Anda di halaman 1dari 36

A.

Latar Belakang

Saat ini, di era globalisasi, banyak perusahaan baru bermunculan dan

tumbuh di Indonesia, dan ini berdampak posittif pada perekonomian yang

semakin stabil. Perekonomian di Indonesia berfungsi sebagai pengumpul dana

dari masyarakat dan mengalirkannya lagi kepada mereka. Dalam sektor

keuangan, perbankan menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.

Perbankan mempunyai tugas untuk melayani segala kebutuhan

nasabahnya dalam melakukan kegiatan perbankan yaitu mengumpulkan dana

dari masyarakat melalui simpanan dan mengalirkannya lagi kepada

masyarakat dalam bentuk pinjaman. Perbankan juga melayani jasa lainnya

seperti menerima setoran-setoran, memberikan jasa pembayaran-pembayaran,

memberikan jasa simpanan deposito, memberikan jasa transfer, memberikan

jasa inkaso (collection), memberikan jasa kliring (clearing), memberikan jasa

penitipan surat atau barang berharga berupa (Safe Deposit Box), memberikan

jasa penukaran uang asing dan masih banyak lagi jasa yang diperuntukan bank

kepada nasabahnya. Maka dari itu masyarakat memiliki minat yang tinggi

pada jasa atau produk yang disediakan perbankan.

Dapat disimpulksn bahwa perbankan dapat memperoleh keuntungan

dari hasil jasa atau produk yang telah mereka buat, yang membuat masyarakat

memiliki minat yang tinggi terhadap jasa atau produk yang disediakan oleh

suatu perbankan sehingga perbankan tersebut akan mendapatkan keuntungan

atau profitabilitas yang tinggi. Nilai profitabilitas tinggi yang dimiliki

perbankan akan mendapatkan nilai plus dimata investor karena perusahaan

1
perbankan yang memiliki profitabilitas yang tinggi mencerminkan tingkat

kepuasan masyarakat terhadap perbankan itu sendiri untuk memenuhi

kebutuhannya.

Kasmir (2019:196) berpendapat profitabilitas ditujukan untuk menilai

kepabilitas perusahaan dalam mendapatkan laba. Profitabilitas pada dasarnya

merupakan bahan evaluasi terhadap kegiatan operasional. Profitabilitas

merujuk pada kapabilitas suatu perusahaan dalam meningkatkan profit selama

periode tertentu melalui pemanfaatan modal atau aset produktif, termasuk

sumber daya internal dan eksternal.

Kasmir (2019:110) mengatakan rasio likuiditas ditujukan untuk

mengukur kapabilitas suatu perusahaan untuk menjalankan kewajiban

keuangan jangka pendeknya. Rasio ini menunjukkan seberapa mudah

perusahaan dapat mengonversi asetnya menjadi uang tunai untuk melunasi

utang-utang jangka pendeknya.

Kasmir (2019:134) menyatakan Current Ratio ditujukan untuk

mengukur kapabilitas perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya

dalam waktu setahun dengan mencari rincian antara asset lancer dengan

hutang lancar.

Kasmir (2019:136) bahwa rasio cepat ditujukan untuk mengukur

kapabilitas perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya dalam waktu

setahun dengan menghitung perbandingan antara asset lancer yang paling

likuid.

2
Kasmir (2019:151) mengatakan rasio solvabilitas ditujukan untuk

mengukur kapabilitas perusahaan dalam melakukan keharusan keuangannya

jangka Panjang. Rasio ini menunjukkan besaran perusahaan sanggup melunasi

keharusan jangka panjangnya dengan menggunakan asset yang ada.

Menurut Kasmir (2019:158) Debt to assets Ratio ditujukan untuk

mengukur tingkat pemakaian utang jangka panjang dalam pembiayaan asset

suatu perusahaan. Kasmir (2019:159) menyatakan Debt to Equity Ratio

ditujukan untuk mengukur besaran utang perusahaan dibandingkan dengan

ekuitas yang dimiliki perusahaan.rasio ini menunjukkan besaran dana yang

diperoleh dari kreditur sesuai dengan dana yang diperoleh dari pemilik

perusahaan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Melati

Sagita Rizki (2019) dengan hasil yang ditunjukan bahwa Likuiditas tidak

berpengaruh nyata terhadap Profitabilitas dan Solvabilitas tidak berpengaruh

terhadap Profitabilitas. Penelitian oleh Husniar (2022) dengan hasil yang

ditunjukan bahwa Solvabilitas dan Likuiditas secara Bersama (simultan) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Penelitian oleh

Andriani, Sahla dan Batubara (2022) dengan hasil yang ditunjukan bahwa

variabel Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover dan

Current Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On

Equity. Penelitian oleh Supriantikasari dan Utami (2019) menjelaskan bahwa

secara parsial Return on Assets, Debt to Equity, dan Current Ratio tidak

3
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham, sedangkan Total

Assets Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham.

