3 September 2019
ABSTRACT
Jengkol (Archidendron jiringa (Jack) I.C. Nielsen.) Is a plant that is already familiar in
Indonesia and is widely used as a processed food that is quite popular. One of the underutilized
parts of the jengkol plant is the skin. Jengkol fruit skin contains alkaloid compounds, flavonoids,
tannins, glycosides, sapoinin and steroids or triterpenoids. The purpose of this study was to isolate
and identify toxic compounds from the n-hexane fraction of jengkol fruit outer skin, toxicity test
with BSLT method (Brine Shrimp Lethality Test) stating the n-hexane fraction had toxic properties,
and fraction of Hex-5-4 outer skin Jengkol fruit has toxic properties with an LC50 value of 75.85
ppm. Based on the results of the analysis using FTIR spectrophotometry, and Nuclera Magnetic
Resonance Spectrophotometry (1H-NMR and 13C-NMR). That the compounds contained in the
Hex-5-4 fraction of the outer skin of jengkol fruit which are toxic are β-Sitosterol compounds.
Keywords : (Archidendron jiringa (Jack) I.C. Nielsen.), N-hexane fraction, toxicity, Isolation
ABSTRAK
81 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
ramuan bahan yang berasal dari tumbuh- terdapat di dalamnya sehingga memiliki
tumbuhan, hewan, dan mineral, sediaan sarian aktivitas farmakologi.
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut
Untuk keamanan pemanfaatan kulit luar
yang secara turun-temurun telah digunakan
buah jengkol maka perlu dilakukan penelitian
untuk pengobatan(3). Penggunaan obat
uji toksisitas ekstrak kulit luar buah jengkol
tradisional sebagai upaya kesehatan promotif,
terhadap larva Artemia salina Leach
preventif, kuratif, dan rehabilitatif cenderung
menggunakan metode Brine Shrimp Lethality
meningkat.
Test (BSLT). Uji toksisitas ekstrak kulit luar
Salah satu tumbuhan yang dapat buah jengkol ini dipilih mengingat masih
dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah kurangnya informasi ilmiah mengenai potensi
jengkol (Archidendron jiringa (Jack) toksisitas kulit luar buah jengkol
I.C.Nielsen) Tumbuhan ini diketahui (Archidendron jiringa (Jack) I.C.Nielsen)
mengandung senyawa aktif alkaloid, tersebut.
flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan
(4)
Metode BSLT dipilih mengingat metode
steroid / triterpenoid . Pada kenyataannya
ini merupakan langkah awal untuk uji
tumbuhan ini oleh masyarakat banyak
toksisitas suatu ekstrak atau senyawa. Selain
digunakan sebagai obat tradisional, tetapi
itu, metode BSLT ini sederhana, cepat, murah,
disisi lain banyak hal yang kurang
dan dapat dipercaya(5). Suatu ekstrak
dimanfaatkan oleh masyarakat dari tumbuhan
dinyatakan bersifat toksik menurut metode
ini terutama pada bagian kulit buah jengkol.
BSLT ini jika memiliki LC50 kurang dari
Tumbuhan jengkol (Archidendron jiringa 1000 µg/ml. Jika hasil uji BSLT menunjukkan
(Jack) I.C.Nielsen) merupakan tumbuhan bahwa ekstrak tumbuhan bersifat toksik maka
yang banyak hidup di Indonesia, tumbuhan ini dapat dikembangkan ke penelitian lebih lanjut
oleh masyarakat banyak digunakan sebagai untuk mengisolasi senyawa sitotoksik
konsumsi karena kandungan proteinnya yang tumbuhan sebagai usaha pengembangan obat
tinggi dan juga sebagai obat tradisional, selain alternatif anti kanker. Jika hasil uji BSLT
itu, tidak hanya kulitnya yang banyak menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan tidak
digunakan untuk konsumsi dan obat bersifat toksik maka dapat dikembangkan ke
tradisional, namun kulit luar buah jengkol ini penelitian lebih lanjut untuk meneliti khasiat-
juga ternyata dapat digunakan sebagai obat khasiat lain dari ekstrak tersebut.
tradisional. Adanya kandungan kimia yang
82 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
Archidendron jiringa (Jack) I.C.Nielsen), dan kulit buah jengkol meliputi uji alkaloid,
penelitian eksperimental dengan uji toksisitas flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin
dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality disajikan pada Tabel .2.
