Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang lain.
Kegiatan manajemen keperawatan mengacu pada konsep manajemen secara umum,
dengan menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan (pengawasan dan Evaluasi).
Manajemen pelayanan keperawatan berfokus pada komponen 5 M (Man, Money,
Material, Method, Machine). Dalam setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari
Perencanaan dan diakhiri dengan Pengontrolan yang merupakan suatu siklus yang
berulang (Asmuji, 2012).
Manajemen pada dasarnya berfokuspada perilaku manusia untuk mencapai
tingkat tertinggi dari produktivitas pada pelayanan di suatu kegiatan.Pada suatu
instansi membutuhkan seorang manajer yang terdidik dalam pengetahuan dan
ketrampilantentang perilaku manusia untuk mengelola kegiatan.Manajemen
merupakan serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan, pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-
sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik dan informasi) dengan maksud
mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif (Asmuji, 2012).
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional
yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya. Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan jalan
sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf- staf yang bergerak
dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang optimal
(Ratna, 2016).
Dalam model pengembangan praktik keperawatan profesional peran dan
fungsi kepala ruang merupakan hal yang sangat penting sehingga kompetensi
kepemimpinan dan manajemen yang mutlak dibutuhkan karena kemampuan itu
manajer kepala ruang akan diuji untuk menata pengorganisasian staf dan
menentukan sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien sebagai refleksi
pelaksanaan praktik keperawatan professional (Ratna, 2016).
Peran dan fungsi kepala ruang sangatlah penting dalam melakukan
pengaturan organisasi dalam sebuah bangsal di suatu rumah sakit. Peran dan fungsi

1
kepala ruang antara lain mengidentifikasi masalah, merencanakan fungsi ketenagaan,
merencanakan pengorganisasian, melakukan pengarahan dan melakukan pengendalian
organisasi. Sedangkan menajer sendiri yang berarti seseorang yang tanggung jawab
utamanya adalah melakukan proses manajemen dalam suatu organisasi memiliki tugas
dan fungsi antara lain peran interpersonal, peran pemberi informasi serta peran
pengambilan keputusan(Asmuji, 2012).
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapar mengetahui apasaja fungsi dari manajemen ruangan, serta
fungsi manajemen askep, tugas dan fungsi kepala ruangan, katim dan perwat pelaksanan
atau perawat primer.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen Keperawatan


Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Manajemen tersebut mencakup kegiatan
planning, organizing, actualing, controllong (POAC) terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi (Sri, 2016).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksana asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat
saling mendukung. Prosese keperawatan sebagaimana manajemen keperawatan terdir atas
pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil
(Sri, 2016).
2.2 Fungsi Manajemen Ruangan
a. Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan datang, merupakan apa,
siapa, kapan, dimana, berapa dan bagaimana yang akan harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
b. Organisasi merupakan suatu aktifitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
c. Pergerakkan adalah melakukan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain agar mau
dan suka bekerja dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama.
d. Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah
ditentukan sebelumnya (Yayan, 2017).
2.3 Fungsi Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pada tahapan pengkajian dapat gunakan formulir pengkajian yang ada pada
institusi kerja masing-masing. Ingat bahwa pengkajian merupakan tahap awal proses
keperawatan, proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber,
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan (Yayan, 2017).

3
Data bisa kita kelompokkan menjadi data dasar dan data focus. Data dasar adalah
kumpulan data tentang status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan
dan keperawatan terhadap dirinya sendiri, hasil konsultasi dari medis atau profesi
kesehatan lain Contoh: Biodata pasien, diagnosa medis, riwayat kesehatan, pola
pemenuhan kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Hani, 2016).
Data Fokus adalah data tentang perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatan dan hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan
kepada klien. Contoh Fokus Pengkajian Keperawatan (Yayan, 2017) :
a. Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan
dasar manusia.
b. Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosa keperawatan.
Data yang kita peroleh bisa kita bedakan menjadi 2 type :
a. Data obyektif : adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang terukur bisa
didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung maupun menggunakan
alat.
Contoh hasil pemeriksaan Tensi : 120/80 mmHg, hasil Laboratorium Hb : 8 gr%.
Konjungtiva : anemis
b. Data subyektif : adalah data yang didapatkan berdasarkan keluhan pasien dan
bersifat subyektif
Contoh : pasien mengeluh pusing, mata berkunang kunang.
Demi ketepatan diagnosa keperawatan pada tahap berikutnya maka karakteristik
data harus : lengkap, akurat, nyata dan relevan
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang gangguan status kesehatan baik
aktual maupun potensial. Secara implisit dalam diagnosa ini terdapat pernyataan
tentang respon klien yang secara legal dan berdasarkan ilmu perawat. Diagnosa
keperawatan dapat berupa aktual, resiko, wellness atau sindroma. Syndrome :
diagnosa sindroma menjelaskan sekelompok diagnosa aktual atau risiko
yang diprediksi kan terjadi karena adanya situasi atau kejadian tertentu (Hani, 2016).
3. Perencanaan
Tahap perencanaan melibatkan serangkaian tahap dimana perawat dan pasien
menyusun prioritas, menulis tujuan dan hasil yang diharapkan, dan menulis rencana
tindakan guna menyelesaikan masalah klien. Jenis rencana keperawatan meliputi :
intervensi mandiri, intervensi kerja sama (interdependensi) dan intervensi tergantung