Tabel 1
Data ROA Sub Sektor Perbankan Tahun 2019-2021 (dalam %)
No Kode Emiten ROA
2019 2020 2021
1 MEGA 20,02 % 3% 3,02 %
2 BBMD 1,92 % 2,30 % 3,25 %
3 BBYB 0,31 % 0,29 % -8,70 %
4 BNBA 0,67 % 0,46 % 0,51 %
5 DNAR -0,33 % 0,13 % 0,23%
6 BBHI -1,45 % 1,43 % 4,14 %
7 BBSI 2,33 % 2,44 % 2,65 %
8 AGRO 0,19 % 0,11 % -18,06 %
9 PNBS 0,12 % 0,00 % -7,24 %
10 BMAS 0,79 % 0,66 % 0,56 %
11 AMAR 1,78 % 0,21 % 0,08 %
12 BMRI 2,16 % 1,19 % 1,77 %
13 BBRI 2,43 % 2,28 % 1,83 %
14 BBCA 31,06 % 2,52 % 2,56 %

Sumber : www.idx.co.id (2023)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data pergerakan Return on Asset (ROA)

pada Sub Sektor Perbankan yang dijadikan sampel penelitian periode 2019-

2021. Perusahaan yang memiliki ROA tertinggi adalah BBCA yaitu pada

tahun 2019 sebesar 31,06 %. Kemudian perusahaan yang memiliki ROA

terendah adalah AGRO pada tahun 2021 yaitu -18,06 %.

Berdasarkan fenomena dan hasil dari penelitian terdahulu, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh

Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Debt to Equity

Ratio Terhadap Profitabilitas pada Sub Sektor Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

4
A. Rumusan Masalah

Menurut Sugiyono (2019:58) rumusan masalah ialah sebuah pertanyaan

yang akan didapatkan jawabannya dengan melalui pengumpulan data.

Dari literatur latar belakang diatas, maka penulis dapat menarik

kesimpulan yang menjadi permasalahan pada penelitian ini diantaranya yaitu:

a. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada sub

sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah Quick Ratio (QR) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada sub

sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

c. Apakah Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas

pada sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

d. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap profitabilitas

pada sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

e. Apakah Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Debt to

Equity Ratio secara simultan terhadap Profitabilitas pada Sub Sektor

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

5
B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

diantaranya sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap profitabilitas

pada sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui pengaruh Quick Ratio (QR) terhadap profitabilitas pada

sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap

profitabilitas pada sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

d. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap

profitabilitas pada sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

e. Untuk mengetahui Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Asset Ratio, dan

Debt to Equity Ratio secara simultan terhadap Profitabilitas pada Sub

Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6
C. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dengan melakukan penelitian ini akan memberikan

manfaat bagi semua pihak diantaranya yaitu:

1. Manfaat bagi Universitas PGRI Palembang

Peneliti melakukan penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan referensi bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas PGRI Palembang.

2. Manfaat bagi Sub Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi

bagi pihak yang terkait sebagai bahan evaluasi tentang pengaruh Current

Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Debt to Asset Ratio (DAR), dan Debt to

Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas untuk meneingkatkan kinerja

perusahaan, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil

keputusan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.

D. Tinjauan Pustaka

1. Landasan Teori

a. Laporan Keuangan

1) Pengertian Laporan Keuangan

Kasmir (2019:7) menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah sebuah

laporan yang memberikan gambaran tentang keadaan keuangan suatu

perusahaan terkini atau dalam jangka waktu tertentu. Setiap perusahaan

7
harus membuat laporan keuangan secara berkala dan mengirimkannya

pada waktu yang ditentukan, sehingga dapat dianalisis untuk mengetahui

posisi keuangan terbaru perusahaan. Menurut Hery (2017:3) laporan

keuangan adalah nilai akhir dari rangkaian proses pendataan dan

pengumpulan data transaksi bisnis. Dalam proses tersebut, data transaksi

bisnis dicatat dan diringkas untuk kemudian dijadikan laporan keuangan.