Test). Data yang didapatkan terutama data Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Pada
83 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
84 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
kematian adalah 46,66 % dapat disimpulkan kental fase n-heksan 2,03 gram , ekstrak
kental fase etil asetat 1,96 gram, dan ekstrak
semakin tinggi konsentrasi larutan uji yang
kental fase air 9,22 gram. Hasil partisi ekstrak
mengandung ekstrak untuk diuji pada larva
kulit luar buah jengkol dapat dilihat pada
udang Artemia salina maka semakin tinggi
Tabel 4.
toksisitasnya. Jumlah larva tiap vial uji
adalah 10 ekor dan tiap konsentrasi dilakukan Tabel 4. Hasil Partisi Ekstrak kulit luar buah
jengkol Archidendron jiringa (Jack)
3 kali pengulangan untuk keakuratan data dan
mengurangi kesalahan proses. Jumlah total I.C.Nielsen.
Tabel 5. Hasil Uji Toksisitas Partisi ekstrak dalam membran sel melalui proses difusi pada
kulit luar buah jengkol Archidendron jiringa daerah ekor (tail) yang bersifat hidrofobik
(Jack) I.C.Nielsen. pada phospolipid bilayer. Hal ini
Log % mengakibatkan sel lebih cepat mengalami
N Ma Hidu LC 50
Fase ppm D kemati
o ti p (ppm)
(X) an (y) kerusakan atau mati dalam proses difusi
1000 3 21 9 70
1. Air 100 2 16 14 53,3 202,301 senyawa non polar dari fraksi n-heksana.
10 1 2 28 6,6
1000 3 12 18 40
Disisi lain senyawa-senyawa polar tidak
Etil
2. 100 2 7 23 23,2 2009,09 mudah berdifusi memasuki dinding
Asetat
10 1 2 28 6,6
n- 1000 3 24 6 80 (membran) dimana senyawa polar ini berada
3. heksa 100 2 18 12 60 19,81
na 10 1 14 16 46,6 pada posisi kepala (head) yang bersifat
Analisa data uji toksisitas ini, hidropilik. Hal ini mengakibatkan senyawa
memperlihatkan bahwa semakin besar nilai polar lebih sulit untuk masuk dalam dinding
konsentrasi dosis, maka % kematian larva sel. Proses difusi pasa sel terjadi akibat
semakin besar . Uji BSLT terhadap tiga fase kecenderungan dari substansi yang bergerak
ekstrak metanol kulit luar buah jengkol dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke
(Archidendron jiringa (Jack) I.C.Nielsen) daerah dengan konsentrasi yang rendah.
didapatkan hasil fase air (202,301ppm), fase Strukur membran sel yang memiliki dua
etil asetat (2009,09 ppm) dan fase n-heksana lapisan lipid (phospolipid bilayer) dimana
(19,81ppm). Dari ketiga fase ini fase yang molekul lipid mempunyai satu bagian kepala
memiliki sifat toksik yang terbesar yaitu fase bundar yang polar (globular head polar) yang
n-heksana sebesar 19,81 ppm, karena menurut mengandung grup NH3 pada bagian luar dan
Mayer suatu senyawa dinyatakan mempunyai daerah dua ekor yang mengandung asam
potensi toksisitas akut jika mempunyai nilai lemak non polar yang bersifat hidrofobik pada
LC50 kurang dari 1000 μg/mL (ppm). Jadi permukaan bagian dalamnya memudahkan
dapat dikatakan bahwa fase n-heksana kulit molekul-molekul non polar berdifusi
luar buah jengkol pada pengujian ini memiliki sedangkan molekul polar tidak bisa berdifusi
senyawa yang bersifat toksik, menurut metode langsung. Pelarut non polar hanya dapat
BSLT yakni pengujian menggunakan hewan melarutkan senyawa non polar sehingga
coba Artemia salina Leach. Nilai LC50 fase n- pelarut polar tidak dapat bercampur dengan
heksana yang toksik di sebabkan karena pelarut non polar dalam phospolipid bilayer.
senyawa non polar yang terlarut dalam fase n- Pelarut polar tidak dapat memasuki membran
heksana tersebut memiliki ukuran yang lebih sel lipid tanpa bantuan dari protein pembawa
kecil sehingga lebih mudah untuk masuk (carrier). Tidak semua molekul dapat
86 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
proses absorbsi melalui membran sel. Setelah Fase n- heksana kulit luar buah jengkol
proses absorbsi dilanjutkan dengan proses (Archidendron jiringa (Jack) I.C.Nielsen.)
