Anda di halaman 1dari 14

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

(CAPM) DALAM KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA SUB


SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2006-2019
Fauzia Lestari1, Yudhia Mulya2, Vera Mitha Nia3
1
Mahasiswa, Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan
2
Dosen Ketua Komisi Pembimbing, Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
3
Dosen Anggota Komisi Pembimbing, Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan
Email: Rosita.fauzia@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membantu investor mengetahui saham mana yang
dikategorikan undervalued dan mana saham yang dianggap overvalued menggunakan
metode CAPM. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel yang
diteliti menggunakan saham sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI periode
2006-2019. Kriteria pemilihan saham dalam penelitian ini yaitu memilih saham yang
undervalued dimana Ri>E(Ri). Hasil penelitian menunjukan bahwa sektor otomotif dan
komponen memiliki beta yang defensif yaitu sebesar (0,47038 < 1). Rata-rata return sektor
otomotif sebesar 0,55% dengan kategori saham pada sektor ini memperoleh hasil yaitu 8
dari 9 sampel penelitian adalah saham undervalued atau [Ri.>E(Ri)]. Saham tersebut
adalah ASII, AUTO, GDYR, IMAS, INDS, MASA, PRAS dan SMSM. Terdapat 1 saham
yang dikategorikan saham overvalued yaitu saham GJTL.
Kata Kunci: return, risiko, undervalued, overvalued dan CAPM.

ABSTRACT
This study aims to help investors determine which stocks are categorized as
undervalued and which stocks are considered overvalued using the CAPM method. This
research is quantitative descriptive. The sample studied uses the automotive sector stocks
and components listed on the IDX for the period 2006-2019. The criteria for selecting
stocks in this study are choosing undervalued stocks where Ri> E (Ri). The results showed
that the automotive sector and components had a defensive beta (0.47038 <1). The
average return of the automotive sector is 0.55% with the stock category in this sector
getting results, namely 8 of the 9 research samples are undervalued stocks or [Ri.> E
(Ri)]. These shares are ASII, AUTO, GDYR, IMAS, INDS, MASA, PRAS and SMSM. There
is 1 share that is categorized as overvalued stock, namely GJTL shares.
Keywords: return, risiko, undervalued, overvalued dan CAPM.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 1


PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi global saat ekonomi negara serta lingkungan bisnis
ini terus bertumbuh dari tahun ketahun. perusahaan tersebut untuk mencari harga
Semakin bertumbuhnya perekonomian saham.” Bodie (2014:34) Salah satu
juga diiringi dengan muncul dan caranya adalah dengan melihat prospek
berkembangnya perusahaan-perusaahan pertumbuhan industri. Peneliti
baru dari lingkup bisnis domestik hingga memasukan indikator PDB Sektor rill dan
ligkup bisnis internasional yang mencakup kapitalisasi pasar sebagai acuan untuk
batasan berbagai Negara luas. Seorang melihat prospek yang terdapat pada sektor
investor melihat kondisi ini tentunya otomotif dan komponen.
mencari-cari dimana ia harus Badan Pusat Statistika (PDB) sektor
menanamkan modalnya. Pasar modal lewat rilisan datanya menunjukan bahwa
merupakan wadah yang menyediakan sektor otomotif dan komponen bergerak
segala informasi yang mempuni mengenai kearah yang positif dari tahun 2006- 2019.
investasi dan akan disukai oleh para Sektor ini mengalami pergerakan konstan
investor. Pasar modal menjadi alternatif rata-rata sebesar 9,92% dengan angka
investasi dengan memberikan return yang tertinggi pada tahun 2012 sebesar 41,3%.
tinggi dan risiko yang tinggi pula. Tingkat pendapatan disektor ini didorong
Investasi yang diharapkan seorang dari aktivitas konsumsi masyarakat akan
investor, adalah investasi yang dapat pembelian otomotif dan komponen baik
memberikan return yang positif bagi impor maupun dalam negeri.
investasinya. Seorang investor harus dapat Selain melihat PDB rill dari sektor
melihat mana saja nilai saham yang baik tersebut, seorang investor biasanya
dan yang tidak. Investor akan sangat membuat keputusan berinvestasi pada
senang apabila mendapatkan investasi perkembangan kapitalisasi pasar. Nilai
yang tinggi dari waktu kewaktu. Oleh kapitalisasi pasar merupakan indikator
karena itu, investor dan investor potensial menggambarkan perkembangan sebuah
memiliki kepentingan untuk mampu bursa saham. Nilai kapitalisasi pasar juga
memprediksi berapa besar investasi merupakan gambaran nilai pasar baik
mereka. Investor selalu mencari alternatif individu saham maupun bursa saham
investasi yang memberikan return disuatu Negara. Indikator ini adalah salah
tertinggi dengan tingkat risiko tertentu. satu acuan seorang investor maupun
Mengingat resiko yang melekat pada analis. Semakin besar kapitalisasi pasar
investasi saham lebih tinggi dari investasi suatu saham maka akan semakin
perbankan Aqil (2010:2). menunjukan bahwa perusahaanya adalah
Salah satu caranya adalah dengan perusahaan berskala besar dan dapat
melakukan analisis fundamental pada dipercaya oleh masyarakat atau investor.
emiten. “Analisis fundamental adalah Berikut data kapitalisasi pasar pada sektor
analisis penentu nilai seperti prospek otomotif dan komponen tahun 2006-2019.
pendapatan yang dihasilkan oleh
perusahaan yang dilihat dari prospek