2) Tujuan Laporan Keuangan

Fahmi (2018:24) memaparkan bahwa laporan keuangan bertujuan

untuk menyajikan wawasan tentang kesehatan finansial perusahaan dari

segi data numerik dalam satuan moneter kepada pihak yang

membutuhkannya. Selain itu, menurut Kasmir (2019:10), tujuan utama

dalam penyusunan atau pembuatan laporan keuangan meliputi:

a) Menginformasikan mengenai keseluruhan dan jenis aktiva (harta)

dalam perusahaan terkini.

b) Menginformasikan mengenai keseluruhan jenis kewajiban serta

modal perusahaan terkini.

c) Menginformasikan mengenai keseluruhan dan jenis pendapatan

yang dihasilkan perusahaan dalam rentang waktu tertentu.

d) Menginformasikan mengenai keseluruhan dan komponen biaya

operasional dalam rentang waktu tertentu.

e) Menginformasikan mengenai perubahan pada struktur modal

perusahaan.

8
f) Menginformasikan perihal performa manajerial perusahaan pada

rentang waktu tertentu.

g) Menginformasikan mengenai pencatatan data atas laporan

keuangan.

h) Menginformasikan keuangan lain yang relevan.

b. Analisis Rasio Keuangan

Kasmir (2019:104) menerangkan bahwa analisis laporan keuangan

melibatkan perbandingan antara data numerik yang tercantum dengan

menggunakan perhitungan perbandingan dalam laporan keuangan.

Sementara itu, menurut Hery (2017:113), analisis laporan keuangan ialah

sebuah proses untuk membongkar unsur-unsur laporan keuangan dan

mengkaji setiap unsur tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang akurat mengenai laporan keuangan.

c. Jenis-jenis Rasio Keuangan

1) Rasio Likuiditas

Munawir (2010:71), Rasio Likuiditas ditujukan sebagai alat untuk

menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan perusahaan

dalam jangka pendek. Dengan rasio ini, manajerial dapat

memantau optimalisasi penggunaan modal kerja oleh perusahaan

untuk mencapai laba dalam jangka waktu yang akan datang.

Namun, Kasmir (2019:128) menambahkan bahwa perusahaan yang

9
tidak mampu membayar kewajiban jangka pendek yang telah jatuh

tempo dapat didorong oleh factor-faktor yang bervariasi. Faktor

pertama adalah ketiadaan dana di perusahaan, sedangkan faktor

kedua bisa terjadi ketika perusahaan memiliki dana tetapi tidak

tersedia secara tunai harus menanti dalam waktu tertentu yang telah

ditetapkan, mencari alternatif lain seperti melakukan penagihan

utang, penjualan surat berharga, atau penjualan barang yang

disimpan.

Kasmir (2019:134) mengemukakan jenis-jenis rasio likuiditas

yang digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan yaitu:

a) Rasio Lancar (Current Ratio)

Adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi kapabilitas

suatu perusahaan dalam melakukan kewajiban jangka pendek

atau utang yang harus segera dilunasi secara keseluruhan.

Dengan rumus sebagai berikut:

Aktiva Lancar
Rasio Lancar = X 100%
Hutang LAncar

b) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Ialah perbandingan yang mengindikasikan kapabilitas

perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar dengan

menggunakan aset lancar, tidak termasuk total persediaan.

Rumus untuk mencari rasio cepat sebagai berikut:

10
Aktiva Lancar
Rasio Cepat = X 100%
Hutang Lancar

c) Rasio Kas (Cash Ratio)

Adalah sebagai sarana untuk mengukur jumlah uang tunai yang

tersedia bagi perusahaan untuk melunasi utang.

Berikut rumus untuk mencari rasio kas:

Kas+ Bank
Rasio Kas = X 100%
Hutang Lancar

d) Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Untuk mengukur seberapa sering kas digunakan dalam siklus

operasi perusahaan untuk melunasi tagihan dan rincian biaya

terkait penjualan.

Rumus:

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas = X
Modal Kerja Bersih

100%

e) Inventory to Net Working Capital

Ditujukan untuk mengukur perbedaan jumlah inventaris dengan

modal kerja perusahaan.

Rumus:

11
Persediaan
Modal Kerja Bersih = X
Aktiva Lancar−Hutang Lancar

100%

2) Rasio Solvabilitas

Fahmi (2018:72) menjelaskan bahwa rasio solvabilitas

adalah alat ukur untuk mengetahui besaran pendanaan perusahaan

yang berasal dari utang. Pemakaian utang yang berlebihan dapat

mengancam keberlangsungan perusahaan sebab akan mencapai

kondisi leverage yang ekstrim, di mana perusahaan akan terjerat

dalam beban utang yang sangat berat dan susah untuk dilunasi.

Berikut ini jenis-jenis rasio solvabilitas menurut Kasmir

(2019:156):

a) Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Debt to Assets Ratio)

Adalah rasio yang mengindikasikan seberapa besaran proporsi

asset perusahaan yang didanai oleh utang. Dengan rumus

berikut, yaitu:

Total Hutang
Rasio Hutang Terhadap Aktiva = X 100%
Total Aktiva

b) Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to equity Ratio)

12
Ditujukan untuk mengindikasikan utang dengan ekuitas.

Berikut ini rumus yang digunakan:

Total Hutang
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas = X 100%
Modal

c) Long Tern Debt to Equity Ratio (LTDtER)

Adalah rasio antara utang jangka panjang dengan modal

sendiri. Rumus yang digunakan yaitu:

Hutang Jangka Panjang


LTDtER = X 100%
Modal Sendiri

d) Timer Interest Earned

suatu ukuran untuk menunjukkan sejauh mana pendapatan

perusahaan mampu menutupi biaya bunga tahunannya tanpa

mengalami kesulitan dalam pembayaran. Rumus yang

digunakan yaitu:

Laba Sebelum Bunga dan Pajak


Times Interest Earned = X
Biaya Bunga

100%

e) Fixed Charge Coverage (FCC)

13
Digunakan ketika perusahaan memiliki utang jangka Panjang

atau melakukan sewa aktiva dengan kontrak sewa. Rumus yang

digunakan yaitu:

EBT + Biaya bunga+ Kewajiban sewa


FCC = X 100%
Biaya bunga+ Kewajiban sewa

3) Rasio Aktivitas

Fahmi (2018:77), yaitu suatu perbandingan yang

meginterpretasikan tingkatan perusahaan memanfaatkan sumber

daya yang tersedia untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

Tujuan dari pemanfaatan sumber daya ini adalah untuk

mendapatkan hasil yang produktif. Dalam hal ini, perusahaan

berusaha memaksimalkan penggunaan aktivitasnya agar dapat

memperoleh hasil yang optimal.

Jenis-jenis rasio aktivitas menurut Kasmir (2019:176) yaitu:

a) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)

Ditujukan untuk mengidentifikasi waktu penagihan piutang

selama satu periode atau seberapa sering dana yang

14
diinvestasikan dalam piutang tersebut bergerak dalam satu

periode.

Rumus :

Penjualan Kredit
Perputaran Piutang = X 100%
Piutang

b) Perputaran Sediaan

Ditujukan untuk mengetahui seberapa sering dana yang

diinvest pada stock bergerak dalam suatu segmen.

Rumus :

Harga pokok barang yang dijual


Perputaran Sediaan = X
Sediaan

100%

c) Perputaran Modal Kerja

Ditujukan untuk mengkaji efisiensi modal kerja perusahaan

selama periode tertentu.

Rumus:

Penjualanbersih
Perputaran modal kerja = X
Modal kerjarata−rata

100%

d) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)

15
Ditujukan untuk mengetahui seberapa sering dana yang

diinvest dalm aktiva tetap berputar dalam satu segmen.

Rumus:

Penjualan
Perputaran Aktiva Tetap = X 100%
Total AktivaTetap

e) Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)

Untuk mengkaji efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan

semua aset yang ada dan juga untuk mengetahui berapa banyak

penjualan yang didapatkan dari setiap unit aset yang ada pada

perusahaan. Rumus yang digunakan yaitu:

Penjualan
Perputaran Total Aktiva = X
Total Aktiva

100%

4) Rasio Profitabilitas

Hery (2017:312) adalah suatu rasio yang ditujukan untuk

megidentifikasi kapabilitas suatu perusahaan dalam mendapatkan

laba dari kegiatan bisnis normalnya. Fahmi (2018:80) juga

menyatakan bahwa rasio ini menelaah produktifitas manajerial

16
secara menyeluruh, yang dilihat dari profit yang dihasilkan dalam

kaitannya dengan penjualan dan investasi perusahaan.

Tujuan dari rasio profitabilitas, menurut Kasmir (2019:197),

meliputi: mengevaluasi profit perusahaan , mengkaji keadaan profit

perusahaan, mengkaji pertumbuhan profit, serta mengkaji besarnya

laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Selain itu, Kasmir

(2019:198) menjelaskan manfaat penggunaan rasio profitabilitas

antara lain: mengetahui besarnya laba yang dihasilkan dalam satu

periode, mengetahui posisi laba dari tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari waktu ke

waktu, mengidentifikasi jumlah prrofit bersih setelah pajak dengan

modal sendiri, serta mengetahui optimalisasi semua dana yang

dipakai oleh perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal

sendiri, dan lain lain.

Berikut ini jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Hery

(2015:228) yaitu:

1. Hasil pengembalian Atas Aset

menyatakan besaran keterlibatan aset dalam mendapatkan

profit bersih. Rumus yang digunakan yaitu:

17
Laba Bersih
Hasil Pengembalian Atas Aset = X 100%
Total Aset

2. Hasil Pengembalian Atas Ekuitas (Return on equity)

Ditujukan untuk mengukur besaran nominal profit bersih yang

akan didapatkan pada dana yang terinvest dalam jumlah

equitas.