distribusi senyawa toksik ke dalam tubuh dianalisis dengan Kromatografi Lapis Tipis
Artemia salina Leach, dan terjadi proses (KLT) dengan fase diam lempeng silika gel
kerusakan reaksi metabolisme. Struktur GF254 dan fase gerak n- heksana : Etil Asetat
anatomi tubuh Artemia salina Leach pada (5:1). Analsisis KLT ini bertujuan untuk
tahap naupli masih sangat sederhana, yaitu mengetahui pola bercak untuk analsisis
terdiri dari lapisan kulit, mulut, anthena menggunakan kromatografi kolom. Penampak
saluran pencernaan atau digesti yang masih bercak yang digunakan adalah pereaksi warna
sederhana, Perubahan gradien konsentrasi 1% serium sulfat dalam asam sulfat pekat
yang drastis antara didalam dan di luar sel yang dilanjutkan dengan pemanasan lempeng
yang menyebabkan senyawa toksik mampu KLT hingga bercak muncul. Hasil analisa
menyebar dengan baik ke tubuh Artemia KLT menunjukkan bahwa kromatogram
salina Leach. Efek kerusakan metabolisme dengan fase diam silika gel GF254 dan fase
yang ditimbulkan terjadi secara cepat dapat gerak n-heksana : Etil Asetat (5:1)
dideteksi dalam waktu 24 jam,hingga menunjukan pemisahan yang baik.
menyebabkan 50% kematian Artemia salina
Leach.
87 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
G. Fraksinasi Ekstrak n-Heksana dengan Tabel 7. Hasil uji toksisitas fraksi hasil
Kramatografi Kolom I kromatografi kolom I dengan metode BSLT
Tabel 8. Hasil uji toksisitas fraksi hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
89 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
dilakukan menggunakan metode kromatografi 1458,79 cm-1, 1416,55 cm-1, 1378,04 cm-1
lapis tipis preparative (KLTP). Fraksi n- menunjukkan adanya gugus alkana (C-H)
heksana ditotolkan pada KLTP untuk dengan intensitas yang kuat. Spektrum FTIR
kemudian di elusi menggunakan n-heksana : isolat Hex-5-4dapat dilihat pada Tabel 10.
etil asetat (3:2) sebagai fase gerak (mobile
Hasil analisa menggunakan
phase) (Gambar V.), bercak masing-masing
Spektrofotometri 1H-NMR dan 13C-NMR
isolat dalam KLTP kemudian dipisahkan
dapat dilihat pada Tabel .11.
dengan cara dikerik, kemudian dilarutkan
kembali dengan pelarut Etil asetat p.a dan Tabel 11. Hasil 1H-NMR dan 13C-
uapkan kembali. NMRyang Terdapat dalam isolat Hex-5-4
Saputra, 2014 Isolat Hex-5-4
N. Identifikasi Senyawa Kimia No
H (H, mult, H (H,, C
. C (ppm)
ppm) mult, ppm) (ppm)
Tabel 10. Gugus Fungsi yang Terdapat 1 1,02;1,81 (dd) 37,23 1,85 37,45
90 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
Interperetasi isolat Hex 5-4 terhadap isolat Hex 5-4, serta berdasarkan
hasil perbandingan dengan data senyawa 1H-
Berdasarkan data hasil yang diperoleh
NMR dan 13C-NMR dengan senyawa -
dari hasil analisa FT-IR, diketahuibahwa
sitoterol dari literatur yang sesuai (Tabel .11.),
isolat Hex 5-4 mempunyai gugus hidroksil (-
patut diduga bahwa isolat Hex 5-4 adalah
OH), gugus alkana (-C-H), gugus alkena (-
senyawa -sitoterol yang dapat dilihat pada
C=C-H), selain gugus-gugus tersebut di atas,
Gambar.1. dibawah ini:
isolat Hex 5-4 juga tidak memiliki gugus
fungsi lainnya seperti gugus karbonil (-C=O), Gambar 1. Rumus Struktur β-Sitosterol
gugus eter (-C-O-C-), serta ikatan rangkap
aromatik (-C=C-). Hasil analisa FTIR
terhadap isolat Hex 5-4, juga didukung oleh
data hasil analisa 1H-NMR dan 13C-NMR,
dimana berdasarkan data 1H-NMR diketahui
bahwa profiling spektrum proton yang
diperoleh menunjukkan profil khas untuk
spektrum proton senyawa-senyawa golongan KESIMPULAN
bahwa isolat Hex 5-4 mempunyai 29 buah Indonesia Cerah. [ diakses 20 agustus
atom karbon yang dapat dilihat pada tabel 11. 2018]. Diakses dari :
http://teknologitinggi.wordpress.com/mas
Berdasarkan data hasil analisa FTIR,
a-depan-obattradisional indonesia-cerah.
serta hasil analisa 1H- dan 13C-NMR
91 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 3 September 2019
92 Arif Hidayat, Partomuan Simanjuntak, Ahmad Darmawan, Isolasi dan Identifikasi ...