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 2


Tahun IHSG Sub sektor otomotif dan Komponen Presentase
Mill (Rp) Mill (Rp)
2006 1249,07 70,98 5,68%
2007 1988,32 74,085 3,73%
2008 1076,5 50,035 4,65%
2009 2363 150,827 6,38%
2010 3247,1 252,931 7,79%
2011 8760 348,21 3,98%
2012 4126,1 355,69 8,62%
2013 4219,02 324,499 7,69%
2014 5228,04 352,51 6,74%
2015 4872,7 276,163 5,67%
2016 5753,61 367,378 6,39%
2017 7052,39 368,695 5,23%
2018 7023,5 371,07 5,28%
2019 7265,02 314,197 4,32%
Rata-rata Kapitalisasi Pasar 5,87%
Sumber: www.idx.co.id dan diolah oleh peneliti 2020
Tabel 1
Tabel Kapitalisasi Pasar Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen 2006-2019
Tabel 1 menggambarkan kapitalisasi Seorang investor harus memiliki
pasar pada perusahan sub sektor otomotif kemampuan untuk menganalisis, dengan
dan komponen tahun 2006-2019 memiliki melakukan berbagai pertimbangan,
tren positif dengan rata-rata kapitalisasi perhitungan dan selanjutnya menganalisis
pasar dari tahun 2006-2019 >5% yaitu sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
sebesar 5,87%. Hal ini menggambarkan Untuk membantu para investor, terdapat
bahwa perusahaan di sub sektor Otomotif metode untuk menilai serta menyeleksi
dan Komponen memiliki kontribusi yang saham undervalued dan overvalued serta
besar terhadap keseluruhan pasar. Dimana meminimalisir saham yang beresiko dan
sektor ini berarti adalah sektor yang mendapatkan keuntungan yang
memiliki prospek yang baik bagi investor. maksimum, yaitu metode Capital Assets
“Kemenperin mengatakan, industri Pricing Model (CAPM). Dalam CAPM,
otomotif merupakan salah satu sektor return dan resiko adalah salah satu
andalan yang telah diprioritaskan komponen utama dalam mendapatkan
pengembangannya karena berperan besar penilaian suatu saham yang terbaik dari
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. sebuah sekuritas. Menurut model CAPM,
Apalagi, Indonesia masih menjadi Negara risiko dan return memiliki hubungan yang
tujuan utama untuk investasi di sektor positif linear atau sering disebut (high risk
industri otomotif. (Siaran Pers, 24/7). high return) artinya hasil investasi yang
Menurut Gaikindo (2018), mengatakan tinggi, mengandung risiko yang besar.
perkembangan sektor otomotif setiap Berikut adalah perkembangan return
tahun diprediksi melaju bahkan menjadi saham pada perusahaan sub sektor
tulang punggung pemerintah dalam otomotif dan komponen pada tahun 2014-
mewujudkan target pertumbuhan industri 2019.
sebesar 5,67%.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 3


Return Saham
5% ASII
0%
AUTO
-5%
GDYR
-10%
GJTL
-15%
-20% IMAS
SMS
ASII AUTO GDYR GJTL IMAS INDS MASA PRAS INDS
M
Return 1% -3% -3% 3% -3% -3% -17% -3% -3% MASA

Sumber data: www.Yahoofinance.com (Data yang sudah diolah oleh peneliti 2019)
Gambar 1
Grafik Rata-Rata Return Saham sub Sektor Otomotif dan Komponen 2014-2019
Gambar return diatas, terdapat dua perusahaan yang memiliki
memperlihatkan bahwa sektor yang return lebih besar dari rata-rata return 6
dianggap menjadi tulang punggung tahun terakhir dan juga mendapatkan rata-
pemerintah dalam mewujudkan target rata return dalam 6 tahun terakhir ≥1%
pertumbuhan industri tidak selalu yaitu ASII dan GJTL.
memberikan return yang baik pula. Hanya

Beta Saham
2.000
ASII
AUTO 1.500
Axis Title

GDYR 1.000
GJTL 0.500
IMAS -
AUT MAS SMS
INDS ASII GDYR GJTL IMAS INDS PRAS
O A M
MASA beta 1.20 1.20 0.62 1.80 0.76 1.18 0.48 0.93 0.54

Sumber data: www.Yahoofinance.com (Data yang sudah diolah oleh peneliti 2019)
Gambar 2
Grafik Rata-Rata Beta Saham Perusahaan Sektor Otomotif dan Komponen 2014-2019

Berdasarkan grafik risiko yang memiliki nilai beta <1 yaitu, GDYR,
sistematis (β) 9 perusahaan sektor IMAS, MASA, PRAS dan SMSM yang
otomotif dan komponen memiliki nilai dapat diartikan memiliki risiko yang
beta yang beragam. Terdapat 5 perusahaan rendah. Selain itu terdapat 4 emiten yang

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 4


memiliki nilai beta >1 yaitu, ASII, AUTO, (Ri) dan resiko (β) dengan menggunakan
GJTL dan INDS. Menurut Maharani metode Capital Assets Pricing Model
(2013), Suatu saham dengan beta satu (CAPM). 2) Untuk megelompokan dan
berarti perubahan tingkat keuntungan penilaian yang terdaftar di Bursa Efek
suatu saham berubah secara proposional Indonesia studi pada sektor Otomotif dan
dengan perubahan tingkat keuntungan Komponen yang Undervalue dan
pasar. Saham dengan beta lebih dari satu Overvalue berdasarkan metode Capital
merupakan saham yang relatif lebih peka Asset Pricing Model (CAPM). 3) Untuk
terhadap perubahan pasar, sedangkan beta mengetahui Secara simultan
kurang dari satu disebut sebagai saham pengelompokan dan penilaian saham pada
defensif. perusahaan sektor perusahaan sektor
Adapun tujuan dari penelitian yang Otomotif dan Komponen yang terdaftar di
ingin dicapai penulis dalam penelitian ini Bursa Efek Indonesia berdasarkan metode
adalah sebagai berikut: 1) Untuk Capital Asset Pricing Model (CAPM
mengetahui tingkat pengembalian saham

TINJAUAN PUSTAKA sebagai salah satu pengukur kinerja dari


Teori Investasi perusahaan dan dasar penentuan return
Menurut Tandelilin (2010:2) ekspektasi. Return ekspektasi adalah
“investasi dapat diartikan sebagai return yang diharapkan akan diperoleh
komitmen untuk mendapatkan sejumlah investor di masa mendatang.
dana pada saat ini dengan tujuan Return saham adalah tingkat
memperoleh kuntungan dimasa yang akan pengembalian yang diperoleh investor
datang.” Seorang investor membeli dari kegiatan investasi dan dinyatakan
sejumlah saham saat ini dengan harapan dalam satuan. According to Lawrence J.
memperoleh keuntungan dari kenaikan Gitman and Chad J. Zutter (2009)
harga saham ataupun sejumlah dividen “return is the total gain or loss
dimasa yang akan datang, sebagai imbalan experience on an investment over a give
atas waktu dan resiko yag terkait dengan period of time. It commonly measured as
investasi tersebut. the change in value slip any cash
distributing during period of time,
Adapun menurut Jogiyanto (2017),
expressed as a percentage of the
“investasi adalah penundaan konsumsi
beginning period investment value.”
sekarang untuk dimasukkan ke aktiva
produktif selama periode waktu yang Menurut Jogiyanto (2017),
tertentu”. “return merupakan hasil yang
Return Saham diperoleh dari investasi.”
Return dapat berupa return realisasi Formulasi Return
yang sudah terjadi atau return ekspektasi Pengukuran hasil (return)
yang belum terjadi tetapi yang merupakan konsep yang sangat penting
diharapkan akan terjadi di masa yang dalam manajemen investasi. Alasan
akan datang. Return realisasi dihitung utama yang menyatakan kepentingan
dengan mengunakan data historis. Return konsep pengukuran hasil adalah untuk
realisasi sangat penting karena digunakan mendapatkan suatu ukuran tingkat

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 5


pengembalian investasi yang dilakukan 3. Tingkat Pengembalian Bebas Risiko
perusahaan. Tingkat pengembalian yang Tingkat pengembalian bebas risiko
digunakan untuk mengekspektasian merupakan tingkat atas aset financial
keuntungan tersebut, adalah: yang tidak berisiko. Tingkat
1. Tingkat pengembalian saham pengembalian ini merupakan dasar
individu penetapan return minimum, karena
return investasi pada sektor aset
Tingkat pengembalian saham
berisiko harus lebih besar dari return
individu adalah pendapatan yang
aset tudak berisiko. Dasar pengukuran
diterima berupa dividen atau
yang digunakan dalam tingkat
pendapatan dari perubahan harga
pengembalian ini adalah tingkat suku
pasar dari transaksi perdagangan
bunga sekuritas yang dikeluarkan
saham yang dihitung dalam kurun
oleh pemerintah, yaitu Sertifikat Bank
waktu satu bulan. Menurut
Indonesia atau SBI. Perhitungan
(Jogiyanto,2017) rumus yang
tingkat pengembalian bebas risiko
digunakan untuk menghitung tingkat
menurut artikel dari Yohantin (2009)
pengembalian saham individu adalah
dapat dirumuskan sebagai berikut:
sebagai berikut:
∑𝑛𝑖 1 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑆𝐵𝐼
𝑃 − 𝑃𝑡−1 𝑅𝑓 =
𝑅𝑖 = 𝑡 𝑛
𝑃𝑡−1

Beta
Notasi:
“Beta adalah kovarians return
𝑅𝑖 = return saham sekuritas dengan return pasar yang
𝑃𝑡 = harga saham pada saat t distandarisasi dengan varians return
𝑃𝑡−1 = harga saham pada saat t-1 saham.” Tandelilin (2010). Menurut
2. Tingkat pengembalian pasar Jogiyanto (2017), beta merupakan suatu
Tingkat pengembalian pasar pengukur volatilitas (volatility) return
adalah tingkat dimana pengembalian suatu sekuritas atau retun portofolio
tersebut didasarkan pada terhadap return pasar. Volatilitas dapat
perkembangan indeks harga saham. didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-
rumus yang digunakan untuk return suatu sekuritas atau portofolio
menghiung tingkat pengembalian dalam suatu peiode waktu tertentu. Jika
pasar, menurut (Jogiyanto, 2017) fluktuasi return-return sekuritas atau
dapat dirumuskan sebagai berkut: portofolio secara statistic mengikuti
fluktuasi dari return-return pasar, maka
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
𝑅𝑚 = beta dari sekuritas atau portofolio disebut
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
dikatakan bernilai 1.
Rumus untuk risiko sistematis tiap
Notasi: sekuritas adalah sebagai berikut:
𝑅𝑚 =Tingkat pengembalian pasar 𝑁
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 =Indeks harga saham periode t (𝑅𝑖 − 𝑅𝑖 )(𝑅𝑚 − 𝑅𝑚
𝛽𝑖 = ∑ ( )
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1 =Indeks harga saham (𝑅𝑚 − 𝑅𝑚 )
𝑡=1
periode t-1

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 6


Notasi : dengan return ekspektasi dan risiko dapat
β :beta sekuritas ke-i digambarkan oleh Capital Market Line
Ri : return realisasi sekuritas ke-i (CML), sedangkan untuk sekuritas
Rm : return pasar
individual hubungan antara return
Rm : rata- rata return pasar
Ri ekspektasi dan risiko dapat digambarkan
: rata-rata return realisasi sekuritas
ke-i oleh Security Market Line (SML).
N : Jumlah data Pengelompokan Saham Efisien dan
Capital Asset Pricing Model (CAPM) Keputusan Investasi Berdasarkan
Kemampuan untuk mengestimasi Capital Asset Pricing Model (CAPM)
retun suatu individual sekuritas 1. Efisien/ Good
merupakan hal yang sangat penting dan Keputusan yang diambil oleh
diperlukan oleh investor. Oleh karena itu investor adalah membeli atau
kehadiran Capital Aset Pricing Model mempertahankan saham, keadaan
(CAPM) yang dapat digunakan untuk saham efisien menunjukan bahwa
mengestimasi return suatu sekuritas [Ri>E(Ri)]. Dengan kata lain harga
dianggap sangat penting dibidang saham mengalami underprice/
keuangan dan investasi.” Jogiyanto undervalue. Undervalue adalah suatu
(2017). kondisi dimana harga sekuritas
Menurut Bodie (2014), “CAPM tersebut lebih rendah dari harga
merupakan sekumpulan prediksi sekuritas pasar atau harga wajar
mengenai keseimbangan perkiraaan imbal 2. Tidak Efisien/ Not Good
hasil terhadap aset berisiko. Jogiyanto Saham tidak efisien keputusan
(2017) juga mengemukakan definisi yang diambil oleh investor adalah
CAPM yaitu model yang digunakan untuk menjual saham sebelum harga saham
menentukan harga-harga aktiva dalam turun. Keadaan saham tidak efisien
keadaan ekuilibrium. Jogiyanto (2017) menunjukan bahwa [Ri>E(Ri)].
menjelaskan rumus CAPM sebagai Dengan kata lain harga saham
berikut:
mengalamioverpriced/overvalue.
E(Ri) =Rf + βi [E(Rm) –Rf] Overvalue adalah suatu kondisi
Notasi:
dimana harga sekuritas tersebut
(𝑅𝑖) :Tingkat Pengembalian yang
diharapakan CAPM lebih tinggi dari harga sekuritas
Rf :Tingat pengembalian bebas risiko pasar atau harga wajar
Rm :Tingkat pengembalian pasar MOTODOLOGI
𝛽 : Risiko beta Objek penelitian yang difokuskan
Hubungan Return dan Risiko dalam pada penelitian ini adalah Return dan
Capital Asset Pricing (CAPM) Risiko pada sub sektor otomotif dan
Keseimbangan pasar dalam CAPM komponen. Unit analisis yang digunakan
digambarkan dalam dua bentuk hubungan pada penelitian ini yaitu industri yaitu
antara expected return dan risiko perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yaitu perusahaan sub sektor
investasi, yaitu capital market line (CML)
otomotif dan komponen. Pada penelitian
dan security market line (SML). Keadaan ini, lokasi penelitian yaitu perusahaan sub
ekuilibrium pasar yang berhubungan sektor otomotif dan komponen. Penelitian

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 7


ini menggunakan sumber data sekunder 5. Menghitung tingkat pengembalian
maka dari itu lokasi penelitian diperoleh bebas risiko melalui BI Rate tahun
melalui laman resmi Bursa Efek 2006-2019
Indonesia (BEI) diunduh (download).
6. Menghitung beta masing-masing
Dengan sumber data sejunder yaitu situs
resmi BEI (www.idx.co.id), Yahoo saham periode 2006-2019
Finance (www.yahoofinance.com), dan 7. Menghitung tingkat pengembalian
Bank Indonesia (www.bi.go.id). Pada yang diharapkan (Return Ekpektasi)
penelitian ini metode penarikan sampel berdasarkan CAPM
yang digunakan peneliti adalah metode 8. Pengelompokan saham undervalued
Purposive Sampling yaitu penarikan dan overvalued berdasarkan garis
sampel berdasarkan kriteria
Security Market Line (SML).
yangdisesuaikan dengan tujuan
penelitian. dengan kriterianya adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
perusahaan yang terdaftar di BEI dan Hasil Analisis Tingkat Pengembalian
data yang tersedia lengkap pada periode Saham Individu (Return)
Januari 2006- Desember 2019 pada Tabel 2
sektor otomotif dan komponen. Sampel Hasil Perhitungan Return Saham 2006-
yang didapat adalah 9 perusahaan dari 13 2019
perusahaan. No Kode Nama Emiten Ri
Metode pengolahan data yang 1 ASII Astra International Tbk. 3,40%
digunakan yaitu Capital Asset Pricing
Model (CAPM). Penelitian ini digunakan 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. 0,61%
untuk mengetaui gambaran mengenai 3 GDYR Goodyear Indonesia Tbk. 0,89%
pengambilan keputusan investasi saham
yang dilakukan oleh investor 4 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 0,31%
menggunakan Capital Asset Pricing 5 IMAS Indomobil Sukses International 1,97%
Model (CAPM) pada saham sub sektor Tbk.
otomotif dan komponen. Perhitungannya 6 INDS Indospring Tbk. 4,32%
digunakan dengan menggunakan program 7 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk. 0,97%
Microsoft Excel. Berikut tahap-tahap
analisis penelitian: 8 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk. 0,83%
1. Mengumpulkan data harga saham sub 9 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 2,28%
sektor otomotif dan komponen periode
Sumber: Data diolah Oleh Peneliti 2020
2006-2019, yaitu data bulanan closing
Berdasarkan tabel return diatas
price. dari tahun 2006-2019 saham yang
2. Mengumpulkan data harga saham memiliki return tertinggi yaitu saham
IHSG tahun 2006-2019 yaitu data INDS sebesar 4,32%. Return tertinggi ini
bulanan closing price disebabkan oleh kinerja perusahan yang
3. Menghitung return masing-masing dianggap baik oleh investor.
Hasil Analisis Tingkat Pengembalian
saham
Pasar (Return Market)
4. Menghitung return pasar
Tabel 3
Hasil Perhitungan Rata-rata Return Pasar
2006-2019

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 8


Rata-rata RM 0,566% sebesar 0,5379%, artinya apabila investor
Max RM 19,59% menanamkan modalnya pada SBI maka
per bulan investor akan memperoleh
Min RM -31,96%
keuntungan sebesar 0,5379% dengan
Sumber: Data diolah Oleh Peneliti 2020 risiko 0%.
Dari hasil perhitungan yang Hasil Analisis Risiko Sistematis
menunjukan bahwa rata-rata Rm bernilai Masing- masing Saham Individu (βi)
positif yaitu sebesar 0,566%, yang berasal
Berdasarkan hasil analisi
dari jumlah total Rm sebesar 95,15%
menunjukan rata-rata βi bernilai kurang
dibagi dengan jumlah total bulan dalam
dari 1 (0,47038 < 1), sehingga secara
periode penelitian yaitu 169 bulan.
umum perusahaan yang dijadikan sampel
Tingkat pengembalian pasar terendah
penelitian memiliki risiko sistematis yang
terjadi pada bulan September 2008
rendah dan cenderung pasif dalam
sebesar -31,96%, yang menggambarkan
merespon perubahan harga pasar. Saham
perdagangan saham di Indeks Saham
yang memiliki nilai β>1 hanya terdapat
Gabungan pada bulan tersebut mengalami
satu emiten sekaligus memiliki nilai
kelesuan. Kondisi ini dikarenakan
risiko sistematis tertinggi yaitu saham
buruknya keadaan pasar finansial global,
GJTL, artinya saham ini memiliki tingkat
yang menyebabkan perilaku investor
keuntungan yang meningkat lebih besar
semakin negatif terhadap pasar negara
dibandingkan dengan tingkat keuntungan
berkembang dan berdampak pula pada
keseluruhan saham di pasar dan bergerak
Indonesia. Tingkat pengembalian pasar
searah dengan naik turunnya return pasar
tertinggi terjadi pada bulan Maret 2009
(Rm), saham jenis ini sering disebut
sebesar 19,59%, dikarenakan kembalinya
sebagai saham agresif.
kepercayaan para investor, termasuk
Tabel 4
investor asing kepada pasar modal
sehingga kondisi perdagangan saham Hasil Perhitungan Risiko Sistematis(βi)
gabungan pada bulan tersebut sangat aktif. No Kode Nama Emiten βi Ket
(www.finance.detik.com). 1 ASII Astra International Tbk. -1,6348 β<1
Hasil Analisis Risk Free Rate (Rf)
2 AUTO Astra Otoparts Tbk. 0,906631 β<1
Berdasarkan hasil analisi Rf, rata-
3 GDYR Goodyear Indonesia Tbk. 0,384384 β<1
rata Rf periode Januari 2006- Desember
4 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 1,326886 β>1
2019 yaitu sebesar 6,99%, yang kemudian
5 IMAS Indomobil Sukses 0,438505 β<1
nilai dibagikan dengan jumlah periode International Tbk.
tahun penelitian yaitu 13 tahun. Sehingga 6 INDS Indospring Tbk. 0,957934 β<1
dihasilkan nilai tingkat pengembalian 7 MASA Multistrada Arah Sarana 0,550714 β<1
risiko per-bulan periode 2006-2019 Tbk.
8 PRAS Prima Alloy Steel 0,739039 β<1
S Universal Tbk.
9 SMSM
u Selamat Sempurna Tbk. 0,56416 β<1
Rata-
m rata Risiko Sistematis 0,470383667 β<1
ber: Data diolah Oleh Peneliti 2020

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 9


Hasil Analisis Tingkat Pengembalian yang Diharapkan [E(Ri)]
Tabel 5 Sumber: Data diolah Oleh Peneliti 2020
Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian Berdasarkan hasil analisa, jumlah
yang diharapkan [E(Ri)] rata-rata tingkat pengembalian yang
diharapkan dari saham sektor otomotif
No Kode Rf [E(Rm)] βi [E(Ri)]
dan komponen sebesar 0,55%. Angka ini
1 ASII 0,54% 0,57% -1,6348 0,491%
2 AUTO 0,54% 0,57% 0,906631 0,564%
diperoleh dengan cara membagi jumlah
3 GDYR 0,54% 0,57% 0,384384 0,549% total tingkat pengembalian yang
4 GJTL 0,54% 0,57% 1,326886 0,576% diharapkan sebesar 4,99% dengan jumlah
5 IMAS 0,54% 0,57% 0,438505 0,550% saham perusahaan otomotif dan
6 INDS 0,54% 0,57% 0,957934 0,565% komponen yaitu sebanyak 9 perusahaan.
7 MASA 0,54% 0,57% 0,550714 0,554% Return harapan yang terbesar yaitu
8 PRAS 0,54% 0,57% 0,739039 0,589% perusahaan PRAS sebesar 0,59%.
9 SMSM 0,54% 0,57% 0,56416 0,549%
Sedangkan return harapan yang terkecil
[E(Ri)] Sektor Otomotif dan Komponen 0,55%
yaitu pada perusahaan ASII sebesar
0,49%.

Hasil Analisis Pengelompokan Saham Undervalued dan Overvalued Serta Keputusan


Berinvestasi
Sumber: data diolah oleh peneliti 2020
Suatu sekuritas dapat dikatakan Mengingat bahwa kondisi pasar
undervalued jika Ri>E(Ri), sedangkan tidak selalu berada dalam kondisi yang
sekuritas dapat dikatakan overvalued jika diharapkan (actual return), maka sekuritas
Ri<E(Ri). Sudah terlihat jelas pada grafik tersebut artinya tidak berada pada posisi
SML bahwa saham-saham yang memiliki garis SML yang menyebabkan sekuritas
nilai rill diatas garis SML adalah saham berada pada kategori undervalued dan
yang efisien atau undervalued. Hasil overvalued. Kondisi tersebut akan
pengelompokan saham undervalued dan mempengaruhi investor dalam menentkan
overvalued berdasarkan hasil analisis sikap. Dari 9 perusahaan yang diteliti
pembutan grafik Security Market Line terdapat 8 perusahaan yang memiliki
(SML), sebagai berikut: return rill lebih besar daripada return
Tabel 6 ekspektasi, dengan kata lain perusahaan
Kelompok Saham Undervalue dan tersebut undervalued. Keputusan yang
Overvalue dilakukan terhadap saham-saham
No Kode Ri [E(Ri)] Keterangan
undervalued adalah dengan
mempertimbangkan untuk membeli saham
1 ASII 0,033963 0,004914 Undervalued
saham atau menahan saham tersebut.
2 AUTO 0,006075 0,005637 Undervalued
Terdapat satu perusahaan pada sektor
3 GDYR 0,008869 0,005488 Undervalued otomotif dan komponen yaitu GJTL
4 GJTL 0,003121 0,005756 Overvalued merupakan saham overvalued dimana
5 IMAS 0,019658 0,005504 Undervalued keputusan yang diambil adalah
6 INDS 0,043213 0,005651 Undervalued
7 MASA 0,009675 0,005536 Undervalued
8 PRAS 0,008285 0,00589 Undervalued
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 10
9 SMSM 0,022785 0,00549 Undervalued
mempertimbangkan untuk menjual overvalue. Semakin tinggi risiko suatu
saham-saham tersebut sebelum harga saham akan memberikan return
saham itu turun. ekspektasian yang tinggi pula, namun
Pembahasan ketika sebuah saham memiliki tingkat
Dalam perspektif CAPM, sekuritas pengembalian rendah yang didapatkan
dengan beta yang lebih besar terhadap dari hasil tekanan harga sekuritas di pasar
pasar akan dihargai sedemikian rupa, akan membuat saham tersebut menjadi
sehingga memiliki return yang diharapkan overvalued atau dihargai diatas harga
yang lebih besar. Hubungan investasinya. Dalam penelitian ini saham
keseimbangan yang ditunjukan oleh SML yang dihargai lebih tinggi dari harga
yang muncul melalui persamaan CAPM investasinya adalah saham GJTL. Saham
dan hasil tekanan harga sekuritas (hasil ini mendapatkan beta>1, nilai tertinggi
penawaran). Karena terdapat sejumlah dari saham yang dijadikan sampel
harga sekuritas, investor menghitung penelitian. Saham tersebut mendapatkan
return yang diharapkan dan beta lalu tingkat pengembalian yang diharapkan
kemudian menentukan sekuritas optimal yang tinggi pula dari saham lainnya
mereka. Jika jumlah bagian sekuritas yang sebesar 0,58%, namun mendapatkan
diminati berbeda dengan jumlah yang return rill lebih rendah dari return
tersedia, akan terdapat tekanan naik atau ekspektasi. Hal ini akan menyebabkan
turun terhadap harga sekuritas. Hasil saham tersebut bernilai lebih tinggi dari
keseimbangan yang didapat dari CAPM nilai investasinya atau overvalued. Data
akan menentukan penilaian dari harga analisis saham dapat terlihat pada tabel 7
saham yang terlihat undervalue dan dibawah ini.

Tabel 7 Analisis Saham Undervalue dan Overvalue


No Kode Ri [E(Ri)] Keterangan βi Keterangan
1 GJTL 0,31% 0,58% Overvalued 1,327 β>1
2 INDS 4,32% 0,57% Undervalued 0,958 β<1
3 AUTO 0,61% 0,56% Undervalued 0,907 β<1
4 PRAS 0,83% 0,59% Undervalued 0,739 β<1
5 SMSM 2,28% 0,55% Undervalued 0,564 β<1
6 MASA 0,97% 0,55% Undervalued 0,551 β<1
7 IMAS 1,97% 0,55% Undervalued 0,439 β<1
8 GDYR 0,89% 0,55% Undervalued 0,384 β<1
9 ASII 3,40% 0,49% Undervalued -1,635 β<1
Sumber: Data diolah oleh peneliti 2020

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa melalui CAPM akan menjadi estimasi
saham undervalue memiliki kesamaan yang baik bagi investor. Dimana hasil
pada penelitian ini yaitu memiliki β<1, estimasi tersebut akan menjadi informasi
sementara saham dengan β>1 merupakan yang menguntungkan bagi investor untuk
saham overvalue. Sebagaimana telah menilai saham mana yang memberikan
diuraikan sebelumnya, bahwa estimasi keuntungan yang lebih dari yang
return dan risiko sekuritas yang dilakukan diharapkannya. Dalam penilaian ini,

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 11


seorang investor akan menyesuaikan secara cepat pembelian dan penjualannya.
Dari hasil penelitian yang telah direkomendasikan untuk investasi adalah
dilakukan pada sektor otomotif dan saham INDS yang dimiliki oleh PT.
komponen, implikasi dalam pengambilan Indospring Tbk. Karena memiliki selisih
keputusan investasi yang baik adalah Ri dengan E(Ri) terbesar diantara saham
dengan membeli dan mempertahankan lainnya pada sektor otomotif dan
saham seraya menciptakan tekanan bagi komponen. Sedangkan keputusan yang
harga untuk meningkat karena tepat bagi para investor untuk saham
meningkatnya daya beli pada saham overvalued adalah dengan menjual saham
dengan saham yang memiliki beta yang tersebut sebelum harga saham tersebut
rendah atau kategori undervalued, dan menurun, karena saham ini adalah saham
menjualnya kembali ketika harga saham yang mahal.
itu sudah naik. Saham yang sangat

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan 3. Berdasarkan metode Capital Asset
pembahasan yang telah diuraikan pada Pricing Model (CAPM)
bab sebelumnya, mengenai “ Penggunaan pengelompokan dari 9 saham
Metode Capital Asset Pricing Model perusahaan otomotif dan komponen
(CAPM) dalam Keputusan Berinvestasi yaitu, terdapat 8 saham yang
pada Sektor Otomotif dan Komponen dikategorikan sebagai saham
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia undervalued diantaranya ASII, AUTO,
Periode 2006-2019” maka dapat diperoleh GDYR, IMAS, INDS, MASA, PRAS
beberapa kesimpulan dari penelitian ini dan SMSM. Keputusan yang harus
sebagai berikut: diambil oleh para investor pada sub
1. Berdasarkan metode Capital Asset sektor otomotif dan komponen ini
Pricing Model (CAPM) tingkat adalah dengan mempertimbangkan
pengembalian saham individu (Ri) pada untuk membeli saham saham dan
sektor otomotif dan komponen menahan saham dengan nilai beta yang
beragam, dengan hasil return rill rendah atau berkategori undervalue,.
tertinggi yaitu pada saham INDS yaitu Sedangkan saham dengan kategori
sebesar 4,32% dan yang terendah pada overvalued adalah saham yang
saham GJTL sebesar 0,31%. Dengan memiliki nilai investasi lebih tinggi
rata-rata tingkat pengembalian individu dari nilai aslinya yaitu saham GJTL.
saham sebesar 1, 73%. Keputusan yang diambil oleh investor
2. Berdasarkan analisis data adalah dengan menjual saham tersebut
menggunakan metode CAPM, risiko sebelum harga saham itu menjadi
sistematis (β) pada sektor otomotif dan turun.
komponen menunjukan beta saham Saran
yang defensif karena memiliki rata-rata Berdasarkan hasil penelitian dan
β<1 yaitu sebesar 0,470383667. pembahasan yang telah diuraikan, maka
Dengan hasil beta tertinggi pada saham peneliti dapat memberikan saran terkait
GJTL sebesar 1,326886 dan yang dengan penelitian yang dilakukan
terendah pada saham ASII sebesar - mengenai “Penggunaan Metode Capital
1,6348. Asset Pricing Model (CAPM) dalam
Keputusan Berinvestasi Pada Sub-Sektor