Rumus yang digunakan yaitu:

Laba Bersih
Hasil Pengembalian Atas Ekuitas = X 100%
Total Ekuitas

3. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Ditujukan untuk mengindikasi tingkatan profit kotor atas

penjualan bersih. Rumus yang digunakan yaitu:

Laba kotor
Margin laba kotor = X 100%
Penjualan bersih

4. Margin Laba Operasional

Ditujukan untuk mengindikasi tingkatan profit operasional atas

penjualan bersih. Rumus yang digunakan yaitu:

18
Laba operasional
Margin laba operasional = X 100%
Penjualanbersih

5. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Ditujukan untuk mengindikasi tingkatan profit bersih atas

penjualan bersih. Rumus yang digunakan yaitu:

Laba Bersih
Margin Laba Bersih = X 100%
Total Pendapatan

2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2

19
Penelitian Terdahulu Yang Relevan

No Nama Judul Persamaan Perbedaan Hasil


Peneliti
1 Melati sagita Pengaruh Variabel yang dipakai Objek yaitu bahwa
rizki (2019) Rasio Likuiditas(current penelitian, likuiditas dan
LIkuiditas ratio dan quick lokasi solvabilitas tidak
dan ratio)Solvabilitas(deb penelitian, berpengaruh
Solvabilitas t to asset ratio dan populasi,sampel, terhadap
Terhadap debt to equity ratio) dan tahun profitabilitas
Profitabilitas Profitabilitas(ROA) penelitian
dengan
Pendekatan
Structural
Equation
Modeling.
2 Husniar Pengaruh Variabel Solvabilitas Tidak yaitu menyatakan
(2022) Solvabilitas (debt to assets ratio) menggunakan bahwa solvabilitas
dan dan Profitabilitas variabel current dan likuiditas
Likuiditas (ROA), Penelitian ratio,quick secara
Terhadap dilakukan di Bursa ratio, dan debt bersama(simultan)
Profitabilitas Efek Indonesia to equity ratio, tidak berpengaruh
pada dan tahun signifikan
perusahaan penelitian terhadap
Perbankan profitabilitas
yang (ROA)
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
3 Andriani, Pengaruh Variabel yang Tidak yaitu menyatakan
Sahla dan Debt to Asset digunakan Debt to menggunakan bahwa variabel
Batubara Ratio, Debt Asset Ratio, Debt to variabel Quick Debt to Assets
to Equity Equity Ratio, dan Ratio dan Ratio, Debt to
Ratio, Total Current Ratio, Return on Equity Ratio,
Asset Penelitian dilakukan Assets,Objek Total Asset
Turnover dan di Bursa Efek perusahaan dan Turnover dan
Current Ratio Indonesia tahun penelitian Current Ratio
Terhadap secara simultan
Return on berpengaruh
Equity Pada signifikan
Perusahaan terhadap Return
Sub Sektor on Equity
Pertambangan
yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia

Hasil
Judul Persamaan Perbedaan
No Nama

20
Peneliti
4 Novita Pengaruh Variabel yang Tidak bahwa ROA,
Supriantikasar Return On digunakan Debt to menggunakan DER, CR, dan
i dan Endang Assets, Debt Equity Ratio, dan variabel Quick EPS tidak
Sri Utami to Equity Current Ratio, Ratio, Debt to berpengaruh
(2019) Ratio, Penelitian dilakukan Assets Ratio, terhadap Return
Current di Bursa Efek Objek saham sedangkan
Ratio, Indonesia perusahaan dan hasil uji F
Earning tahun penelitian menemukan
Pershare dan bahwa
Nilai Tukar ROA,DER, CR,
terhadap EPS dan Nilai
Return saham Tukar secara
(studi kasus simultan tidak
pada berpengaruh
perusahaan terhadap Return
Go Public Saham pada
Sektor perusahaan
Barang manufaktur sektor
Konsumsi barang konsumsi
yang Listing yang terdaftar di
di Bursa Efek Bursa Efek
Indonesia Indonesia

3. Kerangka Berpikir

Sugiyono (2019:93) mengemukakan bahwa sebuah model konsep

yang menerangkan sebuah teori terhubung dengan factor yang telah

dijadikan sebagai permasalahan penting.