4
Intervensi mandiri melibatkan aspek-aspek praktek keperawatan profesional yang
secara hukum dilakukan perawat dan tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari
profesi lain (Sri, 2016).
Contoh: Perawatan luka, memasang dan memberikan makanan melalui sonde,
melakukan personal hygiene, menyeimbangkan suhu (termoregulasi), memberikan
kompres hangat, dingin, memberikan pendidikan kesehatan keluarga di rumah sakit
agar mereka mampu merawat pasien di rumah. Tindakan keperawatan untuk individu
keluarga telah terintegrasi dengan tindakan terhadap pasien. Pendidikan kesehatan
untuk kelompok keluarga diperlukan untuk memberdayakan keluarga-keluarga pasien
dalam mengatasi masalah secara bersama-sama. Isi program disesuaikan dengan
kebutuhan dan harapan keluarga untuk kesembuhan pasien. Program ini dilaksanakan
dalam bentuk pertemuan kelompok besar dan kecil. Intervensi interdependensi
dilakukan oleh perawat dengan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain (Sri,
2016).
Contoh: Ketika pasien membutuhkan latihan rentang gerak maka perawat dapat
melatihnya, namun untuk rentang gerak kondisi tertentu maka perawat bekerja sama
dengan fisioterapist Intervensi tergantung berdasarkan pada instruksi atau pesan
tertulis dari profesi lain Contoh : Pemberian obat berdasarkan order dokter (Sri,
2016).
4. Implementasi
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana. Selama tahap
ini perawat melanjutkan mengumpulkan data, melakukan tindakan keperawatan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan, dan memvalidasi rencana keperawatan.
Sebelum melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan sebagai berikut
(Sri, 2016):

Mengkaji ulang pasien

Mengikhtisar dan merevisi


rencana keperawatan

Mengorganisir alat dan


tenaga

Menyiapkan lingkungan,
pasien dan keluarga

Mengantisipasi dan
mencegah komplikasi

5
Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan yang
dilakukan langsung kepada klien, keluarga, dan komunitas berdasarkan rencana
keperawatan yang dibuat. Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan maka perlu
dilakukan system klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Sistem ini
dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan prima yang berfokus pada
pelayanan pelanggan. Dengan sistem ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan
keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui standar pelayanan dan
asuhan keperawatan. Di ruang perawatan, klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat
kebutuhannya terhadap tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari: perawatan
total, parsial, dan mandiri. Menurut (Sri, 2016) rata-rata pasien membutuhkan
perawatan sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut:

Self care: kurang dari 2 jam

Minimal care: 2 jam

Moderate care: 3,5 jam

Extensive care: 5-6 jam

Intensive care: 7 jam

Berdasarlan rincian tersebut maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan


perawatan untuk pasien dibagi dalam tiga kategori (Hani, 2016) :

Keperawatan total: 6 jam

Keperawatan parsial: 4 jam

Keperawatan mandiri: 2 jam

Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi
individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk
kelompok dan ADL pasien (Sri, 2016).
Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman
tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien.
Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruang perawatan memiliki panduan yang

6
jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk setiap pasien sesuai masalah
keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya. Pedoman tindakan
keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara individual, kelompok,
maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL). Dengan adanya
rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan harian
untuk pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan
efisien (Sri, 2016).
5. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi keperarwatan
dan kemudian membandingkan respon tersebut dengan standar. Standar ini sering
disebut sebagai “outcome criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil
keperawatan telah tercapai. Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah
dilakukan oleh perawat didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi
dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective, analyses, planning)
(Sri, 2016).
Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali selesai berinteraksi
dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau kegiatan yang terkait dengan
tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau
kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan apakah
tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau
dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini
dievaluasi (Sri, 2016).
2.4 Kepala Ruangan
a. Pengertian Kepala Ruangan
Kepala ruangan adalah Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat
(Hani, 2016).
b. Tugas Pokok dan Tanggung Jawab
1. Tugas Pokok :
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
2. Tanggung Jawab :
a. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan
b. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan keperawatan

7
c. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan
d. Kelancaran keg Kelancaran kegiatan orientasi perawat orientasi perawat baru
e. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan
f. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelaksaaan keperawatan
g. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
h. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan siswa/mahasiswa
institusi pendidikan keperawatan
c. Uraian Tugas
1. Perencanaan
a. Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap klien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :
1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Membimbing penerapan proses keperawatan.
3) Menilai asuhan keperawatan.
4) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
5) Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru masuk.
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara jelas.
d. Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat primer dan
perawat primer membawahi 2 perawat asosiet.