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 12


Otomotif dan komponen yang Terdaftar di Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan
Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006- Keuangan. Cetakan Kedua.
2019”, Sebagai berikut: Bandung: Alfabeta
1. Praktik
Bagi investor atau calon investor yang Hartono Jogiyanto. (2010). Teori
ingin melakukan investasi pada saham Portofolio dan Analisis Investasi.
sebaiknya melakukan analisa saham Edisi Ketujuh. Cetakan
sebelum melakukan pengambilan Pertama.Yogyakarta: BPFE
keputusan dalam berinvestasi. Analisa Hartono Jogiyanto, (2017). Teori
dengan berbagai metode seperti metode Portofolio dan Analisi
CAPM diperlukan agar dapat Investasi. Edisi Kedelapan.
mengetahui saham yang mampu Yogyakarta: BPFE.
memberikan return atau tingkat Jatmiko, Dadang Prasetyo. (2017).
pengembalian yang lebih besar Pengantar Manajemen Keuangan.
daripada yang diharapkan. Yogyakarta: Diandra kreatif
2. Teoritis Kasmir. (2012). Analisis Laporan
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin Keuangan. Cetakan Keenam.
melakukan penelitian sejenisnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
diharapkan menggunakan objek Martalena dan Maya Malinda. (2011).
penelitian yang berbeda dan Pengantar Pasar Modal. Edisi
menggunakan lebih banyak sampel Kesatu. Yogyakarta: ANDI
yang akan menampakkan perbedaan Samsul, Muhammad. (2015). Pasar Modal
dengan penelitian ini. Sehingga dapat Dan Manajemen Portofolio. Edisi
menambah wawasan dan informasi 2 Jakarta: Erlangga
tentang Capital Asset Pricing Model Sharpe, Alexander dan Bailey, (2005).
(CAPM). Investasi. Jilid 1 Alih Bahasa.
Daftar Pustaka Jakarta: PT. Intermasa
Buku Sunariyah. (2010). Pengantar
Aqil M.I. (2010) Analisis Perbandingan Pengetahuan Pasar Modal. Edisi
Keakuratan Metode Capital Aset ke enam.Yogyakarta: UPP-AMP
Pricing Model (CAPM) dan YKPN
Arbtrage Pricing Theory (APT) Tandelilin Eduardus. (2010). Portofolio
dalam Memprediksi Return Saham, dan Investasi. Teori dan Aplikasi.
Semarang: UIN-WALISONGO Edisi Pertama. Yogyakarta:
Bazerman, M.H. (1994) Judgment in KANISIUS
Managerial Decision Making, 3rd Zvi Bodie, Alex Kane, dan Alan J.
ed., New York, NY: Wiley. Marcus, (2014). Investment. Edisi
Brockner, J. (1992) The escalation of Kesembilan. Jilid 2 Jakarta:
commitment to a failing course of Salemba Empat
action: toward theoretical progress. Zubir Zalmi, (2011). Manajemen
Academy of Management Review, Portofolio.Penerapannya Dalam
17 (1): 39-61. Investasi Saham. Jakarta: Salemba
Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudin, 2012. Empat
Pasar Modal di Indonesia. Edisi Zulfikar. (2016). Pengantar Pasar Modal
Ketiga. Jakarta: Salemba Empat Dengan Pendekatan Statistika. .
Yogyakarta: Deepublish

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 13


Jurnal Wijaya, Sadria (2014). Pendekatan Three
Bateman, T. dan C. Zeithaml. 1989. The Factor Model Pada Sektor Property,
psychological contest of strategic Real Estate dan Konstruksi
decisions: a model and covergent Bangunan, Jurnal Riset dan Bisnis
experiment findings. Strategic (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT:
Management Journal, 10: 59-74 Vol.4, No.3 Oktober 2019: 481-492,
Kahneman, D. dan A. Tversky. (1979) P-ISSN 2527-7502 E-ISSN 2581-
Prospect theory: an analysis of 2165
decisions under risk.
Econometrica, 47: 263-291 Website
Suharli Michell, (2005). Studi Empiris http://www.bapepam.go.id.
Terhadap Faktor yang www.bps.go.id
Mempengaruhi Return Saham Pada www.Yahoo.finance.com
Industri Food and Beverage di www.idx.co.id
Bursa Efek Jakarta. Juenal www.rivankurniawan.com
Akuntansi dan Keuangan Fakultas www. Investing.com
Ekonomi UKP: Vol. 7, No.2
November 2005: 99-116

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAKUAN 14

Anda mungkin juga menyukai