020 2021 2022
1 BBRI 40.36 45.41 59.80 59.76 65.38
2 BBTN 20.00 20.00 20.00 09.85 33.25
3 BMRI 45.00 45.00 45.00 60.00 60.01
4 BBNI 35.00 35.00 09.56 15.03 23.30
5 BBCA 07.96 27.08 33.01 48.12 48.95
Rata-rata 29.66 34.50 33.47 38.55 46.18
Sumber : IDX, 2023

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Di pasar modal, saham-saham aktif diperdagangkan. Dimana
terbentuknya keseimbangan harga saham di pasar modal disebabkan oleh daya tarik harga yang berkaitan dengan
penawaran dan permintaan saham. Artinya pembentukan harga saham dihasilkan oleh mekanisme pasar modal. Menurut
Gumanti (2011:67) bahwa harga pasar saham merupakan cermin dari kondisi perusahaan. Perusahaan dengan prospek
yang bagus akan memiliki harga saham yang tinggi dan sebaliknya. Berikut data harga saham dari Industri Perbankan yang
masuk pada indeks LQ-45 periode 2018-2022, yaitu :

222
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

Tabel 3. Harga Saham dari Industri Perbankan Pada LQ-45

No Emiten Harga Saham (Rp)


2018 2019 2020 2021 2022
1 BBRI 2,335 3,640 3,660 4,400 4,170
2 BBTN 1,740 3,570 2,540 2,120 1,725
3 BMRI 5,788 8,000 7,375 7,675 6,325
4 BBNI 5,525 9,900 8,800 7,850 6,175
5 BBCA 26,000 33,425 33,850 33,900 34,150
Rata-rata 8,278 11,707 11,245 11,189 10,509
Sumber : IDX, 2023

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bailia dkk (2020) berpendapat bahwa secara parsial pertumbuhan aset dan dividend
payout ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2020)
Dividen Payout Ratio memiliki pengaruh terhadap Harga Saham.

METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ-45 selama periode 2018-2022. Indeks LQ-45
merupakan indeks yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ-45 berisi 45 perusahaan yang berkategori mempunyai
likuiditas yang baik, kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat, serta kinerja pasar yang baik (Hartono 2012).
Metode yang digunakan adalah sensus yakni, sampel yang diambil adalah semua populasi yang ada, maka diperoleh yakni :
PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara,Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri,Tbk (BMRI), PT Bank
Negara Indonesia,Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia,Tbk (BBCA). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Sumber data penelitian yang tersedia di Bursa Efek Indonesia pada perbankan yang masuk pada indeks LQ-
45 secara berturut-turut selama periode 2018-2022. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik perhitungan statistika. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis diajukan adalah :
uji asumsi klasik, persamaan regresi linier berganda dan uji hipotesis yang dibantu dengan menggunakan software SPSS
22.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN
Pada penelitian ini, hasil uji asumsi klasik yang menyatakan bahwa data residual memenuhi kriteria uji asumsi klasik
memberikan indikasi bahwa analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Ini menunjukkan bahwa asumsi-asumsi yang
mendasari analisis regresi linier berganda dianggap memenuhi syarat, sehingga hasil estimasi dan inferensi yang diperoleh
dari model tersebut dianggap lebih dapat diandalkan. Hasil uji regresi linear berganda yang digunakan pada pengujian
hipotesis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

223
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

Tabel 4.Hasil Uji Regresi Berganda


Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 11.501 1.113 9.999 .000

AG .087 .177 .059 .522 .625


DPR -.395 .171 -.311 -2.384 .031
a. Dependent Variable: HSAHAM
Sumber : Hasil Olahan Data, 2023

Dari hasil perhitungan diperoleh data dari tabel 4 dihasilkan koefisien regresi sebagai berikut : 1) Koefisien konstanta adalah
sebesar 11.501. 2) Koefisien regresi Asset Growth sebesar 0,087. 3) Koefisien regresi Dividend Payout Ratio sebesar -
0.395. Maka hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi dapat
diformulasikan dalam persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = 11,501 - 0,087X1 + 0,395X2 + e
Dari persamaan regresi tersebut dapat dimaknakan sebagai berikut :
a. Konstanta (a)
Nilai konstantanya sebesar 11.501. Apabila koefisien variabel Asset Growth dan Dividend Payout Ratio, di anggap
konstanta atau nol ( 0 ) , maka Harga Saham akan sebesar Rp 11,501.
b. Koefisien Asset Growth (X1)
Apabila nilai koefisien regresi variabel Asset Growth (X3) sebesar 0.087, hal ini dapat berarti bahwa Asset Growth (X1)
berpengaruh positif terhadap Harga Saham (Y). Hal ini menunjukan jika Asset Growth (X1) meningkat 1% maka akan
mengakibatkan Harga Saham (Y) akan meningkat sebesar Rp.0,087.
c. Koefisien Dividend Payout Ratio (X2)
Apabila nilai koefisien regresi variabel Dividend Payout Ratio (X2) sebesar -0.395, hal ini dapat berarti bahwa Dividend
Payout Ratio (X2) berpengaruh negatif terhadap Harga Saham (Y). Hal ini mengartikan jika Dividend Payout Ratio (X2)
meningkat 1% maka akan mengakibatkan Harga Saham (Y) akan menurun sebesar Rp.0,395.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh maka dilakukan uji hipotesis. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen digunakan uji anova atau F-test, sedangkan pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial diukur dengan menggunakan uji t- test.

Tabel 5. Uji F (F-Test)


Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.825 3 .918 16.022 .000b
Residual 1.505 26 .067
Total 4.216 29
a. Dependent Variable: HSAHAM
b. Predictors: (Constant), AG, DPR
Sumber : Hasil Olahan Data, 2023

Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 5, diketahui Fhitung sebesar 16.022 dengan membandingkan Ftabel 𝛼 = 0.05 dengan
derajat bebas pembilang 3 dan derajat bebas penyebut 26, didapat Ftabel sebesar 2.98. Fhitung lebih besar dari Ftabel (16.022 >
2.98). Bila dihubungkan dengan hipotesis terdahulu dapat memaknakan, Ho ditolak dan Ha diterima.

224
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

Tabel 6. t-test
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.321 1.132 9.999 .000
AG .096 .186 .062 .522 .625
DPR -.435 .181 -.308 -2.384 .031
a. Dependent Variable: HSAHAM
Sumber : Hasil Olahan Data, 2023

Berdasarkan hasil uji statistik pada Tabel 6, hasil perhitungan secara parsial, dari nilai thitung variabel Asset Growth (X1)
sebesar 0,522 dibandingkan dengan ttabel sebesar 2.056 (thitung > ttabel ). Dilihat dari pro.sighitung (0.625) > α (0.05). Ini
memaknakan Ho diterima dan H3 ditolak atau dengan kata lain variabel Asset Growth tidak berpengaruh terhadap Harga
Saham. Sedangkan hasil perhitungan secara parsial, dari nilai thitung variabel Dividend Payout Ratio (X1) sebesar -2.384
dibandingkan dengan ttabel sebesar 2.056 (thitung > ttabel ). Dilihat dari pro.sighitung (0.031) < α (0.05). Ini memaknakan Ho ditolak
dan H1 diterima atau dengan kata lain variabel Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji simultan penelitian, variabel independen Asset Growth dan Dividend Payout Ratio mempunyai
pengaruh signifikan secara simultan terhadap harga saham industri perbankan yang termasuk dalam indeks LQ -45 selama
periode 2018-2022. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan uji F pada Tabel 5 dimana Fhitung sebesar 16.022 lebih besar
dari Ftabel yaitu Ftabel sebesar 2,98 atau Fhitung > Ftabel (16.022 > 2.98) dan nilai bermakna berarti lebih kecil dari α(0.05) yaitu
; 0.000 < 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel independen Asset Growth dan Dividend Payout Ratio
secara simultan mempengaruhi variabel dependen (harga saham). Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan Artikanaya (2019) yang menyatakan bahwa variabel independen yang konkuren yaitu rasio pembayaran dividen,
pertumbuhan aset, dan rasio utang terhadap ekuitas mempunyai pengaruh secara simultan terhadap harga saham. Hasil
perhitungan dan analisis dari nilai thitung tabel 6 variabel Asset Growth lebih kecil dari ttabel yakni 0.522 dibandingkan 2.056
(thitung < ttabel ). Dilain sisi pro.sighitung (0.625) > α (0,05). Ini memaknakan Ho diterima dan H1 ditolak atau dengan kata lain
variabel Asset Growth tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Ini sejalan dengan kesimpulan penelitian terdahulu, yakni
Megamawarni (2021) bahwa asset growth tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dividend Payout Ratio adalah ukuran
tingkat di mana perusahaan membayar saham atas investasi yang dimiliki investor. Semakin tinggi rasio pembayaran dividen
maka semakin tinggi nilai hasil operasi perusahaan sehingga membantu meningkatkan harga saham perusahaan. Oleh
karena itu, jika Dividend Payout Ratio baik maka dapat dikatakan efisiensi operasional bank dapat lebih baik dan berdampak
positif terhadap harga saham. Dari hasil perhitungan dan analisis harga Nilai buku disajikan pada tabel 6 Variabel Dividend
Payout Ratio lebih besar dari ttabel yaitu -2.384 berbanding 2.056 (thitung > ttabel). Sebaliknya pro.sigcount (0.031) < α (0.05).
Artinya Ho ditolak dan H2 diterima atau dengan kata lain Perubahan Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap
harga saham dan mempunyai hubungan negatif. Hasil penelitian ini didukung oleh pandangan Artikanaya (2019) yang
menyatakan bahwa Dividend Payout Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham dan berhubungan negatif
terhadap harga saham.

KESIMPULAN
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa pertumbuhan aset (Asset Growth) dan rasio pembayaran dividen (Dividend
Payout Ratio) memiliki dampak bersama-sama terhadap pergerakan harga saham dalam industri perbankan. Hasil ini dapat
memberikan kontribusi dalam pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan dalam sektor
tersebut. Hasil ini dapat memberikan dukungan terhadap teori atau konsep tertentu dalam keuangan, dan sekaligus
memberikan pandangan praktis bagi pengambil keputusan di industri perbankan. Pengaruh simultan dari Asset Growth dan
Dividend Payout Ratio dapat menjadi pertimbangan penting dalam merencanakan kebijakan keuangan perusahaan.
Penelitian ini memberikan gambaran bahwa Asset Growth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.

225
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

dalam industri perbankan. Kesimpulan ini dapat memberikan pandangan bahwa dalam konteks penelitian ini, pertumbuhan
aset (Asset Growth) tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pergerakan harga saham industri perbankan.
Hasil ini dapat memiliki implikasi dalam merencanakan kebijakan dan strategi perusahaan di sektor tersebut. Penelitian ini
memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh signifikan antara perubahan Dividend Payout Ratio dan memiliki
hubungan negatif terhadap harga saham dalam industri perbankan. Kesimpulan ini dapat memberikan pandangan praktis
bagi pengambil keputusan di industri perbankan. Perubahan dalam Dividend Payout Ratio dapat dianggap sebagai faktor
yang penting dan berdampak pada pergerakan harga saham

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2011, Statistika untuk Bisnis, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Ang, Robet, 2017, Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, PT Raja Grapindo, Jakarta
Artikanaya I Kadek Rama, 2019, Pengaruh Asset Growth, Leverage dan Dividen Payout Ratio pada Votilitas
Harga Saham, E-JA, e-Jurnal Akuntansi, e-ISSN 2302-8556, Vol.30 No.5

Brigham dan Houston, 2014, Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, PT TigaRaksa, Jakarta
Bailia Fransisika F.W, Parengkuan Tommy, 2020, Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Deviden Payout Ratio, Debt
to Equity Ratio terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property di Bursa EfekIndonesia, Jurnal Berkala Ilmiah,
Vol.16.No.3.

Dendawijaya, Lukman, 2012, Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, BPPE, Yogyakarta


Damayanti Arsen, 2020, Analisis Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Laba Bersih dan Deviden
Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode
2012-2017, Jurnal Procuratio, Vol.8 No.1
Fahmi, Irham, 2012, Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, Gramedia, Jakarta.

Gumanti, 2013, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Ganesha, Bandung


Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2011, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Pertama.,
Yogyakarta, UPP STIM YKPN.
Hartono, 2012, Manajemen Keuangan Suatu Konsep, Edisi Keempat, Sri Ilmu, Surabaya

Fahmi, Irham 2012, Pengantar Manajemen Keuangan , Alfabet, Bandung.

Martono, 2014, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, PT Ganesha, Bandung

Munawir, Sawir, 2017, Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Edisi Kedua, Ganesha, Bandung

Mudrajad, 2012, Manajemen Perbankan, Cetakan Ke-4, Salemba Empat, Jakarta.

Megamawarni, Aliah Pratiwi, 2021, Pengaruh Rasio keuangan , Deviden Payout Rasio dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Maksipreneur,
Vol.11, N0.1

Kasmir, 2015, Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana.

Riyanto Bambang, 2016, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, BPEE, Yogyakarta.

226
JURNAL ILMIAH MAKSITEK Vol. 8 No. 4
ISSN. 2655-4399 Desember 2023

Sari devi, 2016, Pengantar Bisnis, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta

Susilo, Sri Y, dkk. 2016, Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.

Sartono, Agus, 2011, Manajemen Keuangan Suatu Teori dan Konsep, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta.

Susilo, Triandoro dkk, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Sunyoto, 2013, Metode Penelitian dan Aplikasi, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.

Tandelilin, Eduardus, 2010, Teori Portopolio dan Aplikasi, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia. Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Nomor 21 Tahun 2011.

Undang-Undang Republik Indonesia. Tentang Perbankan. Nomor 10 Tahun 1998.

Wismaryanto Sigit Dwi, 2020, Pengaruh NPL, LDR, ROA, ROE, NIM, BOPO dan CAR Terhadap Harga Saham Pada Sub
Sektor Perbankan Yang Terdaftar

Vibby, Santo, 2017, Zero Preneur , W &G Wealth & Grown, India.

227

Anda mungkin juga menyukai