Kerangka berpikir ini memiliki bagan alur peenelitian, penelitian

tersebut dilakukan pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada periode 2019 sampai dengan 2021. Dari penjelasan diatas dapat

digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1

21
Kerangka Berpikir

Current Ratio
H1
(X1)

H2
Quick Ratio
(X2)
Profitabilitas
H3
ROA (Y)
Debt to Asset Ratio
(X3)
H4

Debt to Equity Ratio


(X4)

H5

4. Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2019:99) menjelaskan bahwa hipotesis ialah pernyataan

yang sementara dalam rumusan masalah penelitian, sebagaimana rumusan

masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam sebuah kalimat

pertanyaan. Dari rumusan masalah dan landasan teori sebelumnya, maka

hipotesis penelitian yang dapat dikemukakan yaitu:

H1 : Ada pengaruh signifikan Current Ratio secara parsial terhadap

Return on Assets pada perusahaan sub sektor perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

22
H2 : Ada pengaruh signifikan Quick Ratio secara parsial terhadap Return

on Assets pada perusahaan sub sektor perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

H3 : Ada pengaruh signifikan Debt to Assets Ratio secara parsial terhadap

Return on Assets pada perusahaan sub sektor perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

H4 : Ada pengaruh signifikan Debt to Equity Ratio secara parsial terhadap

Return on Assets pada perusahaan sub sektor perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

H5 : Ada pengaruh signifikan Current Ratio, Quick Ratio, Debt to Assets

Ratio, Debt to Equity Ratio secara simultan terhadap Return on Assets

pada perusahaan sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

E. Prosedur Penelitian

1. Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek pada penelitian ini yaitu perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021 melalui website resmi

BEI www.idx.co.id

2. Metode Penelitian

23
Saat melakukan penelitian membutuhkan suatu metode yang

digunakan peneliti untuk memecahkan suatu masalah yang hendak dicapai,

sehingga apa yang diteliti peneliti tersebut bisa dipertanggung jawabkan

kebenarannya baik secara ilmiah dan juga professional. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan metode deskriftif kuantitatif karena di dalam

penelitian ini menjelaskan tentang suatu fenomena dengan menggunakan

angka yang menggambarkan suatu karakteristik subjek yang nantinya akan

diteliti.

Sugiyono (2019:7) mengemukakan bahwa metode deskriftif

kuantitatif adalah penelitian dengan maksud memaparkan sebuah data

berupa angka-angka yang nantinya akan dianalisis sehingga akan

mendapatkan gambaran yang jelas mengenai data tersebut.

Metode penelitian deskriftif kuantitatif yang akan dilakukan penulis

yaitu data yang berhubungan dengan laporan keuangan, di dalam laporan

keuangan itu peneliti memfokuskan perhitungan mengenai pengaruh

current ratio, quick ratio, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio

terhadap profitabilitas pada sub sektor perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada periode 2019-2021.

3. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

24
a. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kuantitatif. Berdasarkan

pada jenisnya, variabel dalalm penelitian dibagi menjadi dua yaitu variabel

independent dan dependen.

a) Variabel Independen (bebas)

Dalam penelitian ini ada empat variabel independent yang

digunakan peneliti yaitu Current Ratio (X1), Quick Ratio (X2), Debt To

Assset Ratio (X3), dan Debt To Equity Ratio (X4).

b) Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah profitabilitas.

25
b. Devinisi Operasional Penelitian

Berikut ini devinisi masing-masing variabel yang digunakan:

Tabel 3
Devinisi operasional penelitian
Variabel Definisi Indikator Skala

Current Ratio Merupakan rasio


(X1) untuk mengetahui
kapabilitas
perusahaan terhadap Aset Lancar Rasio
pemenuhan CR=
kewajiban jangka Kewajiban Lancar
pendeknya yang X100%
segera habis dengan
mencairkan total Sumber : Hery (2017:178)
asset lancar yang
tersedia
(Hery,2017:178)
Quick Ratio Adalah rasio yang
(X2) mmenunjukan
kapabilitas Aktiva Lancar Rasio
perusahaan dalam QR= X100%
melunasi kewajiban Hutang Lancar
utang lancar dengan
aktiva lancar tanpa Sumber : Kasmir (2019:134)
memperhitungkan
nilai sediaan
(Kasmir,2019:134)
Debt To asset Merupakan rasio
Ratio yang dipakai untuk Total Hutang Rasio
(X3) mengindikasi DAR= X100
perbandingan antara
Total Aset
%
total utang dengan
total asset
(Hery,2017:195) Sumber : Hery (2017:195)
Debt To Equity Merupakan rasio Total Hutang Rasio
Ratio yang dipakai untuk DER= X100
Ekuitas
(X4) menilai utang
%
dengan ekuitas
(Kasmir,2019:195)
Sumber : Kasmir (2019:195)
Profitabilitas menilai kapabilitas
(Y) perusahaan dalam Laba Bersih Rasio
memperoleh profit. ROA= X100
Kasmir (2019:196)
Total Aset
%

Sumber : Kasmir (2019:196)

26
4. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek di dalam suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2019:119) wilayah generalis yang tergolong atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan ciri tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipahami lalu ditarikkesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2019

sampai dengan 2021.

Berikut ini adalah 46 daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia:

2) Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2019:81)

mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari keseluruhan dan ciri-ciri

yang ada pada populasi.

Pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini yaitu Teknik

purfosive sampling. Menurut Sugiyono (2019:85) purposive sampling yaitu

Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dengan ini ada beberapa kriteria pengambilan sampel dalam

penelitian ini yaitu:

1) Perusahaan Sub Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode tahun.

27
2) Perusahaan perbankan yang menerbitkan data laporan keuangan secara

lengkap yang tersedia selama periode 2019-2021 secara berturut-turut.

3) Menduduki 14 bank terbesar di indonesia dari segi asset.

Tabel 5
Tabel Kriteria Sampel
No Kriteria Jumlah Perusahan Jumlah Sampel
1 Perusahaan Sub Sektor Perbankan yang 46 138
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
2 Perusahaan sub sektor perbankan yang tidak (7) (21)
memiliki data laporan keuangan secara
lengkap selama periode 2019-2021
3 Perusahaan Sub Sektor Perbankan yang (25) (75)
tidak menduduki 14 bank terbessar di
indonesia dari segi asset
Jumlah sampel yang menjadi 14 42
pengamatan

Berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan dari 46 perusahaan

yaitu sampel berjumlah 14 perusahaan yang sesuai dengan kriteria pada

penelitian inni dengan periode penelitian selama 3 tahun (2019-2021)

maka diperoleh 42 data yang menjadi pengamatan.

28
Tabel 6
Daftar Nama Perusahaan Sub Sektor Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) yang Menjadi Sampel

N0 Kode Nama Perusahaan


1 MEGA Bank Mega Tbk
2 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
3 BBYB Bank Neo Commerce Tbk
4 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
5 DNAR Bank Oke Indonesia Tbk
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk
7 BBSI Bank Bisnis Internasional Tbk
8 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
9 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk
10 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
11 AMAR Bank Amar Indonesia Tbk
12 BMRI Bank Mandiri Persero Tbk
13 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk
14 BBCA Bank Central Asia Tbk
Sumber : www.idx.co.id (2023)

5. Sumber dan Teknik Pengumpulan data

a) Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber

data sekunder. Sugiyono (2019:308) menyebutkan bahwa sumber data

sekunder ialah sumber yang didapat melalui perantara. Data yang

digunakan berupa laporan keuangan 14 perusahaan sub sektor perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia.

b) Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2019:308) Tehnik pengumpulan data pada penelitian

ini dengan dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data

perusahaan perbankan milik negara dan perusahaan perbankan milik

29
swasta pada pojok Bursa Efek Indonesia melalui website resmi BEI

www.idx.co.id pada periode 2019-2021.

6. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2019:147). Kegiatan pada analiisis data yaitu

memisahkan data berdasarkan variabel dan jenis sumber data, menyiapkan

data variabel yang diteliti, menghitung data untuk memecahkan rumusan

masalah, dan menghitung untuk pengujian hipotesis yang telah dikirim

apabila penelitian merumuskan hipotesis. Teknik analisis data pada

penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a) Analisis Statistik Deskriftif

Menurut Sugiyono (2019:147) ditujukan untuk mengidentifiaksi

sebuah data, memberikan gambaran data yang telah diperoleh tanpa

bermaksud membuat rangkuman yang tersebar dikalangan umum.

b) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah uji yang ditujukan untuk melihat data-data

mana saja yang dipakai karena hanya data-data tertentu yag bisa dianalisis.

Menurut Priyatno (2014:89) uji asumsi klasik ditujukan untuk mengetahui

ada tidaknya normalitas residual, multikolinieritas, autokorelesi, dan

heteroskedastisitas.

30
Pada uji asumsi klasik terdapat uji-uji yang harus terpenuhi diantaranya:

1. Uji Normalitas

Priyatno (2014:90) ditujukan untuk mengetahui apakah nilai

residual yang dihasilkan terdistribusi secara normal atau tidak normal.

Uji normalitas ini memiliki kriteria pengujian sebagai berikut:

a) Jika Asymp sig. (p-value) > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi

normal.

b) Jika Asymp sig. (p-value) < 0,05 maka data dikatakan berdistribusi

tidak normal.

2. Uji Multikolinieritas

Priyatno (2014:99) menyatakan bahwa uji multikolinearitas

merupakan sebuah uji hubungan antar variabel independent yang

terdapat model regresi memiliki hubungan linear sempurna atau

mendekati sempurna. Uji multikolinieritas memiliki kriteria pengujian

sebagai berikut:

a) Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

bebas.

b) Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.

3. Uji Autokorelesi

Menurut Priyatno (2014:106) uji autokorelesi adalah hubungan

antar anggota observasi yang disusun menurut waktu ataupun tempat.

Metode pengujiannya menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

31
Kriteria pengujian Durbin-Watson yaitu sebagai berikut:

a) DU < DW <4-DU maka Ho diterima, dalam artian tidak terjadi

autokorelesi.

b) DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, dalam artian tidak

terjadi autokorelesi.

c) DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, dalam artian tidak ada

kepastian atau kesimpulan yang pasti.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyatno (2014:108) uji heteroskedastisitas yaitu

varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan didalam suatu

model regresi. Regresi yang baik adalah yang tidak adanya

permasalahan heteroskedastisitas. Salah satu dari macam uji

heteroskedastisitas yaitu melihat pola titik-titik pada grafik regeresi,

dengan menggunakan kriteria pengujian sebagai berikut:

a) Jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk satu pola

tertentu yang teratur seperti bergrlombang, melebar lalu

menyempit, artinya terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka artinya tida terjadi

heteroskedastisitas.

Namun demikian uji heteroskedstisitas menggunakan scatterplot

memiliki beberapa kelemahan karena berupa gambar sehingga

sering terjadinya perbedaan pendapat. Adapunn cara lain untuk uji

32
heteroskedastisitas yaitu uji glejser dengan kriteria pengujiannys

sebagai berikut:

a. Jika sig > 0.05 maka, tidak terjadi heteroskedastisitas

b. Jika sig < 0.05 maka, terjadi heteroskedastisitas.

c) Analisis Regresi Linier Sederhana

Sugiyono (2019:261) mengatakan regresi linier sederhana

merupakan sebuah uji yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Dibawah ini persamaan umum regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan sebagai berikut:

Y = Nilai variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Konstanta

b = Koefisien regresi atau angka arah.

X = Subyek variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.

d) Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2019:275) regresi linier berganda adalah uji yang

digunakan apabila penelitii bermaksud untuk meramalkan bagaimana

33
keadaan variabel dependen apakah naik ataukah turun, apabila dua atau

lebih variabel independent sebagai faktor prediktor dimanipulasi dinaik

turunkan nilainya. Dibawah ini persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y = a+b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄

Keterangannya sebagai berikut:

Y = Variabel dependen (profitabilitas)

a = Konstanta

X₁ = Variabel Independen pertama (current ratio)

X₂ = Variabel Independen kedua ( quick ratio)

X₃ = Variabel Independen ketiga ( debt to asset ratio)

X₄ = Variabel Independen keempat (debt to equity ratio)

b₁,₂ = Koefesien regresi.

e) Koefisien Korelasi

Sugiyono (2019:228) menyatakan uji korelasi adalah sebuah uji yang

digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan

dua variabel apabila data kedua variabel memiliki bentuk interval atau

ratio dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut memiliki

kesamaan.

34
Agar dapat mengetahui koefisien korelasi yang ditemukan besar atau

kecil, berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap

koefisien korelasi.

f) Koefesien Determinasi (R2)

Menurut Priyatno (2014:99) koefisien determinasi yaitu analisis yang

digunakan untuk mengetahui besar kecilnya persentase sumbangan yang

dipengaruhi variabel X₁ dan X₂ terhadap Y. Berikut ini adalah rumus

untuk mencari koefisien determinasi:

Keterangan:

R = Koefisien Determinasi

R2 = Kuadrat koefisien determinasi

g) Pengujian Hipotesis

1. Uji-t (Secara Parsial)

Priyatno (2014:143) mengemukakan uji-t memiliki fungsi untuk

menguji signifikansi untuk mengetahui pengaruh antara variabel X

terhadap variabel Y berpengaruh signifikan atau tidak.

Untuk melihat hasilnya signifikan atau tidak, angka t hitung

dibandingkan dengan t table. Kriteria uji-t berdasarkan signifikansi

yaitu sebagai berikut:

a. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima (berpengaruh signifikan).

35
b. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (tidak berpengaruh

signifikan).

2. Uji-F (Secara Simultan)

Menurut Priyatno (2014:157) uji-F yaitu menguji signifikansi

pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat,

pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,005. Kriteria

pengujian uji-F berdasarkan signifikansi yaitu sebagai berikut:

a. Jika nilai dari uji F > 0,05 maka Ho diterima (berpengaruh

signifikan)

b. Jika nilai dari uji F < 0,05 maka Ho ditolak (tidak berpengaruh

signifikan).

36

Anda mungkin juga menyukai