8
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada
perawat primer.
i. Mengembangkan kemampuan anggota.  
j. Menyelenggarakan konferensi.
3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.
b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik.
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan klien.
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
f. Meningkatkan kolaborasi.
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan  perawat
primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahankelemahan yang ada saat ini.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilakukan (didokumentasikan), mendengar
laporan dari perwat primer.
c. Evaluasi
1) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disususn bersama.
2) Audit keperawatan.

9
d. Fungsi Kepala Ruangan
Fungsi kepala ruangan menurut (Yayan, 2017) sebagai berikut :
1. Perencanaan, dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan
peraturan-peraturan, membuat peraturan jangka panjang dan jangka pendek untuk
mencapai visi, misi dan tujuan organisasi, menetapkan biaya-biaya untuk setiap
kegiatan serta merencanakan dan pengelolaan rencana perubahan.
2. Pengorganisasian, meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
yang paing tepat, menggelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan unit, serta
melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta
wewenang dengan tepat.
3. Ketenagaan, dimulai dari rekrutment, interview, mencari, orientasi
dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf.
4. Pengarahan, mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber
daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi dan memfasilitasi kolaborasi. Pengawasan, meliputi
penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan professional. Seorang manajer
dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-hari akan bergerak dalam
berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, personalia dan lain-lain.
2.5 Ketua Tim (Katim)
1. Pengertian Ketua Tim
Ketua tim adalah seorang perawat Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas
yang yang bertugas yang mengepalai sekelompok mengepalai sekelompok tenaga
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung  bertanggung jawab langsung langsung kepada karu
(Hani, 2016).
2. Tugas Pokok dan Tangung Jawab
Tanggung Jawab Ketua Tim :
a. Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat. Pengkajian
merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan, dapat melakukan serah terima
tugas.
b. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu membimbing anggota tim
untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan.

10
c. Meyakinkan semua evaluasi– evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan.
d. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan anggota
tim.
3. Uraian Tugas (POAC)
a. Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien
b. Perencanaan :
Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
a. Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
b. Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
d. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
e. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
f. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
g. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
c. Implementasi
1. Fungsi pengorganisasian :
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b. Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
c. Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
d. Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim
kesehatan lain
e. Mengatur waktu istirahat anggota tim
f. Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2. Fungsi pengarahan :
a. Memberikan pengarahan kepada anggota tim
b. Memberikan bimbingan pada anggota tim
c. Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
d. Mengawasi proses pemberian askep
e. Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
f. Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
g. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

11
d. Evaluasi:
Fungsi pengendalian :
a. Mengevaluasi asuhan keperawatan
b. Memberikan umpan balik pada pelaksana
c. Memperhatikan aspek legal dan etik 
d. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
2.6 Perawat Pelaksana Primer
1. Pengertian Perawat Pelaksana Primer
Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem pemberian asuhan
keperawatan di tingkat rawat inap yang dapat mempermudah realisasi praktek
keperawatan professional (Sri, 2016).
Sistem ini menyediakan asuhan yang berfokus pada pasien yang secara
individual dan komprehensif, berkesinambungan sejak pasien dirawat di rumah sakit
sampai keluar  pindah ke institusi lain (Modul pelatihan manajemen bangsal
keperawatan, 2015).
2. Tugas Pokok Perawat Primer
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan keperawatan dan respon klien dan
catatan keperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
a. Memberi obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan di operasi.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari klien
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan secara diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuan.
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.

12
7. Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara administratif
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal dunia.  
b. Sensus harian dan formulir
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS
8. Mengantar dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksana asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat
saling mendukung.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta

Sitorus, Ratna. 2016. Model praktik keperawatan profesional di Rum  Model praktik


keperawatan profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC

Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan kepemimpinan dalam praktek keperawatan. Pusdik
SDM Kesehatan. Jakarta: EGC

Suarli, Yayan Bachtiar. 2017. Manajemen keperawatan  Manajemen keperawatan dengan


pendekatan dengan pendekatan praktik. praktik. Jakarta: Erlangga

Pusat Pelayanan Kesehatan Carolus. 2015. Manajemen bangsal keperawatan

Handoko, T. Hani. (2016). Manajemen ( Edisi 2). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Marquis,


Bessie L, Huston, Carol J. (2018). Kepemimpinan dan ManajemenKeperawatan.
Jakarta : EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai